Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BERSIH
FALLING FILM EVAPORATOR
PILOT PLANT
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHAP I:
PERSIAPAN PROGRAM
AUDIT
KOMITMEN
Mendapatkan komitmen persetujuan audit produksi bersih
dari Ketua Laboratorium Pilot Plant
KETUA:
Lutfi Arif Rachman
NIM : 141411016
ANGGOTA: ANGGOTA:
Ayu Nurpitriani Filipi Orlando
NIM : 141411005 NIM : 141411011
TANGGUNG JAWAB TIM
• KETUA
Melakukan koordinasi para anggota, melakukan audit produksi
bersih, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan audit produksi
bersih kepada Ketua Laboratorium Pilot Plant.
• ANGGOTA
Melakukan audit terhadap peralatan Falling Film Evaporator
pada kondisi alat, SOP alat, diagram PID, dan pemanfaatan air
keluaran (kondensat), serta berkerjasama dengan ketua tim audit
dan tenaga ahli unit Falling Film Evaporator.
RUANG LINGKUP
DAN
TUJUAN PROGRAM AUDIT
ELEMEN YANG AKAN DIAUDIT
DARI ASPEK PRODUKSI BERSIH
ANTARA LAIN
• Kondisi alat FFE,
• SOP alat,
• Diagram PID, dan
• Pemanfaatan air keluara (Kondensat)
TUJUAN PROGRAM AUDIT
b) Assessment
e) Implementasi
f) Evaluasi
RENCANA KERJA PRODUKSI BERSIH
4. Ekonomis
Biaya operasi : listrik dan air
5. Lingkungan hidup
Daftar limbah : air kondensat, distilat
2.2 Kunjungan Lapangan
1. Persiapan kunjungan lapangan
• Tanggal rencana pelaksanaan : 28 November 2016
• Tempat : Gedung teknik kimia bawah,
POLBAN
• Narasumber : Bapak Sumarjo
• Jabatan : Teknisi Lab. Pilot Plant
2. Lembar kerja kunjungan lapangan
• Lembar kerja No. 1 mengenai SOP
No. Pertanyaan
1 Apakah ada pemasangan SOP pada perangkat?
2 Apakah ada pencatatan SOP awal saat alat dibeli?
Apakah boleh mahasiswa dan dosen berkolaborasi membuat
3
SOP?
• Lembar kerja No. 2 mengenai perbaikan
No. Pertanyaan
1 Apakah ada perbaikan dari semenjak alat pertama kali dipasang?
2 Apakah ada rentang waktu perbaikan alat?
Untuk alat ini kan ada 2 jumlahnya, mengapa alat yang satunya
3
tidak digunakan untuk praktikum?
• Lembar kerja No. 3 mengenai pengoperasian
No. Pertanyaan
1 Apakah ada valve yang rusak?
2 Selain untuk praktikum mahasiswa, alat ini digunakan untuk apa?
Jadi apakah larutan pekat benar-benar tidak bisa dialirkan lagi ke
3
tangki umpan walaupun dengan penambahan make up?
• Lembar kerja No. 4 mengenai bahan dan produk
No. Pertanyaan
Untuk air kondensat, apakah tidak ada penampung agar bisa
1
digunakan kembali?
Mengapa bahan yang digunakan pada saat praktikum untuk setiap
2
kelompok berbeda?
3 Apakah bahan proses yang digunakan bisa dari produk alat yang lain?
• Lembar kerja No. 5 mengenai kelengkapan alat
No. Pertanyaan
Karena alat ini sudah lama dipasang, apakah ada penyimpanan
1
manual handbook-nya?
• Lembar kerja No. 6 mengenai kinerja alat
No. Pertanyaan
Karena alat ini sudah lama, apakah ada kenaikan pemakaian daya
1
listrik?
2 Pada saat mengoperasikan alat, apa saja trouble yang dialami?
Pada saat pengoperasian alat, pengembalian larutan pekat ke
3
tangki umpan apakah pernah ada trouble?
3. Metoda pelaksanaan survey lapangan
• Kunjungan lapangan
• Pengamatan peralatan dan fasilitas pendukung
• Wawancara
a. Lembar kerja No. 1
Dulu ada pemasangan SOP tapi ketika ada rencana perbaikan alat
sehingga SOP harus direvisi tetapi sampai sekarang tidak dipasang lagi
SOP yang sudah direvisinya.
Tidak tahu karena SOP yang sekarang digunakan adalah yang sudah
direvisi karena ada kesalahan.
Boleh malah itu bagus karena mahasiswa kan yang banyak memakai
alat sehingga banyak tau trouble pada alat.
b. Lembar kerja No. 2
Alat ini pertama kali dipasang saat jurusan Teknik Kimia dibuka sekitar
tahun 1986 semenjak itu tidak pernah ada perbaikan yang signifikan.
Kalau untuk rentang waktu tidak ada hanya pada saat alat mengalami
kerusakan saja dilakukan perbaikan semisal alat kotor atau sudah
banyak kerak jika kerusakan alatnya sudah berat berarti perbaikannya
harus dengan membongkat alat.
Pertama tidak ada rawat, kedua alat ini hanya digunakan pada saat awal
semester sehingga ketika tidak digunakan akan mengalami kerusakan
makanya pada saat akan semester baru dilakukan perawatan seperti
perawatan lab dan teknisinya pada saat semester selanjutnya menjadi
teknisi lab lain jadi tidak bisa dilakukan perbaikan.
c. lembar kerja No. 3
Beberapa ada yang rusak dan labelnya pun hilang sehingga terkadang
mahasiswa kesulitan untuk menemukan valve-nya.
Yang terakhir pernah dilakukan adalah kerjasama dengan kimia farma
untuk memekatkan ekstrak daun sirih tapi tidak masuk estimasi biaya
sehingga tidak dilakukan.
Alat ini di design untuk siklus tertutup, dan hanya satu siklus sehingga
ada pompa yang bisa diatur, bisa dilakukan pada kondisi vakum.
Bahkan ada saat pompa tidak dipakai karena siklus berlangsung
secara vakum.
d. Lembar kerja No. 4
Kalau kondensat kan hubungannya dengan boiler tidak ada kaitannya
dengan alat ini beda siklus sehingga tidak ada penampungan.
Kebijakan pemakaian bahan untuk praktikum mahasiswa diambil oleh Ketua
Lab. dan pembimbing, pembimbing berperan besar dalam menentukan
pemilihan bahan untuk praktikum sehingga jika memang ingin merubah
bahan yang digunakan bisa didiskusikan kepada pembimbing.
Sebenarnya di lab pilot plant ini ada 3 alat yang produk dan bahannya saling
berhubungan yaitu produk hasil leaching yang menggunakan bahan etanol
bisa dipekatkan di alat ini dan hasilnya yaitu larutan pekat bisa didistilasi
lagi di alat destilasi untuk memurnikan bahan dan mengambil etanolnya
untuk di recovery sehingga akan dihasilkan suatu produk dan pemakaian
etanol pun tidak berlebihan.
e. Lembar kerja No. 5
Dulu ada bahkan sampai design gedung dan perpipaan ada tetapi
dengan adanya perubahan waktu dan manajemen sudah tidak tahu
lagi ada di mana.
f. Lembar kerja No. 6
Pemakaian listrik untuk alat ini terbilang kecil karena hanya pompa saja
yang membutuhkannya sehingga jika ada penambahan daya listrik pun
hanya sedikit.
Tidak pernah mengalami trouble apapun pada saat mengoperasikan alat.
Larutan pekat suhunya pasti lebih tinggi dari umpan yang belum mengalami
proses sehingga pada saat nanti dialirkan suhu yang terlalu tinggi akan
merusak pipa karena pipa yang digunakan adalah pipa PVC sehingga
sebaiknya jika bahan yang digunakan adalah air larutan pekat tidak dialirkan
ke tangki umpan. Selain itu data pengamatan mahasiswa akan terkendala
dan pompa yang digunakan akan bermasalah. Jenis pompa yang digunakan
adalah pompa diafragma dan diafragmanya terbuat dari teflon dan tipis
sehingga jika suhunya terlalu tinggi akan rusak.
-TAHAP 3-
PENYUSUNAN KESETIMBANGAN
MATERIAL DAN ENERGI
Persiapan• Diagram Alir Proses (Falling Film Evaporator)
• Pemecahan kedalam unit-unit operasi (Proses)
Input-Output
• Identifikasi dan Kuantifikasi Input Proses :
Bahan Baku = Cairan Umpan yang akan dipekatkan (Air)
Bahan Pembantu = -
• Identifikasi dan Kuantifikasi Penggunaan Air, Listrik, Udara Tekan, dan Steam :
1. Air
Identifikasi = Sebagai cairan umpan, media pendingin, dan media pemanas
Kuantifikasi = Umpan (9904.8 kg/h)
2. Listrik
Kebutuhan listrik = Pompa Sentrifugal (1,1 kW)
Waktu Pengoperasian = 5 s/d 6 jam (setiap satu kali praktikum)
Harga listrik/kWh = Rp 1472,72 /kWh [Desember 2016]
(Sumber : obengplus.com/articles/"Harga_tarif_Pasar_Listrik_PLN_2016")
Estimasi Harga Listrik sesuai penggunan pompa sentrifugal di alat FFE:
Daya pompa : 1,1 kW x (5-6) jam = 5,5 – 6,6 kWh
Harga : Rp. 1472,72/kWh x (5,5 s/d 6,6) kWh
: Rp. 8099,96 s/d 9719,95 setiap praktikum
3. Udara tekan
Identifikasi = 16 bar (pada panel kontrol)
4. Steam
- Media Pemanas = Dalam 1x praktikum, (diasumsikan berjumlah sama dengan
total kondensat yang dihasilkan).
- Kebutuhan total steam = 891.6 kg/h
(Data kelompok 4 Pilot Plant, kelas 3A-TK)
LAMPIRAN DATA HASIL PERHITUNGAN
(Data Praktikum Kelompok 4 Kelas 3A-TK
Pilot Plant, 2016)
• Perpindahan Panas pada FFE :
Q = (m3 x Cp2 x dT2) + (m4 x λ) + ( m4 x Cp3 x dT3)
Keterangan:
m3 : Laju massa produk (kg/h) didapat dari pengambilan data dengan cara
pengukuran berat air pada waktu tertentu
Cp2 : Kapasitas panas pada suhu air umpan masuk (kJ/kg K)
dT2 : Suhu produk dikurangi suhu umpan
m4 : Laju massa distilat (kg/h) didapat dari pengambilan data dengan cara
pengukuran berat air pada waktu tertentu
Cp3 : Kapasitas panas pada suhu air distilat (kJ/kg K)
dT3 : Suhu produk dikurangi suhu distilat
Data-data yang didapatkan pada proses Pemanasan Secara
Langsung pada FFE :
(data kelompok 4-3A-TK, Pilot Plant 2016)
pemanasan secara langsung
Q feed (kj/jam) Q steam (kj/jam)
Massa Umpan (kg/h) Massa Steam (kg/h) Massa Destilat (kg/h) Massa Produk (kg/h)
363.6 36 3.6 360 847266 80674.2
443.4 50.4 28.2 415.2 995679.6 112943.88
543.6 74.4 55.2 488.4 1179432 166726.68
561.6 79.2 39.6 522 1265490 177483.24
564 32.4 1.8 562.2 1365264.6 72606.78
363.6 0 1.2 362.4 873828.48 0
443.4 85.2 69 374.4 907390.44 189672.24
543.6 74.4 69.6 474 1150005 165629.28
561.6 84 32.4 529.2 1285945.92 187000.8
564 24 0 564 1372126.8 53428.8
363.6 18 15.6 348
832842 39838.5
443.4 86.4 28.2 415.2
1001526.6 191224.8
543.6 22.8 14.4 529.2
1278110.4 50462.1
561.6 24 28.8 532.8
1294302.84 53118
564 45.6 12 552
1343059.2 100924.2
363.6 30 27.6 336
443.4 33.6 9 434.4 804468 66048
543.6 32.4 23.4 520.2 1045042.2 73973.76
561.6 21.6 9.6 552 1256193.6 71331.84
564 37.2 6 558 1337640 47554.56
9904.8 891.6 475.2 9429.6 1354892.4 81899.52
Kesetimbangan Material
• Kesetimbangan Material
1.Input :
Air = 9904.8 kg/h
Steam= 891.6 kg/h (Asumsi : sama dengan jumlah kondensat yang dihasilkan)
Listrik = 5,5 kW s/d 6,6 kW
2.Output :
Distilat = 475.2 kg/h
Produk (larutan pekat) = 9429.6 kg/h
Kondensat = 891.6 kg/h
(Asumsi : sama dengan jumlah steam yang digunakan)
Penggabungan Input dan Output
No Aspek
Sinthesis Contoh
1 Bahan 1. Penghematan dalam penggunaan bahan selama proses.
2. Melakukan proses praktikum yang berkelanjutan (misal: hasil proses A dapat dijadikan sebagai bahan pada
proses B).
3. Menghindari ceceran/tumpahan bahan selama proses praktikum berlangsung.
4. Melakukan pencatatan (pendokumentasian) terhadap jumlah bahan utama dan pendukung yang digunakan.
2 Proses 1. Modifikasi / pembaruan diagram PID agar sesuai dengan kondisi alat saat ini.
2. Pemanfaataan kembali air kondensat yang dihasilkan pada proses produksi seperti untuk pengencer pada
proses pembuatan sabun (Praktikum Stirred Tank Reactor).
3. Melakukan proses praktikum yang berkelanjutan (misal: hasil proses A dapat dijadikan sebagai bahan pada
proses B), sehingga dapat dihasilkan produk dari praktikum yang dilakukan
3 Keselamatan Kerja 1. Membuat Standard Operation Procedure (SOP) terhadap alat Falling Film Evaporator.
2. Menandai dan membatasi bagian-bagian yang memiliki peluang/resiko terjadinya kecelakaan kerja, seperti
memberi isolasi serta penanda pada pipa steam yang dekat dengan valve bukaan steam yang sulit dijangkau.