Anda di halaman 1dari 24

PEMANFAATAN NAPET MENJADI PUPUK CAIR SERTA

ANALISIS EKONOMI DALAM SEKALA PRODUKSI MENUJU


MERAUKE SEJAHTERA

Disusun Oleh
Ria Nurmalia Umar NPM: 201562201068 Angkatan 2015
Afrian Mujito NPM: 201484202004 Angkatan 2014
Khoirul Rozikin NPM: 201657201019 Angkatan 2016

UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun poin-poin yang mendasari munculnya keinginan membuat karya tulis ini
untuk yaitu:
Masalah pupuk untuk kesuburan tanah bagi tanaman.
Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, dimata sebagian besar penduduk
Indonesia bermata pencarian sebagai petani.
Kabupaten Merauke dicanangkan sebagai Lumbung Padi Nasional di ujung timur
Indonesia, tetapi masyarakat lokal masing mengandalkan bantuan pupuk dari
pemerintah khususnya untuk bercocok tanam.
Kabupaten Merauke memiliki banyak sekali potensi lokal misalnya pohon pisang
yang memiliki sebutan Napet, tetapi limbah dari Napet ini kurang dimanfaatkan
Secara optimal.
 Perkembangan ekonomi khususnya sektor industri adalah
salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahtraan
masyarakat.
 Adanya peluang industri pembuatan pupuk cair organik
yang dapat dikelolah oleh masyarakat lokal dengan
memanfaatkan limbah dari Napet.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang diangkat yaitu:
Bagaimana cara memanfaatkan Napet menjadi pupuk cair serta analisis ekonomi
dalam sekala produksi menuju Merauke sejahtera?
C. Tujuan Penulisan
Tujuandari pembuatan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
cara pemanfaatan Napet menjadi pupuk cair serta analisis ekonomi dalam sekala
produksi menuju Merauke sejahtera.
D. Manfaat Punulisan
1. Bagi Penulis : Menambah wawasan dan pengalaman bru
2. Bagi Masyarakat : Menambah wawasan mengelola potensi lokal
3. Bagi Institusi : Menambah satu daftar hasil karya tulis ilmiah mahasiswanya
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada karya tulis ilmiah ini yaitu
mengikuti sistematika yang tertera pada panduan lomba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pupuk Organik dan Anorganik
Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan
kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi 2
macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Maryam, 2008).
a. Pupuk Organik
Menurut Musnawar (2005) Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil
dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk kandang,
kompos, pupuk hayati, dn pupuk hijau merupakan pupuk organik.
Menurut Marsono dan paulus, (2001) beberapa kelebihan pupuk organik antara lain:
1) Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan tanaman juga semakin
baik
2) Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman.
3) Memperbaiki kehidupan organisme tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang
mengandung satu atau lebih senyawa anorganik (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur
dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan yang
tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari pupuk
anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro, pemakaian yang berlebihan
dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos, dan
pemberian yang berlebihan dapat membuat tanaman mati (Lingga dan Marsono,
2011).
2. Limbah Perkebunan Pisang
Tanaman pisang yang merupakan suku Musaceae termasuk tanaman yang besar
memanjang. Pisang merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Di Papua khususnya Merauke pisang di sebut dengan Napet,
Napet merupakan sebutan untuk tanaman pisang dari bahasa suku asli Merauke
yaitu bahasa suku Marind, sedangkan di kawasan Jawa Tengah dan Jawa timur
dinamakan Gedang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pisang merupakan buah yang mengandung banyak gizi yang diperlukan tubuh,
berikut adalah data kandungan gizi pisang:
Tabel I : Kandungan gizi beberapa jenis pisang
Kandungan gizi Ambon Raja Raja Sere Mas
Kalori (kal) 99 120 118 127
Protein (g) 1,2 1,2 1,2 4
Lemak (g) 0,2 0,2 0,2 0,2
Karbohidrat (g) 25,8 31,8 31,1 33,6
Kalsium (mg) 8,0 10 10 7
Fosfor (mg) 28,0 22 22 25
Zat Besi (mg) 0,5 0,8 0,8 0,8
Vitamin A (S.I) 146 950 112 79
Vitamin B1 (mg) 0,08 0,06 0 0,09
Vitamin C (mg) 3 10 4 2
Air (%) 72 65.8 67 64.2
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1992)
Tanaman pisang sehabis dipanen meninggalkan limbah berupa batang dan
bonggol pisang yang biasanya dibiarkan begitu saja, dari sinilah tim penulis
memiliki ide untuk memanfaatkannya menjadi pupuk cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Pembuatan Pupuk Cair dari Napet
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat mudah sekali larut
pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk
organik cair mempunyai banyak kelebihan diantaranya, pupuk tersebut
mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme jarang terdapat dalam pupuk
organik padat dalam bentuk kering (Syefani dan Lilia dalam Mufida, 2013).
Menurut Purwowidodo (1992) bahwa pupuk organik cair mengandung unsur
kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu
dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan
dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya
proses-proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.
Pembuatan pupuk cair dengan memanfaatkan limbah dari Napet berupa bonggol
dan batang, yaitu menggunakan bantuan Mikro Organisme Lokal (MOL) dengan
cara fermentasi sehingga pupuk yang dihasilkan akan cocok untuk tanaman sesuai
lingkungannya..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Analisis Ekonomi dan Produksi
a. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi ini merupakan analisis finansial, hanya saja dalam melakukan
perhitungan analisis ekonomi dan analisis finansial terjadi berbedaan. Dalam
analisis ekonomi, variable harga yang dipakai adalah harga bayangan (Shadow
price), sedangkan analisis finansial, vsrisble harga yang digunakan adalah data riil
yang terjadi di masyarakat (Soekartawi, 1995).
b. Produksi
Bambang Prishardoyo (2005), mendefinisikan produksi sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau
meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa. Sehingga produksi dapat diartikan
suatu kegiatan untuk menciptakan suatu produk dengan menggunakan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
B. Batasan Pustaka
Berikut ini batasan pustaka yang dibuat untuk membatasi permasalahan penelitian
ini yaitu penelitian dilakukan hanya pada pengelolaan limbah pisang berupa
bonggal dan batang pisang dan analisis ekonomi dalam skala produksi pupuk cair
organik dari Napet dan pupuk cair anorganik.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan Penulisan
Pendekatan penulisan yang tim penulis gunakan yaitu pendekanan empiris
yang dilakukan dilapangan dengan menggunakan metode dan teknik penelitian
lapangan.
B. Sumber Penulisan
Sumber penulisan dari Karya tulis ilmiah ini yakni dari beberapa jurnal peneliti
sebelumnya dan dari beberapa buku mengenai pupuk.
C. Sasaran Penulisan
Sasaran penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk masyarakat khususnya di
Kabupaten merauke untuk Para Petani agar dapat memproduksi pupuk cair organis
sendiri untuk pupuk tanamannya.
D. Tahapan Penulisan
Berikut ini adalah alur tahapan penulisan karya tulis yang telah dilakukan

Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap


Pratulis Penulisan Revisi Penyuntingan Pengiriman
BAB III
METODE PENULISAN
E. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang kami lakukan adalah eksperimen atau percobaan.
Penelitian ini mengidentifikasi pada praktikum untuk memanfaatkan limbah dan
melibatkan beberapa percobaan untuk pupuk.
F. Proses Produksi
1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan pupuk cair dari Napet adalah
parang, pisau, alat penumbuk, dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah batang dan bonggol pisang, gula merah, dan air cucian beras.
2. Prosedur Kerja
a. Persiapkan Peralatan yang Dibutuhkan

Gambar I. Peralatan yang Digunakan


BAB III
METODE PENULISAN
b. Persiapan Bahan dalam Skala Produksi Praktikum
1) Batang dan Bonggol Pisang : 1 kg
2) Gula Merah : 200 g
3) Air Cucian Beras : 3 liter

Gambar II. Bahan yang Digunakan


c. Langkah-langkah Membuat
1) Bonggol dan batang pisang, serta gula merah dipotong dan ditumbuk.

Gambar III. Bahan yang telah ditumbuk


BAB III
METODE PENULISAN
2) Langkah selanjutnya campurkan semua bahan ke dalam air cucian beras

Gambar IV. Proses Pencampuran Semua Bahan


3) Kemudian aduk semua bahan hingga tercampur merata

Gambar V. Proses pengadukan


BAB III
METODE PENULISAN
4) Setelah itu tutup secara rapat dan simpan pada tempat yang sejuk dan terhindar
dari sinar matahari langsuns

Gambar VI. Bahan yang telah dicampurkan ditutup rapat


5) Simpan selama 15 hari, setiap pagi hari harus dibuka dan diaduk, kemudian
ditutup rapat kembali.
6) Setelah 15 hari, jika pupuk mengeluarkan aroma seperti tape masak berarti
proses pembuatan pupuk berhasil dan siap digunakan. Jika sebaliknya pupuk
mengeluarkan bau tidak sedap berarti proses pembuatan pupuk cair gagal.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pupuk Cair Organik dari Napet
Pupuk cair organik dari Napet yang tim penulis teliti yakni dengan pemberian
takaran bahan-bahan yang sesuai maka menghasilkan pupuk cair organik yang
difermentasikan selama 15 hari sudah dapat di aplikasikan pada tanaman. Tanaman-
tanaman yang bisa di beri pupuk cair organik dari Napet yakni tanaman padi dan
sayur-sayuran.
2. Analisis Ekonomi dalam Skala Produksi
Berikut adalah skala produksi dari pembuatan pupuk cair yang terbuat dari batang
dan bonggol Napet bila dibandingkan dengan pupuk cair anorganik yang dijual di
pasaran.
a. Skala Produksi dan Penggunaan Pupuk Cair Organik dari Napet
b. Skala Penggunaan Pupuk Anorganik
c. Perbandingan Skala Penggunaan Pupuk Cair Organik dari Napet dan
Penggunaan Pupuk Anorganik
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Skala Produksi dan Penggunaan Pupuk Cair Organik dari Napet
Berikut adalah tabel skala produksi dan penggunaan pupuk cair organik dari napet:
Tabel II : Tabel Skala Produksi dan penggunaan pupuk cair organik dari Napet

Harga Total Harga


Campuran Luas Skala
Bahan Produksi/ Produksi/ Hasil
Air Lahan (1 L/m2)
Perolehan Perolehan
½ kg
batang Rp. 1.000,-
napet
½ kg 3 liter
bonggol Rp. 1.000,- pupuk
napet Rp. 8.000,- cair 150 liter 750 m2 1 : 250
200 g gula organik
Rp. 5.000,- dari napet
merah
3 liter air
cucian Rp. 1.000,-
beras
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Skala Penggunaan Pupuk Anorganik
Berikut adalah tabel slaka penggunaan pupuk cair anorganik disini kami
menggunakan pupuk cair Tonik Green.
Tabel III : Tabel Skala penggunaan Pupuk cair anorganik

Harga Campuran Luas Skala


Volum
Perolehan Air Lahan (1 L/m2)

Rp. 40.000,- 1 liter 100 liter 500 m2 1 : 500

Sumber: harga dari Toko Agro Surya yang menyediakan pupuk cair Anorganik
BAB IV
PEMBAHASAN
c. Perbandingan Skala Penggunaan Pupuk Cair Organik dari Napet dan
Penggunaan Pupuk Anorganik
Perbandingan skala penggunaan Pupuk Cair Organik dari Napet dan penggunaan
Pupuk Anorganik yang kami sajikan disini yaitu luas lahan 500 m 2 dan dilihat
dari segi perolehan harga dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV : Selisih harga perolehan pupuk dengan penggunaan luas lahan 500 m 2.

Jenis Pupuk Harga Perolehan Selisih Skala


2 liter x Rp. 2.700,- = Rp. 5.400,-
Pupuk cair
(didapat dari harga
organik dari
produksi/perolehan pupuk pada
Napet
table II, yakni Rp. 8.000,- :3) Rp. 34.600,- 1 : 7,4
Pupuk cair
anorganik di Rp. 40.000,-
pasaran
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Pembahasan
1. Pembuatan Pupuk Cair dari Napet
a. Ukuran Bahan
b. Kelembapan dan Aerasi
c. Temperatur Fermentasi
d. Derajat Keasaman (pH) Fermentasi
e. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi
2. Analisis Skala Produksi
Biaya yang digunakan apabila menggunakan pupuk cair organik dari Napet untuk
pemupukkan dengan luas lahan 1 ha yaitu sebesar Rp. 108.000,-. Sedangkan
apabila menggunakan pupuk cair anorganik yang di jual di pasaran, biaya
yang digunakan untuk pemupukan luas lahan 1 ha yaitu sebesar Rp. 800.000,-.
Dengan demikian skala produksi jika dilihat dari segi biaya yang di keluarkan
yakni 1: 7,4 (harga perolehan pupuk cair organik dari Napet: harga perolehan
pupuk cair anorganik).
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Manfaat
Adapun manfaat dari penggunaan pupuk cair organik dari Napet sendiri yaitu:
a. Pupuk Cair organik dari Napet mengandung unsur hara atau prospat sehingga
banyak digunakan sebagai penambah nutrisi tanaman padi.
b. Pupuk cair organik dari Napet juga mengandung zat pengatur Giberellin dan
Sitokinin.
c. Penggunaan pupuk cair organik dari Napet dapat menghemat biaya
pengeluaran untuk belanja pupuk.
d. Menjadi informasi bagi masyarakat lokal untuk memanfaatkan potensi yang
kurang dimanfaatkan secara maksimal yaitu limbah pohon pisang (Napet)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pupuk cair organik dari Napet yang tim penulis teliti yakni dengan pemberian
takaran bahan-bahan yang sesuai maka menghasilkan pupuk cair organik yang
difermentasikan selama 15 hari sudah dapat di aplikasikan pada tanaman. Tanaman-
tanaman yang bisa di beri pupuk cair organik dari Napet yakni tanaman Padi dan
Sayur-sayuran.
Biaya yang digunakan apabila menggunakan pupuk cair organik dari Napet untuk
pemupukkan dengan luas lahan 1 ha yaitu sebesar Rp. 108.000,-. Sedangkan
apabila menggunakan pupuk cair anorganik yang di jual di pasaran, biaya yang
digunakan untuk pemupukan luas lahan 1 ha yaitu sebesar Rp. 800.000,-. Dengan
demikian skala produksi jika dilihat dari segi biaya yang di keluarkan yakni 1: 7,4
(harga perolehan pupuk cair organik dari Napet: harga perolehan pupuk cair
anorganik).
B. Saran
1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi laju fermentasi beserta cara pengoptimalkan pembuatan pupuk cair
organik dari Napet agar diperoleh hasil yang besar dalam waktu cepat.
2. Melakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah tidak sebatas limbah
organik tetapi juga limbah anorganik.
Izakot Bikai Izakot Kai
(Satu Hati Satu Tujuan)

BURUNG IRIAN
BURUNG CENDRAWASIH
CUKUP SEKIAN
DAN TERIMA KASIH
Riwayat Hidup Ketua Tim
Ria Nurmalia Umar, dilahirkan di Merauke 26 Februari 1997 dari seorang ibu yang bernama Nur Hayati
dan seorang ayah yang bernama Umar Halim. Tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikannya di SD Inpres
Semangga 1. Tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 3 Merauke. Kemudian tahun
2015 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMK Negeri 1 Merauke. Sekarang penulis berada pada semester
7 jurusan Akuntansi di Universitas Musamus Merauke. Prestasi yang pernah di dapat oleh penulis diantaranya,
sebagai peserta lomba MTQMN XV tahun 2017 di Universitas Malang, dan sebagai peserta LATGABNAS IX
tahun 2017 di Universitas Negeri Makassar.
Riwayat Hidup Anggota 1
Afrian Mujito, dilahirkan di Muting Merauke 07 April 1997 dari seorang ibu yang bernama Yusriantina
dan seorang ayah yang bernama Saingun. Tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikannya di SD Inpres
Muting III. Tahun 2011 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMP Negeri 2 Muting. Kemudian tahun 2014
penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 3 Merauke. Sekarang penulis berada pada semester 9
Jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Musamus Merauke. Prestasi yang pernah di dapat oleh penulis
diantaranya, sebagai Peserta Semi Final LKTI 2018 Tingkat Mahasiswa se-Indonesia di Universitas
Muhammadiyah Malang, sebagai peserta seleksi ONMIPA bidang Matematika tahun 2017 di Universitas Sains
Teknologi Jayapura, serta sebagai peserta delegasi Ekspo KMI tahun 2016 di Universitas Brawijaya Malang.
Riwayat Hidup Anggota 2
Khoirul Rozikin, dilahirkan di Merauke 18 oktober 1997 dari seorang ibu yang bernama Umiyati dan
seorang ayah yang bernama Sunoto. Tahun 2004 penulis meyelesaikan pendidikan di TK Assalam Yapis. Tahun
2010 penulis menyelesaikan pendidikannya di SD Inpres Tanah Miring VIII. Tahun 2013 penulis menyelesaikan
pendidikannya di SMP Negeri 13 Merauke. Kemudian tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikannya di
SMK Negeri 1 Merauke. Sekarang penulis berada pada semester 5 jurusan Sistem Informasi di Universitas
Musamus. Menjabat sebagai anggota di UKM Al-Kamil Universitas Musamus, dan menjabat sebagai anggota
PMII Cabang Merauke. Prestasi yang pernah di raih yakni Mengikuti Pelatihan PMII di Jayapura.

Anda mungkin juga menyukai