Anda di halaman 1dari 32

SEKILAS TENTANG ORGANISASI PROFESI IDI

DAN PRAKTEK KEDOKTERAN YANG BAIK

TITUS TABA
KETUA IDI WILAYAH PAPUA BARAT
AD / ART IDI
• DASAR, ASAS DAN SIFAT
• Pasal 4 Dasar
IDI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
• Pasal 5 Asas
IDI berasaskan ketuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan, musyawarah, keadilan,
kesejawatan, dan profesionalisme yang dijiwai oleh
sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia.
• Pasal 6 Sifat
IDI adlah organisasi profesi dokter yang bersifat
nasional dan independen
•STATUS, FUNGSI DAN PERAN

• Pasal 9 Status
Ikatan Dokter Indonesia merupakan satu-satunya organisasi
profesi kedokteran di Indonesia yang berbadan hukum
• Pasal 10 Fungsi
Ikatan Dokter Indonesia berfungsi sebagai pemersatu,
pembina dan pemberdaya dokter di Indonesia.
• Pasal 11 Peran
Ikatan Dokter Indonesia adalah organisasi yang mendorong
peningkatan peran dokter yang meliputi peran profesional
medis, agen pembaharu (agent of change), dan pelaku
pembangunan di bidang kesehatan.
STRUKTUR KEPEMIMPINAN

- Tingkat Pusat
- Tingkat Wilayah:
Pengurus Wilayah adalah Pimpinan Organisasi IDI di tingkat
Propinsi, yang dibantu oleh Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran Wilayah dan Majelis Pengembangan Pelayanan K
Keprofesian Wilayah.
- Tingkat Cabang:
Pengurus Cabang adalah Pimpinan Organisasi IDI di tingkat
Kabupaten / Kota berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota,
yang dibantu oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
Cabang.
KEANGGOTAAN
ART
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota terdiri dari :
1. Anggota Biasa
2. Anggota Luar
Biasa
• BAB II KEANGGOTAAN
• Pasal 2 Anggota
• 1. Anggota biasa adalah dokter warga negara Indonesia
yang teregistrasi sebagai dokter dan diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
• 2. Anggota luar biasa adalah dokter warga negara asing
yang teregistrasi sebagai dokter, dan diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia
TATA CARA PENERIMAAN

• Pasal 3 Tata Cara Penerimaan


• 1. Penerimaan anggota biasa dilakukan oleh pengurus
cabang setempat melalui pendaftaran tertulis dan
pernyataan persetujuan terhadap Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Dokter Indonesia dan Kode
Etik Kedokteran Indonesia.
• 3. Bila belum ada cabang Ikatan Dokter Indonesia ditempat
calon anggota sebagaimana ayat (1) pendaftaran dilakukan
melalui pengurus cabang terdekat.
DOKTER INTERNSHIP

Apakah DIWAJIBKAN
MENJADI ANGGOTA
IDI dg segala
konsekwensinya yi
secara administrasi
(iuran) dan hak serta
kewajibannya???
Sesuai AD/ART IDI Pasal
2 tentang Keanggotaan
(1) anggota biasa adlh
dokter WNI yg
teregistrasi sbg dokter
dan diakui oleh
Pemerintah Republik
Indonesia
Maka sesuai
penjelasan diatas,
bahwa dokter
internship adalah
DOKTER WNI +
Teregistrasi sebagai
Dokter dan Diakui
oleh Pemerintah RI.
Bisa masuk sbg AnggotaIDI

Mendapatkan Kartu
Anggota IDI.
Dokter intership (DOKTER)
mendaftarKan diri masuk
sebagai anggota IDI, iuran
yg wajib dibayar oleh
dokter intership adalah
selama 1 (satu) tahun.
Manfaat
Apakah di wajibkan membuat SIP ?

- Dokter Praktik Wajib memiliki SIP. “Setiap Dokter


dan Dokter Gigi yang menjalankan praktik kedokteran
wajib memiliki SIP”.
- SIP Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(Lihat Pasal 2 Permenkes 2052/2011)
- Pasal 3 ayat (2) Permenkes 2052/2011 menjelaskan:”
SIP bagi dokter Peserta Program Internship berupa SIP
Internship dengan kewenangan yang sama dgn dokter
Kewenangan Pasal 20 ayat (1) Permenkes 2052/2011 dan UU PRAKTIK
Kedokteran Pasal 35 ayat (1) ;
” Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai
wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di daerah
terpencil yang tidak ada apotek.
Mengenai tidak boleh melakukan kegiatan Praktek di
Luar.

• Legal penyelenggaraan program internsip dokter di Indonesia adalah Peraturan


Menteri kesehatan Republik Indonesia No.299/Menkes/Per/II/2010 tentang
Penyelengaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip.
• Konsil Kedokteran Indonesia telah menerbitkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
No. 1/KKI/Per/2010 tentang Registasi Dokter Program Internsip.
• Komite Internsip Dokter Indonesia sebagai Pelaksana Program Internsip Dokter telah
diangkat dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 138/Menkes/SK/I/2011 tentang Komite Internsip Dokter Indonesia.
• Pada Tahun 2013, legal aspek pelaksanaan PIDI diperkuat dengan ditetapkannya
Undang-Undang No.20 tentang Pendidikan Kedokteran.
• Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran pasal 7 ayat (7): Program profesi dokter dan dokter gigi
dilanjutkan dengan Program Internsip,
• penjelasan pasal 7 ayat (7): Internsip adalah pemahiran dan pemandirian
dokter yang merupakan bagian dari Program penempatan wajib sementara
paling lama 1 (satu) tahun,
• Pasal 38 ayat (2): penempatan wajib sementara pada Program Internsip
dihitung sebagai masa kerja merupakan dasar hukum Internsip.
Karena merupakan
Penempatan Wajib
sementara paling lama 1
(satu) tahun maka
sebaiknya Dokter Program
internship menyelesaikan
kewajiban nya terlebih
dahulu paling lama 1 (satu)
tahun sebelum melakukan
kegiatan praktek diluar.
•Siapa yg bertanggungjawab, bila
terjadi sesuatu Aspek Medikolegal?
Untuk menjawab pertanyaan
tersebut harus dilihat hak dan
kewajiban masing2. Dan kasus
medikolegal yang terjadi.
Setiap tenaga medis memenuhi kewajiban
sebagai tenaga medis yang diturunkan dari
syarat legal yang tidak melawan hukum,
yaitu kewajiban yang timbul dari sifat
perawatan medis.
Setiap tenaga medis, berpraktik sesuai
dengan standar profesi medis, yaitu
bertindak secara teliti dan hati hati sesuai
dengan standar medis/ketentuan yang baku
menurut ilmu kedokteran.
Sesuai dengan permenkes 299/2010
1. Bekerja sesuai standar dan kewenangan( rs atau pkm harus
menerbitan clinical orevilege dan clinical appointment
2. Bekerja sesuai permenkes 514/2015 tentang stndar
pelayanan yankes primer
3. Mempunyai tanggung jawab medikolegal
4. Bukan pendidikan tapi magang dokter baru
5. Bukan ujian tapi pendalaman pemahaman
6 didampingi oleh dokter pendamping yang bertugas sbg,
motivator, fasilator, mentor,evaluator dan panutan,
6. didampingi oleh
dokter pendamping
yang bertugas sbg
motivator, fasilator,
mentor, evaluator
dan panutan,
• UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU
No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
• Di bagian akhir dari ketiga undang-undang itu
mengatur berbagai jenis perbuatan dan sanksi
pidana bagi siapa saja khususnya tenaga
kesehatan dan dokter yang dengan sengaja
melakukan tindak pidana di bidang kesehatan.
• Bahkan, Pasal 201 UU Kesehatan jo Pasal 63 UU
Rumah Sakit mengatur selain dipidana dan denda
bagi pengurusnya, korporasi dapat dikenakan
denda berupa tiga kali pidana denda untuk orang
dan juga sanksi pidana tambahan berupa sanksi
administratif bagi korporasi dapat dikenakan
berupa pencabutan izin usaha/badan hukumnya
oleh pejabat yang berwenang, meski penetapan
pencabutan itu dimungkinkan diajukan ke PTUN.
• Sesuai ajaran kesalahan (schuld) dalam hukum
pidana terdiri dari unsur kesengajaan (dolus) atau
kealpaan/kelalaian (culpa). Seperti dalam Pasal
359, 360 KUHP baik itu dilakukan dengan sengaja
atau kelalaian dapat dipidana.
• Namun dalam ketiga undang-undang itu -yang
aturannya bersifat khusus (lex specialis)- semua
ketentuan pidananya menyebut harus dengan
unsur kesengajaan.
Misalnya, dengan sengaja
melakukan aborsi,
membuat keterangan
dokter palsu, operasional
rumah sakit tanpa izin.
“Jadi seorang dokter
baru bisa dikriminalkan
kalau perbuatannya itu
sengaja dilakukan”.
Selama tenaga kesehatan dan
dokter bekerja sesuai standar
kode etik profesi dan pelayanan
kesehatan, serta SOP, maka ia
akan mendapat perlindungan
hukum dan tidak akan mungkin
dapat dikriminalisasi.
“Berarti dia dianggap
profesional dalam bekerja”
DIDUGA LALAI - MEDIASI
• Pasal 29 UU Kesehatan memberikan solusi berupa
mekanisme mediasi bagi masyarakat/pasien yang
merasa dirugikan atas kelalaian tenaga kesehatan
termasuk dokter dalam memberikan pelayanan.
Pasal 29 itu berbunyi, “Dalam hal tenaga
kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi”.
MEDIASI
Pasal 29 itu berbunyi,
“Dalam hal tenaga
kesehatan diduga
melakukan kelalaian
dalam menjalankan
profesinya, kelalaian
tersebut harus
diselesaikan terlebih
dahulu melalui mediasi”.
Mekanisme mediasi itu
merupakan pilihan
penyelesaian sengketa
(nonlitigasi).
Pasalnya, seseorang
dimungkinkan menempuh
jalur hukum lain (litigasi)
misalnya melalui jalur
perdata berupa gugatan ganti
kerugian.
Pasal 46 UU No 44/2009 ttg
Rumah Sakit menegaskan
bahwa Rumah Sakit
bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaiannya.
“Inilah solusi yang diberikan
undang-undang jika terjadi
kelalaian.”
Apabila seorang Dokter sudah
melakukan SEMUAnya dengan
BENAR, bila hasilnya NEGATIF
atau BURUK dan TIDAK SESUAI
dengan yang diharapkan oleh
Pasien,
Dokter tidak dapat
dipersalahkan dan tidak bisa
dikatakan telah melakukan
suatu KELALAIAN atau
KESALAHAN.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai