○ Manfaat
Kita dapat mengetahui masalah korupsi yang ada di Kota
Malang.
Dapat lebih berfikir terbuka tentang apa yang terjadi di
pemerinah Kota Malang
Lebihoaham tentang kerja nyata KPK dalam pmberantasan
korupsi yang terjadi di daerah Kota Malang
Pembahasan
Pada tanggal 9 Agustus 2017, Tim KPK datang ke
Gedung Balai Kota Malang untuk melakukan
Penyelidikan. Tim menggeledah dua ruangan yakni
ruangan Wali Kota Malang, Moch. Anton dan ruang
Sekretaris daerah Kota Malang, Wasto. Penggeledahan
berlangsung tertutup. Anggota kepolisian dan Satpol PP
menjaga pintu masuk ruangan dan wartawan hanya di
perkenankan berada di depan ruang sidang Balai Kota.
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan
lembaganya telah menggeledah sejumlah tempat di
Malang dan telah menetapkan beberapa tersangka. KPK
telah menetapkan Ketua DPRD, M. Arief Wicaksono
sebagai tersangka. Politikus PDI Perjuangan itu, diduga
terlibat kasus dugaan korupsi.
Kasus korupsi yang dialami oleh MAW ada dua kasus, yakni kasus
dugaan suap terkait pembahasan APBD Perubahan Kota Malang
Tahun Anggaran 2015 dan kasus dugaan suap penganggaran kembali
proyek pembangunan Jembatan Kedung Kandang, dalam APDB Kota
Malang Tahun Anggaran 2016 pada 2015.
Pada kasus pertama, MAW menerima suap Rp 700juta untuk
pembahasan APBD-P Kota Malang tersebut. Suap diberikan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan
(DPUPPB) Kota Malang Jarot Edy Sulistyono. Kedua, MAW menerima
uang Rp 250juta. Uang itu berasal dari Komisaris PT ENK, Hendrawan
Maruszaman. Dalam kasus ini, Arief disangkakan sebgai pihak
penerima suap, sementara Jarot dan Hendrawan sebagai pemberi
suap.
Kasus suap ini dikenakan pasal 12 a atau b, atau pasal 11 UU Nomor
31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, jo Pasal 55
ayat 1 ke 1 KUHP untuk Arief selaku penerima suap. Kemudian
sebagai pihak pemberi suap diperkara pertama ini, Jarot an
Hendrawan dikenakan pasal 5 ayat 1 huruf a atau b, pasal 13 UU
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Jo Pasal 55
ayat 1 ke 1 KUHP.
Sebelumnya, penyidik KPK sudah menggeledah sejumlah
ruang kerja di Balai Kota dan kantor dinas Kota Malang.
KPK juga sudah menggeledah rumah dinas Ketua DPRD
Kota Malang yang ada di Jalan R Panji Soeroso Kota
Malang. Saat ini, sejumlah penyidik KPK masih
menggeledah sejumlah ruangan di gedung DPRD Kota
Malang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami
dugaan penerimaan uang pokok pikiran atau "pokir" dalam
penyidikan tindak pidana korupsi suap terkait pembahasan
APBD-P Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2015.
KPK juga mengklarifikasi komunikasi sejumlah pihak
terkait perkara ini pada saksi-saksi yang diperiksa.
"Penyidik juga telah memproses pemblokiran rekening
tersangka sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dalam
penanganan tindak pidana korupsi ini," kata Febri.
KPK pada Senin (23/10) akan memeriksa satu orang staf
Sekretaris Dewan dan lima anggota DPRD Kota Malang
dalam penyidikan kasus tersebut.
Ancaman hukuman minimal 1 tahun penjara dan
maksimal 5 tahun penjara dan denda paling
sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp250 juta.
Sebagai penerima MAW disangkakan Pasal 12
huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 UU No
31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU No 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korups jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sementara sebagai pemberi HM disangkakan
pasal 5 ayat 1 huruf atau huruf b atau pasal 13 UU
No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo 64 kuhp
jo pasal 55 ayat-1 ke-1 KUHP.
Kesimpulan
Tim KPK datang ke Gedung Balai Kota Malang untuk melakukan
Penyelidikan. Tim menggeledah dua ruangan yakni ruangan Wali Kota
Malang,Moch. Anton dan ruang Sekretaris daerah Kota Malang, Wasto.
Dan menyimpulkan bahwa Arief selagi Ketua DPRD Kota Malang menjadi
tersangka kasus korupsi penyuapan.Kasuskorupsi yang di alamioleh
MAW adaduakasus, yakni kasus dugaan suap terkait pembahasan APBD
Perubahan Kota Malang Tahun Anggaran 2015 dan kasus dugaan suap
penganggaran kembali proyek pembangunan Jembatan Kedung
Kandang, dalam APDB Kota Malang Tahun Anggaran 2016 pada 2015.
Ketua DPRD Kota Malang Moch Arief Wicaksono mengundurkan diri dari
jabatannya, Kamis (10/8/2017), setelah ditetapkan sebagai tersangka
kasus gratifikasi pembahasan APBD Kota Malang tahun 2015 oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan
penerimaan uang pokok pikiran atau "pokir" dalam penyidikan tindak
pidana korupsi suap terkait pembahasan APBD-P Pemerintah Kota
Malang Tahun Anggaran 2015.
TERIMAKASIH