Anda di halaman 1dari 11

1.

Febrianti Hutahaean (150523038)


2. Rhea Haura (150523058)
3. Rizki Amalia (150523059)
Fungsi pengawasan dalam manajemen adalah upaya sistematis dalam
menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan,
mendesain sistem informasi umpan balik, membandingkan antara kinerja yang
dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikansi dari setiap
penyimpangan tersebut, dan mengambil tidakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan digunakan secara efektif
dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Sule dan Seafullah,
2008:318). Untuk lebih mempermudah melakukan pengawasan diperlukan
cara-cara atau teknik-teknik dalam melakukannya.

Metode dan Teknik – teknik Pengawasan Menurut Devung


Ada beberapa teknik pengawasan yang dikemukakan oleh para ahli,
misalnya menurut Devung (1988:126) metode pengawasan dibagi
dalam dua kategori utama, yaitu: metode pengawasan non
kuantitatif, dan metode pengawasan kuantitatif, masing-masing
dengan beberapa variasi tekniknya. Pengawasan kualitatif dilakukan
oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara
keseluruhan, sikap serta performance karyawan.
Adapun metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian
yakni :
A. Metode Pengawasan Non Kuantitatif
Metode pengawasan non kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan dan
keadaan organisasi dan lebih banyak menyangkut cara kerja karyawan.
Beberapa teknik yang biasa digunakan menurut Leon C. Mengginson, cs. dalam
Devung (1988:126) adalah:
1. Observasi
2. Pengawasan berkala
3. Laporan lisan dan tertulis
4. Penilaian kegiatan
5. Diskusi antara manajer dan karyawan.
B. Metode Pengawasan Kuantitatif
Metode pengawasan kuantitatif bersifat lebih spesifik, dengan menggunakan
tinjauan data kuantitatif untuk mengukur dan mengadakan penyesuaian
seperlunya atas jumlah maupun kualitas barang atau jasa yang dihasilkan atau
ditawarkan kepada konsumen. Beberapa teknik yang digunakan menurut Leon
C. Manggison dalam, cs. dalam Devung (1988:127) adalah:
1. Pengawasan Anggaran.
Anggaran dalam konteks ini adalah anggaran pendapatan dan belanja.
Pengawasan anggaran merupakan teknik memanfaatkan angka-angka yang
terdapat di dalam anggaran pendapatan dan belanja, untuk tujuan pengawasan
dengan membandingkan apa yang telah dicapai dalam masing-masing kategori
mata anggaran selama waktu tertentu dengan angka yang sudah direncanakan
dalam anggaran belanja. Teknik pengawasan anggaran belanja ini
memungkinkan administrator dan manajer bisa mengadakan pengecekan yang
berkesinambungan dan memecahkan masalah yang ada secara dini.
2. Pemeriksaan Efektivitas Manajemen.
Pemeriksaan efektivitas manajemen hakekatnya adalah mempelajari keadaan
organisasi serta administrasi dan manajemennya dengan melihat ke masa
depan. Dan bisa membantu pemimpin melihat apakah kebijakan segala
prosedur yang telah ditetapkan , dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi
secara menyeluruh.
3. Analisis Rasio.
Analisis rasio pada dasarnya mempelajari hubungan antara komponen-
komponen yang ada dalam laporan keuangan, dalam bentuk rasio atau
presentase. Dengan membandingkan rasio dari komponen-komponen yang
ada, administrator dan manajer bisa melihat perubahan relatif yang terjadi
selama periode waktu tertentu.
4. Analisis Break-Even.
Analisis break-even merupakan salah satu alat yang memungkinkan
perusahaan memperlihatkan secara visual dan jelas hubungan antara
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Analisis break-even memberikan
analisis dan memperlihatkan secara grafis keseimbangan pendapan dan biaya.
Dengan cara ini administrator dan manajer dapat mengadakan pengawasan
secara langsung terhadap profitabilitas perusahaan, dan analisis tersebut
sangat membantu di dalam menentukan tindakan apa yang harus diambil.
5. Tabel Waktu Pelaksanaan Kegiatan.
Tujuan utama pembuatan tabel waktu tersebut adalah untuk memungkinkan
administrator dan manajer melihat hubungan antara berbagai bagian dan tahap
kegiatan yang ada.

Metode dan Teknik – teknik Pengawasan Menurut Manullang


Menurut Manullang (1992:178) membaginya dalam empat cara pengumpulan
fakta yaitu: peninjauan pribadi, interview atau lisan, laporan tertulis, serta
laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa. Sedangkan
Siagian (2008:115) membagi dalam dua macam teknik, yaitu: pengawasan
langsung dan pengawasan tidak langsung.
A. Pengawasan Langsung (Direct Control)
Menurut Siagian (2008:115) yang dimaksud pengawasan langsung ialah
apabila pimpinan organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap
kegiatan yang sedang dijalankan oleh para bawahannya. Pengawasan
langsung ini dapat berbentuk:
1. Inspeksi langsung
2. On the spot observation (pengamatan langsung), dan
3. On the spot report (melaporkan langsung).
Langkah kerja pemeriksaan pengawasan atasan langsung menurut
Khusnuridlo (online) adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa apakah atasan Langsung Bendaharawan telah melakukan
pemeriksaan kas terhadap Bendaharawan sedikitnya tiga bulan sekali.
2. Meneliti apakah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perlengkapan telah melakukan pemeriksaan penyimpanan barang inventaris
yang dikelolanya, baik secara langsung melihat fisik barangnya maupun
melalui pembukuannya.
B. Pengawasan Tidak Langsung (Indirect Control)
Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para
bawahan (Siagian, 2008:115). Laporan ini berbentuk:
1. Lisan.
Pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan
lisan yang diberikan bawahan. Dengan cara ini kedua pihak aktif, bawahan
memberikan laporan lisan tentang hasil pekerjaannya dan atasan dapat
bertanya lebih lanjut untuk memperoleh fakta-fakta yang diperlakukannya.
Pengawasan seperti ini dapat mempercepat hubungan pejabat, karena
adanya kontak wawancara antara mereka.
2. Tertulis.
Laporan tertulis merupakan suatu pertanggungjawaban kepada atasannya
mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan
tugas-tugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan laporan tertulis
sulit pimpinan menentukan mana yang berupa kenyataan dan apa saja yang
berupa pendapat. Keuntungannya untuk pemimpin dapat digunakan sebagai
pengawasan dan bagi pihak lain dapat digunakan untuk menyusun rencana
berikutnya (Manullang, 1992:179).
Menurut Arifin (2004:9) kekuatan dari pengawasan tidak langsung adalah
dibutuhkan waktu pendek, dan tidak perlu terjun langsung ke setiap lapangan.
Kelemahannya adalah sering bawahan melaporkan hal-hal yang positif saja.
Padahal pimpinan harus mengetahui hal yang positif sekaligus negatif agar
tidak salah berkesimpulan dan salah dalam mengambil keputusan.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik
apabila hanya bergantung kepada laporan saja. Adalah bijaksana apabila
pemimpin organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak
langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu (Siagian, 2008:116).

Metode dan Teknik – teknik Pengawasan Menurut Bohari


Sedangkan Bohari (1992:25) telah membagi macam teknik pengawasan
menjadi dua macam. yaitu :
A.Pengawasan Preventif.
Pengawasan preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyimpanganpenyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan
preventif ini juga biasanya berbentuk prosedur-prosedur yang harus ditempuh
dalam pelaksanaan kegiatan. Tujuan-tujuan pengawasan preventif secara lebih
rinci yaitu :
◦ Mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang dari dasar yang
telah ditentukan.
◦ Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efisien
dan efektif.
◦ Menentukan saran dan tujuan yang akan dicapai.
◦ Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi sehubungan
dengan tugas yang harus dilaksanakan.

B. Pengawasan Represif.
Pengawasan represif ini dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan dengan
membandingkan apa yang telah terjadi dengan apa yang direncanakan.
Pengawasan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan dan
pembiayaan yang telah dilakukan itu telah mengikuti kebijakan dan ketentuan
yang telah ditetapkan. Pengawasan represif ini biasa dilakukan dalam bentuk :
◦ Pengawasan dari jauh, adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara
pengujian dan penelitian terhadap surat-surat pertanggungan jawab disertai
bukti-buktinya mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
◦ Pengawasan dari dekat, adalah pengawasan yang dilakukan di tempat
kegiatan atau tempat penyelenggaraan administrasi.

Sedangkan teknik pengawasan oleh Julitriarsa (1998:108) adalah cara


melaksanakan pengawasan dengan terlebih dahulu menentukan titik-titik
pengawasan dan dari sinilah nantinnya dapat ditarik suatu simpulan mengenai
keadaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai