Anda di halaman 1dari 31

KEWASPADAAN ISOLASI

SOSIALISASI PENGELOLAAN PASIEN


INFEKSIUS
 Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari
program PPI
 Bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi.
 Mata rantai infeksi

Pasien Pasien

Petugas/Pengu Lingkung
njung an
3
SEJARAH
KEWASPADAAN ISOLASI
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1877 Early Isolation Precaution Memisahkan pasien infeksi dan
non infeksi
1890-1960 Early Isolation Precaution Pemisahan pasien sesuai jenis
infeksi dan tindakan aseptik
Sistem kubikel,aseptik, cuci
tangan,gaun, disinfeksi alat
RS infeksi ditutup kecuali RS
TB
RS TB ditutup ps TB dirawat di
RSU di Isolasi
PELATIHAN IPCN PERSI

Tahun Teknik Isolasi Perlakuan


1985 - Universal Precaution Epidemik HIV petugas kesehatan, waspada
1988 terhadap darah dan cairan
tubuh(semenVagina,peritonial,perikardial
sinovial, amniotic,cerebrospinal, bukan feces,
urine, muntah,sputum,sekret hidung keringat) ,
tangani dengan menggunakan sarung tangan,
gaun,masker , pelindung mata.
Setelah melepas sarung tangan harus cuci tangan

1987 Body Substance Waspada terhadap darah, feses, urine


Isolation (BSI)di sputum,saliva,wound drainage,cairan
Seatle, Washington, tubuh lainnya, permukaan tubuh yang
San Diego, basah dan lembab, gunakan sarung
California tangan, setelah melepas tidak perlu cuci
tangan
PELATIHAN IPCN PERSI

Tahun Teknik Perlakuan


Isolasi
1990-1996 Isolation Kewaspadaan Standar ditujukan kepada semua pasien
Precaution tanpa memandang apakah infeksi atau tidak, waspada
terhadap darah dan cairan tubuh, sekresi, ekskresi ,
kecuali keringat, gunakan APD jika tindakan
memungkinkan terkena darah atau cairan,sekresi,ekskresi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi Airborne, droplet,
kontak, ditujukan pada pasien yang yang sudah terinfeksi
atau di duga infeksi

Kewaspadaan Standar meliputi Kebersihan


tangan,Penggunaan APD,Peralatan perawatan
pasien,Pengendalian lingkungan , Penanganan limbah,
Penempatan pasien
Penanganan linen, Kesehatan karyawan
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan PELATIHAN IPCN PERSI

6
2007 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditambah

Etika batuk/Kebersihan
pernapasan

Penyuntikan yang aman

Praktek lumbal punksi

Hospital Acquired Infection


(HAI) menjadi Healthcare
Associated Infections ( HAIs)

Cuci tangan menjadi kebersihan


tangan
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
PELATIHAN IPCN PERSI

1. Kebersihan tangan
2. Penggunaan APD
3. Manajemen Limbah
4. Manajemen Linen
5. Manajemen lingkungan
KEWASPADAA 6. Pembrosesan alat
7. Kesehatan petugas
N STANDAR 8. Penempatan pasien
9..Etika batuk/Kebersihan
pernapasan
10.. Penyuntikan yang aman
KEWASAPADAA 11. .Praktek lumbal punksi
N ISOLASI

KEWASPADAA AIR BORNE


CONTACT
N TRANSMISI DROPLET
PELATIHAN IPCN PERSI

8
1. KEBERSIHAN TANGAN.

Hal utama dalam PPI


Komponen sentral dari Patient Safety
Sederhana dan efektif mencegah HAIs
Menciptakan lingkungan yang aman
Pelayanan kesehatan aman
Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di
air mengalir
Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan
gosok cairan berbasis alkohol
9
PELATIHAN IPCN PERSI

10
NO HAND HYGIENE
11
1 CARA HAND RUB HAND WASH
( tanpa air ) ( dengan air mengalir dan antiseptik)

2 WAKTU 20 – 30 detik 40 – 60 detik


3 LANGKAH 6 LANGKAH
4 MOMENT 5 MOMENT

6 LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN

• SEBELUM KONTAK DENGAN PASIEN


• SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN
ASEPTIK
• SETELAH TERKENA CAIRAN TUBUH
PASIEN
• SETELAH KONTAK DENGAN PASIEN
• SETELAH KONTAK DENGAN
LINGKUNGAN SEKITAR PASIEN
12
PENGGUNAAN APD
APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi,
sarung tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan
petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari kontaminasi
penyakit infeksi.
Digunakan sesuai indikasi
Segera dilepas jika sudah selesai tindakan
13
PENGGUNAAN APD
14
MANAJEMEN LAUNDRY
Linen infeksius:
 Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh

Linen non infeksius:


 Tidk terkontaminasi darah dan cairan tubuh

Yang harus diperhatikan dalam penegelolaan linen:


• Pemisahan diruangan
• Pengangkutan
• Penanganan di laundry ( APD, ALUR, Pencucian, penyetrikaan, pelipatan,
penyrotiran , fasilitas dan sarana)
• Pendistribusian
MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. KONSTRUKSI BANGUNAN

2. UDARA

3. AIR

4. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

5. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN DI R.GIZI

6. PEMBERSIHAN DI RUANG LAUNDRY

7. LIMBAH RS

PPI harus terlibat dalam renovasi, demolisi


dan pembangunan gedung
16
Manajemen Limbah

Jenis limbah
 Limbah padat:
 Infeksius
 Non infeksius

 Limbah cair
 Infeksius
 Non infeksius

 Limbah benda tajam


Perawatan Alat Medis Bekas 17
Pakai
Pre Cleaning

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Sterilisasi Disinfeksi Disinfeksi


(peralatan kritis) tingkat tinggi tingkat rendah
Masuk dalam (peralatan semi (peralatan non kritikal)
pembuluh kritikal)
Hanya pada
darah/jaringan tubuh
Masuk dalam mucosa permukaan tubuh yang
Instrumen bedah tubuh utuh
Endotracheal tube, Tensi meter,
NGT termometer
20

 Tidak memakai ulang jarum suntik


 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik
pada pemberian suntikan
 Segera buang jarum suntik habis pakai
 Tidak melakukan recapping jarum suntik
habis pakai
19

 Menutup mulut & hidung saat batuk/


bersin;pakai tisu
 Buang ke tempat sampah (kuning ) bila
telah terkena sekret saluran napas dan
 Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik
dan air mengalir/ alkohol handrub setelah
kontak dengan sekret
 Jaga jarak terhadap orang yang ada
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
gejala ISPA dg demam
PPI RS
RSJPDHK

WHO
GUIDELINES
x x x √ √
21

 Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang


berisiko infeksi
 Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang
berisiko
 Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka
tusuk jarum atau benda tajam lainnya
 Ada alat pelindung diri
22

Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m


Kohorting bila tidak memungkinkan
bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan
petugas PPIRS
Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
lingkungannya
23

Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal


pungsi,anaestesi spinal /epidural/pasang kateter vena
sentral
Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
KEWASPADAAN
BERDASARKAN TRANSMISI

Airborne/Udara Kontak Droplet/Percikan

TBC MRSA, VRE Avian Influensa, H1N1


Meningococcus
Chicken pox Herpes Simplex

Masker N95/ Sarung tangan, Masker bedah,


Respiratorik pelindung mata dan
Gaun wajah
25
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
 Kontak:
– Kontak langsung:
pasien – petugas atau pasien – pasien

– Kontak tidak langsung:


Pasien/petugas – benda tercemar

Droplet:
– Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa
mata, hidung atau mulut yang ada pada jarak dekat (suction,
bronkoskopi)
26

• Udara/Airborne

Percikan/partikel berukuran kecil


< 5m melayang/menetap di udara
beberapa jam, disebarkan luas dalam
ruangan /jarak lebih jauh.

Langsung/melalui debu dg mikroba


(TBC, cacar air/varicella, campak)
Menyebar: batuk, bersin, berbicara,
tinda kan intubasi, suction,
bronkoskopi
Kewaspadaan Transmisi 27
Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen
infeksius:
1. Penempatan pasien :
 1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan
pasien yang terinfeksi agen infeksi sama
 Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri
mencegah HAIs
 Kohorting unt management KLB MDRo termasuk
MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:
 Sarung tangan:
 Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg
pasien, permukaan lingkungan atau peralatan pasien
(diare, inkontinensia, kolonostomi, slang drainase).
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan dan
pastikan pakaian tidak menyentuh lagi permukaan
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
tercemar dlm ruangan
Kewaspadaan transmisi 28

droplet
Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau dengan pasien infeksi
/terkolonisasi yg sama atau kohort bila tidak memungkinkan
dan beri jarak antar pasien 1m

Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka

Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien (2 m pada


pasien flu burung)

Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada
pasien saat proses pemindahan
Kewaspadaan transmisi 29
udara/airborne
Penempatan pasien :
 Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor
 Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam
 Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA
(high efficiency particulate air) yang menyaring udara
ruangan yang dibuang keluar.
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort)
dengan pasien infeksi yang sama
30
KESIMPULAN

 Kewaspadaan Isolasi mengalami perubahan


 Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan
berdasarkan Transmisi
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan
lapis kedua /tambahan dari kewaspadaan
standar diterapkan pada pasien yang terinfeksi
atau diduga infeksi
31

Anda mungkin juga menyukai