Anda di halaman 1dari 46

PRESENTASI

KASUS ANESTESI
ANESTESI UMUM PADA OPERASI
TIMPANOPLASTI AURIKULA SINISTRA
Disusun oleh :
Andy Gunawan / 00000000280

Pembimbing :
dr. Irma Lusiana Tantri, Sp.An
Identitas • Nama
• Usia
: Ny. V
: 21 tahun

Pasien • Jenis kelamin : Perempuan


• Status perkawinan : Belum menikah
• Agama : Islam
• Alamat : Karawaci
• No. MR : 83-99-88
Anamnesis • Anamnesis : autoanamnesis

• Tanggal anamnesis : 31 Januari 2019

• Tempat : RSUS

• Keluhan Utama :

• Pasien datang dengan keluhan utama keluar cairan dari


telinga kiri sejak 4 bulan SMRS.
Riwayat • Keluar cairan dari telinga kiri sejak 4 bulan SMRS
• Cairan berwarna hijau, bau (+)

Penyakit • Terkadang disertai rasa nyeri pada telinga kiri

Sekarang • Pendengaran telinga kiri menurun (+) sejak 4 bulan


SMRS
• Riwayat trauma pada telinga kiri akibat korek telinga
(+)
• 4 bulan SMRS, awalnya pasien mengeluhkan
pendengaran berkurang, kemudian mulai keluar cairan
bening dari telinga kiri
• Keluhan demam (-)
Riwayat • Riwayat rhinitis (-)
• Riwayat DM (-), HT (-), penyakit jantung (-), asma (-),

Penyakit penyakit paru (-), penyakit ginjal (-)

Dahulu
Riwayat • Tidak ada obat rutin yang dikonsumsi pasien

pengobatan • Tidak ada alergi obat


• Riwayat merokok (-), konsumsi minuman beralkohol (-)

dan
kebiasaan
Riwayat • Riwayat keganasan pada keluarga disangkal

Penyakit • Riwayat diabetes, hipertensi pada keluarga disangkal

• Keluhan serupa pada keluarga disangkal


Keluarga
Pemeriksaan • Keadaan umum
• Kesadaran
: Tampak sakit sedang
: Compos Mentis

Fisik • GCS : E4M6V5


• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 76x/menit, regular, kuat
angkat, penuh
• Frekuensi Nafas : 16x/menit
• Suhu : 36,2℃

Data Antropometri
– Tinggi Badan (TB) = 168 cm
– Berat Badan (BB) = 85 kg
– Indeks Massa Tubuh /IMT = 30.1 (obese)
Status Generalis
REGIO TEMUAN KLINIS
Kepala Normosefal (+)
Mata Anemis -/-, ikterik -/-
Telinga Sekret (+), berwarna hijau pucat pada AS
Jantung S1/S2 reguler, mur-mur (-), gallop (-)
Paru Ves +/+, rh -/-, wz -/-

Abdomen Distensi (-), asites (-)


Anus-genitalia Dalam batas normal
Ekstrimitas Akral hangat, CRT <2 detik
Kulit Dalam batas normal
Pemeriksaan lab
Full Blood Count Result Reference Range
Haemoglobin 12.9 g/dL 11.70 – 15.50
Hematocrit 38.8.0 % 35-47 %
Erythrocyte (RBC) 4.74 x 10*6/µL 3.80 – 5.20
White Blood Cell (WBC) 7.61 x 10*3/µL 3.60 – 11.00
Result Reference Range
MCV 81.90 fL 80 - 100
MCH 27.20 pg 26 - 34
MCHC 33.20 g/dL 32 - 36
Result Reference Range
GDS 89 mg/dL <200
Na 142 mmol/L 137 – 145
K 4.8 mmol/L 3.6 – 5.0
Cl 103 mmol/L 98 – 107

