Anda di halaman 1dari 17

1

BAHAN GALIAN NON LOGAM & BATUAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MINERAL BELERANG
KELOMPOK IV
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANGKATAN 2015
2

MINERAL
BELERANG
DISUSUN OLEH:

Azman (D621 15 002)


Ambo Upe (D621 15 008)
Fajrurrahman (D621 15 015)
Andi Ahmad Fauzan Nur (D621 15 022)
Mifta Achmad Faiz (D621 15 304)
Andi Arjan (D621 15 311)
Virgilio Tangkeallo (D621 15 503)
Dita Nur Aziza (D621 15 511)
3

1 TEKNIK EKSPLORASI BELERANG

2 TEKNIK PENAMBANGAN BELERANG


POKOK BAHASAN
3 CARA PENGOLAHAN BELERANG

4 PEMANFAATAN DAN PEMASARAN BELERANG


4

INTERMEZZO
Belerang merupakan
unsur kimia dengan
jumlah atom 16 den
simbol atom S. Pada
suhu kamar, sulfur
adalah padatan kristal
berwarna kuning.
16 32.009 Gambar 1. Belerang

Nomor Atom
S Nomor Massa

Belerang
INTERMEZZO
MINERAL
EKONOMIS

IKATAN S2-
DENGAN UNSUR SULFUR ALTERASI
LOGAM ATAU HIDROTERMAL
SEMI LOGAM

PIRIT (FeS2), GALENA


(PbS), KALKOPIRIT
(CuFeS2), KALKOSIT
(Cu2S) DLL.
6

Deskripsi Mineral Belerang

Gambar 2. Endapan Belerang

• Nama Mineral : Belerang


• Rumus kimia :S
• Berat Jenis (BD) : 2,1
• Sistim Kristal : Ortorombik
• Belahan : Tidak sempurna
• Warna : Kuning belerang sampai coklat kekuningan
• Goresan : Putih
• Kekerasan : 1.5 – 2.5 Skala Mosh
7

Keterdapatan Belerang
• Daerah Istimewa Aceh: G. Lamo Mete, P. We, Kab. Aceh besar
(merupakan endapan fumarola, kadar S = 30%); Meluak
Gayolestan, Kec. Blangkejeraen, Kab. Aceh Tenggara
(merupakan endapan solfatara): G. Seulawah, Kab. Aceh Barat
(kadar S = 45-50%);Bumiteulong, Kab. Aceh Tengah.
• Sumatera Utara: G. Sorik Merapi, Kab. Taput (enis danau
kawah kadar S=20-93%).
• Sumatara Barat: Lembang Jaya Kab. Solok.
• Jambi: Sungai Tutung, Air Hangat, Kec. Air Hangat Kab. Kerinci
(terdapat sekitar mata air panas, umumya menempel pada
batuan lempung tufaan); G. Kunyit, Kec. Gunungraya Kab.
Kerinci (terdapat disekitar mata air panas pada umumnya
menempel pada batuan lempung tufaan).
8

Keterdapatan Belerang
• Jawa Barat: G. Papandayan (tipe sublimasi, kadar S = 9O-
95%); G.Kraha (tipe sublimasi, kadar S = 25-60%): G.
Galunggung (tipe endapan lumpur), G. Putri (tipe endapan
lumpur, telah digunakan untuk industri kimia dan pupuk); G.
Ciremai, G. Tangkuban Prahu;G. Wayang. G. Matang, Kawah
Saat, Kawah Mas.
• Jawa Tengah: G. Dieng (tipe danau kawah dan endapan
lumpur,kadar S =32%): G. Telaga Terus Jawa Timur: G. Arjuna,
G. Welirang, K. Ijen (tipe sublimasi, kadar S=2080%); G.Ijen.
• Sulawesi Utara: G. Soputan, Kawah Masem (tipe sublimasi,
kadar S= 4656%) Ronasui, Tomboan (tipe sublimasi kadar S =
70%): G.Ambang (tipe sublimasi kadar S =70%); G. Ambang
(tipe sublimasi,kadar S = 83-99%); G. Mahawu (tipe danau
kawah dan endapan lumpur, kadar S =70%.
• Maluku: Wuslah, P. Damar (tipe sublimasi dan endapan lumpur
kadar S = 5579%).
9

Keterdapatan Belerang

Gambar 3. Keterdapatan Belerang


10

Eksplorasi Belerang

Penyelidikan Geologi
daerah keterdapatan
Belerang

Pengeboran dari
sumur eksplorasi

Pengujian sampel
di laboratorium
11

Teknik Penambangan Belerang


Tambang Penggalian endapan belerangnya dapat dilakukan
dengan alat shovel, dragline, excavator, atau dapat pula
Terbuka dengan cara tambang semprot
(Open Pit)

Bila jumlah endapan belerang sedikit maka penambangannya


Tambang dapat dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan
Manual peralatan antara lain berupa cangkul, linggis, ganco dan
keranjang serta dilaksanakan dengan sistem padat karya.

Sedangakan untuk endapan belerang yang ditutupi oloh


lapisan tanah penutup yang sangat tebal. Maka cara
Metode penambanganya dapat dilakukan dengan cara Frasch
Frasch yaitu dengan pemboran kemudian dimasukkan air 3350 F
ke dalam endapan belerang.
12

Diagram Frasch

Gambar 4. Diagram Frasch


13

Pengolahan Belerang
Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil yang diinginkan

Untuk belerang yang berbentuk kristal


dapat langsung dimasukkan kedalam autiklat
dimasukkan/ditambahkan solar, air dan NaOH, kemudian
dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan
tekanan 3 atmosfer selama 30-60 menit.

Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannnya perlu


dilakukan secara floatasi terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam autoklaf. Tujuan dari floatasi adalah
untuk meningkatkan kadar belerang dan memisahkan
senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.

Untuk pengolahan belerang secara sederhana


dapat dilakukan dengan jalan memanaskan bongkah-
bongkah belerang didalam wajan besi atau alumunium yang
berdiameter 80-100 cm diatas tungku sederhana yang
terbuat dari tanah liat/andesit.
14

Pemanfaatan Belerang
Berikut adalah beberapa pemanfaatan Belerang

Komponen Produksi Pupuk (S = 99.88%)


Belerang harus dirubah dalam bentuk asam sulfat dengan metode proses
pembakaran khusus. Setelah itu asam sulfat bisa menjadi campuran pembuatan
beberapa jenis pupuk pertanian seperti ammonium sulfat dan fosfat.

Bahan Pembuatan Korek Api (S = 98%)


Bubuk belerang yang mengandung asam sulfat ternyata menjadi bahan pokok dalam
pembuatan korek api. Proses ini akan membuat lapisan bubuk belerang memiliki warna yang
lebih gelap dan mengkilap serta bisa memicu panas tinggi yang menyebabkan munculnya
api..

Belerang dalam Proses Industri ban (S = 99.997%)


Proses pengolahan karet murni membutuhkan belerang untuk membentuk karet
agar mudah dibentuk. Pembakaran yang dihasilkan dari belerang mampu
membuat panas yang cukup tinggi sehingga karet hitam yang diproduksi bisa
menjadi lebih elastis dan mudah dibentuk.

Belerang untuk Produksi Asam Sulfat (S = 99.8%)


Produksi asam sulfat biasanya mempergunakan manfaat oksigen, untuk proses
pemberian lapisan pada tambang belerang. Hal ini akan membuat belerang bisa
diolah menjadi bahan khusus yang bisa dimanfaatkan untuk komponen bahan
kimia pada beberapa industri seperti tekstil, produk kimia dan bahan peledak.
15

DAFTAR PUSTAKA
• Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
• Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta: UI.
• Press Keenan, C. W, et al. 1980. Kimia Untuk Universitas
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
• Ismunandar. 1996. Kimia Anorganik. Jakarta: Erlangga.
• Kuswadi, Didi. 1985. Kimia Anorganik. Bandung: Torsito.
• Tim Kimia Anorganik. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia
Anorganik. Jember: FMIPA Universitas Jember.
16

KESIMPULAN
• Eksplorasi Belerang dijalankan dengan tahapan penyelidikan
Geologi daerah keterdapatan Belerang, pengeboran dari
sumur eksplorasi dan pengujian sampel di laboratorium.
• Penambangan endapan belerang dapat dikerjakan dengan
cara tambang terbuka, tambang semprot, tambang manual,
proses frasch. Menurut Juliantara (2013), pengambilan sulfur
sendiri memiliki beberapa proses yaitu; frasch, pengambilan
dari gunung api, pengambilan sulfur dari gas buang.
• Untuk pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya
dan hasil yang diinginkan seperti, Untuk belerang yang
berbentuk Kristal, Untuk belerang jenis lumpur, Untuk
pengolahan belerang secara sederhana.
• Belerang banyak digunakan dalam industri kimia yaitu untuk
pembuatan asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan untuk
pembuatan pupuk, larutan asam sulfat, bahan pembuat korek
api, dan campuran dalam pembuatan ban.
17

TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai