SIRKULASI
DARAH
MEMBRAN
LAPISAN
DIFUSI
kristal
dc DS
k2 (Cs Ct )..........3)
dt vh
D = koefisien difusi
h = tebal stagnant layer
v = volume medium
k2 = tetapan laju disolusi
d. Modifikasi Nernst-Brunner dan Levich terhadap persamaan
Noyes-Whitney
(Pharmaceutical Research, Vol.15 No.1, 1998)
dXd A D
(Cs Xd / v)..........4)
dt S
MATRIKS
Ct
X=0 X=h
DISOLUSI SUATU OBAT DARI SUATU MATRIKS PADAT
Pada harga x > h, terjadi percampuran dalam larutan, dan obat terdapat
dalam konsentrasi yang sama (Ct) pada seluruh fase bulk
SINK CONDITION
Pada persamaan 3), jika harga Ct jauh lebih kecil daripada Cs,
sistem disebut dalam keadaan sink (sink condition).
Untuk mendapatkan kondisi sink, maka konsentrasi zat terlarut (Ct)
tidak mencapai lebih 10-15% dari kelarutan maksimumnya.
dc DS
k2 Cs..........5)
dt vh
Oleh karena Cs dan D adalah konstan untuk setiap zat kimia spesifik,
oleh karena itu dapat digabung dengan k2 dan muncul dalam
persamaan 6 sebagai k3
dc S
k3 ..........6)
dt vh
Jika volume medium disolusi dan luas permukaan dijaga konstan selama
pengujian disolusi, maka
dc
K ..........7)
dt
Persamaan 7 meramalkan laju disolusi konstan pada keadaan sink
KONSENTRASI
KONSENTRASI
dc
K
dt dc DS
k2 (Cs Ct )
dt vh
WAKTU WAKTU
dc DS
k2 (Cs Ct )
dt vh
WAKTU
dc DS
k2 (Cs Ct )
dt vh
0,5-0,71 mm
WAKTU (MENIT)
0,42-0,71 mm
WAKTU (MENIT)
20%
JUMLAH TERLARUT (mg)
10%
Menurut Finholt
kristal obat hidrofobik menerima suatu permukaan dari partikel pati
halus yang memberi sifat hidrofilik pada formulasi granul dan oleh
karena itu luas permukaan efektif bertambah dan laju disolusi
bertambah
pati
asam salisilat
2. Efek bahan pengikat dan bahan pembuat granul
80 PEG 6000
10 30 50 70
Laju disolusi tablet fenobarbital dalam cairan lambung encer
(tegangan permukaan 39,4 dyne/cm; pH 1,5)
20 60
Mg stearat 3%
15 40 Tanpa pelicin
10 20
Mg stearat 3%
5
20 40 60 10 30 50
Pengurangan keterbatasan
Mg stearat
bahan aktif
B. Efek faktor pembuatan
1. Metode granulasi
Proses granulasi umumnya memperbesar laju disolusi dari obat-obat
yang kurang larut
Bahan pengisi :
- Pati
- Laktosa kering semprot cenderung menambah
menambah laju
disolusi
B1
80 tablet
B3 B2 B1: Kompresi langsung dengan laktosa
60
% Disolusi
40 kering semprot
5730 kg
200 2860 kg
150 1430 kg
100 715 kg
50
Efek tekanan prekompresi terhadap
10 20 30 40 laju disolusi asam salisilat yang
WAKTU (MENIT) dikandung tablet cetak
III
II V
Laju disolusi
IV
I
Tekanan
Perbedaan tipe hubungan antara daya kompresi tablet dan laju disolusi.
Laju disolusi berkurang dengan bertambahnya tekanan oleh karena ikatan
granul satu dengan yang lain lebih kuat.
Pada tekanan lebih tinggi terjadi pemecahan granul dan bahkan kristal obat,
menyebabkan luas permukaan bertambah dan laju disolusi meningkat.
Kenaikan tekanan lebih lanjut dapat membuat pengikatan lebih penting
daripada pemecahan, menyebabkan laju disolusi menurun. Jika pengikatan
tidak signifikan maka penambahan tekanan menyebabkan kenaikan
laju disolusi.
EFEK PARAMETER-PARAMETER PENGUJIAN PADA LAJU DISOLUSI
1. Pengadukan
Jika pengadukan lebih cepat maka laju disolusi semakin cepat
K a (N )b
K = laju disolusi
N = kecepatan pengadukan
a, b = tetapan
100
Waktu disolusi
(menit)
50
0,5
50 60 70
RPM
k T
D
6 r
D : koefisien difusi
k : tetapan Bolzman
η : viskositas medium
r : jari-jari molekul
3. pH medium disolusi
pH cairan lambung ~ 2
4. Tegangan permukaan medium disolusi
Puasa
Tegangan permukaan cairan lambung 35 – 45 mNm-1
5. Viskositas medium
laju disolusi berkurang dengan penambahan viskositas
k T
D
6 r
Obat dalam matriks Polimer
a. Matriks polimer homogen
Obat didispersikan secara homogen ke seluruh matriks dari suatu tablet
yang dapat terkikis. Obat tersebut dianggap melarut dalam matriks, polimer
dan berdifusi keluar dari permukaan matriks tersebut. Ketika obat
dilepaskan, jarak untuk difusi menjadi bertambah besar.
Matriks
A Lapisan air sekitar
Cs
Sink sempurna
h+Δh h
Persamaan Higuchi:
D Cs t 1/ 2
Q( ) (2 A Cs)..........1)
2 A Cs
Persamaan (2) dapat diterapkan untuk pelepasan dari suatu tablet homogen
yang perlahan-lahan mengikis dan melepaskan obat ke dalam medium sekitarnya
Laju disolusi obat sesaat pada waktu t didapat dengan mendiferensiasi
persamaan (2), serta diperoleh:
dQ 1 D(2 A Cs)Cs 1/ 2
[ ] .........3)
dt 2 t
Biasanya A >> Cs, dan persamaan (2) menjadi:
Q (2 A D Cs t )1/ 2 ..........4)
dQ A D Cs 1/ 2
( ) .........5)
dt 2t
untuk pelepasan suatu obat dari sistem pemberian tipe polimer homogen
Contoh soal:
Berapakah jumlah obat per satuan luas, Q, yang dilepaskan dari suatu matriks
tablet pada waktu t = 120 menit? Konsentrasi obat dalam matriks homogen, A,
adalah 0,02 g/cm3. Kelarutan obat Cs adalah 1,0 x 10-3 g/cm3 dalam polimer
tersebut. Koefisien difusi obat, D, dalam matriks polimer pada 25oC adalah
6,0 x 10-6 cm2/detik atau 360 x 10-6 cm2/menit.
Q (2 A D Cs t )1/ 2
Q [2(0,02 g / cm 3 )(360 x10 6 cm 2 / menit )(1,0 x10 3 g / cm 3 )(120menit )]1 / 2
Q 1,3x10 3 g / cm 2
b) Berapakah laju pelepasan obat sesaat pada menit ke 120?
dQ A D Cs 1 / 2
( )
dt 2t
(0,02)(360 x10 6 )(1,0 x10 3 ) 1 / 2
[ ]
2 x120
5,5 10 6 g cm 2 menit 1
PELEPASAN OBAT DARI MATRIKS GRANULAR
Porositas adalah fraksi dari matriks yang ada sebagai pori-pori atau
saluran-saluran yang dapat dipenetrasi oleh cairan sekitarnya.
Porositas
ε=A/ρ ρ = densitas
dMt k = konstanta
k
dt Mt= Massa obat yang terlepas
2. Pelepasan order-pertama
Laju pelepasan sebanding dengan massa bahan aktif yang terdapat
dalam sistem
dMt
k ( Mo Mt )
dt
dMt
k Mo exp( k t )
dt
Oleh karena itu, dalam pelepasan order pertama laju menurun secara
eksponensial dengan waktu, mendekati order nol ketika sistem mendekati
pengosongan.
3. Pelepasan akar waktu (square t\root of time) atau t-1/2
dMt k
dt t
0,3
Pelepasan t-1/2
Pelepasan orde nol
0,2
0,1
0 2 4 6 8 10
Waktu
1. Pelepasan order-nol
Plot jumlah obat yang terlepas (C) vs waktu memberikan garis lurus.
Linear
Waktu (t)
2. Pelepasan order-pertama
Plot log jumlah obat yang terlepas vs waktu memberikan garis lurus
Linear
log C
Waktu (t)
3. Pelepasan t-1/2
Plot jumlah obat (c) yang terlepas vs √waktu(t) memberikan garis lurus
Linear
C