Result Reference Range


SGOT 17 U/L 0 - 32
SGPT 17 U/L 0 - 33
Ureum 18 mg/dL < 50
Creatinine 0.62 mg/dL 0.5 – 1.1
eGFR 128.9 mL/mnt/1.73 m2 ≥60
EKG
Chest X ray • Kesan:
• Cor dan Pulmo dalam batas normal
Diagnosis • Diagnosis kerja: Otitis Media Suppurativa Kronik
Aurikula Sinistra (OMSK AS)

dan • Terapi:

Tatalaksana
– Ceftriaxone IV 1 gr BD
– Ketorolac IV 30 mg TDS
– Asam traneksamat IV 500 mg TDS
Evaluasi • Prosedur yang akan dilakukan: Timpanoplasti AS
• Usia pasien: 21 tahun
Pra-sedasi • Jenis kelamin: Perempuan
• Golongan darah: O+
• Berat badan: 85 kg
• Tinggi badan: 168 cm

• Tanda-Tanda Vital:
• BP : 110/70 mmHg
• N : 76x/menit
• RR : 16x/menit
• Suhu : 36.2 Celcius
Evaluasi
 Riwayat sedasi/anestesi/operasi: tidak ada
 Komplikasi sedasi/anestesi sebelumnya: tidak ada

pra-sedasi  Obat yang dikonsumsi: tidak ada


 Alergi: tidak ada
 Riwayat komplikasi sedasi/anestesi pada keluarga:
tidak ada
Pemeriksaan Jalan Nafas
Obstruksi Jalan
Thoraks/Abdomen Wajah
Napas

• Tumor (-) • Hamil (-) • Rahang Sempit (-)


• Stridor (-) • Obstruksi Usus (-) • Rambut Wajah (-)
• Kelainan Kongenital • Ascites Masif (-) • Edema (-)
(-) • Obesitas Morbid (-) • Gigi goyang (-)
• Gigi prominen (-) • Kelainan rahang (-)
Buka Mulut (Jarak 3 jari)
• YA

Jarak thyro-mental (3 jari)


• YA
Skor Mallampati:
• 2

Pergerakan leher
• Dapat menggerakan rahang ke depan: YA
• Dapat fleksi dan ekstensi kepala dan leher: YA
• Pasien menggunakan penyangga leher: TIDAK
Jalan Napas Sulit
• TIDAK
Sistem
Pernapasan • Dalam batas normal

Kardiovaskuler • Dalam batas normal

Neuro/Musculoskeletal • Dalam batas normal

Renal/Endokrin • Dalam batas normal

Hepato/Gastrointestinal • Dalam batas normal

Lain-lain • Dalam batas normal


Plan of • Teknik Sedasi/Anestesi yang telah direncanakan:

Care Sedasi
Anestesi umum

• Monitoring alat invasif yang telah direncakanan: Tidak


ada

• Kontrol nyeri yang telah direncanakan: Intravena

• Resiko yang mungkin terjadi: Perdarahan, mual,


muntah, alergi, aspirasi
Pengkajian • Jam 13,50
• Pasien sudah diidentifikasi ✓
Pra-induksi • Informed consent sudah ditandatangani ✓
• Rekam medis sudah dibaca ulang ✓
• Puasa >6 jam ✓
• Malampati 2

• Kondisi Pasien : Tenang dan sadar


• TD : 132/80 mmHg
• Nadi : 82 x/menit
• Resp : 16 x/menit
• SpO2 : 100%
• Alergi :-
Evaluasi Keselamatan
Alat Monitoring
Pasien
• Pengecekan mesin • Stetoskop
anestesi • NIBP, kanan
• Tali pengaman • EKG, lead II
terpasang • Pulse oxymeter
• Penyangga lengan • Selimut penghangat
• Penyangga ketiak • Intravena line
• Tangan terlindungi
• Perawatan mata
Cairan, Transfusi, Kehilangan
Manajemen Jalan Napas
Darah Intra-operatif
• Intubasi (oral, sleep, • Intake
apnea) • Kristaloid  1000 ml
• ETT (size 7,5 batas 20 cm) • Output
• Cuff dengan udara • Kehilangan darah 
• Stylet minimal
• Laryngoscope macintosh
dengan ukuran 3
• Percobaan ke 1
• Suara nafas sama
Durante Anastesi
Mulai:
Tanggal 31/01/19
Anestesi (jam) 13:20
Operasi (jam) 14:25
Selesai:
Tanggal 31/01/19
Anestesi (jam) 17:00
Operasi (jam) 16:30
Perawatan TTV:

Pasca
BP: 118/70
HR: 70x/min

Sedasi RR: 18x/min


SpO2: 100%
Skor pemulihan pasca anestesi (Skor Aldrete) Score 0” 15” 30” 45” 60” 90” 120”

sirkulasi TD <20% dari pra anestesi 2 2 2 2 2 2 2 2


20-50% 1
>50% 0

Kesadaran Sadar dan orientasi baik 2 2 2 2 2 2 2 2


Sadar setelah dipanggil 1
Tidak berespon 0

Saturasi O2 Warna kulit merah muda 2 2 2 2 2 2 2 2


Pucat 1
Sianosis 0

Pernapasan Dapat bernapas dalam dan batuk 2 2 2 2 2 2 2 2


Dangkal namun pertukaran udara adekuat 1
Apnea atau obstruksi 0

Aktifitas Mampu menggerakkan 4 ekstremitas 2 2 2 2 2 2 2 2


Mampu menggerakkan 2 ektremitas 1
Tidak mampu menggerakkan ekstremitas 0

Total 10 10 10 10 10 10 10
Perawatan • Discharge (31/01/2019 pk. 18.30) ke bangsal
• Observasi terakhir:

pasca sedasi – TD : 125/72 mmHg


– N : 73x/ menit
– RR : 17x/ menit
– SpO2: 100%
• Instruksi post-operatif:
– O2 3 lpm via simple mask
– Observasi TTV dan KU
Tinjauan • Otitis Media Supuratif Kronis ( OMSK ) adalah infeksi
kronis telinga tengah dengan perforasi membran

Pustaka timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah


terus menerus atau hilang timbul.

OMSK
• Otitis Media Akut dengan perforasi membrane timpani menjadi Otitis Media Supuratif Kronis
apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.
• OMSK terdiri atas OMSK tipe aman ( benigna ) dan tipe bahaya ( maligna ). Kedua tipe ini dapat
bersifat aktif ( keluar cairan ) atau tidak aktif ( kering ).
Gejala 1. Keluar sekret dari telinga ( otore
), dapat berupa encer atau
OMSK kental, bening atau berupa
nanah.
2. Sekret yang keluar dari telinga
akibat OMSK dapat terus
menerus atau hilang timbul.
3. Pasien mengeluh telinga
berdenging (tinitus), rasa penuh
di telinga, dan gangguan
pendengaran
Diagnosis • Anamnesis
• Pemeriksaan Otoskopi
• Pemeriksaan Audiologi
• Pemeriksaan Radiologi
Tatalaksana • Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif
atau dengan medikamentosa.
• Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberi
obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-
5 hari.
• Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan
dengan memberikan obat tetes telinga yang
mengandung antibiotika dan kortikosteroid
Tatalaksana • Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan
berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi

• Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis


media kronik adalah :
1. Polimiksin B atau polimiksin E
2. Neomycin
3. Chloramphenicol

Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah


terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan
(timpanoplasti).
Proses 1. Monitoring
• Pemasangan NIBP, oksimetri, EKG dll

anastesi
umum
2. Preoksigenasi
• Menggunakan oksigen 100% selama 3-5 menit
• Tujuan : Denitrogenisasi dan meningkatkan Functional
Residual Capacity (FRC)
• Oksigen 100%

3. Induksi
• Pemberian agen-agen induktif
• Transisi pasien bangun  tidak sadarkan diri
• Refleks bulu mata menghilang
4. Intubasi
• LEMON dan STATIC
• Triple airway maneuver LEMON
• Look Eksternal
• Evaluate 3-3-2
• Laryngoscope  Dari kanan ke kiri  Dorongan • Mallampati
anterocaudal • Obstruction
• Neck mobility
• Visualisasi epiglottis  insertion Endotracheal Tube STATICS
• Scope
• Kembangkan cuff dengan udara • Tube
• Airway
• Fiksasi ETT dengan tape • Tape
• Introducer
• Sambungkan ETT dengan connector, sirkuit dan • Connection
ventilator • Suction

• Perawatan mata  ointment, taping, saline


5. Posisikan Pasien
6. Operasi dan Monitoring intraoperatif
7. Mainentance Anestesia
8. Ekstubasi
• Siapkan suction dan OPA
• Hanya ketika pasien sadar penuh atau deeply anesthetized dapat terjadi
laryngospasme apabila setengah sadar

9. Pemulihan & Monitoring pasca operasi


Kriteria 1. Dapat bernapas sendiri

2. Dapat mengikuti perintah


Ekstubasi 3. Refleks pernafasan sudah kembali

Pasca 4. RR >8 dan <30x/menit

Operasi 5. Volume tidal > 5cc/kg

6. PaO2 > 65 – 70 mmHg in FiO2 <40%

7. PaCO2 < 50 mmHg

8. Hemodinamik stabil
Anesthesia • Provision of a bloodless surgical field
• Airway management

considerations • Facial nerve monitoring

of middle ear • The effect of nitrous oxide on the middle ear


• Avoidance of intratympanic pressure fluctuation

surgeries • Prevention of postoperative nausea and


vomiting (PONV)
Pre-operative • A history of cardiovascular disease,
hypovolemia, and anemia will limit the degree

considerations of hypotension possible.


• In pediatric patients, in addition to the usual
components of preoperative assessment, it is
important to check for coexisting syndromes
and recent upper respiratory tract infection.
• Antiemetics to prevent PONV
Intraoperative •
• Head positioning
Effects of N2O

considerations • Controlled hypotension


Post operative •
• PONV
Vertigo

considerations • Facial nerve injury


Tatalaksana
• Midazolam dosis anjuran sedasi 0.01-0.1 mg/kgBB  0.85 – 8.5 mg
• Dosis yang diberikan 2 mg

yang
• Fentanyl dosis anjuran premed 2-50 mcg/kgBB  170 – 4250 mcg
Dosis yang diberikan 150 mcg

diberikan
• Propofol dosis anjuran induksi 1-2.5 mg/kgBB  85 – 212.5 mg
Dosis yang diberikan 150 mg

pada pasien
• Atracurium dosis anjuran intubasi 0.4- 0.5 mg/kgBB  34 – 42.5 mg
• Dosis yang diberikan 60 mg
• Atrophine dosis anjuran 0.01-0.02 mg/kg  0.85 - 1.7 mg
• Dosis yang diberikan 1 mg
• Neostigmine dosis anjuran 0.04-0.08 mg/kg  3.4 - 6.8 mg
• Dosis yang diberikan 1 mg
• Ketolorak dosis anjuran 30 mg IV
• Dosis yang diberikan 30 mg IV
• Ranitidine dosis anjuran 50 mg IV
• Dosis yang diberikan 50 mg IV
Referensi
1. Freeman R. Anesthesiology core review. Mcgraw-Hill
Education; 2016.
2. Liang S, Irwin M. Review of Anesthesia for Middle Ear
Surgery. Anesthesiology Clinics. 2010;28(3):519-528.
3. Madan H, Kosare S, Khattar V. Anesthesia for Middle
Ear Surgeries and Cochlear Implant.
Otorhinolaryngology Clinics - An International
Journal. 2015;7(1):1-9.
4. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology. 5th ed.
New York: McGraw-Hill;2013
5. Miller’s Anesthesia. 8th ed. Philadelphia: Elsevier;
2010.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai