Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

LETAK SUNGSANG

Cynthia Melinda 17360301

Pembimbing: Dr. Reymond Ginting., Sp.OG


Definisi

• Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak


memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri, atau janin terletak pada posisi aksis
longitudinal dengan kepala di fundus uteri
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yaitu : presentasi bokong murni (frank
breech), presentasi bokong kaki sempurna (completed breech presentation),
presentasi bokong kaki tidak sempurna (incompleted breech presentation),
dan presentasi kaki, baik berupa ekstensi satu kaki (single footling
presentation) atau ekstensi kedua kaki (double footling presentation)
Etiologi
Diagnosis
a. Anamnesis : Seringkali wanita menyatakan lebih terasa
penuh di sebelah atas dan gerakan terasa lebih banyak di
bagian bawah.
b. Pemeriksaan Fisik:
Palpasi abdomen :
• Leopold I ditemukan kepala pada fundus uteri.
• Leopold II ditemukan punggung pada salah satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi yang
lain.
• Leopold III menunjukkan tidak terjadinya engagement.
Denyut jantung umumnya terdapat setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
Pemeriksaan luar
Di bagian bawah uterus tidak dapat diraba kepala janin, kepala
teraba di fundus uteri. Kadang – kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala.

Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuberositas iskii dan jika janin
telah turun dan memasuki rongga pelvis kemungkinan alat kelamin
janin dapat diraba.
• Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba
di samping bokong
• Presentasi bokong tidak sempurna hanya teraba satu kaki
disamping bokong.
Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan ultrasonografik
presentasi janin, sikap, ukuran kepala, diameter biparietal, derajat fleksi
janin, adanya anomali janin, jumlah air ketuban, letak plasenta, adanya
kehamilan ganda atau jumlah kehamilan, malformasi jaringan lunak atau tulang
janin, abnormalitas uterus, serta berat janin dan usia gestasi. USG juga dapat
untuk mencari kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.

MRI
jenis pemeriksaan radiologis yang relatif tidak membahayakan untuk
janin maupun ibu.
Mekanisme Persalinan
• Mekanisme persalinan letak sungsang yang terbagi atas 3 tahap yaitu
persalinan bokong, persalinan bahu dan persalinan kepala dapat dilihat
dalam gambar berikut:

Tipe dari presentasi bokong :


a)Presentasi bokong (frank breech)
b)Presentasi bokong kaki sempurna
(complete breech)
c)Presentasi bokong kaki tidak
sempurna dan presentasi kaki
(incomplete or footling)

• Bokong masuk ke pintu atas panggul


dalam posisi atau dengan garis paha
melintang atau miring.
• Setelah trokanter belakang mencapai
dasar panggul, terjadi putaran paksi
dalam sehingga trokanter depan
berada di bawah simfisis.
• Penurunan bokong dengan
trokanter belakangnya
berlanjut, sehingga distansia
bitrokanterika janin berada di
pintu bawah panggul.

• Terjadi persalinan bokong, dengan


trokanter depan sebagai
hipomoklion.
• Setelah trokanter belakang lahir,
terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan,
sehingga seluruh bokong janin lahir.

• Jika bokong tidak mengalami


kemajuan selama kontraksi
berikutnya, episiotomi dapat
dilakukan dan bokong dilahirkan
dengan traksi ke bawah perut.
• Terjadi putaran paksi luar, yang
menempatkan punggung bayi ke
arah perut ibu.
• Penurunan bokong berkelanjutan
sampai kedua tungkai bawah
lahir.

• Jika kaki janin telah keluar, penolo


ng dapat menyusupkan tangan se
panjang kaki anterior dan melahir
kan kaki dengan flexi dan abduksi
sehingga bagian badan lainnya da
pat dilahirkan.

• Bahu janin mencapai pelvic 'gutter' (jalan sempit)


dan melakukan putar paksi dalam sehingga
diameter biacromion terdapat pada diameter
anteroposterior diameter pelvic bagian luar.
• Secara simultan, bokong melakukan rotasi
anterior 90o. Kepala janin kemudian masuk ke
tepi pelvik, sutura sagitalis berada pada tepi
diameter transversal. Penurunan ke dalam pelvic
terjadi dengan flexi dari kepala.
Penanganan
A. Dalam kehamilan
• Knee Chest posisition
• Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38
minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu
dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar
sendiri, sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit untuk berhasil
karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah
berkurang
• Selama versi dilakukan dan setelah versi luar berhasil denyut jantung
janin harus selalu diawasi, baik dengan non stress test maupun dengan
USG. Sesudah janin berada dalam keadaan presentasi kepala, kepala
didorong masuk ke dalam rongga panggul.
• Kontraindikasi versi luar :
• Panggul sempit
• Perdarahan antepartum
• Hipertensi
• Kehamilan kembar
• Plasenta previa
• Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti
Bhisop skor (Bhisop-like score).

Skor 0 1 2 3

Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+

Panjang serviks (cm) 3 2 1 0

Station -3 -2 -1 +1,+2

Konsistensi Kaku Sedang Lunak

Position posterior Mid anterior

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
B. Dalam persalinan
Persalinan pervaginam Sectio caesar
Presentasi “Frank Breech” Presentasi “footling”
Usia kehamilan ≥ 34 minggu Janin preterm (25-34 minggu)
TBJ 2000-3500 gram TBJ > 3500 gr atau < 1500 gr
Kepala fleksi Kepala janin defleksi atau hiperekstensi
Ukuran panggul adekuat (berdasarkan X-ray Panggul sempit atau ukuran dalam nilai “borderline “
pelvimetry)
Diameter transversa PAP 11,5 cm dan diameter
anteroposterior 10,5 ; Diameter tranversal panggul
tengah 10 cm, dan diameter anteroposterior 11,5 cm.

Tidak ada indikasi sectio caesar pada ibu atau anak Bagian terendah janin belum engage
Partus lama
Janin previable (usia kehamilan <25 minggu & < 700 Primi tua
gr) Infertilitas atau Riw. Obstetric buruk
Kelainan kongenital + Letak kaki pada kehamilan 25 minggu tanpa disertai
Proses persalian berlangsung normal mekipun sudah kelainan kongenital (mencegah prolaps tali pusat)
direncanakan section Caesar (persalian per vaginam Ketuban pecah dini
masih merupakan pilihan dibandingkan SC )
Persalinan pervaginam
Persalinan Spontan
• Tahapan:
• Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan
bokong sampai pusat (scapula depan)
• Tahap kedua : fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat
sampai lahirnya mulut. Harus tercapai dalam waktu 8
menit.
• Tahap ketiga : fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut
sampai seluruh kepala lahir.
• Teknik:
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan, penolong harus memperhatikan
sekali lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan
kelahiran janin harus selalu disediakan cunam Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada di depan vulva.
Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal
paha. Pada saat bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5
unit oksitosin intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong
lahir, bokong dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong
sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir
dan tampak teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong
melakukan hiperlordosis pada bagian janin guna mengikuti
gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke
punggung ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa
melakukan tarikan sehingga gerakan tersebut disesuaikan dengan
gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dilakukannya
hiperlordosis, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada
fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Dengan gerakan
hiperlordosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan, lengan,
dagu, mulut, dan akhirnya kepala.

5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan
nafas dan rawat tali pusat.
Prosedur Manual Aid
• Indikasi :
Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang
dari awal sudah direncanakan untuk manual aid.
• Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a. Klasik (Deventer)
b. Mueller
c. Lovset
d. Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a. Mauriceau (Veit-Smellie)
b. Najouks
c. Wigand Martin-Winckel
d. Parague terbalik
e. Cunam piper
• Teknik :
• Tahap pertama persalinan secara Bracht sampai pusat lahir.
• Tahap kedua melahirkan bahu dan langan oleh penolong yang dapat dilak
ukan dengan teknik:

1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan s
ecara klasik ini melahirkan lengan bel
akang lebih dulu karena lengan belak
ang berada di ruang yang luas (sacru
m), kemudian melahirkan lengan dep
an yang berada di bawaah simpisis.

2.Cara Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan
lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan depan
lebih dulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu dan
lengan belakang.
3. Cara Lovset
Prinsip melahirkan persalinan
secara Lovset ialah memutar
badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi curam ke
bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang
akhirnya lahir dibawah simpisis
dan lengan dapat dilahirkan.

4.Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara
Mueller dengan cara klasik.
• Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after
coming head)
1. Cara Mauriceau (Veit-Smellie)
•Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasuk
kan ke dalam jalan lahir.
•Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk da
n jari keempat mencengkam fosa kanina, sedang jari lain
mencengkam leher.
•Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong, se
olah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari keti
ga penolong yang lain mencengkam leher janin dari arah p
unggung.
•Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke ba
wah sambil seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller.
•Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong y
ang mencengkam leher janin dari arah punggung.
•Bila suboksiput tampak dibawah simfisis, kelapa dielevasi
ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga
berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-
ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh kepala janin.
2. Manuever Najouk’s
•Teknik ini dilakukan bila kepala masih ti
nggi, sehingga jari penolong tidak dapat
dimasukkan ke dalam mulut janin.
•Kedua tangan penolong mencengkam
leher janin dari arah depan dan belakang
.
•Kedua tangan penolong menarik bahu
curam ke bawah dan bersamaan dengan
itu seorang asisten mendorong kepala j
anin ke arah bawah.
•Cara ini tidak dianjurkan karena menim
bulkan trauma yang berat pada sumsum
tulang di daerah leher.
3. Manuever Prague Terbalik
•Cara ini dipakai bila oksiput dengan ubu
n- ubun kecil berada di belakang dekat
sakrum dan muka janin menghadap simf
isis.
•Satu tangan penolong mencengkam leh
er dari arah bawah dan punggung janin
diletakkan pada telapak tangan penolong
.
•Tangan penolong yang lain memegang
kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditari
k ke atas bersamaan dengan tarikan pa
da bahu janin, sehingga perut janin me
ndekati perut ibu.
•Dengan laring sebagai hipomoklion,
kepala janin dapat dilahirkan.
4.Cara Cunam Piper
• Cara ini dianggap lebih baik karena
tarikan dilakukan pada kepala bukan leher.
• Seorang asisten memegang badan janin
pada kedua kaki dan kedua lengan janin
diletakan dipunggung janin.
• Kemudian badan janin dielevasi keatas
sehingga punggung janin mendekat ke
punggung ibu.
• Pemasangan cunan piper sama
prinsipnya dengan pemasangan pada letak
belakang kepala, hanya saja cunam
dimasukan dari arah sejajar dengan
pelipatan paha belakang.
• Setelah osksiput tampak dibawah
simpisis, cunam dielevasi ke atas dan
dengan suboksiput sebagai hipomoklion
berturut-turut lahir dagu, muka, dahi dan
akhirnya seluruh kepala lahir.
Prosedur Ekstraksi Sungsang

Teknik ekstraksi kaki Teknik ekstraksi bokong


Teknik ekstraksi kaki

•Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir • Kemudian pangkal paha dengan


mencari kaki depan dengan menelusuri b
pegangan yang sama dielevasi
okong, pangkal paha sampai lutut,
keatas sehingga trokhanter
•kemudian melakukan abduksi dan fleksi
belakang lahir dan bokong pun
pada paha janin sehingga kaki bawah me
njadi fleksi. lahir.
•Tangan yang dikuat mendorong fundus u • Setelah bokong lahir maka untuk
terus ke bawah. melahirkan janin selanjutnya
•Setelah kaki bawah fleksi pergelangan ka dipakai teknik pegangan femuro-
ki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga pelviks, badan janin ditarik curam
dan dituntun keluar dari vagina sampai b kebawah sampai pusat lahir.
atas lutut. • Selanjutnya untuk melahirkan
•Kedua tangan memegang betis janin, kak badan janin yang lainnya
i ditarik curam kebawah sampai pangkal p dilakukan cara persalinan yang
aha lahir.
sama seperti pada manual aid.
•Pangkal paha dipegang kemudian tarik c
uram ke bawah trokhanter depan lahir.
Teknik ekstraksi bokong
•Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada
di dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki.
•Jari telunjuk tangan penolong yang searah bagian kecil janin dimasukkan ke
dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan.
•Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah,
sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk penolong
yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai
bokong lahir.
•Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks kemudian janin
dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam
Zatuchni Andros Score
• indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah persalinan dengan
presentasi bokong dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal.
Skor 0 1 2
Paritas Primigravid
Multigravida -
a
Masa Gestasi
≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ 3176-3630
> 3630 gr < 3176 gr
gr
Riwayat Presbo
BB >2500 gr - 1x 2x
Station -1 atau lebih
-3 -2
rendah
Pembukaan
serviks ≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm

•≤3 = Persalinan perabdominal


•4 = Evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat
dilahirkan pervaginam.
•>5 = Dilahirkan pervaginam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai