Oleh :
INSISIVUS 4 BLOK 16
ORCHIDIA ANNETA PUTRI (1611412016)
PUTRI AMELIA (1611413004)
RAHMA FUADDIAH (1611411007)
RAUDATUL AGVA ZAHIRA (1611413002)
RAYHAN AGNA DANEO (1611412015)
RIDHA DIAN LESTARI (1611411019]
RIKA IRMA YANTI (1611413011)
RIKA PERMATA NESYA (1611411003)
RINDU DINANTI (1611411020)
RINNY MARYUSA (1611411011 ])
SKENARIO 1
Copot gak ya??
Pak Sabar (62 tahun) dating ke praktek drg. Prostoro untuk membuat gigi palsu. Sebenarnya Pak
Sabar sudah pernah menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas dan gigi tiruan sebagian lepasan rahang
bawah., tetapi gigi tiruan tersebut tidak dapat digunakan lagi karena gigi depan RB yang tersisa sudah
dicabut karena goyang, dan memanjang terus menerus, sedangkan gigi tiruan rahang atasnya sangat
longgar. Pak Sabar heran mengapa sekarang rahang bawahnya makin mau ke depan, selain itu juga
mengeluhkan sering merasa telinganya berdenging. Tapu Pak Sabar masih terlihat ragu karena beliau takut
gigi palsunya akan copot pada saat berbicara karena sudah tidak mempunyai gigi sama sekali.
Dari pemeriksaan klinis, diketahui terdapatnya resorbsi linggir menyeluruh pada mandibula dan
posterior maksila serta linggir flabby pada anterior maksila. Drg. Prostoro kemudian menjelaskan keadaan
rongga mulut Pak Sabar dan rencana perawatan yang akan dilakukan serta prognosisnya dengan kondisi
seperti itu.
Bagaimana anda membantu drg. Prostoro membuat desain gigi tiruan yang tepat dengan
memanfaatkan anatomi jaringan pendukung GTP untuk meningkatkan retensi dan stabilisasi gigi tiruan?
I. Terminologi
Flabby adalah kondisi jaringan lunak yang berlebihan diatas linggir alveolar akibat trauma
• Resorbsi dimensi vertical berubah krn RB mencari posisi yang nyaman dengan keadaan mandibula
lebih protrusif.
• Kebiasaan pasien mengunyah di gigi depan tekanan berlebihan resorbsi tlg alveolar dan
terbentuknya jaringan flabby.
• RB Resorbsi ke bawah dan sedikit ke bukal, dan ant RB resorbsi kea rah labial
Dimensi vertical berubah dan posisi oklusi tidak normal TMJ bermasalah
telinga berdenging ada disposisi tekanan di aurikulo temporal dan saraf facialis.
Praprostetik pemeriksaan OH, xerostomia di cek, bedah pada jar flabby, pencabutan gigi
yang mungkin tidak bisa dipertahankan, DHE.
• Indikasi pasien edentulous; gigi asli masih ada tapi tidak bisa dipertahankan ,
jika dibuatkan GTSL gigi penyangga mengganggu perawatan; OH baik;
pasien menyetujui ttg biaya dan waktu.
• Kontra indikasi OH buruk, pasien tidak kooperatif, pasien alergi beberapa bahan dari basis
GTP
12. Factor apa yang membuat retentive dan stabilisasi pada GTP?
13. Apa efek jika tidak dilakukan perawatan GT pd kasus pak sabar?
Full denture (complete denture) atau gigi tiruan lengkap menurut Soelarko dan Herman (1980),
adalah suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada lengkung rahang sehingga dikenal
dengan istilah upper full denture yaitu gigi tiruan penuh rahang atas serta lower full denture yaitu gigi
tiruan penuh rahang bawah.
Batas-batas cetakan
•Rahang atas
–Posterior : meliputi fovea palatina dan lebih ke posterior dari garis vibrasi
–Lateral : meliputi pterygo-maxillary notch
•Rahang bawah
–Posterior : meliputi retromolar pad
–Lateral : sampai external oblique ridge, hingga frenulum buccalis
–Lingual : seluruh ridge sampai dasar mulut, bila jaringan mulut dalam keadaan relaks.
Support
Dapat dibagi dalam 3 macam:
1. Dukungan primer – daerah pendukung yang menerima beban oklusal secara vertikal.
Biasanya daerah tersebut tidak mudah mengalami resorpsi.
• RA – ridge bagian posterior dan di daerah palatum yang datar
• RB – daerah buccal shelf
2. Dukungan sekunder – Daerahnya lebih luas dari dukungan primer. (mis:RA dan RB pada
ridge bagian anterior dan seluruh lereng ridge).
3. Dukungan tambahan – daerah yang jaringannya mudah bergerak (mis: daerah
vestibulum).
Stabilisasi
Hal yang harus diperhatikkan untuk memperoleh stabilisasi yaitu :
1. Cetakan harus sesuai dengan permukaan mukosa jaringan pendukung terutama untuk
melawan tekanan dalam arah horisontal.
2. Stabilisasi atau tahanan tehadap gerak horisontal akan berkurang dengan berkurangnya tinggi
prosesus alveolaris atau bertambahnya jaringan mukosa yang mudah bergerak(flabby).
3. Kehilangan stabilitas menyebabkan gigi tiruan bergerak bila menerima tekanan horisontal
yang jika terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak dan
perubahan tulang di bawahnya.
Retensi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Retensi Gigi Tiruan :
1.Interfacial Force
2.Adhesi
3.Kohesi
4.Oral and Facial Musculature
5.Tekanan Atmosfer
6.Undercuts, Rotational Insertion Paths, and Parallel Walls
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan RP GTP dan prognosis
Prognosis adalah suatu perdiksi terhadap kemungkinan keberhasilan dalam suatu perawatan yang
dibuat berdasarkan pengetahuan tentang patogenesis penyakit dan faktor-faktor resikonya. Dalam
menentukan prognosis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Faktor klinis, seperti usia pasien, keparahan penyakit dan kerja sama pasien.
b. Faktor sistemik, seperti penyakit diabetes dan faktor genetik.
c. Faktor lokal seperti oral hygiene, faktor anantomis dan faktor prostetik.
Menurut M.M. House (1937), prognosis perawatan di tentukan oleh karakter pasien :
1. Philosopical Mind
2. Exacting or Critical Mind
3. Hysterical Mind
4. Indifferent Mind
Ellsworth Kelly, sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah sindrom kombinasi menjelaskan terdapat
lima tanda atau gejala yang umum terjadi pada sindrom ini, yaitu:
1.Kehilangan tulang dari linggir maksila anterior
2.Pertumbuhan yang berlebih dari tuberositas
3.Hiperplasia papila pada palatum keras
4.Ekstrusi gigi-gigi anterior rahang bawah
5.Kehilangan tulang di bawah landasan gigi tiruan sebagian
Pencegahan Sindrom Kombinasi
Sindrom kombinasi dapat dicegah dengan cara:
1.Menghindari kombinasi dari gigi tiruan lengkap rahang atas yang berkontak dengan gigi rahang
bawah kelas 1 Kennedy
2.Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga dengan rekomendasi perawatan
endodontik dan periodontik
3.Membuat overdenture pada rahang bawah