Djatnika Setiabudi
6
Epidemiologi
Tersebar luas di seluruh dunia
Sekarang morbiditas
Dapat terjadi outbreak :
cakupan imunisasi
Eksotoksin Pseudomembran
BULLNECK
15
Difteri Laring
Merupakan perluasan difteri faring
Gejala obstruksi saluran nafas atas
(OSNA) lebih mencolok
Stridor (inspriratoir) progresif
Retraksi suprasternal / interkostal /
supraklavikular
Membran lepas OSNA berat
perlu trakeostomi
Laryngeal diphtheria
Post trakeostomi
Difteri Hidung
Awal menyerupai common cold
Sekret hidung serosanguinus
mukopurulen
Pseudomembran putih pada septum nasi
Absorpsi fibrin lambat
Difteria Kulit, Konjungtiva,
Telinga, dan Vulvovaginal
Tidak lazim
Tukak di kulit dengan pseudomembran
pada dasarnya
Lesi konjungtiva : kemerahan, edema,
pseudomembran pada konjungtiva palpebra
Otitis eksterna: sekret purulen / bau
Vulvovaginal : hygiene yang sangat buruk
Difteria Kulit
Difteri Konjungtiva
Lesi konjungtiva :
kemerahan, edema, pseudomembran pada
konjungtiva palpebra
Komplikasi
Myocarditis :
Biasanya terjadi pada awal minggu kedua
Takikardi atau bradikardi, bunyi jantung redup,
muntah, nyeri abdomen, dyspnea
Komplikasi Neurologis:
Paralysis palatum ( akhir minggu ke-2)
Polyneuritis umum ( minggu ke-3 – 6 )
Gangguan akomodasi ( minggu ke-3 )
Pemeriksaan klinis :
- pseudomembran
- bullneck
Diagnosis pasti :
isolasi C. diphteriae
Diagnosis Banding
Faucial diphtheria :
Infectious mononeucleosis :
Disertai ruam kulit dan lymphadenopathy
Diagnosis Banding
Laryngeal diphtheria :
Croup
Acute epiglottitis
Laryngotracheobronchitis
Peritonsillar abscess
Retropharyngeal abscess
Nasal diphtheria :
Foreign body in nose
Rhinorrhea
Prinsip Tatalaksana
1. Strict isolation
5. Tatalaksana komplikasi
Antitoxin (Diphtheria antitoxin)
Myocarditis :
Fluids and salt restriction
Sedation and oxygen supply
Diuretics and digoxin, coticosteroid
Neurological complications :
Palatal paralysis ( NG feeding )
Generalised weakness (fisioterapi)
Tatalaksana epidemiologik
1. Isolasi ketat / barrier nursing: difteri sangat menular
2. Tatalaksana kontak untuk mencegah penyebaran:
1. Dewasa: identifikasi sebagai sumber penularan dan obati
bilamana kultur positif
2. anak/saudara:
1. Amati bila dalam masa inkubasi : penderita baru
2. Tanpa gejala, imunisasi lengkap: booster
3. Tanpa gejala, imunisasi tak lengkap/tak imunisasi: imunisasi
dasar dan booster
4. Kultur positif: obati
3. Erytromisin etilsuksinat untuk menekan circulating C diphtheria
4. Imunisasi penderita setelah sembuh .
Pencegahan
Umum :
Menjaga kebersihan
Memberi pengetahuan tentang bahaya difteri
Khusus :
Imunisasi DPT
Pengobatan karier
Prognosis
Respiratory obstruction
Myocarditis
Respiratory paralysis
TERIMAKASIH
KLB Difteri di Cianjur 2001
(Desa Cikalong)
1. Hasil pengukuran titer antibodi difteri (Ig G) yang
dilakukan terhadap 40 anak yang telah diimunisasi
DPT sebagai respon KLB difteri diwilayah desa
Cikalong Kabupaten Cianjur tahun 2001 setelah 1
bulan pasca imunisasi, Ig G yang terbentuk
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
61,5
60 57,9
60
55
50 48,4
% Titer
40 40,5
37,3
34,5 35,3
33,3
30
21,2
20
10
0
<1 2 3 4 5 6 SD I SD II SD III SD IV SD V SD VI SMP 1 SMP 2 SMP 3
Umur/Kelas Sekolah
B. Garut, 2007 :
4. Jumlah penderita 11 suspect, 6 confirm, 2 meninggal, (CFR =
11,7 %.
5. Umur penderita antara 2 s/d 14 tahun.
6. Lokasi KLB di 1 desa.
KLB Difteri di TK Kota Semarang
(Sekolah TK) thn 2002
Pemeriksaan titer IgG difteri dilakukan dengan
teknik Enzym Imuno Assay di Puslitbang Dep Kes.
dengan cara Diftolisa G ( bakteri tunggal).
Sebanyak 7,2% anak titer IgG nya nol (0),
92,8% anak memiliki titer > 0,1 – 1,5 IU/ml.
MASALA H
1. Menanggulangi KLB
2. Menurunkan kasus di daerah endemis tinggi
3. Memperkuat imunisasi dan surveilans rutin
Penyebab :
1. LE tdk distandarisasi (RT, BOX)
2. Krg pengawasan & pembinaan dari Puskesmas
& kab/kota
Masalah Cakupan
Rekapan Hsl Coverage survey
Masy menolak, dg alasan :
Situasi
Penyebab :
1. Ptgs m’vaksinasi berdasarkan jadwal Posyandu,
bukan tgl lahir bayi.
2. Bayang-bayang target K-4, Kn1 dll record di
kohort bayi tdk sama dg di buku KIA / KMS
(tgl lahir, tgl imunisasi)
HASIL ASSESMENT
KUALITAS PELAYANAN “ IMM SWASTA “ (UPS)
DI 9 KOTA DI JATIM (2009)
Domestic pets
Management of close contacts II
Throat swabs
Antibiotic prophylaxis
Inform GP