Pernyataan, Proposisi
Rumusan Tujuan atau Hipotesis
Masalah Penelitian Penelitian
Kelayakan dan
normalitas data Model Obyek atau Sampel
(uji validitas dan Penelitian dan Penelitian
reliabilitas, dan uji Alat Ukur
asumsi klasik)
Pendekatan
Riset
Riset
Riset Kuantitatif/Saintifik
Kualitatif/naturalis
Riset Empiris
Studi kasus Riset sosiologi, (Deskriptif dan Studi Kasus
antroplogi atau preskriptif)
gabungan beberapa
pendekatan keilmuan
PENYAJIAN
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian yang perlu disajikan
(Riset Kuantitatif)
Ringkasan Hasil
Penelitian: Hasil Pengujian
Hipotesis, hasil Hipotesis Sesuai
pengujian, Model
interprestasi dan Empirisnya
pembahasan
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
• Memaparkan hasil pengujian asumsi klasik
tentang kelayakan variabel, model penelitian
dan data penelitian yang digunakan
Uji Multikolinearitas Tolerance (T), VIF Jika T > 0,1 dan VIF Tidak terjadi
< 10 multikolinearitas
Deviation
Variabel B t Sig.
Sig. F 0.000
Tujuan Interpretasi dan Pembahasan
hasil penelitian
1. Menjawab permasalahan dan tujuan penelitian,
serta proposisi/hipotesis yang telah diajukan
Variabel B t Sig.
Sig. F 0.000
Penjelasan
(1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F sebesar
0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebagai model
empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R2 sebesar 0,099
menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba
(LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba (D3), laba ditahan
(LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk
pasar saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
(2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefisien 0,154 dengan besaran
nilai t adalah 1,945 dan Sig sebesar 0,053. Hasil tersebut
menunjukkan kandungan laba berpengaruh positif terhadap relevansi
nilai laba untuk pasar saham dan secara statistik signifikan pada level
10%
(3) Timeliness publikasi laba (D1) memiliki nilai koefisien 0,067
dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig sebesar
0,414.
Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba
berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk
pasar saham, tapi secara statistik tidak signifikan
1. Judul:
Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Rakyat
2. Pertanyaan penelitian:
(1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun terakhir?
(2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10 tahun
terakhir?
(3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian (usaha)
terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun
terakhir?
(4) Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan
pengangguran?
(5) Bagaimana implikasi pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan
ekonomi antarkelompok masyarakat?
3. Variabel penelitian
Kinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai
PDRB setiap tahun
Tren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat
pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0)
dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai
PDRB tahun sebelumnya (t-1)
Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari
nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya
Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin,
tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat kedalaman
kemiskinan (P2)
Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran
terbuka
Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat
diproksikan dengan nilai Indeks Koefisien Gini (IKG) yang
diterbitkan BPS
4. Penyajian Hasil Penelitian:
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB
2. Tren kinerja Nilai PDRB Harga Berlaku Per
Sektor Usaha Jateng Periode 2002-2012 (dlm
200 triliun Rp) Pertanian
180
Pertambangan &
160 Penggalian
Bersih
100
Konstruksi
80
60 Perdagangan, Hotel
& Restoran
40 Pengangkutan dan
20 Komunikasi
Keuangan, Real estat
0 & Jasa Persh.
Jasa-jasa
3. Tren Prosentase (%) Kontribusi Per Sektor Usaha
Terhadap PDRB Jateng Periode 2002-2012
40.00
35.00
30.00
Prosentase
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
3
Pertanian 22.16 19.67 19.90 19.11 20.34 21.93 19.60 19.72 19.49 19.06 18.74
Pertambangan & Penggalian 0.93 0.97 0.96 0.97 1.02 0.98 0.97 0.98 0.97 0.95 0.94
Industri Pengolahan 1 31.70 32.60 32.64 33.71 32.86 31.54 33.08 31.45 32.87 33.25 32.83
Listrik Gas & Air Bersih 1.01 1.17 1.22 1.20 1.12 1.07 1.03 1.04 1.05 1.02 1.02
Konstruksi 4.86 5.17 5.63 5.77 5.66 5.69 5.84 6.22 6.10 5.98 5.99
2 20.94
Perdagangan, Hotel & Restoran 20.75 20.09 19.91 19.63 19.56 19.73 19.87 19.56 19.74 20.29
Pengangkutan dan Komunikasi 5.21 5.76 5.67 5.91 5.96 5.77 6.03 6.19 5.91 5.85 5.92
Keuangan, Real estat & Jasa
3.80 3.75 3.73 3.56 3.40 3.40 3.48 3.68 3.58 3.54 3.59
Persh.
Jasa-jasa 4 9.38 10.16 10.16 9.85 10.01 10.07 10.25 10.85 10.48 10.59 10.67
4. Tren Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PRDB)
Jateng dan Nasional Periode 2002-2012
7
4
PDRB
Pilgub
3
Pilgub Krisis
2
ekonomi
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB Jateng 3.55 4.98 5.13 5.35 5.33 5.59 5.46 4.71 5.8 6.01 6.34
PDRB Nasional 4.3 4.5 5.1 5.69 5.5 6.28 6.06 4.51 6.1 6.5 6.22
5a. Tren Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian
dan Industri Pengolahan Periode 2002-2012
18
Ada pola kenaikan
16
signifikan 3 tahunan
14
pada Industri Pengolahan Ada pola kenaikan
yang signifikan 4
12 tahunan pada sektor
Pertumbuhan
Pertanian
10
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PERTANIAN 4.95 2.05 5.33 4.61 3.6 2.78 5.09 4.38 2.5 1.3 3.7
PERTAMBANGAN DAN
3.13 5.51 2.73 9.28 15.41 6.23 3.83 5.49 7.1 4.9 7.4
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN 5.46 5.49 6.41 4.8 4.52 5.56 4.5 1.84 6.9 6.7 5.5
5b.Tren Pertumbuhan Sektor Liistrik Gas dan Air Bersih,
Bangunan, dan PHR Periode 2002-2012
14
PHR trennya
12 bertumbuh
dalam 5 tahun
10 terakhir
Pertumbuhan
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
LISTRIK,GAS DAN AIR BERSIH 11.83 0.45 8.65 10.78 6.49 6.72 4.76 5.55 8.4 4.3 6.4
BANGUNAN 10.56 12.92 7.84 6.88 6.1 7.21 6.54 6.77 6.9 6.3 7
PERDAGANGAN,HOTEL DAN
1.85 5.24 2.45 6.05 5.85 6.54 5.1 6.01 6.1 7.5 8.2
RESTORAN
5c. Tren Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, Keuangan,
Persewaan dan Jasa Pers dan Jasa-jasa Periode 2002-
2012
20
15
10
Pertumbuhan
-5
-10
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PENGANGKUTAN DAN
5.3 5.91 4.67 7.34 6.63 8.07 7.52 6.96 6.7 8.6 7.9
KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
2.35 2.8 3.78 5 6.55 6.81 7.81 7.78 5 6.6 9.4
JASA PERS
JASA-JASA -6.05 16.46 5.58 4.75 7.89 6.71 7.66 7.85 7.4 7.5 7.3
6a. Implikasi Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Kemiskinan dan Pengangguran
25
Pertumbuhan 20
ekonomi
berimplikasi positif 15
menurunkan
jumlah kemiskinan
10
dan pengangguran
terbuka dlm 5
5
tahun terakhir
0
Sep-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
12
PDRB Jateng 4.98 5.13 5.35 5.33 5.59 5.46 4.71 5.8 6.01 6.34
Jumlah Penduduk Miskin (dalam
6.98 6.84 6.53 7.1 6.56 6.19 5.72 5.36 5.25 4.86
juta jiwa)
Penduduk Miskin (%) 21.78 21.11 20.49 22.19 20.43 19.23 17.72 16.58 16.21 14.98
Pengangguran Terbuka (juta
0.91 1.239 1.446 1.357 1.36 1.22 1.25 1.04 1 0.96
jiwa)
Pengangguran Terbuka (%) 5.66 7.72 8.51 8.2 7.77 7.35 7.33 6.21 5.93 5.52
6b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-2012
7 6.56
6.19
6 5.72
5.36 5.25
4.86
5
4 3.83
3.39
2.96
3 2.49 2.56
2.27
2
1.08 0.9
1 0.74 0.6 0.66 0.53
0
2007 2008 2009 2010 2011 Sep-12
Misalnya:
Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks
prestasi siswa.
Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil
berpengaruh negatif terhadap tingkat prestasi mahasiswa
2. Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel-
variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan
dan praktik diprediksikan berpengaruh
positif/negatif secara signifikan terhadap suatu
variabel dependen, fokus pembahasannya terutama
diarahkan pada nilai koefisien Beta () variabel dan
tingkat signifikansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan
menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah
dari nilai koefisien (positif atau negatif) dan tingkat
signifikansinya.
Misalnya:
Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan
kemiskinan berpengaruh positif secara signifikan menurunkan
jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan
3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan
pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah
(sign) dari nilai koefisien variabel (positif/negatif) dan level
signifikansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan
berpengaruh signifikan apabila nilai p-value atau Sig.-nya
berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya
lebih besar dari level itu, maka tidak signifikan.
Salah kaprah:
1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefisien variabel,
tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang
diambil seringkali salah
2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat signifikansi
dengan = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifikansi variabel di
atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifikan. Akibatnya,
kesimpulan salah. Harus disadari bahwa = 0,05 merupakan level of
confidence atau tingkat keyakinan yang moderat terhadap data yang
digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifikansi
(Sig.) variabel
4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau
tidak didukung secara empiris, maka perlu
dicermati secara mendalam apakah terjadi
kekeliruan dalam:
Perumusan proposisi atau hipotesis
Penggunaan basis teoritis atau grand theory
Proses sampling dan normalitas data
Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat
Penggunaan instrumen penelitian yang tidak realiabel
Penggunaan model penelitian, alat uji serta tolok ukur pengujian
hipotesis yang tidak tepat
Ketidaktepatan peneliti dalam membaca dan menginterpretasikan
hasil penelitian