Anda di halaman 1dari 30

Presentasi Kasus

VITILIGO

Disusun Oleh:
Julio Lorenzo Penna-112017060

Pembimbing :
dr. Prasti Adhi Dharmasanti, Sp. KK
Identitas Pasien

Nama : Ny. X
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 25 Januari 2019
Ruangan : Poli Kulit Kelamin RS Bhayangkara Surabaya
Anamnesis
Diambil dari : Autoanamnesis. Tanggal : Senin, 14 Januari 2019

Keluhan Utama :
Terdapat bercak putih pada leher dan punggung sebelah kanan sejak + 2 tahun.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan terdapat bercak putih pada leher dan punggung sebelah
kanan sejak + 2 tahun. Bercak putih tersebut semakin lama semakin meluas. Bercak putih tersebut
hanya ada pada satu sisi dan becak tersebut tidak gatal. Pasien belum pernah berobat
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.

Riwayat Keluarga :
Keluarga pasien tidak ada riwayat mengalami hal yang sama seperti pasien.

Riwayat Atopi:
Pasien tidak memiliki alergi.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis :
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• Status Gizi : baik
• Kepala : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
• Thorax : tidak dilakukan
• Abdomen : tidak dilakukan
• Extremitas : tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik

Status Dermatologis:
• Lokasi :
region coli dekstra dan regio scapularis dekstra

• Efloresensi :
Terdapat macula depigmentasi berbatas tegas
pada bagian leher dengan ukuran 6x2cm dan
pada bagian punggung belakang dengan
ukuran yang lebih luas dari bagian leher,
Resume

Pasien datang dengan keluhan terdapat bercak putih pada leher dan punggung sebelah
kanan sejak + 2 tahun. Bercak putih tersebut semakin lama semakin meluas. Bercak putih tersebut
hanya ada pada satu sisi dan becak tersebut tidak gatal. Pasien belum pernah berobat.

Status Dermatologis :
Lokasi : region coli dekstra dan regio scapularis dekstra
Efloresensi : Terdapat macula depigmentasi berbatas tegas pada bagian leher dengan ukuran 6x2cm
dan pada bagian punggung belakang dengan ukuran yang lebih luas dari bagian leher,
Diagnosis Banding

1. Ptiriasis Versikolor
2. Ptiriasis Alba
3. Piebaldism
Diagnosis Kerja

1. Vitiligo

Rencana Diagnostik :
• Lampu Wood
Penatalaksanaan

• Triamsinolon Asetonoid 0,1% 2 x 1


• Analog vitamin D 2x1
• Sun Block
Edukasi

• Menjelaskan tentang perjalanan penyakit


• Gunakan sun block untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari
• Hindari dan atasi stress/trauma yang bisa mencetuskan vitiligo.
Prognosis

Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

VITILIGO
DEFINISI

• Vitiligo adalah penyakit kulit akibat proses depigmentasi pada kulit,


seibabkan faktor genetik dan non genetik yang berinteraksi dengan
kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit dan pada kenyataannya
merupakan peristiwa autoimun.
Epidemiogi

• Prevalensi . Vitiligo diperkirakan kurang dari 1%


• Sex. Equal in both sexes
• Ange of Onset. May begin at any age. 50% in cases begins between the
ages of 10 and 30 years.
• Race . All races.
• Inheritance. > 30 % of affected indiiduals have reported vitiligo in
parent, sibling, or child.
Faktor Pencetus

• Faktor Endogen :
1. Faktor genetik
2. Tekanan Emosional berat
3. Penyakit-penyakit internal seperti gangguan autoimun
4. Penyakit-penyakit kulit.

• Faktor eksogen :
Sebanyak 40% pasien vitiligo diawali dengan trauma fisik yang dialami (
garukan, pembengkakan, benturan, laserasi, dan luka bakar.
Patogenesis

1. Genetik Pada Vitiligo


Terkait dengan lokus gen yang mengkode tirosinase. Pada tipe segmental
diduga adanya mutasigen mosaik de novo bersifat sporadis
2. Hipotesis Autoimun
Ditemukannya aktivitas imunitas humoral berupa antibodi anti melanosit
yang mampu membunuh melanosit secara in vitro maupun in vivo.
3. Hipotesis Neural
Adanya mediator neurokimia yang bersifat sitotoksik terhadap sel pigmen
dan dikeluarkan oleh ujung saraf didekatnya.
Manifestasi Klinis

• Depigmentasi kulit yang ditandai dengan makula putih susu homogen


berabatas tegas.
• Berdasarkan Penyebaran dan jumlahnya, vitiligo dibagi atas :

Mixed
Manifestasi Klinis

1) Tipe lokalisata, yang terdiri atas:


a) Bentuk fokal : terdapat satu atau lebih makula pada satu daerah dan tidak segmental.
b) Bentuk segmental : terdapat satu atau lebih makula dalam satu atau lebih daerah dermatom
dan selalu unilateral.
c) Bentuk mukosal : lesi hanya terdapat pada selaput lendir (genital dan mulut).

2) Tipe generalisata
Hampir 90 % penderita secara generalisata dan biasanya simetris. Tipe ini dibagi lagi menjadi:
a) Bentuk akrofasial : lesi terdapat pada bagian distal ekstremitas dan muka.
b) Bentuk vulgaris : lesi tersebar tanpa pola khusus.
c) Bentuk campuran: lesi yang luas meliputi seluruh atau hampir seluruh tubuh.
Manifestasi Klinis

Predileksi Vitiligo :
Diagnosis

• Ditegakan cukup secara klinis, yaitu ditemukannya makula


depigmentasi berwarna seperti putih susu dan berbatas tegas yang
bersifat progresif pada tempat tempat predileksi vitiligo.
Pemeriksaan Penunjang

1. Lampu Wood
Lesi vitiligo tampak putih berkilau

2. Histopatologi
Kehilangan melanin dan melanosit, yang diwarnai dengan Fontana Masson
atau DOPA.
Diagnosis Banding Pitiriasis Versikolor Pitiriasis Alba Piebaldism Vitiligo

Etiologi Mallasezia furfur Belum diketahui pasti - Genetik - Genetik


- Autoimun
Predileksi - Badan bagian atas, leher, - Wajah : sekita mulut, dagu, - Dahi - Vitiligo vulgaris : peregangan
perut, ekstremitas sisi pipi, dahi - Median atau paramedian & tekanan (Lutut, siku,
proksimal. - Bokong, tungkai atas, - Dada bagian atas punggung dan jari-jari)
- Wajah dan scalp punggung, ekstensor lengan, - Perut - Vitiligo segmental : wajah,
- Aksila, lipat paha - Tungkai aksila, umbilikus, inguinal,
sakrum
- Vitiligo simetris : jari-jari,
pergelangan tangan,
Orifisium : mulut, hidung,
genitalia

Anamnesis Keluhan : Keluhan : Keluhan : Keluhan :


- Bercak hipopigmentasi, - Bercak hipopigmentasi - Bercak putih - Bercak hipopigmentasi
kemerahan, hiperpigmentasi - Tidak gatal - Tidak gatal - Tidak gatal
- Disertai rasa gatal (terutama - Muncul sejak lahir dan
saat berkeringat) menetap seumur hidup

PF & Penunjang - Bercak bervariasi, ada bulat, - Makula bentuk oval yang ‐ Makula depigmentasi - Makula depigmentasi
lonjong, tidak beraturan. tidak teratur, tertutup ‐ Histopatologik : tidak adanya berbatas tegas.
Batas tegas skuama halus melanosit dan melanosom - Lampu wood : Amelanotik
- Hipopigmentasi, eritema, - Hipopigmentasi pada daerah yang tampak putih berkilau
hiperpigmentasi - Mikroskop elektron : hipomelanosis. - Histopatologik : tidak
- Lampu Wood : Fluoresensi Penurunan jumlah dan ditemukan sel melanosit
warna kuning keemasan berkurangnya melanosom
- Kerokakan kulit KOH : - Histopatologik : akantosis
Campuran hifa pendek dan ringan, spongiosa dan
spora yang berkelompok. hiperkeratosa
“Spaghetti and meatballs”
Penatalaksanaan

• Terapi Medikamentosa dan Fototerapi:


1. Psoralen dan UVA (PUVA)
Efektif untuk vitiligo generalisata. PUVA memicu hipertrofik, proliferasi, adanya enzimatik melanosit pada bagian
pinggir lesi depigmentasi.
Psoralen yang sering dipakai metoksalen (8-metoksipsoralen), derivat lainnya bergapten (5 metoksipsoralen),
trioksalen (4,5,8 trimetilpsoralen). Radiasi UV yang dipakai 320 – 400 nm. Untuk mencegah efek fototoksik
pengobatan dilakukan 2-3 kali seminggu.

2. Narrowband UVB
Untuk mengobati vitiligo generalisata. NB-UVB menstimulasi melanosit yang terapat dilaisan luar helai rambut.
Gelombang UVB spektrum sempit (310-315) dan gelombang maskimal 311. Dosis awal 250 mj dan ditingkatkan
10-20% setiap kali pengobatan sampai lesi eritema minimal pada lesi putih depigmentasi dalam 24 jam. 2 x
seminggu, jangan berturut-turut.
Penatalaksanaan

• Terapi Medikamentosa dan Fototerapi:


3. Kortikosteroid topikal
Pilihan pertama untuk vitiligo lokalisata, dan sangat dianjurkan untuk lesi kecil di wajah, dan juga pada anak-
anak. Triamsinolon asetonoid 0,1%, flusinolon asetat 0,01%, betametason valerat 0,1-0,2%, halometason
0,05%, fluticason propionat 0,05% dan kolbetasol propionat 0,05%. Pemakaian dianjurkan tidak lebih dari 3
bulan.

4. Analog vitamin D3
Memegang peranan dalam regulasi kalsium dan metabolisme melanogenesis.

5. Takrolimus
Efektif untuk repigmentasi vitiligo tetapi hanya didaerah yang terpapar sinar matahari.
Penatalaksanaan

• Terapi Bedah
Terapi alternatif untuk vitiligo, karena memakan waktu hanya ditujukan pada lesi segmental
Stabilitas lesi merupakan faktor indikasi penting, tidak ada repigmentasi spontan dan tidak efektif
dengan berbagai terapi konvensional.
• Terapi Laser
Laser excimer, dan Monochromatic excimer light(MEL). Mengobati lesi yang terlokalisir dan stabil.
• Depigmentasi
Vitiligo >80% permukaan tubuh. Contoh agen pemutih mono benzileter hidrokuinon.
Penatalaksanaan

Terapi Tambahan :
• Sun block
• Covermask kosmetik
Edukasi

Menjelaskan bahwa :
• Vitiligo merupakan penyakit kulit kronis, progresif, sulit ditebak perjalanan penyakitnya, tetapi
dapat diobati dan tidak menular
• Lesi baru dapat timbul akibat gesekan, garukan, atau trauma tajam dan trauma tumpul repetitif
• Respon terapi pasien berbeda-beda, dan membutuhkan waktu serta tenaga yang tidak sedikit
untuk mengetahui terapi yang paling efektif untuk setiap pasien
Prognosis

• Perjalanan Penyakit tidak dapat diduga, dapat stabil selama beberapa tahun, tetapi
pula dapat membesar, ataupun terjadi repigmentasi.
• Repigmentasi beralangsung lambat, tidak sempurna, dan tidak permanen, keadaan ini
terutama bila menggunakan fototerapi.
• Ketiadaan rambut sebagai sumber pigmen diperkirakan terjadi kegagalan terapi,
misalnya pada jari-jari tangan dan kaki.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai