Anda di halaman 1dari 21

LOKA KARYA MINI 1 (SATU)

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANGAN AN-NISA IBNU SINA PADANG

PRAKTEK PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
T.A 2019
BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan


prioritas utama, hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntanan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara professional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2011).

RSI Ibnu Sina Padang merupakan rumah sakit Islam di kota Padang yang
mengutamakan mutu pelayanan yang profesional dan Islami dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien khususnya diruang Annisa.
Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan dirumah sakit, dimana
perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan yang berkualitas guna
meningkatkan mutu pelayanan di RS dan memberi kepuasan kepada klien
yang hal ini adalah konsumen ( Adill Et All, 2009).
Sistem model asuhan keperawatan professional merupakan
suatu kerangka kerja yang mendefenisikan standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem model
asuhan keperawatan profesional. Dimana keberhasilan suatu
asuhan keperawatan pada klien sangat ditentukan oleh metode
pemberian asuhan keperawatan professional (Nursalam,2011).

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim.


Metode tim merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatankelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaburatif ( Gillies, 2011).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh
kelompok pada tanggal 12 Februari s/d 13 Februari 2019
dengan metode observasi, wawancara dan kuesioner
ditemukan dari 6 orang perawat di ruang Annisa terdapat 2
orang perawat tidak menggunakan handscone saat
melakukan redressing, 1 orang perawat tidak menggunakan
handscone saat melakukan tindakan pemasangan infuse
dan 3 orang perawat tidak menjelaskan cara mencuci
tangan kepada pasien yang baru masuk. Selain itu dari 8
status yang di observasi tidak ditemukan adanya EWS pada
status.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang
terdapat pada ruangan Annisa yaitu ; belum optimalnya
pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan SPO
yang ada di ruang Annisa, belum optimalnya penerapan
metode pelaksanaan orientasi pasien baru masuk, dan
belum ditemukannya EWS pada status pasien.
B. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

2. TUJUAN KHUSUS
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. KAJIAN SITUASI RSI IBNU SINA PADANG

Visi RSI Ibnu Sina Padang • Menjadi rumah sakit kelas B yang islami dan
profesional tahun 2022

• Membangun pengelolaan RS secara islami


dan profesionnal
• Meningkatkan dan melengkapi sarana dan
pasarana sesuai standar akreditasi
• Membangun SDM yang profesional,
akuntabel yang beriontasi pada pasien serta
Misi RSI Ibnu Sina berintegrasi tinggi dalam memberikan
Padang pelayanan
• Memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu serta berorientasi pada
keselamatan pasien
• Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak
pengguna jasa pelayanan
B. KAJIAN SITUASI RUANGAN ANNISA
1. Karakteristik ruangan Annisa
Ruangan Annisa belum memiliki Visi dan Misi
keperawatan, tetapi dalam pelaksanaan pengorganisasian
diruangan Annisa mengacu ke Visi dan Misi Rumah Sakit
dan Bidang Keperawatan.
Di dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang Annisa
adalah mencakup semua jenis penyakit pada bayi dan
anak. Dengan fasilitas pelayanan kelas I, II, kelas III dan
Perinatologi. Dengan jumlah 18 bed dan 2 inkubator
Model pelayanan keperawatan yang diterapkan di
ruangan Annisa RSI Ibnu Sina Padang adalah dengan
menggunakan metode tim. Tim dalam ruangan ini dibagi
menjadi 2 yaitu tim A dan tim B.
2. Analisis terhadap Pasien
Karakteristik klien di ruang Annisa RSI Ibnu
Sina Padang adalah terdiri dari berbagai jenis
diagnosa medis antara lain DHF, Demam Kejang.
Dimana didapatkan data perawatan terbanyak
diantaranya interne anak, bedah anak dan
perinatologi.

3. Sumber Daya/ Kekuatan Kerja


Jumlah tenaga keperawatan diruang Annisa
adalah 20 orang yang terdiri dari 4 orang S1
Keperawatan, 16 orang DIII Keperawatan. Dari 20
orang terdapat 1 kepala ruangan, 2 orang kepala
tim serta 2-3 perawat pelaksana pada setiap kepala
tim
4. Lingkungan Keja
Lingkungan ruang Annisa
memiliki jendela dan pencahayaan
yang baik, terdapat ventilasi.
Ruangan Annisa memiliki jarak
sekitar 1 lantai dari rungan lain,
sehingga ruang Annisa jauh dari
kebisingan dari ruang lain.
Lingkungan sekitar tampak rapi
sesuai dengan tempatnya.
5. Kajian Indikator Mutu Ruangan
• Berdasarkan data dari Rekam Medis didapatkan BOR diruangan
Annisa sebanyak 54,41% pada bulan November 2018, 62,57%
pada bulan Desember, dan 58,17% pada bulan Januari 2019.
BOR (Rekam Medis, RSI Ibnu Sina Padang, 2018).

• Bedasarkan data dari Rekam Medis didapatkan ALOS di ruangan


Annisa sebanyak 4,14 pada bulan November 2018. Pada bulan
Desember 2018 didapatkan 3,13 dan bulan Januari 2019
ALOS didapatkan 3,01.

• Berdasarkan data dari Rekam Medis didapatkan TOI di ruangan


Annisa sebanyak 3,7 atau 4 hari pada bulan November 2018,
sebanyak 3,13 atau 3 hari pada bulan Desember 2018, dan
TOI sebanyak 2,85 atau 3 hari pada bulan Januari 2019.
Berdasarkan data dari Rekam Medis didapatkan
angka BTO ruang Annisa pada bulan November
BTO 2018 sebanyak 3,69, sebanyak 4,66 pada bulan
Desember 2018 dan 4,55 pada bulan Januari
2019.
6. Analisis Pelaksanaan Fungsi-fungsi manajemen
1. Perencanaan
• Visi dan misi • Kebijakan organisasi ruangan
Hasil wawancara dengan Berdasarkan observasi
yang dilakukan pada tanggal 13
kepala ruangan, tanggal 13 Februari 2019 ditemukan dalam
Februari 2019 didapatkan pengambilan keputusan dan
kepala ruangan mengatakan pemecahan masalah diadakan
bahwa visi dan misi ruangan rapat ruangan secara berkala.
Berdasarkan hasil
Annisa mengacu pada visi
kuesioner 100 % menyatakan
misi rumah sakit RSI Ibnu bahwa mereka dilibatkan dalam
Sina Padang. pengambilan kebijakan oleh
• Analisis: potensial kepala ruangan.
perencanaan (visi dan misi) • Analisis: Potensial
penerapan kebijakan
diruangan Annisa. pengorganisasian ruangan
secara konsisten.
• Perencanaan Strategis Dari hasil observasi
Organisasi terdapat rencana strategis
Dari hasil wawancara ruangan yaitu rencana
dengan kepala ruangan bulanan dan tahunan dari
tanggal 13 Februari 2019 kepala ruangan.
bahwa kepala ruangan Analisis: Potensial
terlibat dalam perencanaan penyusunan dan penerapan
strategis ruangan dan juga rencana strategis ruangan.
melibatkan secara langsung
perawat pelaksana,
termasuk pertemuan
bulanan yang sudah
terjadwal.Kepala ruangan
sudah memiliki rencana
tahunan.
2. Pengorganisasian
• Struktur organisasi • Pengorganisasian perawatan pasien
Dari hasil observasi RSI Ibnu Sina Padang
diruangan Annisa belum
diruangan pada tanggal 13 menerapkan metode asuhan
Februari 2019 bahwa struktur keperawatan yang optimal. Metode
organisasi belum ada terpajang yang digunakan saat ini adalah
diruangan. Tetapi kepala ruangan, metode tim. Hasil observasi tanggal
katim, dan PP sudah 12-13 Februari 2019 di ruangan
melaksanakan kegiatan sesuai Annisa terdiri dari 1 kepala ruangan
dan 2 ketua tim yang dibagi
dengan tugas dan perannya. menjadi katim A dan katim B.
Berdasarkan kuesioner Setiap katim membawahi 2-3 orang
menyatakan struktur organisasi perawat pelaksana.
belum ada terpajang diruangan, Berdasarkan hasil observasi
namun perawat telah mengetahui pada tanggal 12-13 Februari 2019
perawat bekerja sesuai metode tim
tugas dan perannya, serta dan menjalankan tugasnya sesuai
melaksanakannya sesuai dengan dengan perannya masing-masing.
aturan yang ada. • Analisa : optimal penerapan
• Analisis : Potensial pengorganisasian pasien
pengorganisasian yang berlaku
diruangan.
3. Ketenagaan
Dari hasil wawancara kepala ruangan tanggal 13 Februari 2019
mengatakan bahwa perhitungan tenaga keperawatan di ruangan
Annisa berdasarkan jumlah perawat yang ada.
Karakteristik Tingkat Pendidikan Perawat di Ruang Annisa
RSI Ibnu Sina Padang

No Tingkat Pendidikan frekuensi Persentase


1 S-1 keperawatan /ners 4 20%
2 D-3 keperawatan 16 80%
Jumlah 20 100%

Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa jumlah perawat


pershif sesuai dengan perbandingan jumlah pasien. Hasil ini sesuai dengan
kuesioner dimana menyatakan bahwa jumlah perawat pershift sesuai
dengan perbandingan jumlah pasien.

Analisis: Potensial peningkatan mutu ketenagaan


4. Pengendalian
a. Program Pengendalian Mutu
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
tanggal 13 Februari 2019 bahwa RSIIbnu Sina Padang sudah
mempunyai program pengendalian mutu yaitu mutu rumah
sakit yang terdiri dari :
– Angka tidak terpakainya darah sesuai permintaan
– Kejadian kesalahan identitas pada gelang pasien
– Kejadian ketidaklengkapan verifikasi the read back
proses
– Angka tidak terpasangnya stiker kuning dan segitiga
kuning pada pasien resiko jatuh
– Sedangkan mutu rawat inap yaitu assessment awal
keperawatan.
• Analisis: Potensial peningkatan kegiatan pengendalian mutu
pelayanan keperawatan.
b. Pengembangan standar (SPO)
Hasil observasi bahwa SPO • Berdasarkan hasil kuesioner 100%
sudah ada diruangan masing- perawat menyatakan telah
masing, namun dalam aplikasinya melakukan tindakan keperawatan
perawat belum sepenuhnya sesuai dengan SPO yang ada. Hal
melakukan tindakan sesuai dengan ini berbeda dengan hasil
SPO. observasi yang didapatkan,
• Hasil observasi pada tanggal 12-13 dimana masih terdapat perawat
Februari 2019 bahwa pada saat yang belum melakukan tindakan
melakukan tindakan terlihat dari 6 keperawatan sesuai dengan SPO
orang perawat, 3 orang perawat yang ada.
belum menjalankan tindakan • Analisis : Belum optimalnya
keperawatan sesuai dengan SPO pelaksanaan SPO diruangan.
yang ada, seperti tindakan
perawatan luka, dan pemasangan
infuse perawat tidak memakai
handscone. Pada SPO yang ada
dijelaskan bahwa tindakan
perawatan luka dan pemasangan
infus dilakukan dengan
menggunakan handscoon .
c. Dokumentasi Proses Keperawatan
• Standar dokumentasi keperawatan sehingga dapat menjadi kode dan
merupakan kebijakan atau garis atau mempersiapkan kejadian
penentuan terhadap tindakan buruk dan meminimalkan
keperawatan yang diberikan dampaknya, penilaian untuk
ukuran atau model terhadap hal mengukur peringatan dini ini
yang sama yang tepat dan dengan menggunakan Early Warning Score.
akurat ( Depkes 1995 dalam • Hasil observasi pada tanggal 13
Nursalam, 2011 ). Februari 2019 terlihat dari 8 status
• Pada hasil dokumentasi perawat pasien tidak ditemukan adanya
belum ditemukan adanya EWS. EWS. Perawat melakukan
Early Warning System (EWS) adalah dokumentasi sesuai dengan format
sistem peringatan dini yang dapat asuhan keperawatan yang sudah
diartikan sebagai rangkaian sistem disediakan dari bagian
komunikasi informasi yang dimulai keperawatan, sehingga ruangan
dari deteksi awal, dan pengambilan hanya mengikuti format yang ada.
keputusan selanjutnya. Diteksi dini Pendokumentasian dilakukan
merupakan gambaran dan isyarat secara manual dan sudah dilakukan
terjadinya gangguan fungsi tubuh dengan baik. Namun belum
yang buruk atau ketidakstabilan ditemukan adanya EWS.
fisik pasien • Analisis: belum optimalnya EWS
pada Rekam medis di ruangan An-
Nisa
Kepuasan Pasien
• Hasil dari wawancara diruang kelas I, II, III dan perinatologi
didapatkan hasil bahwa 5 orang keluarga pasien menyatakan
perawat bersikap sopan dan ramah dan selalu memperhatikan
keluhan pasien,perawat menjelaskan peraturan dan tata tertib di
rumah sakit pada saat pasien masuk baru rumah sakit, perawat
meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga sebelum
melakukan tindakan,pasien menyatakan perawat ruangan dalam
melakukan tindakan sudah terampil dan percaya diri, dan dari
wawancara tersebut didapatkan bahwa pasien di ruangan kelas I, II,
III dan perinatologi menyatakan puas atas pelayanan rumah sakit.
• Berdasarkan hasil kuesioner 90% pasien atau keluarga menyatakan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan kepada mereka.
Analisis :
• belum optimalnya Peningkatan kepuasan pasien dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan.
• Belum optimalnya pelayanan orientasi pada pasien baru masuk
Bedasarkan hasil observasi tanggal 12 – 13 Februari 2019 terdapat 5
orang pasien baru masuk dan tenaga keperawatan ada 8 orang. Dari
8 orang perawat didapatkan 3 orang perawat yang menerima
pasien. Tetapi dari 3 orang perawat yang menerima pasien hanya 1
orang perawat yang melakukan layanan orientasi kepada
pasien/keluarga seperti menjelaskan ruangan dan fasilitas, rutinitas
ruangan, (waktu mandi, waktu makan, jadwal pergantian sprai, dan
jadwal pembersihan ruangan), kebijakan rumah sakit (kebijakan
tentang penggunaan gelang identitas pasien), tetapi perawat tidak
menjelaskan tentang cara cuci tangan, waktu kunjungan, larangan
membawa anak-anak, jumlah penunggu di ruangan pasien.
Sedangkan 2 orang perawat lagi yang menerima pasien tidak ada
melakukan layanan orientasi.
• Berdasarkan hasil kuesioner 50% pasien menyatakan `tidak
diajarkan bagaimana cara cuci tangan.. Sedangkan 90% pasien
menyatakan dijelaskan tentang jam besuk, kegunaan gelang dan
dokter penanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai