Anda di halaman 1dari 46

NUTRISI PADA PENYAKIT

GASTRO ENTERO HEPATIKA


SURYANI AS’AD
TUJUAN PEMBELAJARAN
( EXPECTED LEARNING OUTCOME)
• 1.MEMAHAMI PRINSIP PENATALAKSANAAN
NUTRISI PENYAKIT GEH
• 2. MEMAHAMI DAN TERAPKAN PRINSIP
TERAPI DIET PADA PENYAKIT LAMBUNG:
GASTRITIS
• 3. MEMAHAMI DAN TERAPKAN PRINSIP
TERAPI DIET PADA GASTROENTERITIS
• 4. MEMAHAMI DAN TERAPKAN PRINSIP
TERAPI DIET PADA PENYAKIT HEPAR
PRINSIP PENATALAKSANAAN NUTRISI
PENYAKIT GEH
• SUBJECTIV
• OBJECTIV
• ASSESSMENT
• PLANNING
• MONITORING- EVALUASI
PANDUAN PENILAIAN STATUS GIZI INDIVIDU

• Anamnesis
– Identitas Pasien
– Riwayat Penyakit Umum
– Riwayat Gizi
• Riwayat asupan sehari-hari sebelum sakit (MAKANAN
YANG PERNAH DIKONSUMSI)
• Kebiasaan makan
• Pantangan
Riwayat Gizi ...

• Keadaan penyakit dan faktor yang mempengaruhi


status gizi, penurunan nafsu makan, serta tanda-
tanda hipermetabolisme
• Lamanya penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan (BB sebelum sakit)
• Bowel habit : kebiasaan buang air besar (BAB), ada
tidaknya diare, ada tidaknya perubahan bentuk feses,
obstipasi, sakit perut.
• Pemeriksaan Fisik
– Keadaan Umum
• Kesadaran, dengan/tanpa kesakitan
– Tanda vital
• Tekanan darah, nadi, suhu, laju pernapasan
– Pemeriksaan fisik lain

• Antropometrik
– Tinggi badan
– Berat badan
– Indeks Massa Tubuh (IMT) : BB (kg)/(TB(m))2.
– Lingkar perut
– Lingkar Lengan Atas
– Tebal Lipatan Kulit
– Lemak Tubuh Total
– Cairan Tubuh Total
• Laboratorium
Tes Biokimia Fungsional
1. Pemeriksaan status protein :
– Kadar albumin serum
– Transferin serum
– Prealbumin serum (transthyretin)
– Eksresi Urea Nitrogen-Kreatinin dalam 24 jam
2. Fungsi Imunitas
– Hitung Limfosit Total (Total Lymphocyte Count) =
(% limfosit x sel darah putih)/100, > 1500 sel/mm2
3. Pemeriksaan lain :
– ELEKTROLIT
– Gula darah
– Profil lipid
OBYEKTIF
Analisis Asupan
• Dietary assessment
• 24-h food recalls
• Weighed food records
• Dietary history
• Food frequency questionnaire
• Semi-quantitative food frequency questionnaire
– Toleransi makanan
– Analisis penggunaan energi

Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi:
– Foto rontgen
– CT-scan
– MRI
– USG
ASSESSMENT
Diagnosis Kerja
• Status Gizi Antropometrik
– Mis : obesitas, pre-obes, marasmus, kwarshiorkor,
chronic energy deficiency.
• Status Metabolik
– Mis : imbalans elektrolit, sindroma uremia, koma
hepatikum.
• Status Gastrointestinal
– UTAMA : HIPERPERISTALTIK, adanya distensi dll
Penatalaksanaan Terapi Nutrisi
– Komposisi Nutrisi
• Cairan
• Energi
• Makronutrien
• Mikronutrien
• Nutrien Spesifik
• Non-nutrien (farmakoterapi)

• KET = KEB + FS + AF
– KET : kebutuhan energi total
– KEB : kebutuhan energi basal
– FS : faktor stres
– AF : aktivitas fisik
• KEB didapatkan dari perhitungan resting energy
expenditure dengan persamaan Harris-Benedict
(HB):

Laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB - 6,8 U


Perempuan = 655 + 9,7 BB + 1,7 TB – 4,7 U
Keterangan :
• BB : Berat badan (kg)
• TB : Tinggi badan (cm)
• U : Usia (tahun)
Metoda Pemberian Nutrisi
Cara Pemberian :

Dasar pemilihan jenis makanan per oral :


• Riwayat dan masalah kesehatan saat ini
• Usia
• Kebutuhan kalori dan nutrien
• Status hidrasi
• Status gastrointestinal
• Fungsi hati, ginjal, dan paru
Metoda Pemberian Nutrisi
Pemilihan formula :
• Komposisi makronutrien
• Rasio kalori : nitrogen
• Elektrolit, vitamin, dan mineral
• Osmolalitas
• Tingkat keasaman (pH)
• Kandungan serat/residu
• Viskositas
• Kemudahan pemberian
• Sterilitas
• Biaya
Dasar pemberian nutrisi entaral :
• Kebutuhan nutrisi pasien harus tercapai
• Harus dapat meminimalisasi risiko infeksi
• Pemberian obat melalui feeding tube harus
dikomunikasikan dengan ahli farmasi
• Pemilihan ingredient substrat/nutrien enteral
disesuaikan dengan diameter pipa makanan
• Monitoring & evaluasi harus dilaksanakan secara
optimal.
• Menekan respon hipermetabolik thd jejas/stress
• Membantu mencegah terjadinya stress ulcer
• Mempertahankan sekresi peptide usus, IgA & mucin
• Mencegah kehilangan nitrogen & protein yang berkaitan
dengan terjadinya atrofi usus
• Menstimulasi sintesis enzim digestif
• Memelihara fx absorpsi, imun, endokrin & barier TGI
• Meningkatkan “Clincal Outcome”
• Komplikasi yang terjadi lebih kecil dibanding pemberian NP
total
• Monitoring & evaluasi dilaksanakan secara optimal.
• Muntah
• Diare berat > 1500 mL/hari
• Fistula letak tinggi high output (> 500 mL/hr),
kecuali bagian distal fistula dapat menerima
makanan.
• Short bowel syndrome (< 50 cm jejenum dengan
kolon intak atau < 100 cm jejenum tanpa kolon
ascendens).
• Syok hipovolemik atau syok septik
• Hemodinamik yang tidak stabil
• Jalur masuknya makanan
• Ukuran pipa makanan yang akan digunakan
• Volume formula untuk mencapai kebutuhan
nutrisi pasien
• Toleransi gastrointestinal
• Kondisi klinis pasien
Metoda Pemberian Nutrisi

• Nutrisi parenteral diberikan pada pasien yang


tidak dapat menerima nutrisi enteral,
• Dengan pemberian nutrisi melalui enteral saja
tidak dapat memenuhi kebutuhan,
• apabila pemberian melalui enteral sebagai
kontraindikasi.
• TGI tidak berfungsi & tidak dapat digunakan
• Obstruksi total usus
• Peritonitis
• Muntah yang tidak terkontrol
• Diare berat (> 1500 mL/hr)
• Ileus enterokutan high-output (> 500 mL/hari) kecuali
bila pemberian makanan dapat dilakukan melalui
bagian distal fistel
• Sindroma usus pendek
• Malnutrisi berat
REVIEW MAKANAN CAIR, SARING,
LUNAK, BIASA/PADAT
• MAKANAN CAIR (CLEAR LIQUID DIET, FULL
LIQUID DIET)
• MAKANAN SARING
• MAKANAN LUNAK (BUBUR )
• PADAT/BIASA
2.TERAPI DIETETIK PADA PENYAKIT
LAMBUNG
• Gastritis merupakan peradangan (inflamasi)
dari mukosa lambung yang disebabkan oleh
faktor iritasi dan infeksi.
• Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan
dapat meningkatkan risiko untuk terkena
kanker lambung hingga menyebabkan
kematian.
• Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih
menuju ke dinding lambung sebagai respon
terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan endoskopi
ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil
foto memperlihatkan iregularitas mukosa
• Gastritis terbagi dua tipe yaitu
– gastritis akut
– gastritis kronis
• Gastritis akut
• Merupakan kelainan klinis akut yang
menyebabkan perubahan pada mukosa
lambung antara lain ditemukan sel inflamasi
akut dan neutrofil, mukosa edema, merah dan
terjadi erosi kecil dan perdarahan
Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe yaitu
• gastritis stres akut
• gastritis erosive kronis,
• gastritis eosinofilik

• Semua tipe gastritis akut mempunyai gejala yang


sama. Episode berulang gastritis akut dapat
menyebabkan gastritis kronik
• Gastritis kronik
• Merupakan gangguan pada lambung yang
sering bersifat multifaktor dengan perjalanan
klinik bervariasi. Gastritis kronik ditandai
dengan atrofi progresif epitel kelenjar disertai
hilangnya sel parietal dan chief cell di
lambung, dinding lambung menjadi tipis dan
permukaan mukosa menjadi rata (Price &
Wilson, 2003
• Penyembuhan gastritis membutuhkan
pengaturan makanan selain upaya untuk
memperbaiki kondisi pencernaan.Perlu
diketahui bahwa kedua unsur ini mempunyai
hubungan yang erat
• Pengaruh serat makanan terhadap saluran pencernaan.
Makanan yang kaya akan serat dan tidak digiling halus
akan terasa kasar dan penuh sehingga harus dikunyah
lebih lama daripada makanan yang digiling halus.
Sedangkan pada umumnya makanan yang kasar dan
banyak mengandung serat akan tinggal lebih lama di
dalam lambung di bandingkan bentuk halus makanan
yang sama. Perlambatan pengosongan lambung ini
menyababkan seseorang merasa kenyang setelah
makan dengan demikian makan lebih sedikit. Ini juga
berarti bahwa makanan masuk lebih lambat ke dalam
usus halus sehingga proses pencernaan dan
penyerapan oleh usus halus juga diperlambat
pemberian diet untuk penderita
gastritis antara lain bertujuan untuk
• :
• a. Memberikan makanan yang adekuat dan
tidak mengiritasi lambung
• b. Menghilangkan gejala penyakit
• c. Menetralisir asam lambung dan mengurangi
produksi asam lambung
• d. Mempertahankan keseimbangan cairan
• e. Mengurangi gerakan peristaltik lambung
• f. Memperbaiki kebiasaan makan pasien
• a. Syarat diet penyakit gastritis
• Makanan yang disajikan harus mudah dicerna dan
tidak merangsang, tetapi dapat memenuhi kebutuhan
energi dan zat gizi, jumlah energi pun harus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien (Hembing,
2004).Sebaliknya, asupan protein harus cukup tinggi (±
20-25 % dari total jumlah energi yang biasa diberikan),
sedangkan lemak perlu dibatasi.Protein ini berperan
dalam menetralisir asam lambung.Bila dipaksa
mengunakan lemak, pilih jenis lemak yang
mengandung asam lemak tak jenuh
• Pemberian lemak dan minyak perlu
dipertimbangkan secara teliti.Lemak berlebihan
dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak
diulu hati dan muntah karena tekanan dalam
lambung meningkat.Mengkonsumsi jenis
makanan yang mengandung asam lemak tak
jenuh secara cukup merupakan pilihan yang
tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah
dicerna.Porsi makanan yang diberikan dalam
porsi kecil tapi sering, hindari makan secara
berlebihan
• Demikian pula jumlah vitamin dan mineral
yang diberikan pun harus dalam jumlah
cukup.Akan tetapi, keterbatasan bahan
makanan sumber vitamin dan mineral,
biasanya pasien diberikan vitamin, mineral
dan bentuk obat (Uripi, 2002).
• sebaiknya penderita gastritis menghindari
makanan yang bersifat merangsang,
diantaranya makanan berserat dan penghasil
gas maupun mengandung banyak bumbu dan
rempah. Selain itu, penderita juga harus
menghindari alkohol, kopi dan soda.Dan perlu
juga memperhatikan teknik memasaknya,
direbus, dikukus dan dipanggang adalah
teknik memasak yang dianjurkan, sebaliknya
menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan
• Jenis makanan yang tidak dianjurkan antara lain:
beras ketan, mie bihun, jagung, ubi-ubian, cake,
dodol, kue-kue lain yang terlalu manis dari
sumber karbohidrat sedangkan dari sumber
protein sarden atau daging yang diawetkan, dari
sumber sayaur, mineral dan vitamian adalah
makanan yang merangsang asam lambung
diantaranya adalah kol, dan sayuran yang tidak
banyak serat juga tidak menimbulkan gas. Dari
buah yang banyak serat dan menimbulkan gas
misalnya nanas, kedondong, durian, dan nangka
DIET RENDAH SISA (DRS)
DIET TINGGI SERAT
TERAPI DIET PADA PENYAKIT HATI
• Penyakit hepatitis adalah peradangan hati
yang akut karena suatu infeksi atau keracunan.
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di dunia dan dianggap sebagai
persoalan kesehatan masyarakat yang harus
diselesaikan. Hal ini karena selain
prevelensinya tinggi, virus hepatitis B dapat
menimbulkan problema pasca akut bahkan
dapat terjadi cirrhosis hepatitis dan carcinoma
hepatocelluler primer
HEPATITIS
• b. Diet
• Jika pasien mual, tidak ada nafsu makan atau
muntah – muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika
tidak mual lagi, diberikan makanan cukup kalori
(30-35 kalori/kg BB) dengan protein cukup (1
gr/kg BB), yang diberikan secara berangsur –
angsur disesuaikan dengan nafsu makan klien
yang mudah dicerna dan tidak merangsang serta
rendah garam (bila ada resistensi garam/air).
• Gastroenteritis (GE) adalah peradangan
mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, yaitu buang air besar lembek
atau cair, dapat bercampur darah atau lender,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam
waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak enak di perut dan
menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30
hari disebut kronis.
• Infeksi yang menyebabkan GE akibat
Entamoeba histolytica disebut disentri, bila
disebabkan oleh Giardia lamblia disebut
giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh
Vibrio cholera disebut kolera
2. Faktor malabsorbsi
• Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida
pada bayi dan anak, malabsorbsi lemak, malabsorbsi
protein.
3. Faktor makanan
• Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
• Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan
bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang air
besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
TERAPI DIET

• • Memberikan cairan dan diet adekuat


• a. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang
adekuat untuk rehidrasi.
• b. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase
transien.
• c. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau
kafein, karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi
usus.
• d. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak bergas,
dan mudah dicerna.
TERAPI DIET PADA PENYAKIT
sistem bilier (saluran empedu)
DIET RENDAH LEMAK

Anda mungkin juga menyukai