Anda di halaman 1dari 45

PEMANTAUAN TERAPI OBAT

PASIEN RUANG ARAFAH ATAS


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
DYSPNEA – CHF, AF, HHD, TB PARU, PNEUMONIA
RIWAYAT DM

Oleh : Ririn S Handayani, S. Farm


Pembimbing : Dina Septianingsih , S. Farm, Apt.

Institut Sains & Teknologi Nasional


Jakarta
2018
Congestive Heart Failure (CHF)
 Suatu keadaan patologis di mana kelainan fungsi
jantung menyebabkan kegagalan jantung memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya
dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan
meningkatkan tekanan pengisian .
 Dyspnea merupakan manifestasi klinis congestive heart
failure (CHF) akibat kurangnya suplai oksigen karena
penimbunan cairan di alveoli.

(NurseLine Journal Vol. 2 No. 2 Nopember 2017: 159-165)


Klasifikasi CHF
Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung Klasifikasi berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)

Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung. Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik
Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional jantung, tidak sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
terdapat tanda atau gejala.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktural jantung yang berhubungan Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda atau namun aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi
gejala. atau sesak nafas.
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat
struktural jantung yang mendasari. istirahat, tetapi aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak.
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang Tidak dapat menimbulkan aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat
sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah mendapat terapi gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas.
medis maksimal (refrakter)

Perki 2015
Tanda Klinis CHF
 Gejala khas gagal jantung : sesak nafas saat istirahat atau
aktifitas, kelelahan, edema tungkai.
 Tanda khas gagal jantung : takikardia, takipnu, ronki
paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena jugularis,
edema perifer, hepatomegali.
 Tanda objektif gangguan struktur atau fungsional jantung
saat istirahat, kardiomegali, suara jantung ke tiga,
murmur jantung, abnormalitas dalam gambaran
ekokardiografi, kenaikan konsentrasi peptida natriuretik.

Perki 2015
Tatalaksana CHF

Stage A ACE Inhibitor atau ARB

Stage B ACE Inhibitor, Beta Blocker

Stage C ACE Inhibitor, Beta Blocker Diuretik, Digoksin


Alternatif lain : ARB, Spironolakton, Nitrat + Hidralazin

Stage D Terapi stage A, B, C dengan tambahan infus iv inotropik


(digoksin) untuk terapi paliatif

Perki 2015
Atrial Fibriasi

 Salah satu kelainan pada irama jantung yang bersifat ireguler atau
aritmia sebagai akibat adanya impuls-impuls abnormal pada
jantung.
 Klasifikasi

Perki 2014
Tanda Klinis

 Fibrilasi atrium dapat tidak menimbulkan gejala;


penderita fibrilasi atrium paroksismal, biasanya tidak
menyadari kelainannya.
 Gejala fibrilasi atrium bergantung pada banyak faktor,
seperti: laju ventrikuler, durasi fibrilasi atrium, serta ada
atau tidaknya gangguan struktur jantung.
 Mayoritas penderita mengeluhkan palpitasi, rasa tidak
Nyaman di dada, dispnea, kelemahan atau pusing.

Perki 2014
Tatalaksana

Perki 2014
Hypertensive heart disease (HHD)

Kelainan yang menunjukkan akumulasi dari adaptasi


fungsional dan struktural dari peningkatan tekanan darah.
 Klasifikasi
Klasifikasi Sistolik Diastolik

Optimal <120 dan <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 dan/atau 84-89

Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi derajat 3 ≥180 dan/atau ≥110

Hipertensi sistolik ≥140 dan/atau <90


terisolasi
Perki 2015
Tanda Klinis HHD

 Tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya


kebanyakan pasein tidak ada keluhan.
 Bila simtomatik disebabkan : peningkatan tekanan darah
itu sendiri dapat bermanifestasi seperti berdebar-debar,
rasa melayang (dizzy) bahkan impotensi.
 Cepat lelah, sesak nafas, sakit dada, bengkak kedua kaki
atau perut.
 Gangguan vaskuler lainnya epistaksis, hematuria,
pendangan kabur karena pendarahan retina, transient
cerebral ischemic dapat terjadi.
www.informasikedokteran.com/2015/09/penyakit-jantung-hipertensif.html
Tatalaksana HHD

Perki 2015
TB PARU

 Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium


tuberculosis complex.
 Klasifikasi

PNPK TB
Tanda Klinis TB Paru
1. Gejala respiratorik
- Batuk ≥2 minggu
- Batuk berdarah
- Sesak napas
- Nyeri dada
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat
malam, anoreksia dan berat badan menurun

PNPK TB
Tatalaksana TB Paru

Pedoman Penatalaksanaan TB
Diabetes Mellitus
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.
 Klasifikasi

Perkeni 2015
Tanda Klinis
 Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan
adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat
badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan
pruritus (gatal-gatal pada kulit).
 Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya
hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa
diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan
komplikasi sudah terjadi.
Tatalaksana DM

Perkeni 2015
Pneumonia

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu


peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan
oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi
bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut
pneumonitis.

PDPI 2003
Klasifikasi

Klinis & epideologis

Bakteri Penyebab

Predileksi Infeksi

PDPI 2003
Tanda Klinis

 Anamnesis : Gambaran klinik biasanya ditandai dengan


demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi
40◦C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-
kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
 Pemeriksaan fisik : Temuan pemeriksaan fisis dada
tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat
bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,pasa palpasi
fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.

PDPI 2003
Tatalaksana

PDPI 2003
KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Tn, WT
 Usia : 66 Tahun 10 bulan 19 hari
 No. MR : 01.00.xx.xx
 Masuk dari : IGD
 Tanggal masuk RS : 13 Oktober 2018
 DPJP : dr. AP, Sp.Jp
 Dr. Konsul : dr. CYIS, Sp.P
 Tinggi Badan/BB : 170 cm / 64 kg
 Keluhan : Sesak ringan, Lemas
 Riwayat Alergi :-
 Diagnosa Masuk : Dyspnea - CHF
 Diagnosa Utama : Dyspnea – CHF, AF, HHD
 Diagnosa Sekunder : TB Paru, DM
 Ruang Rawat : Arafah Atas
 Jaminan : BPJS
Riwayat Pengobatan Pasien

Tanggal Diagnosa riwayat Nama obat regimen


Penyakit
26/09/18 Chest pain uap AF 1. Candesartan 8 mg (Po) 1 x 1 tablet
RR, CHF, HHD, 2. Digoxin 0,25 mg (Po) 1 x 1 tablet
Riwayat DM 3. Spironolacton 25 mg (Po) 1 x 1 tablet
4. Clopidogrel 75 mg (Po) 1 x 1 tablet
5. Furosemid 40 mg (Po) 1 x 1 tablet
6. Lansoprazole 30 mg (Po) 1 x 1 kapsul
7. Ondansentron 8 mg (Po) 1 x 1 tablet
Terapi IGD

No Nama Obat

1 Asering infus/ 24 jam

2 Lasix iv 2 amp

3 Ceftriaxon iv 1 x 2 g

4 ISDN extra

5 Combivent Nebulisasi
Data Subjektif

Tanggal Normal
Keluhan
13/10 14/10 15/10 16/10 17/10 18/10

Sesak ++ ++ ++ + + + -

Mual + + + + + + -

Lemas - - + - - - -

Batuk - - + + + - -

Nyeri ++ ++ + + - - -
Data Objektif

Tanggal
Pemeriksaan Normal
13/10 14/10 15/10 16/10 17/10 18/10

TD (mmHg) 130/90 130/90 110/70 110/70 130/70 130/90 120/80


N (x/menit) 83 87 81 80 84 83 60-100

T (ºC) 37 36,5 36 36,4 36,1 37 36,5 – 37,5 ºC


RR 28 28 27 20 20 22 16/20 x/mnt

Skala 3 3 2 2 0 0 0

Lokasi Dada Dada Dada Dada - - -


Pemeriksaan Laboratorium tanggal 13/10/18

Pemeriksaan H/L Hasil satuan Nilai Rujukan Interprestasi

HEMATOLOGI

Hemoglobin 15,5 g/dL 13,2-17,3 Normal

Jumlah leukosit H 16,65 103/μL 3,80 – 10,60 Tidak Normal

Hematokrit 43 % 40 – 52 Normal

Jumlah Trombosit H 489 103/μL 150 – 440 Tidak Normal

Eritrosit 5,21 106/μL 4,40 – 5,90 Normal

MCV/VER 83 fl 80 – 100 Normal

MCH/HER 30 pg 26 – 34 Normal

MCHC/KHER 36 g/dL 32 – 36 Normal


Pemeriksaan H/L Hasil Satuan Nilai Rujukan interprestasi
JANTUNG
Troponin I 0,013 ng/mL <0,02 Normal
Kreatinin Darah 1,3 mg/dL <1,4 Normal
ELEKTROLIT
Natrium (Na) darah 137 mEq/L 135 – 147 Normal
Kalium (K) darah 3,7 mEq/L 3,5 – 5,0 Normal
Klorida (Cl) darah 100 mEq/L 94 – 111 Normal
DIABETES
GDS H 212 mg/dL 70 – 200 Tidak Normal
MIKROBIOLOGI
Spesimen Sputum 1
Hasil BTA (-)
Negatif
Keseimbangan Cairan
14/10/18 15/10/18 16/10/18 17/10/18 18/10/18

Infus 100 100 100 100 100 100 100 100 100 - 100 100 100 100 100

Minum 500 500 300 200 200 200 300 300 200 400 300 200 300 100 100

Makan/NGT ½p ½p ½p ½p ½p ½p 1p 1p 1p ½p ½p ½p ½p ½p ½p

Total Masuk 1600 900 1100 1100 800

BAK 500 500 500 500 500 600 400 600 600 500 400 600 500 500 500

IWL 950 950 950 950 950

Total 2450 2550 2550 2450 2450


Pengeluaran

Keseimbangan -850 -1650 -1450 -1350 -750


Cairan
Rekonsiliasi Obat

Obat Yang Dipakai Sebelum Perawatan/Dibawa dari Rumah Obat Order Pertama
Nama Obat Jmlh Aturan Ket Nama Obat Aturan Pakai
Pakai
NAC 200 mg 10 3x1 Lanjut aturan pakai sama Ondansentron 4 mg (iv) 3 x 1 amp
(Po)
Rantin (iv) 2 x 1 amp
Lasix (iv) 2 x 1 amp
Levofloxacin drip 1 x 750 mg
Candesartan 8 mg (Po) 1 x 1 tab
Digoxin 0,25 mg (Po) 1 x 1 tab (Siang)

Spironolakton 25 mg (Po) 1 x 1 tab


Clopidogrel 75 mg (Po) 1 x 1 tab
Pemantauan Pemberian Obat
13/10/18 14/10/18 15/10/18
No Nama obat Rute Regimen
P S So M P S So M P S So M
Terapi Obat Oral
1 Acethylsitein 200 Oral 3x1 - - 15 - 6 12 18 - 6 12 18 -
mg
2 Oral Extra 7 - - - - - - - - - - -
ISDN
3 Oral 1x1 - - 15 - - 12 - - - 12 - -
Candesartan 8 mg
4 Oral 1x1 - - 15 - - 12 - - - 12 - -
Digoxin 0,25 mg
5 Oral 1x1 - - 15 - - - 18 - - - 18 -
Spironolacton 25
mg
6 Oral 1x1 - - 15 - - - 18 - - - 18 -
Clopidogrel 75 mg
7 Oral 1x1 - - - - - - - - 6 - - -
Rifampicin 600 mg
8 Oral 1x1 - - - - - - - - 6 - - -
INH 300 mg
9 Oral 1x2½ - - - - - - - - - 12 - -
Ethambutol
10 Oral 1x2½ - - - - - - - - - - - 22
Pyrazinamid
Terapi Obat Injeksi
1 IV 3x1 - - 15 23 6 14 - 22 6 14 - 22
Ondancentron 4 mg
2 IV 2x1 - - 15 - 6 - 18 - 6 - 18 -
Ranitidin
3 IV 2 x 1 amp - - 20 - 6 - 18 - 6 - 18 -
Furosemide
4 IV 1 x 750 mg - - - - 6 - - - 6 - - -
Levofloxacin
16/10/18 17/10/18 18/10/18
No Nama obat Rute Regimen
P S So M P S So M P S So M
Terapi Obat Oral
1 Acethylsistein 200 Oral 3x1 6 12 18 - TAP - TAP - - - - -
mg
2 ISDN 5 mg Oral Extra - - - - - - - - - - - -
3 Oral 1x1 - 12 - - 6 - - - 6 - - -
Candesartan 8 mg

4 Oral 1x1 - 12 - - - 12 - - - 12 - -
Digoxin 0,25 mg

5 Oral 1x1 - - 18 - - - 18 - - - 18 -
Spironolacton 25
mg
6 Oral 1x1 - - 18 - 6 - - - 6 - - -
Clopidogrel 75 mg

7 Oral 1x1 6 - - - 6 - - - 6 - - -
Rifampicin 600 mg

8 Oral 1x1 6 - - - 6 - - - 6 - - -
INH 300 mg
9 Oral 1x2½ - 12 - - - 12 - - - 12 - -
Ethambutol
10 Oral 1x2½ - - - 22 - - - 22 - - - 22
Pyrazinamid
Terapi Obat Injeksi
1 IV 3x1 6 14 - 22 6 14 - 22 6 - - -
Ondancentron 4
mg
2 IV 2x1 6 - 18 - 6 - 18 - 6 - 18 -
Ranitidin
3 IV 2 x 1 amp 6 - 18 - 6 - - - 6 - - -
furosemid
4 IV 1 x 750 mg 6 - - - 6 - - - 6 - - -
Levofloxacin
Kesesuaian Dosis Oral
Nama Obat Rute Indikasi Dosis Lazim Dosis dlm R/ Ket Referensi

Candesartan 8 mg PO CHF Per hari 4-32 mg 1 x 8 mg Sesuai Drugs.com

Digoxin 0,25 mg PO AF, CHF Per hari 0,125 – 0,5 mg 1 x 0,25 mg Sesuai Medscape

Spironolacton 25 mg PO CHF Per hari 25-100 mg 1 x 25 mg Sesuai Medscape

Clopidogrel 75 mg PO AF Per hari 75-300 mg 1 x 75 mg Sesuai Medscape

Rifampicin 600 mg PO Tuberkulosis 300-600 mg/hari 1 x 600 mg Sesuai Medscape

INH 300 mg PO Tuberkulosis 300 mg/hari 1 x 300 mg Sesuai Medscape

Ethambutol 500 mg PO Tuberkulosis 500-1250 mg/hari 1 x 1250 mg Sesuai Medscape

Pyrazinamid 500 mg PO Tuberkulosis 500-2000 mg/hari 1 x 1250 mg Sesuai Medscape

Acetylsistein 200 mg PO Mucolytic 600 mg/ hari 3 x 200 mg Sesuai Medscape

ISDN 5 mg PO CHF Awal : 5-20 mg, 2-3 x/hari 2 x 5 mg Sesuai Drugs.com


Pemeliharaan : 10-40 mg, 2-3 x/hari
Kesesuaian dosis IV

Nama Obat Rute Indikasi Dosis Lazim Dosis dlm R/ Ket Referensi

Ondansentron IV Nausea 4-24 mg/hari 3 x 8 mg Sesuai Medscape

Ranitidin IV Ulkus duodenum 25- 200 mg/hari IV 2 x 25 mg =50 mg Sesuai Medscape

Furosemid IV CHF 20-40 mg iv 2 x 10 ml Sesuai Drugs.com

Levofloxacin IV Pneumonia 7-14 hari= 500 mg/oral 1 x 750 mg Sesuai Drugs.com


atau IV setiap 24 jam
5 hari=750 mg/oral atau IV
Interaksi Obat
No Obat 1 Obat 2 Level MK Rekomendasi Referensi

1 Candesartan Spironolakton Major Keduanya meningkatkan Monitoring tanda-tanda Drugs.com


serum kalium hiperkalemia (mual, kelelahan,
kelemahan otot, sensasi kesemutan,
perubahan ritme jantung)

2 Candesartan Digoxin Monitor closely Keduanya meningkatkan Monitoring tanda-tanda Medscape


serum kalium hiperkalemia (mual, kelelahan,
kelemahan otot, sensasi kesemutan,
perubahan ritme jantung)

3 Digoxin Spironolakton Major Keduanya meningkatkan Monitoring tanda-tanda Medscape


serum kalium hiperkalemia (mual, kelelahan,
kelemahan otot, sensasi kesemutan,
perubahan ritme jantung)

4 Digoxin Rifampicin Monitor closely Menurunkan efek digoxin Monitoring tanda-tanda toksisitas Medscape
oleh transporter eflux P- digoxin (efek GI, CNS,CV)
Glikoprotein (MDR1).
Mengurangi konsentrasi
serum digoxin
No Obat 1 Obat 2 Level MK Rekomendasi Referensi

5 Clopidogrel Rifampicin Moderate Meningkatkan efek CPG Monitoring Pendarahan Drug.com


farmakokinetik dengan mengubah
metabolisme obat
6 Rifampicin INH Major Rifampicin Meningkatkan Monitoring fungsi hati Drugs.com
farmakodinamik toksisitas INH dengan
mempercepat metabolisme
7 Rifampicin PZA Serious Meningkatkan toksisitas Monitoring fungsi hati Medscape
Farmakodinamik obat yang lain dengan
meningkatkan efek obat.
8 INH PZA Minor Meningkatkan toksisitas Monitoring fungsi hati Medscape
Farmakodinamik obat lain dengan mekanisme
farmakodinamik
Telaah Resep

Aspek Telaah Ya Tidak


Tepat Pasien √ -
Tepat Obat √ -
Tepat Frekuensi √ -
Tepat Pemberian √ -
Duplikasi - √
Interaksi Obat √ -
Kontraindikasi - √
Drug Related Problem

Kategori DRP Ada Tidak Ada Penilaian

Indikasi yang Tidak Ditangani - √ -

Pilihan Obat yang Kurang Tepat - √ -

Dosis Terlalu Besar - √ -

Dosis Terlalu Kecil - √ -

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki - √ -

Interaksi Obat √ - Terlampir

Gagal Menerima Obat - √ -

Terdapat Duplikasi Obat - √ -


SOAP
S Tn, WT mengeluh sesak, batuk dan mual
O - TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, suhu 36,4 ºC
- Obat yang diminum : Acethylsistein 3 x 200 mg, Candesartan 1 x 8 mg, Digoxin 1 x 0,25 mg, Spironolacton 1 x 25 mg, Clopidogrel 1 x 75
mg, Rifampicin 1 x 600 mg, INH 1 x 300 mg, Ethambutol 1 x 1250 mg, PZA 1 x 1250 mg, Ondansentron iv 3 x 4 mg, Ranitidin iv 2 x 1 amp,
furosemid iv 1 x 1 amp, Levofloxacin drip 1 x 750 mg.

A 1. Penggunaan obat Candesartan dan Spironolakton secara bersamaan dapat meningkatkan serum kalium
2. Penggunaan candesartan dan Digoxin bersamaan dapat meningkatkan serum kalium
3. Penggunaan obat Digoxin dan Spironolakon bersamaan dapat meningkatkan serum kalium
4. Penggunaan digoxin dan rifampicin secara bersamaan dapat menurunkan tingkat / efek digoxin oleh transporter eflux P-Glikoprotein (MDR1).
Mengurangi konsentrasi serum digoxin
5. Penggunaan clopidogrel dan Rifampisin secara bersamaan dapat meningkatkan efek CPG dengan mengubah metabolisme obat
6. Penggunaan Rifampisin dan INH bersamaan dapat meningkatkan toksisitas INH dengan mempercepat metabolisme
7. Penggunaan Rifampisin dan PZA bersamaan dapat Meningkatkan toksiistas obat yang lain dengan meningkatkan efek obat
8. Penggunaan PZA dan INH bersamaan dapat Meningkatkan toksistas obat lain dengan mekanisme farmakodinamik

P 1. Lakukan monitoring tanda-tanda hiperkalemia (mual, kelelahan, kelemahan otot, sensasi kesemutan, perubahan ritme jantung)
2. Lakukan monitoring tanda-tanda hiperkalemia (mual, kelelahan, kelemahan otot, sensasi kesemutan, perubahan ritme jantung)
3. Lakukan monitoring tanda-tanda hiperkalemia (mual, kelelahan, kelemahan otot, sensasi kesemutan, perubahan ritme jantung)
4. Lakukan monitoring tanda toksisitas digoxin (efek GI, CNS,CV)
5. Lakukan monitoring Pendarahan
6. Lakukan monitoring fungsi hati
7. Lakukan monitoring fungsi hati
8. Lakukan monitoring fungsi hati
Ringkasan Pasien Pulang
 Nama pasien : Tn, WT
 Tgl masuk : 13/10/2018
 Tgl keluar : 18/10/2018
 Diagnosa utama : Dyspnea-CHF, AF, TB Paru, HHD,
DM, Pneumonia
Resep Obat Pulang

No Nama Obat Aturan Pakai


1 Rifampicin 600 mg 1x1
2 INH 300 mg 1x1
3 Ethambutol 1x2½
4 Pyrazinamid 1x2½
5 Sucralfat 3 x 15 ml
6 Clopidogrel 1x1
7 Spironolacton 1x1
8 Furosemid 1x1
9 Lansprazole 1x1
10 Digoxin 1x1
Kesimpulan
 Interaksi Obat
- Penggunaan Candesartan dan Spironolacton secara bersamaan dapat meningkatkan serum
potassium
- Penggunaan candesartan dan Digoxin secara bersamaan dapat meningkatkan serum potassium
- Penggunaan Digoxin dan Spironolacton secara bersamaan dapat meningkatkan serum potassium
- Penggunaan Digoxin dan Rifampicin secara bersamaan dapat menurunkan tingkat/efek digoxin
oleh transporter eflux P-Glikoprotein (MDR1). Mengurangi konsentrasi serum digoxin
- Penggunaan Clopidogrel dan Rifampicin secara bersamaan dapat meningkatkan efek CPG
dengan mengubah metabolisme obat
- Penggunaan Rifampicin dan INH secara bersamaan dapat meningkatkan toksisitas INH dengan
mempercepat metabolisme
- Penggunaan Rifampisin dan PZA secara bersamaan dapat meningkatkan toksisitas obat yang lain
dengan meningkatkan efek obat.
- Penggunaan PZA dan INH secara bersamaan dapat meningkatkan toksisitas obat lain
dengan mekanisme farmakodinamik
Saran

 Pemberian obat harus sesuai dengan pemberian awal


 Penulisan nama obat sesuai dengan nama obat yang diberikan
 Penulisan aturan pakai untuk sediaan sirup di tulis berapa
mlnya/sendoknya.
Daftar Pustaka
 Dipiro JT, et al. 2015. Pharmacotherapy A Phatophysiologyc Approach
9th ed. McGraw-Hill Education. United States
 Drugs.com/drug_interactions.html.
 Drug Information Handbook, 17th Edition
 Medscape.com
 NurseLine Journal Vol. 2 No. 2 Nopember 2017: 159-165
 PDPI. 2003. Pneumonia
 Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia. Jakarta :
PERKENIPerki. 2015. pedoman tatalaksana gagal jantung di indonesia.
 Perki. 2015. pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit
kardiovaskuler
 PNPK. 2006. Tatalaksana Tuberkulosis
 Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. Ed 6. Jakarta :
EGC. 2005

Anda mungkin juga menyukai