Anda di halaman 1dari 16

SINDROM ASPIRASI MEKONIUM

DEFINISI
Aspirasi mekonium adalah sekumpulan gejala disfungsi
pernafasan yang terjadi karena cairan amnion yang
mengandung mekonium terinhalasi oleh janin, aspirasi
mekonium merupakan suatu keadaan serius yang menjadi
salah satu penyebab kematian bayi baru lahir
ETIOLOGI
 Adanya tekanan intrauterin mempengaruhi bagian dalam
rahim.
 Faktor yang mempengaruhi  insufisiensi plasenta,
hipertensi ibu, preeklamsi, oligohidramnion, dan penyalah
gunaan obat ibu terutama tembakau dan kokain.

 Cairan mekonium terutama ketuban dapat disedot oleh janin


selama persalinan dan kelahiran, sehingga menyebabkan
gangguan pernafasan bayi.
FAKTOR RESIKO
 Hamil lebih bulan
 Ibu pre-eklamsi/eklamsi
 Ibu hipertensi
 Ibu DM
 Ibu perokok berat, penyakit saluran kronik, kelainan jantung
 Bunyi jantung anak abnormal
 Bayi KMK
 Oligohidroamnion
 Infeksi maternal (Chorioamnionitis)
 Pembersihan mekonium yang tidak adekuat
MANIFESTASI KLINIK
 Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya
mekonium didalam cairan ketuban
 Mekonium mengotori kulit, tali pusat, dan kuku
 Bayi tampak lemas dan lemah
 Sianosis
 Hiperekspansi dada
 Takipnea
 Apnea
 Frekuensi denyut jantung rendah sebelum kelahiran
 Hipoksia
 Retraksi intercosta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan kultur darah
 Foto Thorax
 Oksimetri
 Analisa gas Darah
KRITERIA DIAGNOSIS
 Anamnesa :
 Riwayat janin tumbuh lambat
 Riwayat kesulitan persalinan dan riwayat gawat janin
 Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium
 Riwayat persalinan yang mengalami asfiksia berat
 Pemeriksaan fisik :
 Cairan amnion tercemar mekonium kental, bayi diliputi
mekonium
 Tali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan
 Obstruksi jalan lahir : apneu, dan adanya staining pada
umbilikal bayi.
 Selain itu didapatkan tanda distres respirasi sekunder karena
peningkatan retensi jalan nafas
 Penurunan compliance dan adanya air trapping yaitu
takipnea, nafas cuping hidung, dan retraksi pada subcostal.
 Biasanya disertai tanda bayi lebih bulan
 Analisis gas darah : asidosis metabolik, asidosis respiratorik,
hipoksemia dan hiperkapnea
 Foto thoraks : hiperinflasi diseluruh lapang paru, diafragma
yang mendatar, dan infiltrat yang berbatas tidak jelas yang
memberi kesan terjadinya aspirasi mekonium pada bayi
DIAGNOSIS BANDING
 Tachipnoe transient neonatus
 Pneumonia
 Hialin membran disease
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan resusitasi
2. Medikamentosa
3. Bedah
4. Suportif
MONITORING
 Terapi
 Setelah bayi melewati masa krisis dan kebutuhan oksigen
sudah terpenuhi dengan oksigen ruangan/atmosfer, suhu
tubguh bayi sudah stabil diluar inkutabor, bayi dapat minum
sendiri persepen/menetek, ibu bisa merawat dan mengenali
tanda sakit pada bayi dan tidak ada komplikasi atau penyulit
maka bayi dapat berobat jalan
 Tumbuh kembang
Bila bayi yang berhasil bisa bertahan hidup tanpa komplikasi
maka proses tumbuh kembang anak selanjutnya tidak mengalami
gangguan.

Tetapi apabila timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal,


keracunan oksigen, epilepsi maupun komplikasi palsi serebral)
maka tumbuh kembang anak tersebut akan mengalami gangguan
dari yang ringan sampai yang berat termasuk gangguan
penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa
balita.
KOMPLIKASI
 Pneumothoraks
 Bronkopneumonia
 Hipertensi pulmonal
 Sepsis
 Emfisema intestinal paru
 Hemoragik paru
 Edema paru
 Hipertensi paru
 Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen
 Anemia
LANGKAH PROMOTIF
 Mencegah persalinan postmatur
 Mencegah IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
 Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
 Mencegah asfiksia neonatorum
 Melakukan resusitasi dengan benar
 Melakukan tindakan pencegahan infeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai