Kustantina Alfatie Meidina 112310101019 Riana Vera Andantika 122310101006 Ria Novitasari 122310101022 Aris Kurniawan 122310101033 Sofiatul Ma’fuah 122310101042 Raditya Putra Yuwana 122310101067 Pengertian Difusi dan Osmosis Proses Difusi Difusi adalah proses transportasi pasif di mana molekul bergerak dari daerah konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi yang lebih rendah. Faktor yang mempengaruhi difusi: Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat; Oleh karena itu, mereka menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul yang lebih ringan. Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi. Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi. Semakin dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju difusi terjadi. Proses Osmosis Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Faktor yang mempengaruhi osmosis: Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah. Difusi O2 dan CO2 antara Alveoli dan Darah Pertukaran udara berlangsung di dalam alveolus dan pembuluh darah yang mengelilinginya. Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara paru dan kapiler darah paru. Sampai di paru, pCO2 darah terdeoksigenasi 46 mmHg, sedang di alveoli 40 mmHg. Oleh karena perbedaan pCO2 tersebut karbondioksida berdifusi dari darah terdeoksigenasi ke dalam alveoli sampai pCO2 turun menjadi 40 mmHg. Gas buang cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah lain dimana tekanan partialnya lebih rendah yaitu dikarenakan selisih tekanan (Pressure Gradient). Pada alveoli paru-paru, oksigen berdifusi lebih cepat daripada karbondioksida karena berat jenisnya lebih rendah. Pengangkutan gas-gas pernapasan antara paru dan jaringan tubuh adalah tugas darah. Difusi gas dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan-cairan jaringan dan darah, dan oleh karena karbondioksida berkurang lebih 24 kali lebih mudah larut dalam darah dibanding oksigen, maka keseluruhan kecepatan difusi karbondioksida melebihi kecepatan oksigen sekitar 20 kali lipat. Difusi O2 dan CO2 melalui Membran Pernafasan Membran respirasi tempat berlangsungnya pertukaran gas terdiri dari lapisan sulfaktan, epitelium skuamosa simple pada dinding alveolar, membrane dasar pada dinding alveolar, ruang interstisial yang mengandung serabut jaringan ikat dan cairan jaringan, membrane dasar kapiler, dan endothelium kapiler. Molekul gas harus melewati keenam lapisan ini melalui proses difusi. Sebagaimana klita tahu, difusi adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang bertekanan tinggi kearah yang bertekanan rendah. Oksigen dan karbon dioksida menurunkan gradient tekanan parsialnya saat melewati membrane respiratorik. Menurut Sloane (2003) faktor yang mempengaruhi difusi gas selain gradient tekanan parsialnya antara lain: Ketebalan membrane respirasi: Penyebab apapun yang dapat meningkatkan keebalan membrane seperti edema dalam ruang interstisial atau infiltrasifibrosa paru-paru akibat penyakit pulmonary dapat mengurangi difusi. Area permukaan membrane respirasi: Pada penyakit seperti emfisema, sebagian besar permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas berkurang dan pertukaran gas mengalami gangguan berat. Solubilitas gas dalam membrane respirasi: Solubilitas CO2 20 kali lebih besar dari O2. Dengan demikian CO2 berdifusi melalui membrane 20 kali lebih cepat dari O2. Difusi dan Osmosis pada Sistem Respirasi Manusia Difusi dan osmosis juga terjadi di sistem respirasi manusia, yakni pada proses pertukaran gas Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2). Udara dari lingkungan dapat masuk dalam tubuh manusia melalui dua cara, yakni: Pernapasan secara langsung: pengambilan udara secara langsung yang dilakukan oleh permukaan tubuh melalui proses difusi Pernapasan tak langsung: pengambilan udara untuk dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.
perlu diketahui juga bahwa berdasarkan proses terjadinya,
pernapasan manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni melalui mekanisme pernapasan eksternal dan internal. Pernapasan Eksternal Ketika kita menghirup udara dari luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal. Pernafasan Internal Proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas dan menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya digunakan dalam proses metabolisme sel. Kapasitas Difusi Membran Pernafaasan Kapasitas paru adalah kombinasi dari dua atau lebih volume paru: Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup oleh seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan parunya sampai jumlah maksimum. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Ini adalah besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter). Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter). Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (effort) (kira-kira 5800 mililiter) adalah sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan jelas lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang bertubuh kecil dan astenis. Selanjutnya berbagai volume dan kapasitas berubah dengan sesuai posisi tubuh, biasanya menurun bila berbaring dan meningkat pada keadaan berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh 2 faktor, pertama kecenderungan isi abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada posisi berbaring, yang berhubungan dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kapasitas vital adalah posisi seseorang selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot-otot pernafasan, pengembangan paru dan rangka dada yang disebut compliance paru. Perubahan kapasitas difusi oksigen selama kerja akan meningkatkan aliran darah paru dan ventilasi alveolus. TERIMAKASIH