Anda di halaman 1dari 47

Gemah Nuripah, dr.Sp.KJ, M.

Kes

2/20/2019 1
PRINSIP ETIK DALAM PSIKIATRI

1. Pengabdian
2. Kejujuran
3. Menghormati hukum
4. Menghormati hak pasien dan teman sejawat
5. Belajar terus menerus
6. Hubungan dokter-pasien
7. Tanggung jawab terhadap masyarakat

2/20/2019 2
1. Pengabdian
Seorang dokter harus membaktikan diri kepada
pelayanan medis yang kompeten dengan penuh
penghormatan kepada martabat kemanusiaan.

Seorang dokter tidak boleh terpengaruh oleh


kondisi pasien yang berbeda misalnya
kebangsaan, ras, jenis kelamin, keyakinan,
umur, status sosio-ekonomi atau orientasi
seksual.

2/20/2019 3
2. Kejujuran
Seorang dokter harus bersikap jujur terhadap
pasien dan teman sejawat :

Seorang dokter harus bertingkah laku baik


dan sopan, baik dalam menjalankan
profesinya maupun dalam kehidupannya, ini
penting bagi dokter karena pasien cenderung
meniru perilaku dokter (identifikasi).
2/20/2019 4
3. Menghormati hukum

Seorang dokter harus menghormati hukum dan


juga mengenalkan tanggung jawab terhadap
pasien, walaupun hal tersebut berlawanan
dengan kesenangan pasien.

contoh pada pengguna napza

2/20/2019 5
4. Harus menghormati hak pasien( 1 )
Seorang dokter harus menghargai hak-hak pasien,
teman sejawat atau profesional kesehatan lainnya,
dan menjaga kerahasiaan pasien walaupun dalam
keadaan terpaksa karena hukum.
4.1.Rekam medik psikiatri, meliputi identifikasi
pasien, harus dijaga ketat. Kerahasiaan penting
dalam melakukan pengobatan psikiatri.
Terutama :
• Masalah perkawinan
• Pasien skizofrenia
• Pasien HIV / AIDS
2/20/2019 6
4. Harus menghormati hak pasien ( 2 )

4.2 Kerahasiaan menyangkut tanggung jawab


terapis untuk tidak membeberkan informasi
yang dipelajari dalam rangka pengobatan
terhadap pihak ketiga.
4.3 Kerahasiaan menyangkut hak pasien untuk
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara
rahasia terhadap dokter/psikiater yang tertutup
terhadap pihak ketiga tanpa otorisasi.

2/20/2019 7
4. Harus menghormati hak pasien ( 3 )
4.4 Psikiater boleh memberikan informasi
rahasia hanya dengan otorisasi pasien atau
di bawah payung hukum.

Informed consent

4.5 Untuk informasi tentang pasien, 3 hal


penting harus dipenuhi : kompetensi,
informasi, dan sukarela.

2/20/2019 8
4. Harus menghormati hak pasien( 4 )

4.6 Lima area informasi yg biasanya diberikan :


Diagnosis – deskripsi informasi atau masalah.
Pengobatan – dasar dan tujuan pengobatan.
Konsekuensi – risiko dan keuntungan
pengobatan yang diberikan.
Alternatif – alternatif pengobatan, meliputi
risiko dan keuntungan.
Prognosis – keluaran (outcome) yang
diperhitungkan bila diobati/tidak
diobati.
2/20/2019 9
5. Harus terus belajar
Seorang dokter harus terus menerus belajar,
menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan,
membuat informasi yang relevan dan dapat
diterapkan terhadap pasien, teman sejawat, dan
masyarakat, termasuk konsultasi, dan
menggunakan keahlian profesi kesehatan lainnya
bila diperlukan.
• Belajar sepanjang hayat
• Liaison Committee

2/20/2019 10
6. Hubungan Dokter - Pasien

Hubungan dokter – pasien adalah faktor yang


sangat penting dalam pengobatan yang efektif
terhadap pasien dan untuk mempertahankan
perkembangan relasi dokter – pasien yang
optimal.

2/20/2019 11
7. Partisipasi peran di masyarakat.
Seorang dokter harus berpartisipasi dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat.
Psikiater harus dilibatkan dalam pelayanan
masyarakat misalnya menjadi konsultan di
eksekutif, legislatif, dan yudikatif di cabang-cabang
pemerintahan.
Psikiater harus mengklarifikasi bila mengatakan
suatu pernyataan, apakah sebagai individu atau
mewakili suatu organisasi.
2/20/2019 12
I. PENDAHULUAN
Psikiatri Forensik :
 Evaluasi kasus-kasus dan menjadi saksi di
pengadilan mengenai masalah hukum (kompetensi,
perawatan RS yang tidak disengaja, tanggung jawab
kriminal & pengajuan perkara malpraktek).
 Dalam situasi tsb aturan kerahasiaan tidak
diterapkan.
 Tujuan utamanya adalah utk membuat diagnosis
pasien yang benar.

2/20/2019 13
II. MASALAH HUKUM DALAM PSIKIATRI
A. PSIKIATRI DAN PENGADILAN

 Psikiater di pengadilan dpt bertindak sbg 2 macam


saksi:
1. Saksi fakta  saksi biasa, psikiater manapun

2. Saksi ahli:
 Saksi ahli diterima oleh pengadilan dan pengacara
krn memp kualifikasi sbg ahli
 Saksi ahli berperan dlm menentukan standar
perawatan dan praktek psikiatri yg layak.
2/20/2019 14
Evaluasi di pengadilan
 Hakim meminta dokter utk menjadi konsultan
pengadilan. Informasi mengenai pasien
diungkapkan, tidak ada rahasia.

Evaluasi kredibilitas saksi


 Psikiater diminta oleh suatu kelompok.
 Psikiater tidak dapat memberi kesaksian apakah
seseorang mengatakan kebenaran.
 Psikiater dpt mendiskusikan kepribadian atau faktor
psikologis yg mempengaruhi cara suatu informasi
dilaporkan.

2/20/2019 15
B. INFORM CONSENT
 Inform Consent diminta bila pasien mendapat
pengobatan khusus, pengobatan alternatif dan
memiliki resiko  pasien mengerti informasi tsb
 pasien bebas memberi persetujuan.

 Psikiater harus mendokumentasikan persetujuan


paisen tsb dalam format dan ditandatangani.

2/20/2019 16
1. Formulir persetujuan
 Dokumen tertulis yg menyatakan persetujuan pasien
thd prosedur/rencana terapi.

 Berisi penjelasan prosedur dan manfaatnya:


1. Mengenal prosedur
2. Ketidaknyamanan dan resiko
3. Menjelaskan prosedur alternatif
4. Menawarkan pertanyaan meng prosedur
5. Pasien bebas memberi persetujuan tanpa paksaan

2/20/2019 17
2. Pengecualian aturan Inform Concent
a. Gawat darurat
Bila terdapat bahaya fisik bagi pasien atau orang
lain.

b. Hak istimewa terapeutik


Bila informasi psikiater membuat pasien tidak
nyaman.

2/20/2019 18
C. RAHASIA
 Hubungan terapeutik menimbulkan tugas rahasia
yg secara hukum dan etik menyebabkan dokter
harus memegang rahasia semua informasi yg
disampaikan pasien.

 Pelanggaran rahasia menyebabkan fitnah,


pelanggaran privasi atau melanggar kontrak

2/20/2019 19
D. PENGECUALIAN TUGAS RAHASIA
1. Peringatan
 Memperingatkan psikoterapis bahwa pasien dapat
melukai seseorang.

2. Menyampaikan informasi
 Psikiater berhak menyampaikan informasi
mengenai pasien yg tertera dalam rekam medik
kepada pengacaranya.

2/20/2019 20
3. Orang ketiga/Supervisor
 Petugas asuransi harus mendapat informasi untuk
menilai administrasi dan pembayaran.
 Terapis yang sedang mendapat pelatihan dapat
membuka rahasia dengan cara mendiskusikan
kasus-kasus dengan supervisornya.

4. Diskusi mengenai pasien


 Psikiater berkewajiban untuk tidak membuka
informasi mengenai identitas pasien tanpa inform
concent yang benar.

2/20/2019 21
5. Child abuse
 Psikiater yang meyakini terdapat kekerasan fisik
atau pelecehan seksual dapat segera melapor pada
yang berwenang.

6. Penyingkapan sebagai upaya perlindungan


 Bila diminta oleh hukum, Dokter harus melaporkan
kondisi khusus pasien, misalnya pasien epilepsi yang
mengendarai motor, pasien yang melakukan child
abuse atau pasien yang melakukan aktivitas seksual
pada anak.

2/20/2019 22
7. Hak istimewa
 Hak istimewa melindungi hak privasi pasien.
 Psikiater tidak boleh mengungkapkan informasi
tentang pasien di luar keinginan pasien.
 Beberapa pengecualian adalah:
a. Prosedur rawat RS
b. Pemeriksaan yg diminta oleh pengadilan
c. Pengaduan malpraktek

2/20/2019 23
E. Aturan instruksi perawatan RS

1. Jenis prosedur pengiriman ada 4 :

a. Informal
Pasien masuk dan keluar RS diminta secara
lisan.

b. Sukarela
Dikirim secara tertulis

2/20/2019 24
c. Di luar kemauan
Pasien yg membahayakan diri (bunuh diri) dan
orang lain (membunuh) harus dimasukkan ke RS
setelah keluarga mengisi administrasi dan 2 dokter
menyetujui perawatan.

d. Emergency
Pasien usia tua, bingung, atau tidak dapat
mengambil keputusan.
Dalam kondisi emergensi, pasien dirawat kurang
dari 15 hari.

2/20/2019 25
2. Penghentian perawatan di RS
Pasien dapat diberhentikan di luar kemauannya bila
melanggar aturan RS yg berat secara sengaja,
menolak perawatan atau sudah ada perbaikan tapi
pasien masih ingin tinggal di RS.

Dokter tidak boleh menghentikan perawatan bila


pasien masih dalam keadaan emergency (misalnya
pasien menyerang terapis/pasien lain).

2/20/2019 26
3. Hak untuk mengetahui diagnosa penyakit

4. Hak untuk mendapat pengobatan

5. Hak untuk menolak pengobatan


 bila pasien dapat mengambil keputusan sendiri

2/20/2019 27
F. Hak pasien
a. Hak untuk mendapat pembatasan minimal
b. Hak untuk dikunjungi
c. Hak untuk berkomunikasi (telepon/surat)
d. Hak privasi: rahasia, privasi di kamar mandi,
memakai baju, mempunyai ruang sendiri,
memegang uang sendiri.

2/20/2019 28
G. Pengasingan dan penahanan

 Pengasingan: menempatkan pasien pada ruangan


khusus untuk tujuan emergency

 Penahanan: membatasi gerak pasien seperti


penggunaan manset

2/20/2019 29
H. Malpraktek

1. Definisi:
 Kejadian pada praktek profesional yang
menyebabkan luka-luka pada pasien karena
konsekuensi dari kurangnya perawatan atau
keterampilan psikiater.
 Psikiater tidak bermaksud membahayakan
pasien.

2/20/2019 30
2. Syarat 4D malpraktek
a. Duty (tugas)
b. Dereliction (kelalaian)
c. Direct causation
Kelalaian dalam tugas menyebabkan kerugian/
cedera pasien
d. Damage (kerugian/cedera)

2/20/2019 31
3. Penyebab malpraktek yang sering pd Psikiatri:
a. Bunuh diri
 Sering menjadi pertanyaan. Penting melihat
dokumentasi yang teliti mengenai pengobatan.
b. Terapi yang tidak tepat
 Pemberian obat yg lalai  tardive diskinesia
 ECT  menyebabkan fraktur
c. Diagnosis yang tidak tepat
 Bila psikiater gagal menilai bahaya pasien thd
orang lain.
d. Aktivitas seksual dg pasien
e. Inform concent (tidak dibuat)
2/20/2019 32
4. Mencegah kekurangan
a. Perawatan yg baik
b. Proses pengambilan keputusan, terapi yang
rasional, evaluasi cost & benefit
c. Konsultasi  second opinion

2/20/2019 33
IV. Psikiatri dan Hukum
a. Kapasitas mental
Psikiater sering diminta pendapat mengenai
kapasitas psikologi seseorang atau kompetensi
untuk menempati fungsi sipil/hukum
(membuat wasiat, memegang keuangan).

b. Pernikahan
Bila seseorang tidak mempunyai kemampuan
karena sakit mental yang menyebabkan dia
tidak mengerti konsekuensi pernikahan 
hindari.

2/20/2019 34
UU YANG TERKAIT DG KESWA
 UU No. 3 / 1966: Kes. Jiwa (mencabut Stbl. 1897
No. 54: Het Reglement op het Krankzinnigenwezen;

 UU No. 23 / 1992: Kesehatan / UUK (tlh tdk


berlaku / diganti dg UU No. 36/2009)

2/20/2019 35
SISTEMATIKA UU NO. 3/’66: KESWA
 Bab I Ketentuan Umum: Ps 1-2
 Bab II Pemeliharaan Keswa : Ps 3
 Bab III Perawatan & Pengobatan Penderita Peny.
Jiwa: Ps 4-8
 Bab IV Harta benda milik Penderita: Ps 9
 Bab V Penampungan bekas Pend Peny Jiwa: Ps 10
 Bab VI Pengawasan: Ps 11
 Bab VII Ketentuan Penutup: Ps 12-14

2/20/2019 36
KESEHATAN JIWA: PS. 24,25,26,27 UUK
UU No. 23/’92: Kesehatan (UUK)
 Pasal 24: Ayat (1): “Kes. Jiwa diselenggarakan utk
mewujudkan jiwa yg sehat serta optimal baik
intelektual/ emosional”;
 Ayat (2): “Kes. Jiwa meliputi pemeliharaan, peningkatan
kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan
masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan
dan pemulihan penderita gangguan jiwa”;
 Ayat (3): ”Kes. Jiwa dilakukan oleh perorangan,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana
pelayanan kesehatan jiwa dan sarana kesehatan lainnya”.

2/20/2019 37
PENJELASAN AYAT 24 UUK
 Ayat (1): upaya keswa dilakukan utk mewujudkan
jiwa yg sehat secara optimal, intelektual /
emosional mel pendekatan peningkatan kes,
cegah dan penyembuhan peny & pemulihan kes,
agar seseorang dpt tetap / kembali hidup
harmonis, dlm ling kel, ling kerja, ling masy;
 Ayat (2): masalah psikososial = masalah psikis /
kejiwaan yg timbul sbg akibat terjadinya
perubahan sosial;
 Ayat (3): sarana lainnya = tempat tertentu yg
memberikan yan keswa, a.l. Lembaga Sos. &
Keagamaan

2/20/2019 38
PASAL 25 UUK
 Ayat (1): “Pem. melakukan pengobatan &
perawatan, pemulihan & penyaluran bekas pend
ggn jiwa yg tlh selesai menjalani pengobatan /
perawatan ke dlm masy.”
 Ayat (2): “Pem. membangkitkan, membantu &
membina kegiatan masy. dlm pencegahan &
penanggulangan mslh psikososial & ggn jiwa,
pengobatan & perawatan pend. ggn jiwa,
pemulihan serta penyaluran bekas pend. ke dlm
masy.”

2/20/2019 39
PASAL 26 UUK
 Ayat (1): “Pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan ggn
kam-tib umum wajib diobati & dirawat di
saryankeswa / saryankes lainnya”
 Ayat (2): “Pengobatan / perawatan pend ggn jiwa
dpt dilakukan atas permintaan suami / isteri /
wali/ anggota kel atas prakarsa pejabat yg
bertanggungjawab atas kam-tib di wilayah
setempat atau hakim pengadilan bilamana dlm
suatu perkara timbul persangkaan bhw ybs adalah
pend ggn jiwa”

2/20/2019 40
PENJELASAN PASAL 26 UUK
 Ayat (1): pend. ggn jiwa mungkin melakukan
perbuatan yg mengganggu kam-tib umum /
keselamatan dirinya. O.k-nya di samping utk
menyembuhkan juga agar masy tdk melakukan
hal yg berttngan dg nilai kemanusiaan thdp-nya,
pend wajib dirawat di sarkeswa. Saryankes lain =
RSU / Puskesmas;
 Ayat (2): hakim pengadilan = hakim yg sedang
menangani perkara tsb.

2/20/2019 41
UPAYA PENANGGULANGAN &
ANCAMAN PIDANA
 Pasal 27: ketentuan mengenai keswa dan upaya
penanggulangannya ditetapkan dg PP.
 Ketentuan pidana utk Pasal 26, {vide Pasal 84 (4)}:
“Barangsiapa menghalangi pend ggn jiwa yg akan
diobati / dirawat pada sarkes, dipidana kurungan <
1 th. dan / denda < Rp. 15 Jt.

2/20/2019 42
KESWA DLM UU 36/2009: KES
 Tdp dlm ps 144 – 151
 V R psikiatricum diatur dlm ps 150 (1)

2/20/2019 43
V et R PSIKHIATRIKUM
 Diperlukan utk membuktikan adanya pend ggn
jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum;
 Pasal 44 KUHP:
 1). Barangsiapa melakukan perbuatan yg tdk
dpt dipertanggungjawabkan kpd-nya krn
kurang sempurna akalnya / sakit berubah akal,
tdk dipidana;
 2). Krn hal tersebut di atas, hakim dpt
memerintahkan memasukan ke RSJ utk
diperiksa selama < 1 th.;
 3). Ketentuan di atas berlaku bagi MA, PT, PN;
2/20/2019 44
 Mnrt Ditkeswa Ditjenyanmed Depkes RI
1986, yg berhak meminta VeR Psikhiatrikum :
 polisi
 jaksa
 hakim
 terdakwa mel pejabat yg terkait
 tersangka korban melalui pejabat terkait
 penasehat hukum

2/20/2019 45
BACAAN
 Lubit RH, Ladds B, Eth S. Ethics in Psychiatry. In : Sadock B J &
Sadock V editors, Kaplan & Sadocks Comprehe nsive Text book of
Psychiatry 8thed, Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia, 2003 :
3988 – 97
 Sadock BJ, Sadock VA> Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences /
Clinical Psychiatry 9th ed. Lippincot Williams & Wilkins,
Philadelphia, 2003: 1365 – 1373.
 Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman, H., Psikiater dan Pengadilan,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983;
 KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan,
Surabaya, 2001;
 Undang-undang No. 3 / 1966 tentang Kesehatan Jiwa;

 Undang-undang No. 36/2009 sebagai pengganti UU No. 23 / 1992


tentang Kesehatan

2/20/2019 46
Terima kasih

2/20/2019 47

Anda mungkin juga menyukai