Anda di halaman 1dari 11

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

KEMERDEKAAN

FARAH RISMA. F.A


IX – J/14
SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON
PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
1. PERUNDINGAN HOOGE VELOWE DI BELANDA

2. PERUNDINGAN LINGGARJATI

3. AGRESI MILITER BELANDA I

4. PERUNDINGAN RENVILLE

5. PERJANJIAN ROEM ROYEN

6. KONFRENSI MEJA BUNDAR

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
1. PERUNDINGAN HOOGE VELOWE DI BELANDA

Waktu : 14 – 25 April 1945


Wakil RI : Mr. Suwandi, dr. Sudarsono, Mr. A.K. Pringgodigdo
Wakil Belanda : Dr. Van Mook, Van Aasbek, Van Royen
Logemann, Sultan Hamid II

Hasil : Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto


terdiri atas Jawa dan Sumatera

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
2. PERUNDINGAN LINGGARJATI

Waktu : 10 – 15 November 1946 (ditandatangani 25 Maret


1947) di Linggarjati dekat Cirebon

Wakil RI : Sutan Syahrir


Wakil Belanda : Prof. Schermerhorn, De Boer, Van Pool
Wakil Inggris : Lord Killearn (pihak penengah)
Hasil / isi Perjanjian :
a. Belanda mengakui kedaulatan RI secara De Facto terdiri dari
Madura, Jawa, Sumatera
b. Terbentuknya RIS
c. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia – Belanda dengan
Ratu Belanda selaku Ketua nya

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
3. AGRESI MILITER BELANDA I

Direncanakan : Van Mook, karena perbedaan penafsiran


Persetujuan Linggarjati

Agresi Militer I ( 21 Juli 1947) Belanda berhasil menguasai Jawa


Barat, sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan
Sumatera Timur (didirikan negara Federasi)
Tujuan :
a. Tujuan Politik : mengepung ibukota RI dan menghapus
kedaulatan RI
b. Tujuan Ekonomi : merebut pusat penghasil makanana dan
bahan ekspor
c. Tujuan Militer : menghancurkan TNI

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
4. PERUNDINGAN RENVILLE
Berlangsung 8 Desember 1947 – 17 Januari 1948 (tandatangan
naskah)
Pihak-pihak yang menghadiri :
a. PBB: Frank Graham (Ketua) dan Reinard Kirby (Anggota)
b. Delegasi Belanda : R. Abdul Kadir Wijoyoatmodjo
c. Delegasi Indonesia : Mr. Amir Syarifuddin
Hasil Perjanjian Renville :
a. Penghentian tembak menembak
b. Daerah-daerah dibelakan garis Van Mook harus dikosongkan dari
pasukan RI
c. Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah
yang didudukinya dengan melalui plebisit terlebih dahulu

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
5. PERJANIAN ROEM ROYEN

Sidang pertama (20 Desember 1948) menghasilkan desakan supaya


terhentinya permusuhan Indonesia Belanda

14 April 1949 UNCR mengadakan perundingan RI dan Belanda di Hotel


Des Indes, Jakarta

Pihak-pihak yang menghadiri :


a. Delegasi Indonesia : Mr. Moh. Roem
b. Delegasi Belanda : Dr. J.H. Vn Royen

7 Mei 1949 dikenal dengan nama “Roem Royen Statement”

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
5. PERJANIAN ROEM ROYEN

A. Pernyataan Mr. Moh. Roem (Indonesia)

(1) Mengeluarkan perintah kepada “pengikut” RI yang bersenjata untuk


menghentikan perang gerilya

(2) Kerja sama dalam hal mengembalikan perdamaian dan menjaga


keamanan dan ketertiban

(3) Turut serta dalam KMB di Den Haag dengan maksud untuk
mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh sungguh dan
lengkap kepada negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
5. PERJANIAN ROEM ROYEN

B. Pernyataan Van Royen (Belanda)


(1) Menyetujui kembalinya pemerintah Ri ke Yogyakarta
(2) Menjamin penghentin gerakan-gerakan militer dan membebaskan
semua tahanan politik
(3) Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di
daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1949, dan tidak
akan meluaskan negara atau daerah dengan merugikan Republik
(4) Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat
(5) Berusaha dengan sungguh-sungguh agar KMB segera diadakan
sesudah Pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta

FARAH RISMA F.A


PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA
DI DUNIA INTERNASIONAL
6. KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

Waktu : 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag, Belanda


Delegasi yang hadir dalam KMB :
a. Indonesia : Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Reom, Prof. DR. MR. Soepomo
b. BFO : Sultan Hamid II dari Pontianak
c. Belanda : Mr. Van Maarseveen
d. UNCL : Christchley
Hasil / isi Perjanjian :
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka
b. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 2
tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS
c. RIS harus membayar utang-utang Hindia Belanda sampai waktu
pengakuan kedaulatan

FARAH RISMA F.A


TERIMA KASIH

FARAH RISMA. F.A


IX – J/14
SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON

Anda mungkin juga menyukai