Pertukaran Udara
Pertukaran Udara
• Fungsi
– Pemanas dan pelembab udara
– Menyaring udara
– Mencegah aspirasi
perdarahan.
• Resistensi =
viskositas /radius
pangkat 4
TRAKEA DAN BRONKUS
• Trakea dimulai dari
kartilago krikoid
(setinggi vertebra C6),
• ukuran :
10 – 12cm (wanita) dan
12-14 cm (pria) sampai
bifurcasio terminal
(carina) setinggi
vertebra T4/5 (ICS 2,
angulus Louis)
ALVEOLI
• Jalan nafas menjadi diameter yang lebih kecil sampai pada bronkiolus
berdiameter < 0,8 mm dan tidak bekartilago → bronkiolus respiratori dan
berakhir pada alveolus.
ALVEOLI
3 jenis sel alveoli
17
INSPIRASI
• Kontraksi diafragma → pergeseran caudal yang
besar dari tendon sentral →pengembangan rongga
dada secara longitudinal; insersinya pada tepi
costae → costa bagian bawah terangkat dan dada
melebar.
Kondisi patologis
Paru dan dinding dada adanya udara atau
interaksi dari dua hal bergerak sebagai 1 unit cairan di ruang
yang berlawanan; (karena adanya lapisan intrapleura
dinding dada, yang pleura parietal yang (pneumothorax,
saat istirahat menempel pada epiema, efusi pleura)
mengembang, dan dinding dada dan
→ merusak interaksi
paru-paru, yang saat pleura visceral pada
paru-dinding dada ini
istirahat berkontraksi paru-paru)
→gangguan respirasi
• a
24
VOLUME PARU DAN SPIROMETRI
VOLUME PARU DAN SPIROMETRI
CLOSING VOLUME (CV) &
CLOSING CAPACITY (CC)
• CC → CV + RV
merupakan perubahan
volume paru akibat
perubahan pada Compliance, diukur sbagai :
tekanan jalan nafas perubahan volume paru (∆V)
perubahan tekanan jalan nafas (∆P)
COMPLIANCE
Cchest-Wall →∆V/∆P,
CLung- →∆V/∆P,
∆P= tekanan intrapleura –
∆P = tekanan alveolar – tekanan atmosfer
tekanan intrapleura
Ccw- dipengaruhi:
CL- dipengaruhi:
Postur
Volume paru
Obsesitas
Tegangan permukaan
alveolus Osifikasi kartilago
Volume darah paru Scar kulit
COMPLIANCE
• Penyakit menyebabkan
kompresi jalan nafas
dinamis → penyempitan
aliran jalan nafas → equal
pressure point (EPP).
Equal Pressure Point
• Perfusi di daerah
sentral dan bawah >
daerah atas.
• Bergantung pada
– Bagian paru
– resistensi pembuluh
darah paru
– gravitasi, postur, dan
tekanan alveolar
PENYESUAIAN VENTILASI DAN
PERFUSI
• Paru berusaha
menyesuaikan ventilasi
dan perfusi, tetapi tidak
pernah identik
• Penyesuaian paling
mendekati selama ventilasi
spontan dibandingkan
selama ventilasi tekanan
positif (efek tekanan
alveolus↑→ aliran distribusi
darah paru menjadi kurang
homogen)
PENYESUAIAN VENTILASI DAN
PERFUSI
• Meskipun zona west
merupakan konsep yang
berguna namun hal ini tidak
absolut krn:
– Tekanan alveolar tidak
sama tetapi bervariasi
pada siklus respirasi,
– Hubungan antara zona ini
berubah secara konstan.
– Sebenarnya distribusi
aliran darah di paru
sebenarnya tidak di dalam
lapisan-lapisan tetapi
dengan bentuk yang
konsentris
DEAD SPACE
Terdiri dari
Extra paru - vena yang tidak Paru - vena yang melalui
melewati paru (vena thebesian paru dengan penurunan
& sirkulasi bronkial) atau tidak ada ventilasi
SHUNT
• Pirau → penyebab
tersering
hipoksemia selama
anestesi
PERBEDAAN OKSIGEN ALVEOLAR-
ARTERIAL
• Oksigen + Hb → oksihemoglobin
• Pelepasan O2 terjadi
ketika PO2 sekitar
plasma menurun
bukan merupakan
korelasi linear
dengan PO2, tetapi
curvilinear. Nilai PO2
40, 50, 60
menggambarkan
saturasi 70%, 80%,
dan 90%
PERPINDAHAN KURVA DESATURASI
OKSIHEMOGLOBIN
Respirasi Cheyne-Stokes
• pola dengan periode apneu 10-20 detik diikuti
periode hiperventilasi. Krn kerusakan CNS
KONDISI PERUBAHAN #6
FISIOLOGIS
ANESTESIA
• sekitar 90% pasien yang menjalani
anestesi umum menggunakan agen
bervariasi → atelectasis → solusinya
anestesi epidural.
• Atelektasis lebih disebabkan karena
komresi jaringan.
• geometri dada dan diafragma dipengaruhi
anestesi umum dengan pergerakan
relaksasi dinding dada di akhir ekspirasi
ANESTESIA
• Modeling computer →absorpsi udara dari
daerah yang tidak terventilasi tergantung
Fio2
• Jika rasio VA/Q jauh dibawah titik
ekuilibrium ini, volume alveolus berkurang
dan terjadi kolaps
• Kolapsnya alveolar yang cepat
membutuhkan maneuver alveolar dan
diskontinuitas PEEP
POSISI
• kebanyakan pertukaran udara disebabkan
pergeseran diagfragma ke arah atas.
• Selama general anestesi dan paralisis,
diafragma → flaksid, isi abdomen
mendorong diafragma kekranial dan
selama inspirasi dengan ventilasi tekanan
positif, udara terdistribusi ke bagian paru
yang compliance
POSISI
adanya induksi
anestesi
menurun
akibat paralisis dan
ventilasi tekanan
Penyesuaian positif.
ventilasi/perfusi
dalam posisi
pronasi
lebih baik
dibandingkan
supinasi
POSISI
• Ketinggian
– Anestesi pada ketinggian sedang pada
umumnya tidak menimbulkan komplikasi
selama saturasi oksigen dipantau dan
oksigen tambahan tersedia
PERUBAHAN TEKANAN
BAROMETRIK
• Oksigen hiperbarik
– wadah yang bertekanan 2-3 kali tekanan
atmosfer (ATM)
– Indikasinya termasuk emboli udara,
dekompresi, infeksi jaringan nekrotik,
keracunan karbon monoksida
– Pada kadar Fio2 yan timggi, diatas 2 ATM,
hiperoksia dapat menyebabkan kejang,
intoksikasi oksigen
UMUR
• Bayi dan anak
– komplians keseluruhan dari sistem respirasi
rendah
– komplians dinding dada pada neonatus dan
bayi sangat tinggi karena tidak adanya
osifikasi kartilago →FRC bayi sering turun
selama anestesi
– Pada kondisi sadar, FRC dipertahankan
diatas CC pada bayi oleh laju pernafasan
yang cepat
– resistensi nya lebih besar, menyebabkan
oeningkatan usaha nafas
UMUR
• Orang tua
– perubahan sistem respirasi yang
dipengaruhi umur termasuk penurunan
tonus otot dilator pada faring, meruapkan
predisposisi terjadinya obstruksi jalan
nafas bagian atas selama anestesi.
– ↓elastisitas parenkim paru→↑komplians
paru
– CC meningkat secara signifikan; hal ini
meurpakan masalah pada anestesi
PENYAKIT #6
RESPIRASI KRONIS
PENYAKIT RESPIRASI
KRONIS
Obstruktif
Restriktif
Pola campuran
PPOK
PPOK
Penyakit
Bronkhitis
Emphisema jalan nafas
kronis
perifer