TUBERKULOSIS (TB)
di FKTP
Nurwahyudi,
dr.Nurwahyudi (Yudi)
Ujungpandang, 28 Agustus 1982
Griya Dayu Putrindo 2 no.18 Makassar
Menyanyi , Travel
SD Inp.Mallengkeri 1 1991
SMP Negeri 3 1997
SMU negeri 11 2000
Fakultas Kedokteran UNHAS 2001
Kepala Pkm Tompobulu Gowa 2010 – 2017
Kepala Pkm Bajeng Gowa 2017 – skrg
SISTEMATIKA
Deskripsi singkat
Tujuan Pembelajaran
Pokok bahasan dan Sub pokok bahasan
Uraian Materi
Referensi
Tujuan Pembelajaran
Dosis OAT
1. Dosis rekomendasi OAT lini pertama untuk
dewasa
- kategori 1
- kategori 2
Jenis OAT
OAT lini pertama
Harian 3 x seminggu
Isoniasid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampisin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pirazinamid (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomisin (S) Bakterisid 15
(12-18)
Etambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
OAT lini kedua
Grup Golongan Jenis Obat
A Florokuinolon Levofloksasin (Lfx)
Moksifloksasin (Mfx)
Gatifloksasin (Gfx)*
B OAT suntik lini kedua Kanamisin (Km)
Amikasin (Am)*
Kapreomisin (Cm)
Streptomisin (S)**
C OAT oral lini Kedua Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto)*
Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd)*
Clofazimin (Cfz)
Linezolid (Lzd)
D D1 OAT lini pertama Pirazinamid (Z)
Etambutol (E)
Isoniazid (H) dosis tinggi
D2 OAT baru Bedaquiline (Bdq)
Delamanid (Dlm)*
Pretonamid (PA-824)*
D3 OAT tambahan Asam para aminosalisilat (PAS)
Imipenem-silastatin (Ipm)*
Meropenem (Mpm)*
Amoksilin clavulanat (Amx-Clv)*
Thioasetazon (T)*
Dosis OAT
Dosis rekomendasi OAT Lini pertama untuk dewasa
Obat Dosis rekomendasi
Harian 3 kali per minggu
Dosis (mg/ Maksimum (mg) Dosis (mg/ Maksimum
kgBB) kgBB) (mg)
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin (R) 10 600 10 (8-12) 600
(8-12)
Pirazinamid (Z) 25 35 (30-40)
(20-30)
Etambutol (E) 15 30 (25-35)
(15-20)
Streptomisin (S) 15 15
(12-18) (12-18)
Dosis OAT Resistan Obat
Dosis Harian Berat Badan (BB)> 30 kg
OAT
30-35 kg 36-45 kg 46-55 kg 56-70 kg >70 kg
Kanamisin 15-20 mg/kg/hari 500 mg 625-750 mg 875-1000 mg 1000 mg 1000 mg
Levofloksasin (dosis 750 mg/ hari 750 mg 750 mg 750 mg 750-1000 mg 1000mg
standar)
Levofloksasin (dosis 1000 mg/ hari 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg
tinggi)
Moksifloksasin 400 mg/ hari 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
Sikloserina 500-750 mg/ hari. 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000mg
Tahap lanjutan
Tujuan : membunuh sisa sisa kuman yang masih ada
dalam tubuh dan mencegah terjadinya kekambuhan
Awal 2 Bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 Bulan 2 1 - - 48
Tatalaksana Pengobatan TB
1. Pengobatan TB Sensitif obat
- Memakai OAT lini pertama:
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
diberikan pada pasien:
1. kambuh,
2. gagal pada pengobatan Kategori I sebelumnya,
3. dengan pengobatan setelah putus berobat (loss
to follow-up)
Pokok bahasan 2: Tatalaksana Pengobatan TB
(Lanjutan)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S / (HRZE)
/5(HR)3E3
Tahap Awal Tahap Lanjutan
tiap hari 3 kali seminggu
Berat Badan
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
30-37 kg 2 tab 4KDT 2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
+ 500 mg Streptomisin inj. + 2 tab Etambutol
Kaplet
Tablet Tablet Jumlah
Lama Rifam Strept
Tahap Isoniasid Pirazina Tablet Tablet hari/kali
Pengo pisin omisin
Pengobatan @ 300 mid @ @ 250 @ 400 menelan
batan @ 450 injeksi
mgr 500 mgr mgr mgr obat
mgr
Tahap Awal 2
(dosis harian) bulan 1 1 3 3 - 0,75 gr 56
1 1 1 3 3 - - 28
bulan
TahapLanjuta
5
n (dosis 3x 2 1 - 1 2 - 60
bulan
semggu)
Pokok bahasan 2: Tatalaksana Pengobatan
TB (Lanjutan)
Untuk memantau kemajuan pengobatan dapat dilihat tabel
berikut:
KATEGORI BULAN PENGOBATAN
PENGOBATAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Pasien baru (====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------)
2(HRZE)/4(HR) X (X) X X
ӡ apabila hasilnya apabila apabila
BTA positif, hasilnya hasilnya
dinyatakan tidak BTA BTA
konversi*. positif, positif,
dinyatakan dinyatakan
gagal * gagal*.
a. Persyaratan PMO
• dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, harus disegani dan dihormati oleh pasien,
• Tinggal dekat dengan pasien,
• Bersedia sukarela,
• Bersedia dilatih dan/ penyuluhan bersama pasien
Penetapan Pengawas Menelan Obat
(PMO)
PMO pada TB RO :
Pemilihan PMO :
1. tahap awal : petugas kesehatan baik di dalam atau di luar
Fasyankes, mengingat pada tahap ini pasien harus
mendapatkan suntikan setiap hari.
• PAHAMI
• TATALAKSANA
• CATAT
Penatalaksanaan pasien TB dengan efek
samping OAT (lanjutan)
Tempat penatalaksanaan efek samping :
• tergantung pada berat atau ringannya gejala:
Efek Samping ringan sampai sedang ditangani
di FKTP.
Efek Samping berat dan tidak menunjukkan
perbaikan setelah penanganan efek samping
ringan atau sedang segera rujuk ke FKRTL.
Alur rujukan tata laksana efek samping
mengikuti alur jejaring yang telah disepakati
antara pengelola program TB, penyedia
layanan dan mekanisme pembayaran layanan
kesehatan yang dimiliki oleh pasien TB.
Efek samping ringan OAT
Efek samping berat OAT
Penatalaksanaan pasien efek samping
pada kulit
• Pasien keluhan gatal tanpa rash dan penyebab lain,
pengobatan anti histamin serta pelembab kulit.
• Pengobatan TB tetap dapat dilanjutkan dengan pengawasan
ketat.
• Bila terjadi rash, semua OAT dihentikan dan segera rujuk
kepada dokter atau fasyankes rujukan
• Mengingat perlunya melanjutkan pengobatan TB hingga selesai,
di fasyankes rujukan dilakukan upaya mengetahui OAT mana
yang menyebabkan terjadinya reaksi dikulit dengan cara” Drug
Challenging”
Efek Samping OAT Lini 2
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul
5 Diare PAS
8 Artralgia Z, Lfx
16 Gatal Cfz
6 Gangguan penglihatan E
Efek Samping OAT Lini 2 (Lanjutan)
Efek Samping Berat Yang Sering Muncul
No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab
Kondisi Tindakan
Pasien TB-HIV dalam Jika pasien dalam pengobatan ARV lini
pengobatan ARV. pertama, pengobatan TB dapat langsung
diberikan.
Jika pasien menggunakan nevirapin,
substitusi dengan efavirenz selama pemberian
rifampicin.
Jika pasien dalam pengobatan ARV lini
kedua, rujuk pasien ke RS rujukan ARV untuk
tatalaksana pengobatan TB-HIV.
Pasien TB-HIV belum Segera mulai pengobatan TB
pengobatan ARV. Pengobatan ARV dimulai setelah 2-8 minggu
pengobatan TB berapapun nilai CD4nya.
Jika ARV tidak tersedia rujuk ke layanan PDP
Contoh pengobatan bersama TB pada ODHA
TB Tahap Awal Tahap Lanjutan
HIV ART
Kotrimosakzol
Tahap Awal
Setelah
Pengobatan TB- Sampai akhir Tahap Selama Tahap
pengobatan TB
sampai Awal Lanjutan
selesai
ditoleransi
Pagi*
CTX
CTX: CTX
CTX
Malam*
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
b. Pengobatan TB pada Diabetes Melitus
1. Paduan OAT DM sama dengan tanpa DM dengan syarat kadar gula
darah terkontrol
2. Gula darah tidak terkontrol,lama pengobatan dapat dilanjutkan sampai
9 bulan
3. Hati-hati efek samping Etambutol karena pasien DM sering mengalami
komplikasi pada mata
4. Rifampisin akan mengurangi efektifitas obat oral DM (sulfonil urea)
sehingga dosisnya ditingkatkan
5. Pengawasan sesudah pengobatan untuk deteksi dini terjadi
kekambuhan
6. Pilihan utama untuk pengobatan DM pada pasien TB adalah insulin
7. Pada pasien TB RO, Diabetes mellitus dapat memperkuat efek
samping OAT terutama gangguan ginjal dan neuropati perifer.
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
c. Pengobatan Pasien TB dengan kelainan hati
1.Pasien TB dengan Hepatitis akut
OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau
klinis ikterik ditunda sampai hepatitis akutnya
mengalami penyembuhan. Sebaiknya rujuk ke
fasyankes rujukan,
2. Kondisi yang dapat diberi paduan OAT biasa apabila
tidak ada kondisi kronis :
• Pembawa virus hepatitis
• Riwayat penyakit hepatitis akut
• Saat ini masih sebagai pecandu alkohol, sehingga
harus diwaspadai.
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
3. Hepatitis Kronis
Pasien dengan kecurigaan penyakit hati kronis, pemeriksaan fungsi hati
harus dilakukan sebelum pengobatan.
Hasil fungsi hati >3 x normal sebelum memulai pengobatan, paduan
OAT berikut ini dapat dipertimbangkan:
• 2 obat yang hepatotoksik
2 HRSE / 6 HR
9 HRE
• 1 obat yang hepatotoksik
2 HES / 10 HE
Tanpa obat yang hepatotoksik
• 18-24 SE + salah satu gol fluorokuinolon (ciprofloxasin tidak
direkomendasikan karena potensinya sangat lemah).
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
d. Pengobatan TB pada ibu hamil, pengguna kontrasepsi dan wanita usia subur
• Kehamilan
Prinsip pengobatan TB kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada
umumnya. Aman kecuali Golongan Aminoglikosida seperti streptomisin atau
kanamisin dapat menimbulkan ototoksik.
Piridoksin 50mg/hari pada ibu hamil dalam pengobatan TB,
vitamin K 10mg/hari apabila Rifampisin digunakan pada trimester 3 menjelang partus.
• Ibu menyusui dan bayinya
Prinsip pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda.
Semua jenis OAT Lini 1 aman untuk ibu menyusui.
PPINH diberikan kepada bayi sesuai dengan berat badannya.
• Pasien TB pengguna kontrasepsi:
Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal dapat menurunkan efektifitas
kontrasepsi.
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)