Anda di halaman 1dari 9

perbandingan pengaturan

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP


antara Indonesia dengan Malaysia

SARAYA YUSRINA
15040704120
Kerangka/Susunan Kontrak

INDONESIA MALAYSIA
 Prosedur yang jelas dan terinci  Menggunakan tatanan yang runtut
mulai dari akar masalah hingga
 Analisa: Susunan kontrak
penanganan risiko.
Kerjasama Pemerintah dengan
Swasta memiliki peran masing-  Analisa: Susunan dalam Public
masing. Pihak Swasta sbg investor Finance Initiative (PFI) ini memiliki
dan pemerintah sebagai pembuat poin-poin tertentu sesuai dengan
peraturan dan kebijakan dalam ketentuan The Ninth Malaysia
pembangunan. Plan.
 PP Nomor 13 Tahun 2010  Dasar hukum : The Ninth Malaysia
Plan 2006-2010
Bentuk Kontrak
INDONESIA INDONESIA
 Build Operate Transfer (BOT), Build  Kontrak Pasokan dan Manajemen,
Own Operate (BOO), Buy Build Kontrak Turnkey, Sewa, Konsesi,
Operate (BBO), Contract Services, Kepemilikan Pribadi
Design Build, Design Build Maintain  Analisa: Bentuk kontrak pada
 Analisa: Perjanjian antara Public Finance Initiative di
pemerintah dengan swasta tersebut Malaysia umumnya memuat hal-hal
dimungkinkan asalkan tepat dengan yang telah disebutkan diatas.
kebutuhan public service.
 Dasar hukum : The Ninth Malaysia
 Dasar hukum: Pasal 195 Ayat 3 Plan 2006-2010
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004
Objek Kontrak
INDONESIA MALAYSIA
 Pekerjaan jasa pemborongan  Peningkatan investasi swasta
pembangunan gedung kantor sangat penting untuk memperluas
Pengadilan Negeri Padang infrastruktur dan memberikan
Sidimpuan tahun 2017 akses yang lebih besar untuk
 Analisa : Dalam kontrak Kerjasama pendidikan tinggi berkualitas.
Pemerintah dengan Swasta (KSP) di  Analisa : Bentuk kontrak pada
Indonesia, objek dapat dijadikan private finance initiative di
sebagai jaminan dalam perjanjian Malaysia, umumnya memuat
kredit dengan syarat memenuhi kontrak pasokan dan manajemen,
prosedur yang ditetapkan oleh pihak kontrak turnkey, sewa, konsesi,
bank. Pihak swasta kemudian dan kepemilikan pribadi.
berhak mengelola proyek tersebut
dalam waktu tertentu.  Dasar hukum : The Ninth Malaysia
Plan 2006-2010
 PP No. 13 Tahun 2010
Para Pihak
INDONESIA MALAYSIA
 Tuan JERY SIMANUNGKALIT, 20 Mei 1972, Staf  Pihak-pihak utama akan termasuk:
Seksi Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum,
bertempat tinggal di Jl. Pramuka No. 10 1. Special Purpose Vehicle (SPV) yang dibuat
Padangsidimpuan, Warga Negara Indonesia, khusus untuk proyek tersebut.
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan 2. Pemodal.
Nomor Induk Kependudukan 9875002005721234
menurut perjanjian disebut sebagai PIHAK 3. Kontraktor konstruksi.
PERTAMA.
4.Operator manajemen fasilitas. Sektor publik
 Tuan Ir. SOLIKIN BUDIMAN, 24 April 1975, (mendapatkan otoritas).
Direktur Utama PT. Tanto Sumatra, bertempat
tinggal di Jl. Sudirman Abduh No. 46
 Analisa : Prinsip utama program private
Padangsidimpuan, Warga Negara Indonesia, finance initiative di Malaysia seperti yang
pemegang kartu tanda penduduk dengan terkandung di dalam RM ke 9 sebagai
Nomor Induk Kependudukan 1399098224047513 panduan dan rujukan ringkas kepada pihak
menurut perjanjian disebut sebagai PIHAK yang bermiinat menyertai program dalam
KEDUA. kontrak.
 Dasar hukum : Pasal 23 Ayat (1) huruf P  Dasar hukum : The Ninth Malaysia Plan
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 2006-2010
Tahapan
INDONESIA MALAYSIA
 Para pihak saling memahami misi, fungsi,
dan tugas, hak dan kewajiban masing-
 Klarifikasi tujuan, menilai opsi,
masing sebagai pelaku pembangunan. menghasilkn outline bisnis, merakit
Melakukan persepsi dalam negoisasi tim proyek, memutuskan taktik,
kemitraan. Adanya dukungan yang jelas memgundang tawaran,
dan benar kepada pemberi keputusan baik prekualifikasi, menentukan
tingkat pusat, provinsi, ataupun daerah.
Pelaksanaan lelang/negoisasi yang jelas, penawar, mendiskusikan ttg
transparan, dan konsisten. penawaran, manage kontrak
 Analisa : Kontrak Kerjasama Pemerintah  Analisa : Tahapan diatas adalah
dengan Swasta (KSP) di Indonesia agar tahapan-tahapan sebelum
dapat terlaksana, Pemrakarsa Proyek
Kerjasama yang telah mendapatkan dilakukannya kontrak hingga
persetujuan Menteri/Kepala kontrak itu sendiri rampung dan
Lembaga/Kepala daerah tetap wajib siap dijalankan.
mengikuti penawaran sebagaimana
disyaratkan dalam dokumen pelelangan  Dasar hukum : The Ninth Malaysia
umum, sesuai dengan Pasal 13 Peraturan Plan 2006-2010
Presiden Nomor 13 Tahun 2010.
 Pasal 13 PP Nomor 13 Tahun 2010
Hak dan Kewajiban
INDONESIA MALAYSIA
 Pihak pertama wajib melakukan pembayaran dan  Hak SPV:
pelunasan tpt waktu pada pihak kedua. Pihak
Mendapatkan fasilitas untuk melakukan
pertama berhak menerima objek yang telah
pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kontrak
sellesai sesuai dengan perjanjian.
 Kewajiban SPV:
 Pihak kedua wajib menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu tenggat. Pihak kedua Memberi modal dan mencarikan sebuah investor
berhak menerima pembayaran dr pihak pertama. untuk melancarkan pembangunan tersebut.
 Analisa : Pada Pasal 23 Ayat (1) huruf E  Hak Pemerintah:
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010, Menerima objek yang telah selesai sesuai
berbunyi “perjanjian kerjasama paling kurang dengan perjanjian.
memuat ketentuan mengenai : hak dan
 Kewajiban Pemerintah:
kewajiban, termasuk alokasi resiko” jadi setidak-
tidaknya dalam suatu kontrak Kerjasama Memfasilitasi SPV untuk melakukan tugasnya
Pemerintah dengan Swasta (KSP), mengatur sebagai investor.
mengenai hak dan kewajiban para pihak. Pada  Analisa : Hak dan Kewajiban ini adalah salah
kontrak Kerjasama Pemerintah dengan Swasta satu yang terdapat pada perjanjian, sehingga
(KSP) di Indonesia ini sudah mencantumkan hal-hal tesebut telah disepakati oleh kedua
mengenai hak dan kewajiban para pihak.
belah pihak.
 Pasal 23 Ayat 1 huruf E PP Nomor 13 Tahun 2010
 Dasar hukum : The Ninth Malaysia Plan 2006-2010
Tanggung Jawab Para Pihak
INDONESIA MALAYSIA
 Pemerintah harus mendorong lebih banyak peserta
 Meskipun aktor swasta seringkali memiliki
untuk berpartisipasi dalam pengadaan PPP / PFI
tanggung jawab untuk melakukan manajemen dengan melakukan pembicaraan, seminar, dan
forum. Pemain tidak boleh memasukkan taipan
operasional sehari-hari, sektor publik terus
besar saja tetapi juga termasuk pemain kecil ke
berperan pada pengelolaan koorporasi dan tingkat dalam pengadaan KPS / PFI.
manajemen harian.  Peserta FM harus diberikan kesempatan dalam
membentuk SPV dalam perjanjian konsesi sehingga
 Analisa : Pada kontrak Kerjasama Pemerintah manajemen bangunan dapat direncanakan secara
dengan Swasta (KSP) di Indonesia, Pemerintah menyeluruh dan dilaksanakan sesuai rencana

berperan pada pengelolaan koorperasi dan tingkat


 Analisa : Sektor swasta bertanggung jawab untuk
membiayai dan mengelola paket dan layanan
manajemen harian, dalam hal ini peran serta investasi modal termasuk konstruksi, manajemen,
tanggung jawab yang dilakukan pemerintah pemeliharaan, perbaikan dan penggantian asset
sektor public seperti bangunan, infrastruktur,
meliputi sektor infrastruktur yang diatur dalam
peralatan, dan fasilitas lain yang menciptakan
Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 13 bisnis yang berdiri sendiri.
 Dasar hukum : The Ninth Malaysia Plan 2006-2010
Tahun 2010.
I
Penyelesaian Sengketa
INDONESIA
Dilakukan
MALAYSIA
musyawarah sebagai langkah awal penyelesaian.
Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara Melakukan renegosiasi, melakukan
musyawarah maka diselesaikan oleh suatu “Panitia solution of risks, pihak penengah
Perdamaian” yang berfungsi sebagai penengah, yang
dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri sebagai penjembatan kedua belah
dari : pihak
 Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota; Analisa : Penyelesaian sengketa
 Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota;
 Seorang wakil dari pihak ketiga selaku tim penilai
harus didukung oleh klausul
independen penyelesaian sengketa dalam
 Seorang yang ahli, sebagai ketua yang terpilih dan disetujui kontrak KPS yg menekankan bahwa
oleh para pihak.
Keputusan
negosiasi akan menyelesaikan
“Panitia Perdamaian” ini mengikat kedua belah
dan seluruh biaya ditanggung bersama. perselisihan dgn itikad baik dalam
Analisa : Penyelesaian sengketa yang terdapat dalam jangka waktu tertentu sebelum
kontrak Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KSP) di
peluang tindakan hukum lainnya
Indonesia telah sesuai dengan Pasal 23 Ayat (1) huruf K
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010, dimana jika dicari.
terjadi perselisihan diantara para pihak maka dilakukan Dasar hukum : The Ninth Malaysia
musyawarah sebagai langkah awal, jika perselisihan itu
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka Plan 2006-2010
diselesaikan secara mediasi.

Anda mungkin juga menyukai