Anda di halaman 1dari 89

SISTEM SIRKULASI

Agus Sjafarjanto, drh. M.Kes


Ady Kurnianto, drh., M.Si

Departemen Klinik Veteriner


Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
PEMERIKSAAN KLINIS

1. Anamnesa
2. Pemeriksaan umum :
- Keadaan umum  Respirasi, Posture, Pulsasi
vena, Oedema
3. Pemeriksaan fisik :
- Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
4. Pemeriksaan penunjang :
- EKG, USG, Radiografi
- Darah
PERICARDITIS
• Radang akut / kronis pada pericardium

ETIOLOGI :
• Primer  trauma dari luar, tusukan benda tajam dari
oesophagus
• Infeksi bakteri
• Akibat penyakit  distemper, pneumonia dan pleuritis
• Penyakit pada tulang rusuk / costae, Lgl. mediastinalis
• Adanya gangguan organ dlm cavum abdominalis
• Karena proses sepsis
Gejala Klinis

• Kasus ringan  sulit di diagnosa


• Kasus berat  demam 40°C, nafas frequen
• Perkusi  pekak jantung melebar
• Auskultasi  stadium awal terdengar suara friksi
• Keadaan berat (cor dekompensasi)  keadaan lebih
parah, yg ditandai adanya ascites, hydrothorax,
oedema kaki, tidak nafsu makan, dan kelemahan
umum
• Kasus pericarditis  kematian mendadak, tetapi
kadang dapat menjadi kronis
Diagnosa dan Prognosa

DIAGNOSA :
• Secara pasti sulit  kecuali pemeriksaan tepat
terdengar suara friksi (suara friksi akan hilang setelah
terjadi exudasi)
• Pemeriksaan tepat  dilakukan ECG

PROGNOSA :
• Kasus akut dan ringan  segera sembuh bila faktor
penyebab di hilangkan (fausta)
• Kasus berat dan kronis  jelek (infausta)
Terapi

• Hewan di istirahatkan  di tempat tenang


• Sedativa  phenolbarbital / luminal
• Diet makan  mudah dicerna dan jumlah dibatasi
• Ada infeksi  antibiotik (Penicillin G, Gentamicin)
• Cardiotonica : digitalis
• Oedema : diuretik (lasix)
ENDOKARDITIS
• Radang permukaan endokardial yang biasanya
meliputi dinding ventrikel, katup jantung, dinding
arteri besar, septum
ETIOLOGI :
• Bakterial  Streptococus viridans, Streptococcus
aureus, Staphylococcus sp., Haemophilus,
Actinobacillus, Cardiobacterium
• Virus
• Jamur  Candida albicans
Gejala Klinis

• Kelainan jantung  kegagalan jantung kongesti


• Bakteriemia
• Reaksi immunologi  hypergamaglobulin
• Arthritis
• Toksemia, demam, dypsnoe
• Glomerulonephritis
• Uremia, proteinuria, hematuria.
Diagnosa

• Berdasarkan anamnesa dan gejala klinis


• Pemeriksaan lab  darah
- melihat penyebab penyakit
• Pemeriksaan EKG
Terapi

• Antibiotik
- Penicillin G : selama 4 minggu
- Gentamicin : selama 2 minggu
• Bronkodilator
- teofilin, aminofilin, pentoxifylline, dan terbutaline
• Kortikosteroid
- prednisolone, prednisone, methyl prednisolone
MIOKARDITIS

• Radang otot jantung atau miokard

ETIOLOGI :
• Virus
• Bakteri
• Rikettsia
• Jamur
• Parasit
Gejala Klinis

GEJALA KLINIS :
• Tachycardia
• Bunyi jantung melemah
• Gagal jantung
• Dekompensasi jantung

DIAGNOSA :
• Berdasarkan gejala klinis
• Diagnosa penegak  pemeriksaan EKG
• Preparat histopatologi
Terapi

• Analgesik  mengurangi rasa nyeri


• Kortikosteroid  kontrol gejala & mencegah
efusi pericard (akumulasi cairan berlebihan di
sekitar cor)
• Antibiotik :
- rifampin, dan streptomisin, somiasid,
etambutol hidroklorid
HYDROPERICARD
• Akumulasi cairan serous rongga pericardium 
tidak disebabkan karena peradangan

ETIOLOGI :
• Umumnya karena insufiensi valvula jantung
• Kelanjutan myocarditis
• Gangguan arteri coronoria
• Ikutan penyakit lain  hepatitis, nefritis
• Akibat anemia atau hipoproteinemia
Gejala Klinis

• Mirip pericarditis, tetapi prosesnya lama


• Temperatur / suhu tubuh tidak berubah
• Perkusi  daerah pekak jantung melebar
• Auskultasi  suara friksi (tidak ada atau
terdengar)
Terapi

• Usahakan cairan dikeluarkan :


- diuretika (lasix)
• Hilangkan penyebab utama
• Pengobatan secara symtomatis
HEMOPERICARD

• Akumulasi darah pada rongga pericard

ETIOLOGI :
• Akibat ruptur jantung
• Traumatik  jatuh sehingga ada pembuluh
darah yang pecah
Gejala Klinis

1. Kelemahan jantung
- diikuti kepucatan membran mukosa
- kelemahan umum dan hewan kolaps
2. Kematian cepat  jantung tidak mampu bekerja lagi
3. Perjalanan penyakit berjalan lambat
- dapat bertahan dalam beberapa jam / hari dengan
jantung sangat lemah disertai gejala yg menunjukkan
adanya cairan dalam rongga pericard
4. Nafas dypnoe, daerah pekak jantung melebar
5. Auskultasi : suara jantung melemah
Terapi

• Sedativa  phenolbarbital / luminal


• Antibiotik
• Anti perdarahan  adona
• Cardiotonica : digitalis  (digoxin)
• Pengeluaran cairan (odema) : diuretik (lasix)
INSUFISENSI DAN STENOSIS VALVULA

INSUFISIENSI VALVULA
• Penutupan valvula  tidak sempurna
• Jika jantung mampu kompensasi  gejala klinis tdk jelas
• Jika jantung menurun  gangguan sirkulasi dan penurunan
kondisi tubuh
STENOSIS VALVULA
• Menyempitnya lumen valvula  adanya benjolan-benjolan, ulcera
valvula  gangguan fisiologis cor
• Jantung mampu kompensasi  hipertropi
• Jantung tdk mampu kompensasi :
- ganguan cor segera diikuti gejala
Etiologi dan Predisposisi

ETIOLOGI :
• Akibat endocarditis
• Adanya dilatasi cordis
• Racun yang mempengaruhi struktur / kerja valvula

PREDISPOSISI :
• Hewan mengalami anemia atau malnutrisi

Kejadian ini umum terjadi pada :


1. valvula mitralis
2. valvula tricuspidalis
3. valvula aorticus
Gejala Klinis

• Kerja jantung cepat


• Pulsus teraba cepat, irreguler, pulsus venosus (+)
• Dyspnoe
• Mukosa cyanotic
• Oedema, ascites atau hydrothorax

Nafsu makan hilang/turun  kekurusan  kelemahan


umum  kematian
Diagnosa, Prognosa, Terapi

DIAGNOSA :
•Dibedakan atas bising yg terjadi
PROGNOSA :
•Dubius  infausta
TERAPI :
a.Tidak ada obat khusus
b.Penempatan hewan pd tempat yg tenang
c.Perawatan dan makan yg baik
d.Cardiotonika, diuretika  terapi symtomatik

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

• Suatu keadaan di mana myocard tidak dpt mempertahankan


cardiac output  ditandai dengan kongesti paru, sistem
vena serta penurunan cardiac output

ETIOLOGI :
1. Penyakit kelainan pada katub atau myocard
(perolehan)
2. Penyakit jantung kongenital
3. Penyakit jantung  disebabkan cacing jantung
Gejala Klinis

• Batuk, dypsnoe
• Oedema pulmonum, Oedema subcutan
• Kongesti vena
• Splenomegali
• Ascites
• Hydrothorax
• Hepatomegali
• Cardiac Cachexia
• Hydropericard
Terapi

1. Pemberian digitalis
2. Pemberian diuretik (R/ Furosemide)
3. Diet rendah  sodium
4. Pemberian bronchodilator (aminofilin, pentoxifylline)
5. Obat-obatan untuk terapi penunjang :
- Antibiotika
- Narkotika (morfin)
- Phlebotomy, abdominocentesis, thoracocentesis
- Terapi Oksigen
- Istirahat
SHOCK
MACAM SHOCK :
1.Haemorrhagic shock 5. Neurogenic shock
2.Hypovolemic shock 6. Anaphylactic shock
3.Septic shock 7. Cardiogenic shock
4.Traumatic shock

ETIOLOGI :
• Kegagalan progresif sistem sirkulasi  terjadi kerusakan
jaringan, karena penurunan suplai darah melalui kapiler
Gejala Klinis

• Mukosa anaemis
• Penurunan temperatur
• Kelemahan otot
• Penurunan fungsi sensoris
• Tachycardia
• Frekuensi respirasi meningkat
• Oligo / anuria
Terapi

• Terapi Oksigen (O2)


• Fluid therapy (terapi cairan)
• Haemostat  pembekuan darah
• Steroid
• Antibiotik
• Antikoagulan (Cth: dikumoral, warfarin)
• Diuretik
• Vasoactive drugs (Cth: dikumoral, warfarin)
PENYAKIT JANTUNG
KONGENITAL
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

ETIOLOGI :
• Ductus arteriosus yang berasal dari arcus aorticus
tetap terbuka beberapa hari setelah kelahiran
• Ductus tersebut seharusnya tertutup 1 minggu
post partus dan menjadi ligamentum arteriosum

Anjing rentan  anjing poodle, collie & pomeranian


Gejala, Prognosa, Terapi

GEJALA KLINIS :
• Stamina dan nafsu makan menurun
• Abdomen membesar, lemah kaki belakang
• Dispnoea, sianosis, syncope, seizure
• Berat badan  turun
• Bising sistolik dan diastolik
• Hipertensi pulmonal berat
PROGNOSA : Infausta
TERAPI :
- Tindakan operatif
PULMONIC STENOSIS

• Sinonim  Stenosis katup pulmoner


• Kelainan jantung congenital sering terjadi pada
anjing (English bulldog, Fox terrier & Cihuahua)

ETIOLOGI :
• Adanya obstruksi yang menghambat aliran
darah normal dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis
Gejala Klinis

• Gejala umum  Asymtomatis


• Gangguan pertumbuhan
• Keadaan lanjut  dypsnoea, cepat lelah dan
dekompensasi jantung kanan
• Auskultasi :
- terdengar bising sistolik dan reduplikasi diastole
Diagnosa

Berdasarkan :
1.Jenis anjing penderita
2.Umur
3.Hasil pemeriksaan klinis :
- Pemeriksaan ECG
- Kateterisasi jantung
- Angiocardiography
Terapi

KASUS RINGAN :
• Diuretika  meredakan gejala gagal jantung dan mengeluarkan kelebihan
cairan (Cth : tiazid, furosemide)
• Beta blockers  meringankan kerja cor (Cth: dikloroisoproterenol)
• Antikoagulan  mencegah pembekuan darah (Cth: dikumoral, warfarin)
• Antiaritmia  mengontrol irama detak jantung (Cth: amiodarone,
disopyramide, procainamide, propranolol, quinidine)
• Vasodilator  meringankan kerja jantung & mengatur aliran darah agar
tidak berbalik kembali (Cth: isoxsuprine, flunarizine, citicoline, buflomedil)

KASUS BERAT :
• Tindakan pembedahan atau operasi
ATRIAL SEPTAL DEFECT (ACD)

• Atrial Septal Defect  kebocoran bilik jantung (atrium)

ETIOLOGI :
• Penyebab  belum dapat diketahui secara pasti
• Faktor prenatal  infeksi bakteri (rubella), umur induk tua, dll
• Faktor genetik  riwayat penyakit induk, kelainan bawaan lain
Diagnosa

Diagnosa ditentukan berdasarkan :


• Jenis anjing yang terkena
• Umur
• Pemeriksaan klinis
• Pemeriksaan EKG
• Kateterisasi jantung dan angiocardiography
Terapi

• Pemberian obat  tidak dapat memperbaiki lubang


/ bilik jantung
• Antikoagulan (menjaga detak jantung &
mengurangi pembekuan darah)  dikumoral,
warfarin
• Operasi / pembedahan
• Kateterisasi jantung
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)

• Ventricular Septal Defect (VSD)  kebocoran bilik


jantung (septum/ventrikel)

ETIOLOGI :
• Kelainan / kebocoran sekat (septum) ventrikel  darah dari
bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole
• Kelainan jantung bawaan  adanya gangguan pada proses
pembentukan jantung semasa fetus
Gejala Klinis

• Dyspnoe (sesak nafas)


• Detak jantung cepat  tidak beraturan
• Anemia  darah mengandung sedikit oksigen (O2)
• Berat badan menurun
• Conjunctiva  cyanosis (biru)
• Auskultasi  terdengar bising systolic yang keras
Diagnosa

• Jenis anjing dan umur


• Auskultasi :
- menemukan adanya murmur jantung (suara
jantung yang terdengar seperti desiran)
• Rontgen jantung :
- melihat kondisi jantung dan paru-paru
• EKG (Elektokardiogram) :
- merekam aktivitas jantung
• Katerisasi jantung
Terapi

• Operasi jantung  penanganan utama


• Deuretik : mengurangi kelebihan cairan dari tubuh
cth  Furosemide (lasix)
• Vasodilator : mengurangi tekanan ventrikel jantung
cth  isoxsuprine, flunarizine, citicoline, buflomedil
• Digitalis  menambah kekuatan otot jantung
- cth : digoxin
TETRALOGY OF FALLOT

• Kelainan struktur jantung  menyebabkan terpompanya


darah yang tidak lagi mengandung oksigen (deoxygenated
blood) dari jantung menuju seluruh tubuh

ETIOLOGI :
1. Kerusakan pada septum ventrikel sebelah atas
2. Ventricular Septal Defect (VSD)
3. Stenosis pulmonalis
4. Hypertrophy ventrikel  penebalan otot ventrikel
Gejala Klinis

• Dypsnoe dan bernapas dengan cepat


• Auskultasi  bising systolic
• Gangguan pertumbuhan
• Conjunctiva  cyanosis (biru)
• Polycythemia  ditandai warna gelap dan hitam
pada lidah dan membrane mukosa
Diagnosa

• Jenis anjing dan umur


• Pemeriksaan darah :
- jumlah sel darah / Hb (Anemia)
• EKG  aktivitas kerja otot jantung
• Kateterisasi jantung dan angiocardiography
Terapi

• Operasi  penanganan utama


• Vasodilator : mengurangi tekanan ventrikel cor
cth  isoxsuprine, flunarizine, citicoline, buflomedil
• Digitalis  menambah kekuatan otot jantung
- cth : digoxin
CHRONIC MITRAL
VALVULAR FIBROSIS (CMVF)

• Insufisiensi mitralis  kausa Congestive heart


failure (CHF) yang paling sering pada anjing

ETIOLOGI :
• Tidak jelas
• Ikutan penyakit jantung  Congestive Heart
Failure (CHF)
Gejala Klinis
• Perjalanan penyakit ini terjadi secara progresif, dalam waktu beberapa minggu
hingga beberapa tahun  terjadi exaserbasi dan remisi dari CHF

Tanda-tanda klinis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu :


1. Insuffisiensi katub mitralis dengan kompensasi :
a. asymptomatis karena jantung masih dapat mengadakan kompensasi
b. exercise tolerance normal
c. ada bising sistolik
2. Fase awal dari insuffisiensi mitralis kronis dengan dekompensasi, terbatas pada
jantung sebelah kiri :
a) batuk dengan nada rendah dan resonan pada malam atau pagi hari, dengan
ekspektorasi phlegma putih atau bercampur darah pada akhir batuk
paroxysmal.
b) Dyspnoea atau dan tachypnoea terutama setelah exercise, karena oedema
pulmonum yang ringan
Gejala Klinis (lanjutan)

3. Disfungsi dan dekompensasi jantung : beban yang bertambah pada


ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal, menyebabkan gangguan pd
ventrikel kanan :
a. batuk lebih sering, terjadi paroxysmal sepanjang hari, terutama bila
terjadi excitement, tarikan pada ikat leher atau pada waktu minum.
b. gelisah pada waktu malam.
4. CHF dengan dekompensasi pada jantung kiri atau kiri dan kanan:
a. orthopnoea
b. oedema pulmonum yang berat
c. tanda-tanda CHF kanan : kongesti vena, hepatomegaly, ascites dan
oedema sub kutan.
d. Syncope, kadang-kadang dengan seizure, karena atrial premature beats
atau paroxysmal atrial tachycardia.
Pemeriksaan Fisik

• Hasil pemeriksaan fisik  tergantung keadaan dekompensasi


• Tanda klinis :
1. Batuk dan respiratory distress
2. Batuk dapat diinduksi dengan palpasi trachea
3. Membrane mukosa normal atau merah kotor pada keadaan yang
lanjut
4. Pada statis perifer dari darah atau oedema pulmonum yang berat
terjadi cyanosis
5. Pada bising sistolik yang keras dapat diraba precordial thrill
6. Pada CHF kanan, terdapat ascites dan oedema sub kutan.
7. Pulsus cepat dan jerky, dapat terdapat pulsus intermitens, karena
kontraksi premature, tachycardia atau fibrilasi.
Pemeriksaan Fisik (lanjutan)

AUSKULTASI
• Auskultasi  terdengar bising sitolik yang lemah pada fase awal dari penyakit,
tetapi makin keras dan panjang pada keadaan yang lanjut.
• Intensitas sistole meningkat dan pada keadaan hipertensi pulmonum, intensitas
diastole juga meningkat.
• Terdengar suara jantung ke-3 dan ke-4 (gallop sounds = irama jantung derap
kuda) yang menyatakan adanya CHF.
• Irama jantung normal, kecuali bila terdapat arrhythmia cordis
PEMERIKSAAN RADIOGRAPHY
• Pada pemeriksaan radiography terlihat pembesaran atrium kiri dan ventrikel kiri
dan kanan dan kelainan-kelainan pada paru-paru.
PEMERIKSAAN ECG
• Terdapat macam-macam arrhytmia pada paru-paru, yang menyatakan adanya
pembesaran ventrikel kiri dan kanan.
DIAGNOSA DIFERENSIAL

1. Pneumonia
2. Penyakit paru-paru kronis
3. Anaemia
4. Chronic Tricuspid Valvular Fibrosis
5. Ruptura Chorda Tendinae
6. Idiopathic Congestive Cardiomyopathy
7. Kelainan-kelainan jantung congenital
- misalnya  VSD dan Aortic Stenosis
Terapi
• Terapi dilakukan secara simptomatis
A. Fase 1 :
- tidak diperlukan terapi, kecuali membatasi makanan yang terlalu tinggi kadar
sodiumnya.
B. Fase 2 :
1. membatasi exercise
2. membatasi sodium dan kalori dalam makanan.
3. memberikan bronchodilator
4. pemberian sedative bila diperlukan
C. Fase 3 dan 4 :
1. cardiac glycosides 4. Istirahat total
2. diuretic 5. pemberian antitusif dan sedative
3. membatasi intake sodium 6. terapi-terapi lain (lihat terapi CHF)
RUPTURA ENDOCARDIAL
DAN LEFT ATRIAL TEAR
• Komplikasi dari Chronic Mitral Valvular Fibrosis (CMVF)

Anamnesa dan Pemeriksaan Klinis :


• Sama dengan CMVF yang berat. Terjadi pada anjing-anjing tua, umur
antara 8 – 15 tahun, dan paling sering pada Cocker Spaniel jantan.
• Gejala Klinis :
1. Terdapat bising sistolik yang keras dengan precordial thrill
2. Arrhytmia
3. Gallop sounds
4. Pada haemopericardium  intensitas bising jantung dan suara-suara
jantung menurun.
• Rupture dapat mengalami kesembuhan / dapat terjadi haemopericardium
dan cardiac temponade, sehingga mengakibatkan kematian
Diagnosa

Diagnosa :
• Haemopericardium  pemeriksaan radiografik,
dimana bayangan jantung terlihat membesar dan
membulat

Diagnosa differensial :
1. CHF kronis karena CMVF
2. Rupture Chorda Tendinae
3. Pericardial Effusion
Terapi

• Hasil terapi  tidak baik


• Anti perdarahan / pembekuan darah :
- adona, dikumoral, warfarin
• Perdarahan berhenti  pengeluaran cairan
pericardial (furosemide / lasix) untuk mengurangi
cardiac tamponade
• Selanjutnya dilakukan terapi terhadap CMVF
RUPTURA CHORDA TENDINAE

• Chorda tendinae  berfungsi untuk mencegah


membaliknya (eversi) katub-katub atrioventrikuler ke dalam
atrium pada waktu kontraksi ventrikel
• Eversi katub  menyebabkan insuffisiensi katub yang berat
• Ruptura chorda tendinae  akut, sub akut atau kronis
• Bentuk sub akut  terjadi pada Chronic Mitral Valvular
Fibrosis (CMVF) dalam waktu lama
• Bentuk sub akut atau kronis  tidak dapat dibedakan dari
CMVF
• Pembahasan penyakit RCT  bentuk akut
Etiologi dan Gejala Klinis
ETIOLOGI :
- Penyebab  tidak jelas (ikutan penyakit jantung)

Tanda Klinis
- Terjadi tanda–tanda CHF yang hebat dengan tiba-tiba :
1. tanda oedema pulmonum
2. respiratory distress yang hebat, sehingga hewan berdiri dengan abduksi siku dan ekstensi
kepala dan leher
3. Cyanosis
4. Kongesti vena yang berat
5. Terdapat bising sistolik yang keras dengan precordial thrill
6. Jerky pulse
7. Frekuensi jantung meningkat
8. Terdengar gallop sounds
• Pemeriksaan Radiografik dan ECG  sama dengan CMVF yang berat
Diagnosa Deferensial, Prognosa & Terapi

DIAGNOSA DIFERENSIAL :
1. Left Atrial Tear dengan Cardiac Temponade
2. Penyakit katub jantung yang berat
3. Cardiac temponade, karena penyakit pericardial
4. Bronchopneumonia

PROGNOSA :
1. In fausta
2. Hewan mati karena oedema pulmonum dengan cairan berbusa
campur darah yang keluar dari mulut dan hidung
TERAPI :
- Sama dengan pada CHF (Congestive Heart Failure)
PENYAKIT KATUB
AORTA JANTUNG
STENOSIS & INSUFFISIENSI
KATUB AORTA

• Stenosis maupun insuffisiensi katub aorta 


jarang terjadi pada anjing dan kucing
• Insuffisiensi katub aorta :
- terjadi pada anjing secara sekunder, karena
endocarditis bakterial / trauma setelah
kateterisasi jantung
Gejala dan Terapi

GEJALA KLINIS :
• Dekompensasi jantung  kelesuan dan penurunan
badan
• Pada pemeriksaan klinis  water hammer pulse
dan bising sistolik
TERAPI :
1. Causal terhadap endocarditis bakterial
2. Sama seperti CHF
SUPRAVENTRICULAR
PREMATURE CONTRACTION
• Focus ektopik yang menghasilkan irama premature yang berasal dari jaringan di atas ventrikel
(daerah S-A node, atrium kiri dan kanan, A –V node dan junctional tissue)
• Arrhytmia  ditandai pada ECG dengan gelombang P premature yang bentuk dan ukurannya
abnormal. Karena gelombang P timbul di atas jaringan ventrikel, maka konduksi pada Bundle
of His dan ke ventrikel normal, sehingga gambaran konduksi ventrikel (kompleks QRST) tidak
terpengaruh. SPC disertai dengan resetting dan resetting with pause.

MENURUT ASAL DARI FOCUS EKTOPIK DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA, YAITU :
1. Atrial Premature Contraction  focus ektopik berasal dari atrium dengan tanda :
1. gelombang P premature dan abnormal
2. interval P-R panjang
3. kompleks QRST normal
2. Junctional Premature Contraction  focus ektopik berada di sekitar A-V node dgn tanda :
1. gelombang P premature dan negatif
2. interval P-R diperpanjang
3. kompleks QRST normal
Etiologi

• SPC (Supraventricular Premature Contraction)  disebabkan oleh


penyakit pada atrium, misalnya dilatasi atrium atau myocarditis atrium.
Bentuk junctional juga dapat disebabkan oleh intoksikasi digitalis,
meningkatnya tonus vagus dan iritasi di daerah A – V node

GEJALA KLINIS :
• Asymtomatis, sering terjadi kontraksi prematur, dapat menyebabkan
syncope dan kelemahan paroxysmal.
• Pada auscultasi :
1.terdapat denyut prematur yang diikuti dengan istirahat
2.kontraksi ektopik mempunyai suara jantung yang berbeda dengan suara
jantung normal
• Terdapat pulsus intermitten
Terapi

• Terhadap SPC tidak diperlukan terapi


• Terapi kausalnya (penyakit pada atrium dan tanda-tanda
CHF) :
- digitalis  memperkuat kontraksi jantung & memperlambat
konduksi atrio ventrikular
Cth : digoxin
VENTRICULAR PREMATURE
CONTRACTIONS
• Fokus ektopik  timbul dari setiap bagian ventrikel, menyebabkan
depolarisasi dan kontraksi prematur dari ventrikel adalah VPC (Ventricle
Premature Contraction).
• Makin dekat fokus ektopik ini dengan Bundle of His, makin normal kompleks
ventrikular pada ECG
• Kontraksi ventrikel prematur  dikonduksikan melalui myiocard lebih
lambat daripada normal, sehingga kompleks QRS melebar dan abnormal.
• VPC diikuti dengan compensatory pause, sedangkan bentuk interpolation
jarang terjadi.
• Karena S-A Node terus mengeluarkan impuls listrik, maka gelombang-
gelombang P Sinus yang normal terjadi pada interval yang teratur; tetapi
gelombang P tidak selalu terlihat jelas, karena dapat terjadi pada waktu
periode kompleks QRS yang abnormal.
Etiologi

• Penyakit- penyakit cardiovascular


• Intoksikasi digitalis
• Takut dan stress
• Manipulasi jantung  operasi jantung / kateterisasi jantung

GAMBARAN ECG :
1. Kompleks QRS-T yg prematur, lebih lebar & bentuk abnormal
2. Gelombang P  tidak berhubungan dgn kompleks QRST
Gejala dan Terapi

GEJALA KLINIS :
• Asymptomatis, Syncope, Kelemahan Paroxysmal, Seizures
• Pada Auskultasi :
1. Kontraksi ektopik lebih awal dan intensitasnya lebih rendah daripada
normal
2. Suara yang lebih keras, karena pengisian yang lebih keras
3. Pulsus intermitens

TERAPI :
• Bila tidak disebabkan oleh intoksikasi obat  anti arrhytmatic agent
• VPC karena efisiensi jantung  digitalis dengan pengawasan ketat
TACHYCARDIA
• Frekuensi jantung normal pada anjing jenis sedang dan besar tidak melebihi
160 kali / menit.
• Anjing jenis kecil dan anjing muda  180 kali / menit.
• Kucing dan anak anjing, frekuensi jantung normal  220 atau 230 kali / menit.
• Bila frekuensi jantung melebihi frekuensi tersebut  Tachycardia
• Tachycardia  sederetan irama jantung yang kecepatannya melebihi normal,
yang sering terjadi paroxysmal (berurutan 4 atau lebih) atau secara terus
menerus
• Tachycardia dibagi menjadi :
1. Supraventricular (berasal dari atrium dan daerah junctional tissue)
2. Ventricular (berasal dari Bundle of His atau ventrikel)
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA
Dibedakan menjadi :
1. Sinus Tachycardia
a. Frekuensi jantung melebihi normal
b. Kompleks ECG normal
c. Interval P-P dapat teratur atau tidak teratur.
2.Atrial Tachycardia
- Terjadi secara paroxysmal / terus menerus (continuous), dgn fokus abnormal di
atrium
- Tanda-tanda :
1.Interval R-R teratur
2.Gelombang P abnormal, kadang tidak terlihat pada frekuensi yang sangat tinggi
3. Junctional Tachycardia
•Focus abnormal  dari daerah junctional tissue (sekitar A-V node), ditandai dengan
gelombang P negative, terjadi di dalam kompleks QRS. Pada supraventricular
tachycardia, terjadi di kompleks QRST normal
Etiologi

Tachycardia supraventrikular dapat terjadi :


1.Hewan yg nervus
2.Hewan yg febris, anaemia, toksaemia, CHF & Hipertiroidisme
3.Setelah electric shock
4.Ingesti dan intoksikasi Hexachlorophine
5.Rasa sakit dan intoksikasi obat-obatan lain
6.Penyakit pada atrium  CMVF, Infiltrative atrial diseases, atrial
myocarditis
7.Waktu anaesthesi inhalasi
8.Kateterisasi jantung dan pasca tindakan operatif
Gejala Klinis

1. Frekwensi pulsus dan suara jantung cepat dan teratur


2. Tidak terdapat bising jantung  kecuali pada anaemia yg
berat dan CHF karena kelainan katub
3. Kolaps, syncope, kadang dgn seizures (terutama terdapat
pada CMVF dengan atrial tachycardia)
4. Kelemahan dan disorientasi paroxysmal  Paroxysmal
atrial tachycardial
Terapi

1. Tekanan sinus carotis / bola mata  akan meningkatkan


tonus vagus, sehingga untuk sementara terjadi depresi pd
ectopic atrial pacemaker / memperlambat S-A pacemaker
2. Hewan dengan CHF diberi : R/. Digitalis (IV)
3. Arrhytmia yg tidak disebabkan oleh CHF :
- diberikan Adrenergic Blocking Agent :
R/. Propranolol / direct current cardio version
VENTRICULAR TACHYCARDIA
& A-V DISSOCIATION
ETIOLOGI :
Ventrikular tachycardia  arrhytmia yang serius dapat terjadi pada :
1.Myocarditis, CHF lanjut dengan anoxia myocard, intramural
coronary arteriosclerosis
2.Intoksikasi digitalis
3.Manipulasi jantung kateterisasi atau operasi
4.Gangguan perimbangan elektrolit atau hipokalemia
(hyposiaendocarditis, infiltratif myocardial disease, cardiomyopathy,
dirofilariasis dan kelainan jantung pada stadium lanjut)
Gejala Klinis

• Dyspnoea, kelemahan, syncope dan terdapat CHF


• Auskultasi  suara jantung lebih lemah dan intensitasnya berubah–ubah
• Frekuensi jantung cepat dan dapat terjadi pulsus intermiten
• Terlihat gelombang pulsus pada jugularis, karena atrium berkontraksi terhadap
katub atrioventrikular yang tertutup, sehingga ada aliran dari retrograd dari V.
Jugularis (disebut canon “A” waves)

TANDA PADA ECG :


1. Komplek QRS abnormal dan cepat
2. Irama dapat teratur atau tidak teratur
3. Gelombang P terdapat dengan frekuensi yang lebih lambat & tidak tergantung
pada komplek QRS
4. Terdapat capture dan fusion beat
Terapi

1. Menghentikan pemberian obat jantung :


- digitalis dan piridin  sampai kausa dari
tachycardia
ditemukan
2. Pemberian anti arrhytmia agent
3. Direct current cardioversion
4. Bila terdapat CHF diberikan cardiac glikosides
ATRIAL FIBRILASI
• Atrial Fibrilasi  ditandai dengan hilangnya systole
atrium, tetapi atrium mengeluarkan impuls-impuls
yang cepat dan tidak teratur ke A-V node.
• Impuls ini dapat merangsang A-V node & ada yang
tidak dapat
• Rangsangan A-V node dapat tidak teratur 
akibatnya frekuensi ventricular yang mengikutinya
juga cepat dan tidak teratur
Etiologi

• Fibrilasi atrium  terjadi pada penyakit jantung yang lanjut


dengan pembesaran pada salah satu atau kedua atrium
• Misalnya :
- Idiopathic Congestive Cardiomyopathy
- CMVF
- Complicated Patent Ductus Arteriosus
• Lebih sering terkena  jenis anjing besar (jantan)
• Fibrilasi atrium  jarang sekali pada anjing (kecil) & kucing
Gejala Klinis

1. Terdapat tanda-tanda CHF kiri dan atau kanan


2. Syncope, kelemahan, penurunan berat badan, ascites, denyut
jantung cepat dan tidak teratur
3. Terjadi pulsus intermittent
4. Intensitas suara jantung pertama berubah-ubah, suara jantung kedua
kadang-kadang tidak ada

PERUBAHAN PADA ECG :


a. Gelombang P dari atrium digantikan dengan undulasi pada garis
dasar (gelombang F)
b. Kompleks QRS cepat dan tidak teratur

• Fibrilasi atrium dapat terjadi pada penyakit-penyakit jantung yang


lanjut dengan pembesaran pada salah satu atau kedua atrium.
Terapi

• Terapi ditujukan terhadap CHF dan untuk


memperlambat frekuensi ventrikel :
1. Pemberian digitalis
2. Electrical cardioversion
3. Pemberian propanolol atau quinidin
VENTRICULAR FIBRILLATION

ETIOLOGI :
• Akibat penyakit jantung yang lanjut dengan pembesaran pada salah
satu atau kedua ventrikel
GEJALA KLINIS :
• Fibrilasi ventrikel  ditandai tidak adanya bentuk dari kompleks QRS
• Gelombang tampak sebagai undulasi voltase rendah yang tidak teratur
• Loncatan ventrikel tidak efektif terjadi cepat, tidak teratur dan tidak
terkoordinasi
• Efeknya ekivalen dengan cardiac arrest
• Tidak terdapat suara jantung, pulsus dan tekanan darah
• Fibrilasi ventrikel & cardiac arrest  keadaan jantung yg paling gawat
Terapi

Terapi harus dilakukan secepat mungkin :


1.Melakukan pukulan di daerah precordial dan
massage jantung dari luar
2.Endotracheal intubation
3.Pemberian oksigen
4.Defibrilasi jantung dengan defibrillator
5.Pemberian epinephrine, isoproterenol
ELECTRICAL ECG

NORMAL ECG
(Curva PQRST)
ATRIAL VIBRILATION

ATRIAL FLUTTER
ACUTE PERICARDITIS AORTIC STENOSIS

CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY MITRAL STENOSIS


CARDIAC ARRHYTMIA COR PULMONALE

ISCHAEMIA MYOCARDIUM MYOCARDIAL INFARCTION


PULMONARY STENOSIS USG : PULMONARY STENOSIS

SUB ENDOCARDIAL ISCHAEMIA GAMBARAN ECG PADA ANJING

IPDV-I
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai