Anda di halaman 1dari 56

MODEL

PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN
di SMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
©2015, Dit. PSMA, TAHUN
MODEL PEMBINAAN 2015 DI SMA
KEWIRAUSAHAAN 1
PENGERTIAN
Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk
mengenal konsep kewirausahaan, latihan
mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman
praktis berwirausaha, menumbuhkan minat
berwirausaha dan mengembangkan potensi
berwirausaha.

Oleh karena itu program kewirausahaan di SMA harus


menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang
mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha
serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam
kehidupan bermasyarakat serta memiliki kemampuan
untuk menghadapi persaingan global.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 2


PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SMA

Direktorat Pembinaan SMA memberi perhatian khusus


terhadap peningkatan kualitas pembelajaran mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA melalui
program-program kewirausahaan disekolah.

Naskah Model Pembinaan Kewirausahaan di SMA ini


disusun dengan tujuan agar peserta didik memiliki
karakter wirausaha, memahami konsep
kewirausahaan, mampu melihat peluang,
mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha
serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan.
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 3
TUJUAN DAN SASARAN
Naskah ini disusun dengan tujuan:
1. Memberikan pemahaman dalam pelaksanaan Kewirausahaan di
SMA.
2. Memberikan model pada satuan pendidikan dalam
melaksanakan Kewirausahaan.
3. Memberikan model pembinaan bagi para pembina serta
pemangku kepentingan dalam melakukan pembinaan,
pengawasan, dan dukungan untuk keberhasilan dalam
pelaksanaan Kewirausahaan di SMA.
4. Melaksanakan program Kewirausahaan di SMA sesuai dengan
konsep yang diharapkan.
Sasaran penggunaan model ini adalah:
1. SMA pelaksana program kewirausahaan.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi
3. Pemangku kepentingan lainnya.
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 4
PENGEMBANGAN
Pengembangan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)

Peningkatkan Peran Sekolah dalam


Mempersiapkan Wirausaha

Pembenahan dalam Pengorganisasian


Pengembangan
Proses Pembelajaran

Pembenahan Proses Kelompok

Pembenahan pada Diri Pendidik

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 5


PENGEMBANGAN
1. Pengembangan dalam KTSP

Untuk mewujudkan manusia wirausaha di lingkungan sekolah,


tidak perlu merevisi kurikulum secara total. Pembenahan
kurikulum dalam rangka menanamkan jiwa wirausaha pada
peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengembangkan
KTSP yang telah ada dengan mengaktualisasikan mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan program-
program nyata kewirausahaan di sekolah.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 6


PENGEMBANGAN
2. Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan
Wirausaha

Hakikat persiapan manusia wirausaha adalah dalam segi


penempaan sikap mental wirausaha. Dengan perkataan lain,
persiapan manusia wirausaha terletak pada penempaan semua
daya kekuatan pribadi peserta didik untuk menjadikannya
dinamis dan kreatif, disamping mampu berusaha untuk hidup
maju dan berprestasi. Manusia yang semacam itu yang
menunjukkan ciri-ciri wirausaha. Salah satu ciri manusia
wirausaha adalah memiliki ciri-ciri kepribadian yang kuat.
Untuk dapat menginternalisasi ciri-ciri wirausaha pada diri
peserta didik diperlukan peran sekolah secara aktif.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 7


PENGEMBANGAN
3. Pembenahan dalam Pengorganisasian Proses
Pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan agar peserta didik
mengalami perkembangan pribadi yang integratif, dinamis,
kreatif, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
aktif belajar dari kenyataan hidup sehari-hari di dalam
masyarakat.

Selain itu alternatif lain untuk mengembangkan organisasi


pengalaman belajar peserta didik adalah pelaksanaan
pembelajaran yang berbasis unit produksi. Selanjutnya hasil
produksi dititipkan dalam unit produksi di sekolah untuk
digunakan sebagai latihan menjual pada saat penyampaian
materi distribusi. Bentuk ini bukanya mengganti
pengorganisasian yang sudah ada melainkan sebagai variasi
pengalaman belajar peserta didik.
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 8
PENGEMBANGAN
4. Pembenahan Proses Kelompok
Hubungan pribadi antar peserta didik di dalam kelas
mempunyai pengaruh terhadap belajar mereka. Aktivitas
belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh perasaannya
tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan guru-guru
serta teman-temannya. Pertumbuhan peserta didik banyak
tergantung pada suasana emosional dari kelompok kelasnya.
Proses-proses kelompok di kelas bukan hanya
mempengaruhi perasaan dan sikap para peserta didik, tetapi
juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Hal ini guru
dituntut untuk berusaha mengadakan modifikasi-modifikasi
terhadap proses-proses kelompok peserta didik di dalam
kelas agar tumbuh dan berkembang jiwa kewirausahaan
pada diri peserta didik

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 9


PENGEMBANGAN
5. Pembenahan pada Diri Pendidik

Sebelum pendidik melaksanakan pembelajaran di kelas, terlebih


dahulu pendidik juga dilatih kewirausahaan terutama yang
terkait dengan penanaman jiwa dan perilaku wirausaha (jiwa
dan skill kewirausahaan). Akan lebih baik lagi jika pendidik
memiliki pengalaman empiris di dalam bisnis. Pendidikan
kewirausahaan juga bisa dilaksanakan melalui kegiatan
ekstrakurikuler, yang melatih peserta didik mengembangkan
usaha yang terkait dengan bakat dan minat peserta didik. Peran
pendidik adalah mengkomunikasikan potensi dan cita-cita
secara jelas sehingga dapat menginspirasi setiap peserta didik
untuk dapat melihat jiwa kewirausahaan dalam dirinya.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 10


PENGELOLAAN

Di Kelas

Pengelolaan Di Sekolah

Di Masyarakat

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 11


PENGELOLAAN
1. Di kelas

Melalui proses belajar mata pelajaran prakarya dan


kewirausahaan yang dirancang sedemikian rupa untuk
pengembangan pendidikan kewirausahan. Setiap kegiatan
belajar mengembangkan kemampuan dalam ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu tidak selalu
diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan
nilai-nilai kewirausahaan. Untuk pengembangan nilai-nilai
kewirausahaan memerlukan upaya pengkondisian sehingga
peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kewirausahaan itu.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 12


PENGELOLAAN
2. Di sekolah
Melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah.
Program kewirausahaan dibuat sejak awal tahun pelajaran,
dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan
sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah.

Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program


sekolah adalah lomba berbagai produk “prakarya” yang telah
dihasilkan oleh peserta didik, pameran hasil karya peserta
didik, melakukan wawancara kepada tokoh wirausaha,
mengundang berbagai narasumber untuk berdiskusi, gelar
wicara, atau berceramah yang berhubungan dengan
kewirausahaan, serta pengembangan nilai-nilai
kewirausahaan pada kagiatan kesiswaan.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 13


PENGELOLAAN
3. Di masyarakat

Melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh seluruh atau


sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun
pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik.

Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan


semangat berwirausaha, melakukan pengabdian masyarakat
untuk mengimplementasikan hasil produk “prakarya” agar
dapat dimanfatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat, dan lain-lain.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 14


RUANG LINGKUP PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN

Kerajinan

Aktualisasi Mata Rekayasa


1 Pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan
Budidaya

Pengolahan

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 15


RUANG LINGKUP PRAKARYA

1. Kerajinan

Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya


merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan
pandangan (estetika – ergonomis) dengan simbol budaya,
kebutuhan tata upacara dan kepercayaan, serta benda
fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada
prosedur pembuatannya.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 16


RUANG LINGKUP PRAKARYA
2. Rekayasa

Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang,


merekonstruksi dan membuat benda produk yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan
masalah.

Sebagai contoh: rekayasa penyambungan balok kayu untuk


membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus
dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah
tidak mudah runtuh. Lingkup ini memerlukan kesatuan pikir
dan kecekatan tangan membuat susunan mengarah kepada:
berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan hemat serta
berpikir prediktif.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 17


RUANG LINGKUP PRAKARYA
3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja
berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan
benda atau makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan
berkembangbiak, bertambah banyak.

Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya


pembudidaya. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja
budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau
hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang
berjalan rutin atau prosedural.

Manfaat edukatif teknologi budidaya ini adalah pembinaan


perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan
dan menyatukan dengan alam (ecosystem) menjadikan
peserta didik berpikir sistematis berdasarkan potensi
kearifan lokal.
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 18
RUANG LINGKUP PRAKARYA
4. Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar


menjadi benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada
prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah benda mentah
menjadi produk jadi yang mempunyai nilai tambah melalui
teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan
memodifikasi.

Manfaat edukatif teknologi pengolahan bagi pengembangan


kepribadian peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat
dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang
dipadukan dengan pikiran serta prakarya.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 19


KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
1. Kelas X

Aspek Kompetensi Kewirausahaan


Sikap Spiritual · Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan di
wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
Sikap Sosial · Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam
menerapkan wirausaha
· Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi,
disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam
memahami kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
untuk membangun semangat usaha
Pengetahuan · Memahami konsep kewirausahaan dalam menjalankan
sebuah wirausaha
· Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha yang dapat
mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha
Keterampilan · Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan
pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha
· Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 20
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
1. Kelas XI
Aspek Kompetensi Kewirausahaan
Sikap Spiritual · Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan di
wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
Sikap Sosial · Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan
dalam menggali informasi tentang keberagaman
kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
· Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam
menerapkan wirausaha
· Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi,
disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam
memahami kewirausahaan untuk membangun semangat
usaha
Pengetahuan · Menganalisis peluang usaha berdasarkan pengamatan pasar
di lingkungan wilayah setempat
· Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha berdasarkan
pengamatan peluang usaha
Keterampilan · Menciptakan peluang usaha berdasarkan pengamatan pasar
· Menyusun aspek perencanaan usaha
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 21
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
1. Kelas XII
Aspek Kompetensi Kewirausahaan
Sikap Spiritual · Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan di
wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
Sikap Sosial · Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan
dalam menggali informasi tentang keberagaman
kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
· Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam
menerapkan wirausaha
· Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi,
disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam
memahami kewirausahaan untuk membangun semangat
usaha
Pengetahuan · Memahami pembuatan proposal usaha
· Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam
mendukung proses produksi usaha
· Menganalisis proses produksi usaha di wilayah setempat
melalui pengamatan dari berbagai sumber
· Menganalisis hasil usaha berdasarkan kriteria keberhasilan
usaha
Keterampilan · Membuat proposal dan mempraktekkan usaha
· Menyajikan hasil evaluasi usaha berdasarkan kriteria
keberhasilan usaha
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 22
PEMETAAN MATERI PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
Pemetaan materi pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan,
baik untuk kelas X, XI, dan XII

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 23


RUANG LINGKUP PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN
1. Jujur
2. Disiplin
3. Kerja keras
4. Kreatif
5. Inovatif
6. Mandiri
7. Tanggungjawab
Nilai-Nilai 8. Kerja sama
2 Kewirausahaan 9. Kepemimpinan
10. Ulet
11. Berani mengambil
resiko
12. Komitmen
13. Realistis
14. Rasa ingin tahu
15. Komunikatif
16. Menghargai prestasi

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 24


RUANG LINGKUP PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN
A. Melalui Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 25


MENENTUKAN PROGRAM
KEWIRAUSAHAAN

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 26


MODEL PROGRAM KEWIRAUSAHAAN
KELAS X
1. Kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan
semangat usaha
2. Mendatangkan tokoh-tokoh wirausaha yang dapat
menyajikan pengalaman keberhasilan berwirausaha
3. Menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku
berwirausaha

KELAS XI
Program
1. Melakukan pengamatan pasar dalam rangka menciptakan
Kewirausahan peluang usaha
2. Mengadakan pameran atau bazar untuk berwirausaha.

KELAS XII
1. Membuat proposal usaha untuk memahami sumber daya yang
dibutuhkan, menganalisis proses produksi, serta menganalisis
kebutuhan usaha
2. Mempraktekkan usaha berdarakan proposal yang telah disusun

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 27


PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN

1. Magang di Unit Usaha/Produksi

Siswa magang di kantin sekolah Siswa magang di kantin sekolah

Program ini dilakukan oleh siswa kelas X dalam rangka


mengembangkan kompetensi menjalankan sebuah usaha untuk
menghayati perilaku berusaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di
sekolah melalui kantin sekolah, koperasi siswa, dan lain-lain.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 28


2. Pameran/Bazar

Kegiatan bazar di sekolah

Program ini dilakukan oleh siswa kelas XI dalam rangka mempelajari aspek
pemasaran dalam berwirausaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah
sesuai dengan program yang telah direncanakan. Hal-hal yang perlu
diketahui siswa saat melaksanakan pameran/bazar adalah seni menjual,
harga jual, kepuasan pelanggan, promosi, negosiasi, serta saluran dan
jaringan distribusi
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 29
3. Membuat proposal usaha dan mempraktekkannya

Kegiatan praktek usaha

Program ini dilakukan oleh siswa kelas XII dalam rangka memahami
pembuatan proposal usaha dan sekaligus mempraktekkan usaha
tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah maupun di luar
sekolah .
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 30
PELAKSANAAN PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN
B. Melalui Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan
Tahap awal yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai kewirausahaan di setiap satuan pendidikan adalah
mengkaji sejauh mana Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
mengandung nilai-nilai kewirausahaan sudah terinternalisasi
pada satuan pendidikan. Berdasarkan kajian tersebut dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan di setiap satuan pendidikan.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 31


PELAKSANAAN PEMBINAAN
KEWIRAUSAHAAN

Nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan pada


pembelajaran akan dapat menumbuhkan nilai-nilai
kewirausahaan.

Sebagai contoh, dengan penggunaan metode diskusi kelompok


di dalam pembelajaran akan mampu menumbuhkan sikap
percaya diri dan kerja sama. Adanya kegiatan sekolah yang
melibatkan peserta didik dalam pengelolaan koperasi sekolah,
kantin dan bisnis center diharapkan mampu menumbuhkan jiwa
dan perilaku wirausaha.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 32


DESKRIPSI NILAI NILAI
KEWIRAUSAHAAN
Nilai Deskripsi
Kewirausahaan
Percaya diri  Berani persentasi di dalam kelas
 Berani memberi tanggapan dalam diskusi kelas
Jujur  Tidak nyontek dalam mengerjakan ulangan/ujian
 Mengemukakan rasa senang/tidak senang terhadap
pelajaran
 Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas
 Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan
di tempat umum
Disiplin  Tertib dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah
 Patuh dalam menjalankan organisasi sekolah
 Masuk kelas tepat waktu

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 33


DESKRIPSI NILAI NILAI
KEWIRAUSAHAAN
Nilai Deskripsi
Kewirausahaan
Kerja sama  Mengerjakan tugas secara kelompok
 Mau berbagi dengan sesama teman
Kreatif  Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu
pokok bahasan
 Mengemukakan gagasan baru
 Mendiskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri
Berani menanggung  Menyukai tugas yang menantang
resiko  Berani menerima akibat dari perbutannya sendiri

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 34


DESKRIPSI NILAI NILAI
KEWIRAUSAHAAN
Nilai Deskripsi
Kewirausahaan
Kepemimpinan  Terbuka terhadap saran dan kritik
 Bertingkah laku sebagai pemimpin di dalam kelompok
 Membagi tugas dalam kelompok
 Role model
Realistis  Berfikir rasional
 Konsisten antara berpikir dan bertindak
 Berpikir solutif
Kerja keras  Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada
waktu yang telah ditetapkan
 Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar
 Selalu fokus pada pelajaran

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 35


DESKRIPSI NILAI NILAI
KEWIRAUSAHAAN

Nilai Deskripsi
Kewirausahaan
Mandiri  Melakukan sendiri tugas kelas yang jadi tanggungjawabnya
 Tidak tergantung pada orang lain
Rasa ingin tahu  Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
 Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru
terjadi
 Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang
materi yang terkait dengan pelajaran
 Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi
Menghargai akan  Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
prestasi  Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan kesenian
 Menghargai hasil karya sendiri dan orang lain

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 36


DESKRIPSI NILAI NILAI
KEWIRAUSAHAAN
Nilai Deskripsi
Kewirausahaan
Komunikatif  Mendengarkan secara aktif
 Berbicara dengan teman sekelas
 Berbicara dengan guru , kepala sekolah, dan
personalia sekolah lainnya
 Menyampaikan pesan dengan berbagai media
Tanggung jawab  Melaksanakan tugas-tugas individu
 Menjalankan tugas kelompok
Komitmen  Mematuhi kesepakatan dengan orang lain
 Mematuhi kesepakatan terhadap dirinya sendiri
Ulet  Tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
 Melakukan berbagai alternatif cara dalam
mengerjakan tugas

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 37


MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring
Monitoring program kewirausahaan merupakan proses
berkelanjutan dalam mengontrol program kewirausahaan pada
satuan pendidikan dengan maksud untuk memastikan apakah
program kewirausahaan yang telah disusun dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan langkah atau rencana yang telah
disusun sebelumnya.

Monitoring dapat dilakukan secara kontinyu, baik bulanan,


semesteran, atau tahunan oleh Guru dan Kepala Sekolah.
Dalam melakukan monitoring program kewirausahaan, aspek-
aspek apa yang harus dipantau, mengacupada rencana
aksi/program yang sudah ditetapkan oleh sekolah

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 38


MONITORING DAN EVALUASI

B. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan program kewirausahaan dapat
dilakukan secara mandiri oleh sekolah (internal) sebagai
bentuk dari evaluasi diri. Agar hasilnya lebih objektif, evaluasi
dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah (eksternal). Hal
penting yang harus diperhatikan adalah evaluasi dan
monitoring dilakukan berkelanjutan dan pemanfaatan hasilnya
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menindaklanjuti
kelemahan dan mempertahankan atau mengembangkan
kekuatan yang dimiliki.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 39


Lampiran 1. KI - KD PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN

Berisi KI dan KD Mata Pelajaran Prakarya


dan Kewirausahaan

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 40


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X
MAGANG
Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk menjalankan
sebuah usaha dengan cara magang, masing-masing kelompok
berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok, nama
kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk tempat magang.

Magang dapat dilaksanakan di sekolah, misalnya di koperasi


sekolah, kantin sekolah dan juga dapat dilakukan di luar sekolah.
Siswa secara kelompok membuat perencanaan dalam bentuk
proposal yang berisi tentang :
1. Tempat magang
2. Bentuk usaha
3. Waktu kegiatan
4. Tujuan
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 41
Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X
Kegiatan magang ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung
berwirausaha, mulai dari menganalisis perencanaan produksi,
menentukan bahan dan teknik produksi, menentukan fungsi dan
kualitas produk, proses produksi, pengelolaan sumber daya usaha,
dan menentukan segmentasi pasar.

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan magang adalah


melakukan observasi dan secara langsung terlibat dalam kegiatan-
kegiatan berwirausaha, yaitu:

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 42


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X
1. Menentukan bahan produksi dan teknik produksi

Siswa belajar bagaimana cara menentukan bahan/material


produksi dan menentukan teknik produksi. Kegiatan ini
bertujuan untuk mempelajari tentang cara menentukan
bahan/material produksi dan menentukan teknik produksi. Siswa
diharapkan dapat menyampaikan pendapat tentang cara
menentukan bahan/material produksi dan menentukan teknik
produksi. Siswa secara kelompok menganalisis hal-hal penting
dalam menentukan bahan/material produksi dan menentukan
teknik produksi.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 43


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X

2. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk

Siswa belajar bagaimana cara menentukan fungsi dan


kualitas produk kerajinan. Ada tiga hal penting dalam
menentukan fungsi dan kualitas produk kerajinan, yakni:
bentuk, fungsi, dan bahan.
Siswa secara kelompok melakukan kegiatan pengamatan
tentang fungsi dan kualitas produk secara langsung,
kemudian mencatat dan mendokumentasikan hasil
pengamatannya.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 44


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X

3. Proses Produksi

Siswa mengamati proses produksi secara langsung, mulai


dari perencanaan produksi sampai dengan hasil
produksi.Siswa diharapkan dapat menggunakan media
foto/video, untuk mengamati dan mengumpulkan informasi
tentang berbagai macam proses produksi, serta mampu
mengkomunikasikan kepada siswa lainnya pada saat
presentasi.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 45


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X
4. Pengelolaan Sumber Daya Usaha

Siswa mempelajari tentang pengelolaan sumberdaya usaha.


Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan/industri dapat
dikatagorikan atas enam tipe sumber daya (6M): man (manusia),
money (uang), material (fisik), maching (teknologi), method
(metode), dan market (pasar). Siswa menganalisis pengelolaan
sumberdaya usaha pada perusahaan tempat magang. Siswa
mempelajari tentang enam tipe sumberdaya (6M). Siswa dapat
memanfaatkan media presentasi dalam bentuk powerpoint atau
media lainnya, untuk bahan presentasi/laporan.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 46


Lampiran 2. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas X
5. Menentukan Segmentasi Pasar

Siswa mempelajari bagaimana cara menentukan segmentasi


pasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: selera konsumen,
citra produk, sasaran pasar, penentuan harga, dan saluran
distribusi.
Siswa memperhatikan bagaimana strategi cara menentukan
segmentasi pasar. Siswa mendokumentasikan semua aktifitas
untuk bahan presentasi dan laporan.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 47


Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI
PAMERAN/BAZAR
Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah
usaha dengan cara pameran/bazar, masing-masing kelompok
berjumlah antara 3 – 4 siswa dan memberi nama kelompok, nama
kelompok sebaiknya yang terkait dengan produk yang dihasilkan.

Pameran/bazar dilaksanakan di sekolah, misalnya pada saat ulang


tahun sekolah, peringatan hari besar, pertemuan orang tua siswa
dan juga dapat dilakukan di luar sekolah. Siswa secara kelompok
membuat perencanaan dalam bentuk proposal untuk kegiatan
pameran/bazar. Kegiatan pameran/bazar ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung langkah-langkah melakukan
wirausaha.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 48


Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI
Sebelum melaksanakan pameran/bazar siswa diminta
observasi/wawancara ke pengusaha yang terdapat di daerah
tempat tinggal mereka. Jika tidak menemukan, siswa bisa
mencari dari internet, buku sumber atau media lainnya.
Kemudian siswa mengumpulkan data dan menentukan langkah-
langkah kewirausahaan.

Diharapkan pada saat kegiatan observasi/wawancara ke


perusahaan, orang tua dapat mengawasi dan membimbing putra-
putrinya di luar sekolah. Bantuan orang tua dalam memberikan
petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan observasi ini sangat
penting.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 49


Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam persiapan dan
kelaksanaan kegiatan pameran/bazar adalah melakukan
observasi dan secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan
berwirausaha, yaitu:
1. Pengemasan

Siswa melakukan observasi/pengamatan tentang pengemasan


produk pada perusahaan. Sebaiknya observasi dilakukan langsung di
perusahaan, namun apabila tidak memungkinkan dapat
menggunakan media video untuk melakukan pengamatan/observasi.
Masing-masing kelompok menganalisis kemasan produk, Guru/orang
tua mengawasi dan membimbing siswa pada saat observasi dan
diskusi. Hasil diskusi ditulis dan didokumentasikan sebagai acuan
dalam membuat laporan. Siswa membuat ringkasan dengan media
presentasi powerpoint atau media presentasi lainnya.
©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 50
Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI
2. Perawatan

Siswa mempelajari perawatan produksi, yang meliputi tujuan dan


manfaat dari perawatan produk kerajinan. Siswa yang telah
mengetahui perawatan ini dengan baik diharapkan dapat menjelaskan
pada saat laporan dan dapat mengimplementasikan pada saat
pameran. Diharapkan semua siswa secara aktif untuk mengamati,
saling bertanya dan berdiskusi tentang perawatan produk.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 51


Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI

3. Menganalisis dan Memanfaatkan Peluang Usaha

Siswa menganalisis dan memanfaatkan peluang usaha. Siswa


melakukan observasi/wawancara ke pengusaha yang terdapat
di daerah tempat tinggal mereka. Jika tidak menemukan, siswa
bisa mencari dari internet, buku sumber atau media lainnya.
Siswa harus kreatif untuk mengeksplorasi peluang usaha
produk.

Diharapkan pada kegiatan observasi/wawancara ke


pengusaha, orang tua dapat mengawasi dan membimbing
putra-putrinya di luar sekolah. Bantuan orang tua dalam
memberikan petunjuk dan hal-hal yang berkaitan dengan
observasi peluang usaha sangat penting.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 52


Lampiran 3. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XI
4. Menentukan Produk

Dalam menentukan produk, siswa harus mengetahui gambaran


kebutuhan pasar , menganalisis peluang usaha, dan
menciptakan produk. Siswa dapat menggunakan buku sumber
tentang pembelajaran wirausaha, di perpustakaan atau media
lainnya.

5. Melakukan Wirausaha dalam Bentuk Pameran/Bazar

Langkah-langkah melakukan wirausaha, meliputi tahap


memulai, tahap melaksanakan usaha, tahap mempertahankan
usaha, dan tahap mengembangkan usaha. Kegiatan ini
dilakukan oleh siswa dalam bentuk pameran/bazar yang
dilakukan disekolah atau di luar sekolah.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 53


Lampiran 4. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XII

BERWIRAUSAHA
Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk membuat sebuah
usaha, masing-masing kelompok berjumlah antara 3 – 4 siswa dan
memberi nama kelompok, nama kelompok sebaiknya yang terkait
dengan jenis usaha yang di buat.

Siswa secara kelompok membuat perencanaan usaha dalam


bentuk proposal usaha dan dilanjutkan dengan membuat sebuah
usaha. Kegiatan berwirausaha ini dilakukan untuk mengetahui
secara langsung bagaimana merancang usaha, mulai dari aspek
produksi, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi,
struktur organisasi, dan analisis BEP.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 54


Lampiran 4. Contoh Aktualisasi
Kewirausahaan Kelas XII
Aktualisasi kewirausahaan ini diawali dengan melakukan kegiatan
pengamatan perencanaan usaha pada perusahaan/industri,
namun apabila tidak memungkinkan dapat melakukan
pengamatan melalui buku atau media lainnya. Siswa mengamati
dan menganalisis berdasarkan aspek produksi, aspek
pemasaran, aspek keuangan, aspek organisasi, struktur
organisasi, dan analisis BEP usaha produk tersebut. Hasil
pengamatan dan analisis tersebut sangat bermanfaat untuk
penyusunan proposal usaha.

Proposal yang sudah dibuat oleh siswa selanjutnya di


aktualisasikan dalam bentuk praktek berwirausaha. Kegiatan
berwirausaha dilaksanakan berdasarkan proposal yang telah
dibuat dan disetujui oleh pembimbing.

©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 55


©2015, Dit. PSMA, MODEL PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN DI SMA 56

Anda mungkin juga menyukai