Anda di halaman 1dari 47

PENGELOLAAN KEUANGAN

NEGARA

KEMENTERIAN PUPR
SEKRETARIAT JENDERAL-BIRO KEUANGAN
DASAR HUKUM

1. UU Nomor 17 Tahun 2003


Tentang Keuangan Negara

2. UU Nomor 1 Tahun 2004


Tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004
Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
Tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MENCAKUP :

• Penyusunan Anggaran,
• Pelaksanaan Anggaran,
• Pertanggungjawaban.
1. PENYUSUNAN
ANGGARAN
PENDEKATAN DALAM
PENGANGGARAN

1. Unified Budget
(Pendekatan anggaran terpadu)

Penyatuan anggaran rutin dan anggaran


pembangunan ke dalam satu dokumen anggaran
departemen/ lembaga dalam upaya:
** menghindari duplikasi
** penyimpangan dalam pengelolaan anggaran.
2. Performance Based Budgeting
(Penganggaran berbasis kinerja)

Mengacu kepada indikator kinerja, standar


biaya dan evaluasi kinerja yg tercermin
dalam satuan output yg terukur.
3. Medium Term Expenditure Framework
(Kerangka pengeluaran jangka menengah)

Untuk memberikan kerangka yang


menyeluruh dan meningkatkan proses
perencanaan dan penganggaran.
Proses Penganggaran
JANUARI – APRIL MEI – AGUSTUS SEPT - DES
(4) (8) (9)
Pembahasan
Pokok-pokok Pembahasan PEMBAHASAN
DPR Kebijakan RKA-KL RAPBN
UU APBN
Fiskal & RKP

(7) (11)
Kebijakan NOTA
KABINET/ Umum dan KEUANGAN, PERPRES
PRESIDEN Prioritas RAPBN DAN TENTANG
Anggaran LAMPIRAN RINCIAN APBN

KEMENTERIAN PENELAAHAN
PEREN- KONSISTENSI
CANAAN DENGAN RKP

SEB PRIORITAS
PROGRAM DAN (6) (13)
LAMPIRAN (10)
PAGU INDIKATIF (2)
RAPBN
(HIMPUNAN SE PAGU
SE PAGU PENGESAHAN
RKAKL) DEFINITIF
Kementerian SEMENTARA (5)
Keuangan
PENELAAHAN RANCANGAN
KONSISTENSI KEPPRES TTG
DENGAN PRIORITAS RINCIAN
ANGGARAN APBN

(12) (14)
(1) (3)
KONSEP DOKUMEN
Kement. Renstra Rancangan DOKUMEN PELAKSANAAN
Negara/ KL Renja KL
RKA-KL PELAKSANAAN ANGGARAN
Lembaga ANGGARAN
Siklus Penganggaran.

Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal dan
1 Kerangka Ekonomi Makro 2
RKP (Pertengahan Mei)
Pagu Indikatif Pagu Sementara
(Maret) (Pertengahan Juni)

DIPA K/L
3
(31 Desember)
6
Rincian Anggaran RAPBN
Belanja K/L (Agustus)
(Akhir November)
5 4
APBN
Perpres (Akhir Oktober) RUU & NK

UU
PERAN BAS DAN SAI DALAM
SIKLUS PENGANGGARAN APBN

PERENCANAAN : PELAKSANAAN
RKA-KL DIPA

KEUANGAN PERLENGKAPAN
RENCANA
KEUANGAN

BAS SAI
TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR

 Memastikan rencana keuangan


(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah yang
sama;
 Meningkatkan kualitas informasi keuangan;
 Memudahkan pengawasan keuangan.
KLASIFIKASI BELANJA
MENURUT FUNGSI : MENURUT JENIS :
1. Pelayanan Umum Pemerintahan; 1. Belanja Pegawai;
2. Pertahanan;
2. Belanja Barang dan jasa;
3. Hukum, Ketertiban dan Keaman
an; 3. Belanja Modal;
4. Ekonomi; 4. Bunga;
5. Lingkungan Hidup; 5. Subsidi;
6. Perumahan dan Pemukiman; 6. Hibah;
7. Kesehatan; 7. Bantuan Sosial;
8. Pariwisata dan Budaya; 8. Belanja Lain-Lain.
9. Agama;
10. Pendidikan;
11. Perlindungan Sosial.

12
KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS
BELANJA)
- Pegawai
- Barang •Belanja K/L
- Modal •PMK 101
- Bantuan Sosial

- Pembayaran bunga
utang
•Belanja BUN
- Belanja Hibah •PMK 171
- Belanja Subsidi
- Belanja Lain-lain
2. PELAKSANAAN
ANGGARAN
Pendelegasian Kewenangan dalam Pelaksanaan Anggaran

Presiden
(sebagai CEO)
Menteri Teknis Menteri Keuangan
(sebagai COO) (sebagai CFO)

Kepala Kantor
(selaku Kuasa COO)
Kepala KPPN
(selaku Kuasa CFO)

Pemegang
Kas Kecil
Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program
Pendelegasian kewenangan perbendaharaan
TUGAS MENTERI KEUANGAN
SEBAGAI PENGELOLA FISKAL
a. menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
b. menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan
APBN;
c. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
d. melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
e. melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah
ditetapkan dengan undang-undang;
f. melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
g. menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN;
h. melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan
fiskal berdasarkan ketentuan undang-undang.
Pasal 8 UUKN
TUGAS MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI
PENGGUNA ANGGARAN

a. Menyusun rancangan anggaran kementerian


negara/lembaga;
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. Melaksanakan anggaran kementerian
negara/lembaga;
d. Melaksanakan pemungutan dan penyetoran
PNBP;

Pasal 9 UUKN
TUGAS MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI
PENGGUNA ANGGARAN

e. Mengelola piutang dan utang negara;


f. Mengelola barang milik kekayaan negara;
g. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain berdasarkan
ketentuan undang-undang.

Pasal 9 UUKN
PEMISAHAN KEWENANGAN
Menteri Teknis Menteri Keuangan

PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENCAIRAN


PENGUJIAN
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN DANA

Comptabel beheer
administratief beheer
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
 Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan
anggaran.
 Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh Presiden.
 Di dalam dokumen pelaksanaan anggaran, diuraikan :
• sasaran yang hendak dicapai,
• fungsi,
• program dan rincian kegiatan,
• anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan
• rencana penarikan dana tiap-tiap satuan kerja, serta
• pendapatan yang diperkirakan diterima.
 Pada dokumen pelaksanaan anggaran dilampirkan rencana kerja dan anggaran
Badan Layanan Umum dalam lingkungan kementerian negara yang
bersangkutan.
 Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan
disampaikan kepada:
• menteri/pimpinan lembaga,
• kuasa bendahara umum negara, dan
• Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 14 UUPN
TAHAPAN PEMBUATAN KOMITMEN
 Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah
disahkan.
 Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan tersebut
dalam dokumen pelaksanaan anggaran, Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang
mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

Pasal 17 UUPN
TAHAPAN PENGUJIAN DAN
PERINTAH PEMBAYARAN
 Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk :
• menguji,
• membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan
• memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD.
 Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berwenang:
• menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;
• meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan
sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
• meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
• membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang
bersangkutan;
• memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.
 Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang
timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. Pasal 18 UUPN
 Dalam rangka pelaksanaan pembayaran BUN/Kuasa
BUN berkewajiban
TAHAPAN untuk:
PEMBAYARAN
meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran;
menguji kebenaran perhitungan tagihan atas
beban APBN yang tercantum dalam perintah
pembayaran;
menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
memerintahkan pencairan dana sebagai dasar
pengeluaran negara;
menolak pencairan dana, apabila perintah
pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Pasal 19 UUPN
 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah kepada
Pengguna Anggaran/Kuasa
PEMBAYARAN Pengguna
OLEH Anggaran dapat
diberikan uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara
BENDAHARA PENGELUARAN
Pengeluaran.
 Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari
uang persediaan yang dikelolanya setelah:
• meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran;
• menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam perintah pembayaran;
• menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
 Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila
persyaratan tidak dipenuhi.
 Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi
atas pembayaran yang dilaksanakannya.
 Pengecualian dari ketentuan ini diatur dalam peraturan
pemerintah.
Pasal 21 UUPN
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA TETAP
( UNIT ESELON II )

PA / MENTERI

ATASAN/ATLAS
KA SATKER
ESELON I

KA SATKER
ESELON II

PENGUJI BENDAHARA BENDAHARA PENANGGUNG


PEJABAT PEMBUAT SPM PENERIMAAN PENGELUARAN JAWAB UNIT
PEMUNGUT KOMITMEN AKUNTANSI
SATUAN KERJA
(PNBP)
(PNBP)

(UAKPA) (UAKPB)
Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu Pembantu
STRUKTUR ORGANISASI
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU (SNVT)
KEMENTERIAN PUPR

MENTERI PUPR
PENGGUNA ANGGARAN

PEJABAT ESELON I A
DIREKTUR ATASAN
PEMBANTU ATASAN I

KA. DINAS PU KEPALA BALAI


PEMBANTU ATASAN II ATASAN LANGSUNG
KA. SATKER

KEPALA SATKER

PEJABAT PENGUJI
SPM
PEJABAT PERBENDAHARAAN SATKER

 Pejabat Perbendaharaan Satker ditetapkan oleh Menteri PUPR.

1 Kepala Satker / KPA/KPB


2 Pejabat Pemungut Penerimaan Negara
3 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4 Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-
SPM)
5 Bendahara Penerimaan
6 Bendahara Pengeluaran

 Pembantu Pejabat Inti Satker ditetapkan oleh Atasan Langsung


Kepala Satker.
PENETAPAN PEJABAT PERBENDAHARAAN SATKER

 Menteri PUPR menyampaikan Surat Edaran ke Satminkal /


Eselon I tentang pengusulan Pejabat Perbendaharaan Satker
berikut kompetensi Teknis dan Persyaratan Administrasi.

 Pejabat Eselon I Kementerian PUPR menyusun usulan Pejabat


Perbendaharaan Satker dengan berkoordinasi dengan
Balai/Dinas bidang PUPR

 Usulan disampaikan kepada Menteri Up. Sekretaris Jenderal

 Biro Keuangan mengevaluasi dan memproses SK Pejabat


Perbendaharaan Satker yang akan ditetapkan oleh Menteri
PUPR.
MEKANISME PENCAIRAN DANA

 Permen PU Nomor 14/PRT/M/2011 (lampiran 5)


(sedang proses revisi)

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor


190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan APBN.

 Peraturan Peraturan terkait lainnya.


3. PELAPORAN &
PERTANGGUNGJAWABAN
REFORMASI AKUNTANSI &
PELAPORAN
Filosofi: Akuntabilitas & Transparansi
 Setiap Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran wajib
selenggarakan akuntansi
 Menkeu tetapkan sistem akuntansi berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan yg disusun oleh komite
independen (KSAP)
 Laporan keuangan komprehensif (LRA, LO, LPE,Neraca,
& CaLK) dihasilkan dari proses akuntansi
 Kalender akuntansi & pelaporan yang timeliness
 Merger Laporan Kinerja pada Laporan Keuangan
 Pernyataan tanggung jawab oleh Kasatker/Menteri
31
SAI DIRANCANG UNTUK MENGHASILKAN
LAPORAN KEUANGAN SATKER

terdiri dari:
1. Laporan Keuangan
 Laporan Realisasi Anggaran
 Laporan Operasional
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan

2. Laporan Barang Milik Negara


 Laporan BMN
 Catatan Atas Laporan BMN
PELAPORAN KEUANGAN SELAIN SAI.

KEWAJIBAN SATKER MENYAMPAIKAN LAPORAN :

 LPJ BENDAHARA

 LAPORAN REALISASI PNBP (PNBP Umum dan Fungsional)

 E-MONITORING
MEKANISME PELAPORAN SAI

DJKN UAPB UAPA DJPBN

UAPPB-E1 UAPPA-E1

KANWIL KANWIL
DJKN DJPBN

UAPPB-W UAPPA-W

BLU
KPKNL UAKPB UAKPA KPPN
Pokok-pokok UU No. 17/2003
8 September 2015 tentang Keuangan Negara 18
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBN/APBD

Laporan keuangan setidak-tidaknya


meliputi :
o Laporan Realisasi APBN/APBD
o Neraca,
o Laporan Arus Kas, dan
o Catatan atas Laporan
Keuangan
(dilampiri laporan keuangan perusahaan negara/daerah dan
badan lainnya).
(UUKN Pasal 30 dan 31)
KETERKAITAN
LAPORAN KEUANGAN – PEMERIKSAAN BPK– OPINI HASIL PEMERIKSAAN

Kriteria Laporan Keuangan Lingkup Pemeriksaan Opini hasil


BPK pemeriksaan
a. Laporan keuangan dihasilkan melalui
proses akuntansi
b. Laporan keuangan disajikan sesuai I. wajar tanpa
dengan SAP, yang teridiri dari Laporan i. kesesuaian pengeculian
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan dengan standar (unqualified
Laporan Arus Kas disertai dengan catatan akuntansi opinion)
atas laporan keuangan; pemerintah II. wajar dengan
c. Laporan keuangan disajikan sebagai wujud ii. kecukupan pengecualian
pertanggungjawaban setiap entitas pengungkapan (qualified
pelaporan (adequate opinion)
d. Laporan keuangan disampaikan kepada disclosures) III. opini tidak
DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan iii.kepatuhan wajar (adversed
setelah tahun anggaran berakhir terhadap peraturan opinion),
e. Laporan keuangan diaudit oleh lembaga perundang- IV. pernyataan
pemeriksa ekstern yang independen dan undangan menolak
profesional sebelum disampaikan kepada iv.efektifitas sistem memberikan
DPR/DPRD pengendalian opini (disclaimer
f. Laporan keuangan dapat menghasilkan intern of opinion)
statistik keuangan yang mengacu kepada
manual Statistik Keuangan Pemerintah
Opini BPK terhadap LK
Kementerian PU
 Tahun 2006 ----------------------- disclaimer
 Tahun 2007 ----------------------- disclaimer
 Tahun 2008 ----------------------- disclaimer
 Tahun 2009 ------------------------ WDP
 Tahun 2010 ------------------------ WDP
 Tahun 2011 ------------------------ WDP
 Tahun 2012 ------------------------ WTP-DPP
 Tahun 2013 ------------------------ WTP
 Tahun 2014 ------------------------ WTP
 Tahun 2015 ------------------------ WDP
SANKSI PIDANA DAN
SANKSI ADMINISTRATIF

Ancaman Pidana Penjara dan denda bagi :


Menteri/Pimpinan lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota yang
terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam UU tentang APBN/Peraturan Daerah tentang
APBD
Pimpinan Unit Organisasi Kementerian Negara/Lembaga/
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terbukti melakukan
penyimpangan kegiatan anggaran yang telah ditetapkan
dalam UU tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD.
(Pasal 34/UU KN)
PENYELESAIAN KERUGIAN
NEGARA/DAERAH
 Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan
melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

 Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang


karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban
yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan
negara, wajib mengganti kerugian tersebut.

 Setiap pimpinan kementerian negara/lembaga/kepala satuan kerja


perangkat daerah dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah
mengetahui bahwa dalam kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah yang bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan
dari pihak manapun.
Pasal 59 UUPN
PELAKSANAAN APBN

■ PERATURAN PEMERINTAH NOMR 45 TAHUN 2013


Tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN

■ PERMEN KEUANGAN NO. 190/PMK.05/2012 Tentang


Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN

■ PERMEN KEUANGAN NO. 154/PMK.05/2014 Tentang


Pelaksanaan SPAN
(Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 58/2013 Tentang
Pengelolaan Data Suplier dan Data Kontrak Dalam SPAN)
PELAKSANAAN APBN

■ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2006 Tentang


Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

■ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2014 Tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

■ PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 Tentang


Standar Akuntansi Pemerintah

■ PERMEN KEUANGAN NO. 213/PMK.05/2013 Tentang


Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat
(Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-42/PB/2014
Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga)
PELAKSANAAN APBN

■ PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 Tentang


Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah, telah diubah
terakhir Perpres Nomor 4/2015

■ PERMEN KEUANGAN NO. 32/PMK.05/2014 Tentang


Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik

■ PERMEN KEUANGAN NO. 196/PMK.02/2015 Tentang


Perubahan atas PMK No.143/PMK.02/2015 Tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara /Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

■ PERMEN KEUANGAN NO. 113/PMK.05/2012 Tentang


Perjalan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, PNS
dan Pegawai Tetap Lainnya.
PELAKSANAAN APBN

■ PERMEN KEUANGAN NO. 162/PMK.05/2013 Tentang


Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara Pada Satuan
Kerja Pengelola APBN
(Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 03/2014 Tentang
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola APBN dan Verifikasi
LPJ)
■ PERMEN KEUANGAN NO. 128/PMK.05/2007 Tentang
Pengurusan Piutang Negara
(Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-02/PB/2007
Tentang Pedoman Penatausahaan dan Akuntansi PNBP)
■ PERMEN KEUANGAN NO. 201/PMK.06/2010 Tentang
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
(Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-85/PB/2011
Tentang Penatausahaan Piutang Negara Bukan Pajak Pada
Satuan Kerja Kementerian/Lembaga )
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PU

■ PERMEN PU NO. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.

■ PERMEN PU NO. 15/PRT/M/2011 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Melalui
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
PERMEN PU BIDANG KEUANGAN
( SEDANG PROSES REVISI )

■ PERMEN PU NO. 01/PRT/M/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
di lingkungan Kementerian PU

■ PERMEN PUPR NO. 08/PRT/M/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Verifikasi Pertanggungjawaban Anggaran Dilingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

■ PERMEN PU NO. 05/PRT/M/2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Pemeriksaan Kas Terhadap Bendahara Oleh Kasatker/Atlas Bendahara
Dilingkungan Dep. PU

■ PERMEN PU NO. 06/PRT/M/2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penarikan


Dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Dilingkungan Dep. PU

■ PERMEN PU NO. 19/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara


Pemungutan dan Pelaporan Pajak-Pajak Dalam APBN Dilingkungan Kemen.
PU

■ PERMEN PU NO. 09/PRT/M/2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan


Penyelesaian Kerugian Negara Dilingkungan Dep. PU
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai