Anda di halaman 1dari 16

TETANUS NEONATORUM

DEFINISI
• Tetanus : penyakit kekakuan otot (spasme
) yang disebabkan oleh eksotoksin (tetano
spasmin) dari organisme penyebab penya
kit tetanus.

• Tetanus neonatorum umumnya terjadi kar


ena persalinan di luar rumah sakit atau ole
h dukun bayi tradisional
EPIDEMIOLOGI
• Insidensi tetanus di perkotaan ; 6-7/1000 k
elahiran hidup
• Di daerah pedesaan 11-23/1000 kelahiran
hidup
• Jumlah kematian sekitar 60.000 bayi/th
• SKRT 1995, AKB di Indonesia masih cuku
p tinggi yaitu 58/1000 kelahiran hidup.
• Merupakan urutan ke-5 penyebab kematia
n bayi di Indonesia
• Ismoedijanto  survei di 5 RS (1991-1996) ; rat
a-rata 10 – 25 kasus per tahun per RS dengan a
ngka kematian 7 – 23%

• Tertinggi penderita golongan usia bayi (26%), ba


lita 15%, usia 5-9 th (19%), dan >10 th 12%.

• Eliminasi TN per-kab/kota adalah < 1/1000 bayi l


ahir hidup
• Bakteri Clostridium tetani; batang, gram positif d
engan spora di ujungnya, mirip drumstick

• Bersifat obligat anaerob, berbentuk vegetatif pad


a lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap
panas serta desinfektan

• Pada bentuk vegetatif bakteri dapat bergerak akt


if dengan flagella dan menghasilkan eksotoksin
• Pada lingkungan yg tdk kondusif, bakteri
 spora (tahan panas, perebusan, kekerin
gan dan desinfektan), hidup bertahun-tahu
n dan menyebar di mana saja.

• Habitat utamanya adalah tanah yang men


gandung kotoran ternak, kuda, dan hewan
lainnya
PENULARAN
Melalui luka yang dalam dengan suasana an
aerob, sebagai akibat dari :
1. Kecelakaan
2. Luka tusuk
3. Luka operasi
4. Karies gigi
5. Radang telinga tengah
6. Pemotongan tali pusat
PENULARAN
• Penyebab tersering masuknya spora tetanus 
kebiasaan memberi ramuan dedaunan untuk per
awatan tali pusat, dll terutama pada kelahiran dn
g pertolongan tenaga non medis

• Survei di 4 RS kota besar ; pintu masuk adalah r


adang telinga tengah (39%), luka (38%), karies
gigi (10%)

• Masa inkubasi 5-14 hr (rata2 6 hr)


GEJALA & TANDA
• Gejala awal ; kekakuan otot rahang untuk
mengunyah  trismus (pd bayi ‘mecucu’)
• Sulit menelan, gelisah, mudah terkena ran
gsang
• Kekakuan otot wajah (rhesus sardonicus)
• Kekakuan otot tubuh (punggung, leher dan
badan)  spt busur
• Kekakuan otot perut
• Kejang-kejang
PENGOBATAN
• Harus dirawat di RS
• Kecepatan merujuk sangat berpengaruh thd a
ngka kematian kasus
• Pengobatan RS umumnya meliputi ;
1. Pemberian antibiotik
2. Pemberian anti kejang
3. Perawatan luka atau penyakit penyebab infeks
i
4. Pemberian ATS
PENCEGAHAN
1. Immunisasi aktif dengan toxoid; WUS me
ndapat 5x TT sebelum hamil (status teta
nus toxoid 5 dosis yg memberi perlindun
gan 25 th)
2. Perawatan luka ; dgn H2O2
3. Persalinan yang bersih; bersih alat, temp
at, dan tangan penolong persalinan.
PEMBERANTASAN
1. Tujuan
Sesuai kesepakatan global, Depkes menetapk
an tujuan umum yaitu tercapainya maternal-ne
onatal tetanus elimination (MNTE) di tiap kab/k
ota akhir 2005, sdgkan tujuan khususnya adal
ah ;
a. Semua WUS kab berisiko tinggi  TT 5 dosis
b. Semua WUS di SMA & tempat kerja  5 dosis
PEMBERANTASAN
2. Kebijakan
a. Immunisasi TT pada WUS utk memberi
perlindungan seumur hidup
b. Immunisasi TT pada WUS dilaksanakan
terpadu lintas program
c. Kegiatan akselerasi imunisasi
PEMBERANTASAN
3. Strategi
a. Prioritas imunisasi WUS pada daerah berisiko
tinggi
b. Diarahkan pada WUS yang terkelompok ( mis.
Pada industri, perdagangan atau perkebunan )
c. Imunisasi TT pada anak SMA
d. Imunisasi pada calon pengantin dan ibu hamil t
etap diteruskan
e. Promosi kesehatan
PEMBERANTASAN
4. Kegiatan
a. Pertemuan lintas sektor
b. Pendataan semua WUS berusia 15 – 39
tahun
c. Pemetaan dengan sistem skoring
d. Pembuatan jadwal pelaksanaan imunisa
si ( Januari – Februari )
e. Pelaksanaan imunisasi
evaluasi

• Jelaskan pola penularan TN!


• Sebutkan gejala dan tanda TN!
• Sebutkan pencegahan dan pengobatanny
a!

Anda mungkin juga menyukai