Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAVIOLET (UV) DAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA


TINGGI (KCKT) PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM
DIKLOFENAK
KELOMPOK
Joko Alfianto (SF17037)
M.Alvin Haikal (SF17046)
Saifullah (SF17103)
Sukri (SF17118)
TUJUAN PENELITIAN
Beberapa metode analisis telah dikembangkan untuk menentukan kadar
natrium diklofenak, diantaranya dengan metode spektrofotometri UV dan KCKT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Metode spektrofotometri UV dan KCKT
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar natrium
diklofenak secara spektrofotometri UV dan KCKT dalam hal ketepatan, ketelitian
dan sensitivitas
CARA KERJA
 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk uji KCKT adalah natrium diklofenak p.a. (Merck),
Asetonitril p.a (Merck), KH2PO4 0.01 M, Asam ortofosfat dan aquabidestilata
(Ikapharmindo) sebagai fase gerak, serta fase diam Oktadesil Silikat (ODS) C18
(4,6x150mm). Sedangkan untuk uji Spektrofotometri UV adalah natrium
diklofenak p.a.
(Merck), dan aquabidestilata (Ikapharmindo)
 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen KCKT (Waters
ec 2695), Spektrofotometer (Genesys 10w), vortex Thermolyne (M 37610-26),
timbangan analitik (Mettler toledo TE 214 S, kepekaan d = 0,1), Ultrasonic
bath (Branson 5510), stopwatch, mikropipet berbagai ukuran serta peralatan
gelas yang lazim digunakan.
Jalannya Penelitian
 Penentuan panjang gelombang maksimal
Natrium diklofenak ditimbang 50,0 mg, dimasukkan dalam labu takar 100,0 ml,
kemudian ditambah aquabidestilata sampai batas tanda (kadar 500 µg/ml sebagai larutan
stok), diambil 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0; 2,25; 2,5 ml kemudian larutan dimasukkan ke
dalam labu takar 50,0 ml kemudian ditambah aquabidestilata sampai batas tanda.
Serapan
dibaca pada panjang gelombang antara 260-290 nm.
 Penentuan operating time
 Natrium diklofenak ditimbang 50,0 mg, dimasukan dalam labu takar 100,0 ml,
ditambah aquabidestilata sampai batas tanda (kadar 500 µg/ml), diambil sebanyak
1,0 ml, larutan dimasukkan ke dalam labu takar 50,0 ml, ditambah aquabidestilata
sampai batas tanda.
 erapannya dibaca pada panjang gelombang maksimal pada menit ke 0, 5, 10, 15,
20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60.
 Serapan yang tetap dicatat dan digunakan sebagai ukuran waktu pembacaan
absorbansi pada pembuatan kurva baku dan penetapan kadar sampel.
lanjutan
 Pembuatan kurva baku
 seri larutan baku
Natrium diklofenak ditimbang 50,0 mg, dimasukkan dalam labu takar 100,0 ml,
kemudian ditambah aquabidestilata sampai batas tanda (kadar 500 µg/ml sebagai
larutan stok), diambil 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0; 2,25; 2,5 ml kemudian larutan
dimasukkan ke dalam labu takar 50,0 ml kemudian ditambah aquabidestilata sampai
batas tanda
 Kemudian dibuat kurva Y = bX + a, dimana Y sebagai nilai dari hasil absorbansi
dan X adalah sebagai kadar terukur. 50
 Pengukuran serapan sampel
 Ditimbang dengan saksama natrium diklofenak 50,0 mg dan laktosa sampai 70,0 mg,
campur sampai homogen, Campuran serbuk dilarutkan dalam aquabidest sampai
100,0 ml (kadar 500 µg/ml), Larutan natrium diklofenak 500 µg/ml diambil 1,0;
1,25; 1,5; 1,75; 2,0; 2,25; 2,5 ml kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar
50,0 ml kemudian ditambah aquabidestilata sampai batas tanda. Larutan sampel
diukur absorbansinya pada spektrofotometer sesuai dengan panjang gelombang
maksimal dan operating time yang sudah ditentukan.
 Data absorbansi yang didapat dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku untuk
mendapatkan kadar natrium diklofenak dalam sampel. Replikasi dilakukan sebanyak
3 kali.
 Perhitungan kadar natrium diklofenak dalam sampel
Kadar natrium diklofenak dapat diketahui berdasarkan persamaan kurva baku:Y
= bX + a, dengan Y nilai absorbansi dan X adalah kadar terukur.
hasil
 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal
Dalam analisis spektrofotometri, pengukuran harus dilakukan dalam panjang
gelombang maksimal, yaitu panjang gelombang yang memberikan serapan
optimum.
Hasil absorbansi panjang gelombang maksimal dapat dilihat pada Gambar 1

dan Tabel I.

Gambar 1. Panjang Gelombang Maksimal Natrium diklofenak


Panjang gelombang maksimal yang diperoleh adalah 276 nm karena pada
puncak kurva tersebut membentuk serapan yang maksimal. Khaskheli et al., (2009)
menyebutkan bahwa panjang gelombang maksimal natrium diklofenak adalah 276 nm.
 2.Penentuan operating time
Penentuan operating time pada spektrofotometri UV dilakukan dengan
car mengamati absorbansi larutan natrium diklofenak pada waktu-waktu
tertentu. Hal in bertujuan untuk menentukan waktu sempurnanya reaksi dan
stabilnya reaksi yan ditunjukkan dengan tidak adanya penurunan absorbansi.
Hasil absorbansi larutan bak standar natrium diklofenak pada menit ke 0
sampai 60 seperti Tabel II

Dari hasil absorbansi di atas dapat diketahui bahwa mulai menit ke-10 hingga
menit ke-20 larutan natrium diklofenak tetap stabil. Pembacaan absorbansi yang
dipilih
adalah 10 menit.
 2. Penentuan operating time
Penentuan operating time pada spektrofotometri UV dilakukan dengan
cara mengamati absorbansi larutan natrium diklofenak pada waktu-waktu
tertentu. Hal ini bertujuan untuk menentukan waktu sempurnanya reaksi
dan stabilnya reaksi yang ditunjukkan dengan tidak adanya penurunan
absorbansi. Hasil absorbansi larutan baku standar natrium diklofenak pada
menit ke 0 sampai 60 seperti Tabel II.

Dari hasil absorbansi di atas dapat diketahui bahwa mulai menit ke-10 hingga
menit ke-20 larutan natrium diklofenak tetap stabil. Pembacaan absorbansi yang
dipilih
adalah 10 menit.
 3. Pembuatan Kurva Baku
Pembuatan kurva baku natrium diklofenak dilakukan untuk memperoleh
persamaan kurva baku yaitu: Y = 0,029 X + 0,012 dengan koefisien korelasi persamaan r
= 0,993 (Gambar 2).
 4. Perhitungan kadar natrium diklofenak dalam sampel.
Kadar sampel (X) diperoleh dengan memplotkan hasil absorbansi sampel (Y)
pada Tabel III ke dalam persamaan kurva baku Y = 0,029 X + 0,012. Sehingga dapat
diperoleh kadar natrium diklofenak dalam sampel. Perhitungan tersebut dilakukan
sebanyak 3 kali pada masing-masing sampel, kemudian dari hasil tersebut dibuat rata-rata
sehingga didapat kadar rata-rata setiap sampel. Kadar rata-rata natrium diklofenak dalam
sampel secara Spektrofotometri UV adalah sampel dengan kadar 10,0 µg/ml (9,4 µg/ml);
kadar 12,5 µg/ml (14,1 µg/ml); kadar 15,0 µg/ml (16,7 µg/ml); kadar 17,5 µg/ml (17,9
µg/ml); kadar 20,0 µg/ml (19,6 µg/ml); kadar 22,5 µg/ml (22,6 µg/ml) dan kadar 25,0
µg/ml (25,4 µg/ml)
HASIL ANALISIS
 Data yang didapat baik spektrofotometri Uv diuji secara statistik dengan
melakukan uji pendahuluan adalah uji homogenitas dan normalitas data
menggunakan test Kolmogorov Smirnov, dari hasil tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa data yang diuji normal dan homogen, hal ini dapat dilihat
dari nilai Signifikansi 0,000 dan nilai P < 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan
uji T test untuk mengetahui data kadar natrium diklofenak berbeda bermakna
atau tidak dari dua metode tersebut. Hasil T test menyimpulkan bahwa kadar
natrium diklofenak dalam sampel berbeda bermakna secara metode
Spektrofotometri UV hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya
0,02 < 0,05.
KESIMPULAN
 Kadar rata-rata Natrium Diklofenak secara Spektrofotometri UV adalah 17,977
µg/ml.
 Kadar rata-rata Natrium Diklofenak dalam sampel secara spektrofotometri UV
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia yaitu memiliki nilai rekoveri
yang masih dalam range 90,0 % -110 % dan memiliki nilai CV < 5%.

Anda mungkin juga menyukai