Anda di halaman 1dari 30

Proposal Penelitian

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR


RENDAH DI RSUD PROF DR.H.M. ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG TAHUN 2019

NUR ARYANI RIFAI


K012171101

KOMISI PENASEHAT
Ketua : Prof. Dr. dr. H.M. Tahir Abdullah, M.Sc.,MSPH
Anggota : Dr. dr. syamsiar S. Russeng, MS
BAB I PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG

B RUMUSAN MASALAH

C TUJUAN PENELITIAN

D MANFAAT PENELITIAN
Latar Belakang
Status gizi dan kesehatan ibu dan anak merupakan penentu
kualitas sumber daya manusia. Periode seribu hari, yaitu 270
hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama
bayi yang dilahirkan, merupakan periode sensitif karena akibat
yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat
permanen dan tidak dapat dikoreksi (Depkes, 2012).

Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kesepakatan


pembangunan global yang berisi 17 tujuan dan 169 target.
Salah satu adalah tujuan ke 3 yaitu “Kehidupan Sehat Dan
Sejahtera”. Salah satu targetnya adalah mengakhiri kematian
bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka
Kematian Neonatal sebanyak 12 per 1.000 Kelahiran Hidup dan
Angka Kematian Balita sebanyak 25 per 1.000 Kelahiran Hidup
hingga tahun 2030 (World Health Statistics, 2016).
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator pertama
dalam menentukan derajat kesehatan anak. Selain itu angka
kematian bayi juga merupakan cerminan dari status kesehatan
masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan
balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir/
neonatal (umur 0-28 hari). Tingginya angka kematian bayi
(AKB) salah satunya disebabkan oleh bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR)
Secara global angka kematian Neonatal pada
tahun 2015 sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
sedangkan angka kematian balita sebanyak 43 per (SDKI) melaporkan angka Kematian Neonatal tahun
1000 kelahiran hidup (World Health Statistics 2017) 2017 sebanyak 15 per 1.000 kelahiran hidup dari 19
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012,
Angka kematian Neonatal tahun 2016 sebanyak
18,6 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Balita Angka Kematian Bayi pada tahun 2017 sebanyak 24
sebanyak 40,8 per 1000 kelahiran hidup.Prevalensi per 1.000 kelahiran hidup dari 32 per 1000 kelahiran
tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu sebanyak hidup pada tahun 2012, dan Angka Kematian Balita
76,5 per 1000 kelahiran hidup, prevalensi terendah pada tahun 2017 sebanyak 32 per 1.000 kelahiran
diwilayah eropa yaitu sebanyak 9,6 per 1000 hidup dari 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
kelahiran hidup, dan Wilayah Asia Tenggara 2012 (SDKI, 2017)
peringkat ke 3 tertinggi sebanyak 38,9 per 1000
kelahiran hidup (World Health Statistic 2018).
Laporan World Health Statistics 2018 data tahun
2016 secara Global

Kematian neonatal usia 0-27 hari sebagian besar


disebabkan oleh Prematuritas, kejadian terkait
Intrapartum seperti asfiksia lahir, trauma kelahiran,
dan Sepsis merupakan hampir tiga perempat dari
semua kematian neonatal.

Sedangkan kematian balita usia 1-59 bulan


Sebagian besar di sebabkan oleh infeksi
pernapasan akut, penyakit menular, kondisi
perinatal dan nutrisi, cedera, malaria, diare, dan
penyakit tidak menular lainnya.
Berat badan lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh organisasi kesehatan
dunia World Health Organization (WHO) adalah berat badan saat lahir
kurang dari 2500 gram.

BBLR selalu menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan


secara global dan berhubungan dengan berbagai konsekuensi jangka
pendek maupun jangka panjang. Secara keseluruan, diperkirakan sebesar
15% - 20% dari seluruh kelahiran di dunia mengalami berat badan lahir
rendah, yang mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun (WHO, 2014).

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara


berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram
(Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2015).
PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Angka kejadian BBLR di Provinsi Sulawesi


Pada tahun 2010 sebesar 16,5% menjadi 12,3%
Angka kejadian BBLR di Indonesia pada
pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013), dan pada
tahun 2010 sebesar 11,1%, menjadi 10,2%
tahun 2018 angkat kejadian BBLR sebesar 7,1%
pada tahun 2013
berada di peringkat ke 8 tertinggi di Indonesia
(Riskesdas, 2013)
Namun peringkat ke 2 tertinggi dipulau sulawesi
Pada tahun 2018 sebesar 6,2%,
setelah Sulawasi Tengah (Riskesdas, 2018).
prevalensi tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah
Meskipun angka kejadian BBLR di Provinsi
sebesar 8,9%, dan terendah di jambi sebesar
Sulawesi Selatan telah mengalami penurunan
2,6% (Riskesdas, 2018).
1 03 04
tetapi hasil tersebut belum mencapai target
Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas)
yaitu sebesar 6,9%.
Laporan angka kejadian BBLR 3 tahun terakhir menurut data
yang di peroleh dari RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu
Bantaeng yaitu pada tahun 2016 Angka kejadian BBLR
sebanyak 101 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2017
mengalami peningkatan sebanyak 125 per 1.000 kelahiran hidup
dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan
sebanyak 163 per 1.000 kelahiran hidup. Setiap tahun angka
kejadian BBLR mengalami peningkatan.
Bayi berat lahir rendah memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
penyakit kardiovaskuler, penyakit metabolik saat dewasa, dan
Keterlambatan pertumbuhan (Nazari dkk, 2013). Oleh karena itu,
penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR
seperti faktor ibu, faktor janin sendiri, dan faktor plasenta
(Xiong Xu dkk, 2002).

Maryunani (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan


dengan kejadian BBLR adalah usia ibu, jarak kehamilan, paritas, masa
gestasi, kurang gizi saat hamil, hipertensi, perokok, hamil ganda,
hidramnion, dan pekerjaan yang melelahkan.

Menurut (Soetjiningsih, 2012) Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh


faktor-faktor selama kehamilan, yaitu sakit berat, komplikasi kehamilan,
kurang gizi, dan keadaan stress pada ibu hamil.

Berdasarkan uraian latar belakang, hal ini menginisiatif


peneliti mengambil penelitian yang berjudul Faktor Risiko
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Prof. Dr. H.M.
Anwar Makkatutu Bantaeng.
Rumusan masalah
B 1. Berapa besar risiko umur ibu saat hamil, stres kehamilan, paparan asap
rokok, status gizi kehamilan, dan pemanfaatan ANC terhadap kejadian
BBLR?
2. Variabel apa saja yang memberi risiko dominan terhadap kejadian
BBLR?

Tujuan Penelitian
C 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui besar risiko kejadian BBLR di RSUD Prof Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng
pada tahun 2019.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui besar risiko umur ibu saat hamil, stres kehamilan, paparan asap rokok, status
gizi kehamilan, pemanfaatan ANC terhadap kejadian BBLR dan untuk mengetahui variabel apa
saja yang memberi risiko dominan terhadap kejadian BBLR.

Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi RS
D 2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
3. Manfaat bagi Masyarakat
4. Manfaat bagi peneliti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
t
A ttt Tentang BBLR
Tinjauan Umum

B Tinjauan Umum Tentang Umur

C Tinjauan Umum Tentang Stres

Tinjauan Umum Tentang Paparan Asap Rokok


D

E Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Tinjauan Umum Tentang Antenatal


F Care (ANC)
G. KERANGKA TEORI
Adapun model kerangka teori tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar : Kerangka Teori


Sumber : Sheehan (1998) manuaba (2010)
H. KERANGKA KONSEP

Keterangan :
Variabel Dependen
Variabel Independen
I. DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Kuesioner
1. Berat Badan Berat badan bayi Penilaian skala Penimbangan Berat badan Kasus = < 2500 gram Nominal
Lahir saat dilahirkan Guttman: oleh petugas kesehatan yang
Kasus = 0 diperoleh dari buku register Kontrol = ≥ 2500-4000
Kontrol = 1 atau rekam medik rumah sakit gram

2. Umur Umur ibu pada saat Penilaian skala Kartu identitas ibu dan Berisiko = jika umur Nominal
melahirkan yang Guttman: Wawancara oleh petugas ibu < 20 tahun dan >35
tercantum dalam Berisiko = 0 kesehatan tahun
rekam medis Tidak Berisiko = 1
Rumah Sakit Tidak Berisiko = jika
umur ibu 20-35 tahun
3. Stres kehamilan Perasaan yang Penilaian skala Guttman: Mengisi kuesioner yang terdiri Berat = skor total Nominal
timbul dan dialami Berat = 0 dari 10 pertanyaan jawaban responden ≥ 10
oleh ibu saat hamil Ringan = 1 point
sebagai akibat Pertanyaan no3,5,6,7,8,9
bentuk rangsangan dan 10 (dengan tanda bin Ringan = skor total
baik internal tang) diberi skor a=3, b=2 jawaban reponden < 10
maupun eksternal ,c=1,d=0 point
Pertanyaan no 1,2 dan 4
(tanpa tanda bintang) dib
eri skor a=0, b=1, c=2,
d=3
No Variabel Definisi Alat Ukur NEXT
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Kuesioner
4. Keterpaparan Apabila saat hamil ibu Penilaian skala Mengisi Terpapar = jika ibu mengaku berstatus merokok Nominal
asap rokok adalah perokok, suami Guttman: kuesioner yang atau terpapar asap rokok secara langsung dari
termasuk perokok, Terpapar = 0 terdiri dari 6 suami atau lingkungannya selama hamil
lingkungan (keluarga, pertanyaan
tempat tinggal, tempat Tidak terpapar Tidak terpapar = jika ibu tidak berstatus merokok
kerja dan tempat =1 atau terpapar asap rokok secara langsung dari
umum) terpapar asap suami atau lingkungannya selama hamil
rokok.
5. Status Gizi Keadaan gizi ibu saat Penilaian skala Menggunakan KEK = jika lila ibu saat hami < 23,5 cm Nominal
Kehamilan hamil yang dinilai Guttman: pita LILA yang
dengan mengukur KEK = 0 dapat dilihat Non KEK = jika lila ibu saat hamil ≥ 23,5 cm
lingkar lengan atas dicatatan rekam
(LILA) menggunakan Non KEK = 1 medik Rumah
pita LILA. Sakit.
6. Pemanfaatan Dimanfaatkannya Penilaian skala Wawancara Kurang = apabila selama hamil ibu tidak Nominal
ANC pelayanan ANC oleh Guttman: dengan ibu dan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali
ibu selama kehamilan Kurang = 0 diperkuat kunjungan dan/atau ibu mengatakan tidak
nya sesuai dengan dengan hasil Mendapatkan minimal pelayanan 5T.
ketentuan yang ada Baik = 1 rekam medik
meliputi frekuensi Rumah Sakit Baik = apabila selama kehamilan ibu melakukan
kunjuan dan setiap pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali kunjungan
kunjungan mendapatk dan/atau ibu mengatakan bahwa setiap kali
an minimal pelayanan kunjungan minimal pelayanan 5T.
5T.
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain


Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik


dengan desain rancangan kasus kontrol (case control)
yaitu suatu penelitian yang menggunakan pendekatan
retrospektif yang berguna untuk mengetahui bagaimana
faktor risiko mempengaruhi kasus (Notoatmodjo, 2010).
Adapun bagan desain penelitian digambarkan sebagai berikut:
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian
Mengapa di RSUD Prof.
Dr. H.M. Anwar Makkatutu
Bantaeng?

Penelitian ini akan dilaksanakan Banyaknya jumlah kasus


BBLR berdasarkan catatan
Selama dua bulan yaitu pada
rekam medik sebesar 16,33%
bulan maret sampai april 2019, (257 kasus) dari 1.573
di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar kelahiran hidup di tahun 2018
Makkatutu Bantaeng dan dengan
melakukan kunjungan ke rumah
responden.
C. Populasi dan Sampel
Populasi Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap


Populasi adalah keseluruhan sumber data yang mewakili sebuah populasi yang akan diteliti yang
diperlukan dalam suatu penelitian memenuhi kriteria inklusi.
(Notoatmojo, 2012). Penentuan besar sampel ditetapkan berdasarkan
Dalam penelitian ini terdapat dua populasi yaitu: rumus sampel untuk uji hipotesis Odds Ratio, dengan
• Populasi kasus adalah Bayi Berat Lahir OR=2, sesuai dengan rumus yang diperkenalkan oleh:
Rendah sejumlah 257 kasus terhitung Stanley Lameshow et.al (1997), sebagai berikut :
periode Januari - Desember tahun 2018. n=
{𝒁𝟏−𝜶/𝟐ƀ√[𝟐𝑷𝟐∗(𝟏−𝑷𝟐∗)]+𝒁𝟏−ᵦ√[𝑷𝟏∗(𝟏−𝑷𝟏∗)+𝑷𝟐∗(𝟏−𝑷𝟐∗)]}²
• Populasi kontrol adalah Bayi Berat lahir (𝑷𝟏∗−𝑷𝟐∗)²
{𝟏,𝟑𝟕𝟐+𝟎,𝟎𝟕}²
Normal sejumlah 1.316 Bayi terhitung n=
𝟎,𝟎𝟐𝟖𝟗
periode Januari - Desember tahun 2018. 𝟐,𝟏
n=
𝟎,𝟎𝟐𝟖𝟗
n = 71,9

Jumlah sampel sebanyak 72 responden, perbandingan jumlah


sampel kasus dan kontrol adalah 1:1 berarti kontrol sebesar 72
sehingga besar sampel keseluruhan = 144 responden.
Kriteria Inklusi Dan Ekslusi

Sampel Kasus Sampel Kontrol

Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi a. Ibu yang melahirkan bayi berat
a. Ibu yang melahirkan bayi berat b. lahir rendah tahun pada 2018 dengan
b. lahir rendah tahun pada 2018 dengan kategoti berat 2500-4000 gram tanpa
kategoti berat <2500-1000 gram tanpa memandang masa gestasi
memandang masa gestasi c. Berdomisili di Kab.Bantaeng
c. Berdomisili di Kab.Bantaeng d. Proses kelahiran di tolong oleh tenaga
d. Proses kelahiran di tolong oleh tenaga kesehatan di RSUD Prof. Dr. H.M.
kesehatan di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng
Anwar Makkatutu Bantaeng
Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi a. Ibu yang mengalami abortus
a. Ibu yang mengalami abortus b. Bayi mengalami kematian
b. Bayi mengalami kematian
D. ALUR PENELITIAN
E. KONTROL KUALITAS

1. Validitas

2. Reabiitas
F. PENGUMPULAN DATA

Data Primer
Diperolah langsung dari responden melalui wawancara secara
terpimpin dan terarah dari rumah ke rumah (door to door),
dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya
sesuai dengan tujuan penelitian.

Data sekunder
Diperoleh dari instansi yang terkait dengan tujuan penelitian di
RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng.
G. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
A. Pengolahan
Data

Editing Coding Data Entry Data Cleaning


(menyunting) (mengkode) (memasukkan (pembersihan
data) data)
Memberikan
Melakukan kode pada setiap Jawaban-jawaban Setelah semua data
pemeriksaan pada jawaban dalam yang sudah dimasukkan ke dalam
setiap kuesioner kuesioner yang di diubah dalam program komputer,
yang di isi oleh isi oleh bentuk kode proses selanjutnya
responden untuk responden untuk disebut dengan adalah pembersihan
memastikan bahwa memudahkan data Data ini data (data cleaning)
tidak ada kesalahan Dalam kemudian yaitu pengoreksian data
dalam pengisian Memasukkan dimasukkan ke sehingga tidak ada
kuesioner Data dalam program kesalahan kode atau
komputer. ketidak lengkapan
B. Analisis Data

Analisis Univariat : Dilakukan analisis


distribusi frekuensi presentase terhadap
variabel tunggal baik data umum maupun
data khusus responden.

Analisis multivariat : Pada penelitian ini


Analisis Bivariat : dilakukan tabulasi silang dilakukan analisis korelasi untuk
antara variabel dependen dan independen, menetapkan nilai korelasi antar variable
selanjutnya dilakukan perhitungan penelitian dengan menggunakan uji regresi
besarnya risiko masing-masing variabel linier berganda logistik, untuk mengetahui
independen terhadap variabel dependen. besar risiko variabel yang termasuk faktor
risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR
di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu
Bantaeng.
H. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji


statistik odds ratio (OR) yang dimaksudkan
untuk membandingkan antara kasus dengan
kontrol terhadap faktor risiko.

Interpretasi nilai OR

a) Jika OR > maka variabel independen merupakan faktor risiko


b) Jika OR = 1 maka variabel independen bukan merupakan faktor risiko
c) Jika OR < 1 maka variabel independen merupakan faktor protektif
I. PENYAJIAN DATA

Analisis univariat disajikan dalam


bentuk tabel distribusi frekuensi
disertai dengan penjelasan tabel.

Analisis bivariat disajikan dalam Analisis multivariat disajikan dalam


bentuk tabel tabulasi silang antara bentuk tabel korelasi disertai
variabel dependen dan independen penjelasan tabel.
disertai penjalasan.
J. ETIKA PENELITIAN

Lembar Persetujuan Confidentiality Anonymity


(Kerahasiaan) (Tanpa Nama)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai