Bahan Kuliah KD BAB V Iklim
Bahan Kuliah KD BAB V Iklim
Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan
penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia
sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan.
Tujuan:
Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas
menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai
sifat-sifat penting yang bersamaan.
A. Beberapa penggolongan iklim
1) Klasifikasi dengan dasar temperatur,
- Klasifikasi yang dibuat pada jaman Yunani. Daerah
Tropika- sedang dan kutub
2) Klasifikasi Koppen
3) Klasifikasi Thornthwaite
4) Klasifikasi di Indonesia
- Klasifikasi Mohr
- Klasifikasi Schmidt dan Ferguson
- Klasifikasi Oldeman
B. Hubungan Iklim dan Lingkungan
1. Iklim dan pertanian
2. Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan
3. Iklim dan sumber daya air
4. Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah
5. Iklim dan ternak
60 * *
C m
H
*
B
40 U
L
A
Aw Am
N *
20 A
N w
Dibagi 2 Bs & Bw
BS ½ Batas Atas – Batas Atas
Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama
0.22 (t -…..)
- Bw
0 Padang
Pasir
C. IKLIM SEDANG
Temperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180C
Temperatur bulan terpanas > 100C
S Pada musim panas kering (jumlah CH bulan terkering pada musim panas <
1/3 jumlah hujan terbasah pada musim dingin
W Pada musim dingin kering dan musim panas lembab (jumlah hujan terkering
pada musim dingin <1/10 jumlah hujan terbasah pada musim panas)
f Selalu lembab sepanjang tahun , tidak dijumpai keadaan s dan w. CH > 30
a.T rerata bulan terpanas ≥ 220C
b.T rerata untuk 4 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
c.T rerata 1 – 3 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
w Sama C
f Sama C
a Sama C
b Sama C
c Sama C
d Rata-rata temperatur bulan terdingin < 2.8 dan dipakai diluar a,b,& c
dfa Kontinental lembab (iklim dingin dengan periode kering)
dfb Kontinental lembab
dfc Sub artika
dfd Sub artika
dwa Iklim kontinental lembab (iklim dingin dengan musim dingin kering)
dwb Iklim kontinental lembab
dwc Sub artika
dwd Sub artika
E. IKLIM KUTUB
Rata-rata temperatur bulan terpanas < 100C
Thornthwaite:
Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman tidak hanya tergantung
pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi.
Menggunakan istilah dayaguna presipitasi =
P – E rasio Perbandingan antara P dan E, yang
menunjukkan daya guna hujan bagi
kehidupan tanaman.
P Presipitasi bulanan rerata (inci)
E Penguapan dari permukaan air bebas
rerata bulanan (inci)
Perhitungan :
P – E ratio = 10 P/E
12
P – E indek = Σ (10 P/E) n
n=1
Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan
Hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P)
sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.
P – E rasio : 115 ( P ) 10/9
T-10
12
P – E indek : Σ 115 ( P ) 10/9 n
n=1 T-10
P : Presipitasi rerata bulanan dalam inci
T : Temperatur rerata bulanan dalam 0F
Simbol Gol Lembab Ciri Vegetasi PE Indek
A Basah Hutan Hujan ≥ 128
B Lembab Hutan 64 – 127
C Agak Lembab Padang Rumput 32 – 63
D Agak Kering Steppa 16 – 31
E Kering Gurun Pasir < 16
T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio
BC1s CB1d
CC1r
CC1s
CC1d
3 7 10 6 3 1 1 1 Σ 32
4. KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA
a. Mohr (1933)
Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang
berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun.
BK – CH < 60mm
BL – CH 60 – 100mm
BB – CH > 100mm
12 Lbk
11
sk a = berisi antara 0 - 8
10
H k
9
8 G
ak
7
F
6 s
E
5
ab
4 D
3 C b
2 sb
B
1
01 2 3 4 5 6 7 8 9 10A 11 12
Garis batas tipe iklim pada Q = 1.5 a
12 – 1.5 a
a : Nilai dari 1 - 7
Berarti :
Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan
Periode Basah 5 – 6 bulan
Periode kering 2 – 3 bln
Skema Oldeman sbb : 0 12
1 11
2 10
3 9
4 8
5
E4 D4 7
6 C4
6
7 C3B3
E3 D3 5
8 4
B3
9 C2 3
E2 D2 B2
10 A2 2
11
D1 C1 1
E1 B1 A1
12 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
C. Agihan Tanaman atas Iklim
Tundra/lumut
Taiga
Tanah Tundra
Podzol