Anda di halaman 1dari 57

Kebijakan Kampanye dan

Introduksi Imunisasi MR
Disampaikan pada
PERTEMUAN SOSIALISASI MR
SMP AL AZHAR BSD
15 SEPTEMBER 2017

Dr Sugiarto, MM
Health Specialist
UNICEF Indonesia
KOMITMEN GLOBAL CRC
KONVENSI HAK ANAK 1989

Hak Kesehatan Anak


• UN Convention on the Rights
of The Child:
– “…A child means every human • Anak adalah seseorang yang belum
being below the age of berusia 18 tahun, termasuk anak yang
eighteen years unless under masih dalam kandungan.
the law applicable to the child, • “Setiap anak berhak atas kelangsungan
majority is attained earlier.” hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.”
• Setiap anak berhak atas pelayanan
Kesehatan anak yang komprehensif,
termasuk immunisasi
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak -
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009


•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”
UU No. 36 thn 2009 tentang KESEHATAN
• Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lanjut Usia dan
Bab VII Penyandang Cacat
• Bagian ke satu : Kesehatan ibu, bayi dan anak

Pasal 131 • Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak


anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
ay.2 dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun

• Upaya pemeliharaan kes. bayi & anak menjadi


Pasal 131 tanggung jawab & kewajiban bersama bg org tua,
keluarga, masyarakat & pemerintah, &
ay.3 pemerintah daerah
KepMenkes No 284/Menkes/SK/III/2004
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi
Menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
dengan menggunakan vaksin

Tuberculosis Difteri Pertusis Tetanus Polio Campak Hepatitis B

Hemophillus Rubella Human Papiloma Pneumonia rotavirus Vaksin baru


Influenzae type B Virus
Apakah Campak?

Penyebab : virus campak Myxovirus


Viridae Measles

Cara penularan : percikan ludah dan


melalui jalan napas.

Komplikasi berat : radang paru,


radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian

https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
Bahaya Penyakit Campak

• sakit berat  kematian


• tidak mau makan minum  gizi buruk
• diare berat
• infeksi paru (pneumonia)  kematian
• memperberat penyakit Tb paru
• radang otak
• Dapat menimbulkan wabah/KLB
Apakah Rubella?
Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang biasanya berupa penyakit ringan
pada anak.

Penyebab : virus Rubella


Cara penularan : melalui saluran napas pada
saat batuk atau bersin

Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil


pada trimester pertama atau awal kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan
pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai
Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital
Rubella Syndrome (CRS)
Courtesy of PGPKT
PENYAKIT RUBELLA

Epidemiology:
• Insidens tinggi pada anak usia 3-10
tahun
• Tingkat penularan pada kelompok
anak sangat tinggi
Pencegahan :
Gejala :
• Imunisasi
Demam dan ruam ringan, • Kekebalan setelah imunisasi
jarang ada sequelae. seumur hidup
50% kasus tidak bergejala
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)

Bila Infeksi Rubella terjadi pada wanita


hamil terutama pada trimester pertama
dapat berakibat :
Aborsi spontan atau
Berbagai kelainan kongenital :
Retardasi mental,
Kelainanan jantung,
Tuli dan/atau
Gangguan penglihatan seperti katarak
congenital.
Setelah imunisasi MR masih bisa terkena penyakit
campak dan rubella ?
• Ya, masih bisa tertular penyakit campak
• Tapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya

• Kalau belum diimunisasi campak :


– Lebih berat
– Lebih lama
– Berbahaya
• Maka perlu imunisasi tambahan
• Sedangkan Rubella, efikasi vaksin diperkirakan
mencapai 90-100% sesudah mendapat imunisasi
Negara dengan Jumlah Kasus Campak
Terbesar tahun 2015
NEGARA DENGAN JUMLAH ANAK YANG TIDAK
TERIMUNISASI YANG SANGAT BESAR
Measles and Rubella cases in Indonesia in 2016
Total: 5286 cases

: Measles
: Rubella
: Measles & Rubella
: Negative
Data as received on 31 Dec 2016
: 1 case
Dots are randomly placed within districts
Kasus Campak Konfirm,
Indonesia, 2013 to 2015

89% 11%

Age in years

Source: Sub Dit Surveillance , MOH- data as of 15 April 2016


Laboratory-confirmed rubella ,
Indonesia, 2013 to 2015

77% 23%
cases
No of

CRS ?

Age in years

Source: Sub Dit Surveillance , MOH, data as of 15 April 2016


REKOMENDASI WHO UNTUK
ELIMINASI RUBELLA

• BILA cakupan imunisasi >80% (sebaiknya lebih tinggi) ,


WHO merekomendasi 2 tahap strategy:

– Catch up campaign Rubella dengan target umur sesuai


gambaran epidemiology rubella/CRS, untuk memberikan
kekebalan kepada kelompok rentan sehingga menutup immunity
gap pada WUS .

– Secara simultan dilakukan introduksi rubella kedalam imunisasi


rutin dengan mengganti semua vaksin campak monovalent
menjadi vaksin kombinasi campak rubella. .
KAMPANYE IMUNISASI MR
Kampanye Imunisasi MR

• Kegiatan imunisasi secara masal


sebagai upaya untuk memutuskan
transmisi penularan virus campak dan
rubella pada anak usia 9 bulan sampai
dengan <15 tahun,
• Tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya.
• Sifatnya wajib dan tidak memerlukan
individual informed consent.
Strategi Pelaksanaan
Kampanye Imunisasi MR

Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dibagi menjadi 2 tahap :


• Tahap 1: AGUSTUS
Pemberian imunisasi MR di seluruh SEKOLAH yang terdiri dari sekolah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat,
SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SMPLB.

• Tahap 2 : SEPTEMBER
Pemberian imunisasi di POS-POS PELAYANAN IMUNISASI LAINNYA seperti
Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
SASARAN YANG AKAN DIIMUNISASI MR
TARGET
<95%

Name of district Total Target Population of PUSDATIN


9 month to < 15 Schools aged

Kab. Pandeglang 362.611 235.697


Kab. Lebak 381.447 247.941
Kab. Tangerang 955.300 620.945
Kab. Serang 427.884 278.125
Kota Tangerang 503.312 327.153
Kota Cilegon 112.078 72.851
Kota Serang 192.763 125.296
Kota Tangsel 386.791 251.414
Total 3.322.186 2.159.421
HASIL PER 31 AGUSTUS 2017
Kampanye MR
• Agustus – September 2017
• Anak usia 9 bulan - < 15 tahun
• Walau imunisasi dasar dan lanjutan sudah lengkap
• Disuntikkan di lengan kiri atas
• Kontra indikasi: JANGAN DIBERIKAN PADA
– Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi
– Wanita hamil
– Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
– Kelainan fungsi ginjal berat
– Decompensatio cordis
– Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
– Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
• Tunda :
– Sedang demam
– Sedang batuk pilek
– Sedang diare
• Vaksin Dari India dikemas di Biofarma Bandung  AMAN dan TERJAMIN kualitasnya
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
• Vaksin MR sangat aman
• Reksi Lokal:
– Nyeri di lokasi suntikan
– Bengkak di lokasi suntikan
– Merah di lokasi suntikan
• Reaksi sistemik:
– Demam (hari ke 5 dan 6 pasca imunisasi) selama 5 hari  beri obat penurun panas
– malaise
– kulit bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10 pasca imunisasi) selama 2 – 4 hari

• KIPI serius:
– Anafilaksis
• Penangulangan :
– Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
– Demam , gelisah : minum sering, baju tipis
– Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian Persentase reaksi
(per jumlah dosis)

Nyeri ringan di lokasi suntikan ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam ringan dan adenofati lokal ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam > 39.4 C 7-12 hari 1 per 20 (5%)

Ruam atau rash 6-12 hari ~1 per 50 (~2%)

Kejang demam 7-10 hari 1 per 3,000 (~0.033%)

Trombositopeni Purpura 15-35 hari 1 per 30,000 (~0.0033%)

Reaksi anafilaksis 0-2 jam ~1 per 100,000 (~0.0001%)

Atralgia pada anak 7-21 hari ~1 per 33 0-3%


Isi Kit Anafilaktik
Investigasi KIPI Program MR

• Merupakan kasus yang harus segera ditangani dan


dikelola oleh TIM Kabupaten/kota dan Provinsi yang
dibentuk khusus dengan SK Bupati,Walikota dan
Gubernur, melibatkan semua stake holder
• Sekecil apapun KIPI dan masalah lainnya terkait MR
harus dilakukan segera oleh Komda KIPI setempat
baik sosialisasi KIPI sebelum program dan lakukan
segera investigasi bila terjadi KIPI
RAPAT
KOMDA DAN KOMNAS KIPI
BEDAH KASUS
Laporan diduga KIPI dalam Penyelenggaran Imunisasi Campak
Tahun 2016

17 Laporan diduga KIPI/


17 juta dosis vaksin
campak
Vaksin dan Logistik Imunisasi

Peta Situasi Cold Chain


2016 ± 92,2 %
78,81 % Rencana 2017

: 100 %
: ≥80% - 99%
: < 80 %
: No data
KULKAS DAN VAKSIN CARRIER
KHUSUS VAKSIN (COLD CHAIN)
Teknik penyuntikan dan penetesan vaksin

Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
ALUR PENYELENGGARAAN IMUNISASI WAJIB

Layanan Imunisasi “ Satgas / KOMNAS PP


Wajib KIPI simpulkan vaksin
program pemerintah
Puskesmas, RS/Fasyankes tidak ada yg
Posyandu, RS Swasta dipalsukan”
Pemerintah 11,9 %
88,1 %

Vaksin
Vaksin dari Vaksin dari
pengadaan
pemerintah pemerintah
sendiri

Vaksin dari Vaksin dari sumber


distributor/PBF tidak resmi
ASLI ASLI

ASLI ASLI PALSU


Jadwal Imunisasi setelah Introduksi
Imunisasi MR
Usia Anak Jenis Imunisasi

<24 jam Hepatitis HBO

1 bulan BCG, OPV1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2

3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3

4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV

9 bulan MR

18 bulan MR, DPT-HB-Hib

Kelas 1 MR, DT

Kelas 2 Td

Kelas 5 Td
10 PESAN PENTING TENTANG IMUNISASI DARI IDAI

1. Semua negara di dunia sampai sekarang melakukan imunisasi


rutin bayi dan anaknya, karena adanya bukti yang tidak
terbantahkan bahwa imunisasi mencegah: wabah, sakit berat,
cacat, dan kematian.
2. Kajian ilmiah oleh berbagai profesi di lembaga
nasional/internasional dapat dipercaya oleh karena berbasis bukti
dan dengan data yang valid berbeda dengan pendapat pribadi
seseorang.
3. Isu-isu mengenai bahwa vaksin itu berbahaya yang beredar sejak
tahun 2003, bersumber dari berita tahun 1950-1960an yang
dikutip dari beberapa buku dari luar negeri. Teknologi vaksin
tahun 1950-1960an sangat berbeda dengan vaksin generasi
sekarang.
10 PESAN PENTING TENTANG IMUNISASI DARI IDAI

4. Nama dan komentar yang dikutip dari buku tersebut ketika


ditelusuri lebih lanjut ternyata hanya pendapat pribadi, tidak
disertai metodologi dan rincian hasil penelitian, jabatan atau
profesinya tidak sesuai dengan kutipan, kutipan tidak lengkap atau
tidak sesuai dengan berita aslinya, dan sebagian sumber aselinya
tidak dapat ditemukan.
5. Akibat penyebaran isu yang tidak benar tersebut maka banyak anak
Indonesia tidak diimunisasi sehingga tahun 2005-2006 terjadi
wabah polio di beberapa propinsi, tahun 2007-2013 terjadi
wabah difteria di Indonesia dan tahun 2010-2014 terjadi 1.008
kali wabah campak dan menyerang 83.391 bayi dan anak
Indonesia. Akibatnya 352 anak Indonesia lumpuh, cacat, menjadi
beban keluarga seumur hidup, 2.869 anak dirawat karena difteri di
RS dan 131 anak meninggal dunia dan makin banyak anak yang
sakit berat atau meninggal akibat campak.
10 PESAN PENTING TENTANG IMUNISASI DARI IDAI

6. Di Indonesia dan beberapa negara lain, penyakit rubella semakin


menjadi masalah. Sejak tahun 2010-2015 di Indonesia
berdasarkan pemeriksaan laboratorium terbukti 6.309 anak
terserang rubella, 77 % berumur kurang dari 15 tahun. Virus
rubella dapat menyerang janin di dalam kandungan ibu, sehingga
pada tahun 2015-2016 ada 556 bayi cacat dengan kelainan
jantung (79,5%), buta karena katarak (67,6%), keterbelakangan
mental (50%), otak tidak berkembang (48,6%), tuli (31,3%), dan
radang otak (9,5%).
7. Berdasarkan kajian oleh WHO yang kemudian diikuti dengan adanya
Kampanye Global MR, maka berbagai profesi kesehatan bersama
Kementerian Kesehatan mengkaji: bahaya penyakit, kemungkinan
menyebar ke/dari negara lain, manfaat vaksin, ketersediaan
vaksin, anggaran dll. Maka diputuskan imunisasi rutin perlu
ditambah dengan imunisasi Rubella (R) yang digabung dengan
imunisasi campak (measles = M).
10 PESAN PENTING TENTANG IMUNISASI DARI IDAI

8. Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 31 Juli 2017 telah


mengeluarkan rekomendasi No. U-13/MUI/KF/VII/2017 yang
isinya memberikan dukungan pelaksanaan program imunisasi
termasuk imunisasi Measles dan Rubella (MR).
9. Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang anggotanya terdiri dari pakar
profesi kesehatan dari berbagai negara di dunia mendukung
program imunisasi MR karena penyakit ini selain menjadi masalah
Indonesia juga masalah internasional.
10. Kami menghimbau untuk lanjutkan imunisasi rutin
ditambah imunisasi MR untuk mencegah wabah, sakit berat, cacat
dan kematian bayi dan anak kita. Sampai saat ini semua profesi di
lembaga penelitian resmi nasional dan internasional menyatakan
bahwa imunisasi terbukti aman dan bermanfaat mencegah
wabah, sakit berat, cacat dan kematian.
Surat Permohonan Dukungan
Surat Permohonan Dukungan
MENGENAI SURAT PERSETUJUAN
FATWA MUI TENTANG IMUNISASI
DUKUNGAN MUI PROPINSI BANTEN
CAKUPAN IMUNISASI DI BEBERAPA NEGARA
TAHUN 2016
INDONESIA
SAUDI ARABIA
KUWAIT
PALESTINA
MALAYSIA
IRAN
ISRAEL
AUSTRALIA
SINGAPURA
JERMAN
SAYANGI
BUAH HATI
ANDA
TERIMA KASIH

IMUNISASI BISA!!! JADIKAN ANAK INDONESIA


SEHAT DAN BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai