EKSASERBASI AKUT
Sabrina Damara Luvi / G99171038
Definisi Asma
• Peradangan kronis pada saluran udara
• Sel dan elemen seluler berperan: khususnya, mast sel, eosinofil, limfosit
T,makrofag, neutrofil, dan sel epitel.
• Dalam individu yang rentan, peradangan ini menyebabkan episode berulang dari
mengi, sesak napas, dada terasa sesak, dan batuk, terutama pada malam hari atau
di pagi hari.
• Episode-episode ini biasanya berhubungan dengan obstruksi aliran udara yang luas,
bervariasi yang sering reversibel baik secara spontan atau dengan pengobatan.
• Peradangan juga menyebabkan peningkatan terkait hiperresponsif bronkus yang
terjadi karena berbagai rangsangan. Reversibilitas gangguan aliran udara mungkin
tidak lengkap pada beberapa pasien dengan asma.
DEFINISI ASMA EKSASERBASI AKUT
• Pada pasien asma kronis dapat dijumpai adanya suatu episode,
dimana terjadi peningkatan progresif dalam sesak napas, batuk,
mengi, atau sesak pada dada, atau beberapa kombinasi dari gejala-
gejala tersebut yang disebut dengan eksaserbasi asma akut.
KLASIFIKASI ASMA
• Berdasarkan etiologi
Non atopi
• Pada asma golongan ini, keluahan tidak ada
hubungannya dengan paparan (exposure) terhadap
alergen
Atopi
• Pada golongan ini keluahan ada hubungannya dengan
paparan (exposure) terhadap alergen lingkungan yang
spesifik
Mixed (Campuran)
Derajat Asma Gejala Gejala Faal Paru
Malam
I. Intermiten Bulanan APE ≥ 80 %
KLASIFIKASI ASMA
Gejala < 1x/minggu
Tanpa
serangan
gejala
≤ 2 kali
diluar sebulan
VEP1 ≥ 80 % nilai prediksi
APE ≥ 80 % nilai terbaik
Variability APE < 20 %
Serangan singkat
I. Persisten APE > 80 %
Pulmo :
Inspeksi Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga mendatar (-).
Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga melebar, retraksi
intercostal (-)
Ekstremitas dbn
PLANNING
• Analisis Gas Darah
• Pemeriksaan Faal Paru ( Spirometri dan APE)
DIAGNOSIS BANDING
• Asma Kronis eksaserbasi akut
• PPOK eksaserbasi akut
DIAGNOSIS KERJA
• Asma Kronis eksaserbasi akut
PENATALAKSANAAN
• Non Medikamentosa
• Esukasi mengenai Identifikasi dan mengontrol factor pencetus.
• Penggunaan pemakaian inhaler yang benar.
• Memberikan pemahaman kepada pasien tentang tanda-tanda serangan asma dan
bagaimana langkah mengatasinya
• Kontrol rutin.
• Menjaga kebugaran dan rutin olahraga
PENATALAKSANAAN
Saat Serangan
• Pemberian O2 2-6 L/menit dengan nasal kanul (target SpO2 >95%)
• Pemberian nebulizer Combivent (Ipratropium bromide 500 mcg dan
salbutamol 2,5 mg) setiap 15-20 menit pada 1 jam pertama
• Kortikosteroid oral yaitu methylprednisolone 16 mg tab 3x1
• Evaluasi respon terapi 1 jam kemudian, bila respon terapi baik dapat
dirawat jalan dengan pemberian obat rawat jalan dan edukasi.
PENATALAKSANAAN
Apabila ketika diberi terapi saat serangan pasien membaik tanpa ada
kriteria mondok, maka pasien dapat diberikan obat-obat berikut.
• Berotec MDI 1-2 x puff II (jika sesak)
• Methylprednisolone 4 mg tab 3x1
PEMBAHASAN
Obat yang diberikan di IGD
• Combivent nebulizer
Bronkodilator
• Methylprednisolone 16 mg
Anti-Inflamasi
PEMBAHASAN
• Apabila dalam pemeriksaan sudah baik sesuai dengan kriteria
Diberkan obat :
Anti inflamasi :
Methylprednisolone 4mg 3x1
Betha2 agonis
Berotec 1-2 puff 2 jika terdapat
serangan
RESEP
PENUTUP
• KESIMPULAN
Asma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan inflamasi kronik dari
saluran nafas, yang memberikan gejala yang bervariasi dari ringan
sampai berat yang diselingi dengan eksaserbasi akut atau serangan
akut. Penatalaksanaan asma kronik selain memakai obat-obat
bronkodilator, yang lebih utama adalah pemberian obat-obat anti
inflamasi. Pada eksaserbasi (serangan) akut sangat diperlukan ketelitian
dalam penilaian beratnya serangan dan penilaian respon pengobatan,
sehingga dengan demikian dapat ditentukan tindakan serta pengobatan
yang tepat.
PENUTUP
• SARAN
Pengobatan asma merupakan long term medication, oleh karena itu
kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sangat diharapkan, Pasien
diharapkan kontrol rutin sehingga efek terapi dapat dilihat dan
penyesuaian terapi dapat diberikan