Anda di halaman 1dari 29

Program Studi Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

HUBUNGAN FAKTOR
PENGOBATAN DENGAN KUALITAS
HIDUP PASIEN UMUR LEBIH DARI
65 TAHUN DENGAN POLIFARMASI

PENYAJI : Dr. I GUSTI AGUNG AYU PUTRI YUNI ARYANTI


PEMBIMBING : Dr. dr. RA Tuty Kuswardhani, SpPD-KGER, MARS, FINASIM

1) Dibawakan pada di Ruang Pertemuan Geriatri RSUP Sanglah pada Selasa, 14 Agustus 2018
2) Dokter Residen yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Program Studi Psikiatri
PENDAHULUAN
– Dekade terakhir penduduk Spanyol banyak lansia  PBB  th
2050 memiliki populasi tertua.
– Perubahan sosiodemografi dan kemajuan ilmiah  penyakit
terminal menjadi penyakit kronis menghasilkan peningkatan
signifikan harapan hidup  lansia meningkat kualitas hidup
kurang.
– Uni Eropa dengan Program Horizon 2020  Hidup Sehat dan
Umur Aktif  meningkatkan kualitas hidup lansia dan membantu
mereka berkontribusi pada masyarakat
PENDAHULUAN

– Schumaker  kualitas hidup berhubungan dengan kesehatan


(HRQoL) sebagai "persepsi subjektif yang dipengaruhi oleh status
kesehatan saat ini dari kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang penting bagi orang tersebut “.
– Penilaian HRQoL memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh
status kesehatan dan faktor terkait pada kesejahteraan umum
individu.
– HRQoL yang lebih buruk terkait dengan usia, jenis kelamin
perempuan, gangguan fungsional, depresi, penyakit kronis atau
polifarmasi.
PENDAHULUAN
– Kerangka kerja kesehatan saat ini  obat sebagai penentu
kesehatan perlu perhatian khusus.
– Kebanyakan studi menyelidiki hubungan antara obat dan
kualitas hidup dilihat dari perspektif kepatuhan.
– Faktor pengobatan lainnya terkait dengan HRQoL belum
dipelajari secara ekstensif saat ini.
– Penelitian ini dirancang hubungan antara faktor obat dan
HRQoL pada pasien usia > 65 tahun dengan polifarmasi.
METODE
– Metode : cross sectional descriptive
– Waktu : 1 tahun
– Sampel : Pasie lansia >65 tahun dengan polifarmasi
– Tempat : Pusat kesehatan primer Spanyol Selatan  19 klinik
– Data klinis : Penilaian fungsional (indeks Barthel), penilaian
kognitif (Pfeiffer test), penilaian status emosional: kecemasan /
depresi (skala Goldberg), kondisi medis dan riwayat kunjungan
ruang gawat darurat.
Stratified Randomized Sampling

1125 pasien
Kriteria Inklusi: Kriteria Eksklusi:
• Usia ≥ 65 Th • rawat inap di institusi
• Polifarmasi : obat ada publik / swasta.
5/> selama ≥ 6 bulan • Gangguan psikiatri
• Resep elektronik • Penolakan memberikan
persetujuan tertulis
• Gangguan Bahasa
komunikasi tidak lancar.

375 pasien
430 tidak masuk kriterian inklusi ataupun eksklusi
123 tidak masuk inklusi & eksklusi/ 197 menolak
Variabel Penelitian

Variabel tergantung • Kualitas hidup berhubungan dengan kesehatan

• Sosiodemografi
Variabel predictor • Klinis dan obat

• Umur, jenis kelamin, tempat tinggal, cohabitation,


Sosiodemografi • status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan
risiko sosial
Instrumen pengukuran
– Variabel dependen HRQoL instrumen EuroQol-5D
diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan divalidasi  (2 - 3
menit).
– Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian:
1. EQ-Index : Deskripsi status kesehatan menurut lima dimensi
(mobilitas, perawatan diri, kegiatan harian, rasa sakit/
ketidaknyamanan dan kecemasan / depresi).
2. EQ-VAS: Skala analog visual (VAS)
Analisis statistik
– Analisis  SPSS Windows versi 22.0,
– Tes t Student  identifikasi perbedaan antara EuroQol indeks dan
nilai EQ-VAS
– Tes chi-kuadrat  variabel kualitatif.
– Analisis multivariat dilakukan dengan regresi linier berganda untuk
mengidentifikasi faktor-factor terkait dengan HRQoL baik untuk
EQ-VAS dan indeks EQ.
Aspek Etika
– Penelitian disetujui Komite Etika dan Penelitian Kesehatan
– Kerahasiaan dan partisipasi sukarela dalam penelitian dijamin,
semua data bersifat anonym  sesuai dengan ketentuan :
1. UU Organik 15/1999 tanggal 13 Desember tentang Perlindungan
Data Pribadi
2. Spanyol 41/2002 Act of 14 November otonomi pasien, hak dan
tanggung jawab di bidang informasi dan dokumentasi klinis.
HASIL
– Pengumpulan data 1 tahun  total 375 pasien memenuhi kriteria
kelayakan diwawancarai.
– Usia rata-rata mereka adalah 74,72 ± 5,59 tahun.
– 63,5% dari sampel adalah wanita.
– 77,9% tinggal di Costa del Sol District
Tabel. 1
Variabel Penelitian
dan Karakteristik
Sampel

• 22,8% tinggal sendirian

• 90,1% sosial ekonomi menengah.

• 57,9% bisa baca tulis, 19,5% buta


huruf

• 16,3% risiko sosial menengah.

• 68,5% independen.

• 2,4% gangguan kognitif ringan

• Hipertensi (88%), dislipidemia


(65,1%), diabetes (52,5%)

• 60,5% cemas, 34,1% depresi


Tabel. 1
Variabel Penelitian
dan Karakteristik
Sampel
• 47,7% konsumsi > 10 obat/hari

• 48,3% tidak patuh berobat

• Tidak ada perbedaan yang


teridentifikasi menurut usia, p
= 0,426 atau jenis kelamin, p =
0,376

• 83,2% DRP.

• C5.1 (62,1%) & C5.6 (50,1%)


penyebab tersering.

• Berbagai merek obat yang


sama di 84,3% kasus.
Tabel 2
Persepsi Global
kualitas hidup dinilai
EQ-VAS (0-100) dan
EQ-Index (0 -1).

• Pria memiliki skor rata-


rata yang lebih tinggi
daripada wanita,

• > 75 tahun : nilai EuroQol


Index lebih rendah
dibandingkan pasien yang
tersisa.
Tabel 3
Dimensi EuroQol-5D
• Cemas / depresi : 69,1%

• Nyeri / ketidaknyamanan :
58,4%

• Masalah mobilitas : 54,9%.

• Prevalensi masalah
perawatan diri yang lebih
tinggi pada wanita.

• Usia, secara statistik


signifikan ditemukan pada
pasien > 75 tahun dalam
mobilitas dimensi, perawatan
diri dan otonomi untuk
melakukan kegiatan biasa.
Gambar 1
Pengaruh masing-
masing dimensi
EuroQol-5D pada
kualitas hidup dengan
EQ-VAS

• Pasien dengan skor HRQoL


tertinggi secara keseluruhan
adalah mereka yang tidak
memiliki masalah mobilitas (EQ-
VAS 67,83 ±)
20.05)

• Pasien dengan nilai terendah


adalah mereka yang memiliki
masalah perawatan diri (EQ-VAS
48,80 ± 19,14)
Tabel 4
Nilai untuk EQ-VAS
dan EQ-Index
menurut variabel
penelitian lainnya.

• Kualitas hidup buruk :


buta huruf, risiko sosial,
gangguan kognitif,cemas,
depresi, kunjungan UGD,
Obat >10, tidak patuh
berobat,

• kesalahan pengobatan,
dan ketidakmampuan
mengidentifikasi obat
dengan penyakit.
• Kualitas hidup yang baik
dan sosial ekonomi yang
tinggi dan otonomi untuk
melakukan kegiatan biasa

• Mengenai penyebab DRP,


kategori C5.6 adalah
faktor yang paling sering
diamati pasien dengan
berbagai merek obat di
rumah mereka (52,2% vs
39%, p <0,002) dan di
pasien yang tidak dapat
menghubungkan obat
mereka dengan penyakit
(61,8% vs 47,2%, p <0,05).
Tabel 5
Hubungan Variabel
Penelitian dengan
Kualitas Hidup

• Baik : usia, sex,


kemandirian fungsional.

• Buruk : tingkat pendidikan


rendah, risiko sosial,
mengambil lebih dari 10
obat, gangguan kognitif,
kecemasan dan depresi.
DISKUSI
– Peneliti meneliti kualitas hidup dari populasi pasien > 65 tahun
yang menggunakan banyak obat (polifarmasi), mengidentifikasi
obat, faktor terkait terkait dengan HRQoL.
– Peneliti mengeluarkan orang-orang dengan kerusakan kognitif
sedang sampai berat karena jawaban mereka tidak dapat divalidasi
melalui tes.
– Pasien dengan cacat berat tidak masuk, karena tujuan penelitian
ini menilai HRQoL pasien dengan polifarmasi.
– Nilai rata-rata penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya
pasien usia > 75 tahun di enam negara Eropa (61,9%)  60,0
(Italia); 72,9 (Belanda)  skor EQ-VAS <<studi pasien >60 tahun di
Inggris (76,9%).
– Perbedaan jenis kelamin signifikan dalam kualitas hidup Wanita
memiliki persepsi >> buruk tentang status kesehatan EQ-VAS
(56,43 vs 64,19) dan di semua dimensi EQ-Index (0,62 vs. 0,72) 
eksistensi faktor intrinsik/ekstrinsik
– Hasil konsisten dengan sebelumnya orang >> tua memperoleh
skor >> EQ-VAS (59.47 vs.59.07) dan skor << EQ-Index (0.63 vs.
0.67).
– Prevalensi EQ-Index >> rendah pada kecemasan / depresi pada
orang >>tua, meskipun prevalensinya lebih tinggi di dimensi lain.
– Di antara dimensi EuroQol-5D, masalah paling sering dilihat
dengan kecemasan /depresi, nyeri dan mobilitas. berbeda Savioa
et al.pasien > 75 tahun di Italia melaporkan nyeri, kecemasan /
depresi dan mobilitas  masalah paling umum
– Ruiz dkk. pasien yang menerima antitrombotik profilaksis
dimensi paling parah adalah rutinitas sehari-hari, & dimensi paling
sedikit terpengaruh adalah kecemasan / depresi.
– Karakteristik lain dari populasi penelitian terkait dengan kualitas
hidup buruk tingkat pendidikan rendah, risiko sosial,
sosioekonomi rendah, hidup sendiri, kecemasan dan depresi,
fungsional ketergantungan dan gangguan kognitif.
– Peneliti mencatat ada sedikit perbedaan kemampuan fungsional
atau kognitif secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup.
– Penelitian sebelumnya  faktor-faktor yang menonjol faktor
obat.
– Pada penelitian ini factor obat memilki pengaruh negatif pada
kualitas hidup bila > menggunakan > 10 obat, ketidakpatuhan
pengobatan dan penyebab-penyebab DPR, terutama kategori C7.1,
C5.5, C5.6 dan C5.1.
– Sebagian besar laporan menghubungkan pengobatan dengan
kualitas hidup berfokus pada kepatuhan  penelitian ini mencatat
hubungan signifikan antara kepatuhan dan kualitas hidup
(kepatuhan baik maka kualitas hidup tinggi) .
– Peneliti mencari hubungan antara kesalahan pengobatan dan
kualitas hidup pasien  kesalahan yang dibuat peresepan,
persiapan dan administrasi obat-obatan.
– Banyak kasus, pasien sendiri/pengasuh mereka membuat
kesalahan dalam administrasi obat-obatan  efek samping.
– Penelitian ini  terjadinya kesalahan (terutama dalam dosis)
secara konsisten terkait dengan kualitas hidup >> buruk 83,2%
DRP ; C5.1(62,1%) dan C5,6 (50,1%)paling sering.
– Peneliti menemukan  kesalahan mengambil obat, kesalahan
dosis  menunjukkan hubungan relevan secara statistik dengan
berbagai merek obat dan pasien tidak tahu penyakit yang mana
mereka diresepkan.
– Dalam penelitian ini  faktor obat hubungan paling kuat dengan kualitas hidup.
– Pasien dengan polifarmasi kualitas hidup buruk dilihat dari EQ-Index dan EQ-EVA.
– Analisis multivariat akhir tingkat pendidikan, risiko sosial, kapasitas fungsional dan
keadaan emosional, jumlah obat-obatan & kualitas hidup lebih rendah karena kondisi
kesehatan
– Strategi yang diperlukan untuk perawatan Lansia:
1. meningkatkan kepatuhan, mengurangi kesalahan pengobatan
2. menghindari efek yang mungkin terjadi pada kualitas hidup mereka
3. menyederhanakan dosis & penjadwalan mengurangi kompleksitas farmakoterapi.
4. Meningkatkan komunikasi tatap muka/telepon antara profesional kesehatan dan
pasien, dan penggunaan perangkat untuk mengirim pengingat pasien tentang obat
dan dosis mereka
KEKUATAN & KETERBATASAN

– Desain cross-sectional  menghalangi pembentukan hubungan


kausal langsung (SALAH SATU KETERBATASAN).
– Identifikasi faktor yang terkait dengan HRQoL  salah satu tujuan
peneliti, berada dalam kemampuan dari jenis penelitian ini.
– Beberapa penelitian melaporkan variasi musiman dalam
HRQoLpeneliti tidak mempertimbangkan pengaruh variasi cuaca
lokal sepanjang tahun.
KEKUATAN & KETERBATASAN
– Tingkat penolakan relatif tinggi (17,5%)  diganti dengan
merekrut pasien baru secara acak dari daftar yang tersedia.
– karakteristik peserta cukup mirip menyingkirkan bias seleksi
yang signifikan (antara menolak dan menerima).
– PENTING  peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan
dalam hasil salah satu variabel utama menurut tempat tinggal,dan
mendukung validitas eksternal dari temuan peneliti.
KESIMPULAN
– Faktor-faktor yang melekat dalam pasien seperti ketidakmampuan
fungsional, gangguan kognitif dan masalah sosial dan emosional 
kendala utama untuk kualitas hidup dalam populasi penelitian.
– Penggunaan >> obat dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih
buruk.
– Peneliti menyarankan mengatasi masalah pada pasien lansia
fokus pada pengembangan strategi sosial dan kesehatan untuk
meningkatkan kapasitas fungsional maksimum dan mental mereka
kesehatan, memperbaiki situasi risiko sosial, dan menghindari
penggunaan banyak obat.

Anda mungkin juga menyukai