Anda di halaman 1dari 46

PROFESI KEDOKTERAN

Profesi ini merupakan profesi kesehatan yg


pertama didunia, baru kemudian profesi
keperawatan.
 Sebelum Florence Nightingale muncul,
Charaka Samhita (India) telah membuat
landasan profesi keperawatan:
a. Knowledge (ilmu
pengetahuan)
b. Cleverness (Ketrampilan)
c. Devotion (kasih sayang)
d. Purity, physic and mind (
kemurnian, jasmani dan jiwa)
 Profesi Kebidanan, telah jelas ruang
lingkup dan batasannya.
Syarat Profesi
 Syarat Utama:
- Ada pendidikan legal dan pelatihan ekstensif dgn istilahnya
- Ada komponen intelektual bermagna dlm tugasnya
- Memberi pelayanan pada masyarakat
 Syarat Umum:
- Ada sertifikasi (tiap 5 tahun diperbarui) melalui proficiency
check
- Bekerja Otonom, perlu selfcontrol (selfdiciplining), self
organizing
 Mempunyai Etika profesi (kode etik)
 Ada standar profesi dan ada licensi
 Belajar sepanjang hayat
Men. Bernard Barber, profesi
mengandung essensi:
 Perlu ilmu pengetahuan yang tinggi, dipelajari
secara sistematik
 Orientasi primernya untuk kepentingan
masyarakat
 Memiliki mekanisme kontrol terhadap perilaku
profesi (kode Etik)
 Memiliki sistem reward.
Ada 2 jenis profesi :
1. Profesi konsultan (consultant profession)
- profesi – klien
- fee – for – service
- dokter, psikolog, pengacara
2. Profesi Scholar (scholarty profession)
- profesi – banyak klien
- berdasarkan gaji – honor
- guru, perawat.
AKUNTABILITAS PROFESI
DIDASARKAN PADA “KONTRAK SOSIAL”

 Kontrak antara kelompok profesi dengan masyarakat


umum
 Profesi diberi monopoli dlm menggunakan keahliannya
dlm pelayanan pd masyarakat dgn menimbang
otonominya, prestige dan imbalan finansialnya
 Dan sebaliknya profesi harus menjamin kompetensi
mereka, memberikan layanan yang altruistik,
berperilaku yg bermoral dan berintegritas
Cruess SR et al: MJA 2002 177 (4): 208-211
PROFESIONALISME dlm bidang
profesi kesehatan
 Dr/ Drg dikatakan profesional bila ia melaksanakan/
menjalankan profesinya sesuai dgn kompetensi yg
dimilikinya minimal standar kompetensi rata rata,
menghayati sumpah dokter dan melaksanakan rambu
rambu profesi kedokteran (asas etika,hukum kesehatan
dan disiplin)
 Juga harus diperhatikan oleh profesi dokter adalah:
- Standar Prosedur Operasional (SPO)
- Standar Pelayanan Minimal (SPM)
- cepat tanggap dan fleksibel
Dapat juga dikatakan dokter yang profesionalisme
memenuhi 3 syarat:

 Memiliki ilmu dan teknologi kedokteran yg


cukup
 Menguasai keterampilan klinis yang baik
 Mempunyai niat, sikap dan perilaku yang etis.
Atau 6 sifat yg melekat pd seorg dokter
(Mukadimah Kodeki)
 Syarat 1 lagi yaitu kemampuan manajerial, oleh
karena dapat menyelesaikan masaalah suatu
penyakit di masyarakat
Pekerjaan profesi(professio= pengakuan) adalah
pekerjaan yg memerlukan pendidik dan latihan
tertentu, miliki keduduk yg tinggi dlm masy
 Ciri ciri pekerjaan profesi:
a. pendidikan sesuai standar nasional
b. mengutamakan panggilan kemanusian
c. ada kode etik yg mengikat seumur hidup
d. legal melalui per-izinan
e. belajar sepanjang hayat
f. dlm satu organisasi
 Etika profesi dgn ciri:
1. Berlaku utk lingkungan profesi
2. Disusun oleh organisasi profesi ybs
3. Mengandung kewajiban dan larangan
4. Menggugah sikap manusiawi
 Dlm pekerjaan profesi ia, terikat dlm etik profesi dlm
memberi pelayanan pada publik. Pekerjaan profesi
adalah mulia krn berhadapan dgn hal yg paling
berharga dlm hidup seseorang yaitu masalah
kesehatan dan kehidupan. Oleh karena itu profesi
dokter hrs mengamalkan etika/ kode etik agar
kelompok profesi jadi baik dlm arti moral.
MALAPRAKTEK = MALPRAKTEK
 Arti Mala: Harum semerbak mengand.mala, berarti
perbuatan/jasa yg di-puji2, tapi jasa tsb dibuat dg
jalan yg tidak baik atau salah dan tidak sesuai norma
(Kamus Poerwadarminta 1976)

 Mal berarti salah; praktek: pelaksanaan atau tindakan,


secara arfiahnya: tindakan yg salah; lazimnya istilah
tsb digunakan adanya tindakan yg salah dlm
pelaksanaan profesi (professional misconduct).
 Istilah Mala pertama digunakan Maj. Tempo 25/10 –
86 dg istilah Mala Diagnosa, malaterapi
 Inggris: malpractice; wrong doing; neglect of duty;
illegal or unethical practice; Malapraxis
Definisi Malpraktek
 Kelalaian(negligence) dokter menggunakan tkt ketrampilan
& ilmu pengetahuan yg lazim di gunakan dlm pengobatan
pasien atau orang yg terluka, men.ukuran & lingkungannya
 Kesalahan yg terjadi dlm tindakan medis, bisa tdk sengaja,
tapi ada unsur lalai, seharusnya tdk layak dilakukan,
akibatkan pasien cacat atau mati
 Black’s Law dictionary: “Professional misconduct.
 Professional misconduct, merup.kesengajaan yg dilakukan
thd kode etik, disiplin profesi, hukum, aborsi ilegal,
euthanasia, penyerangan seksual, mirepresentasi, gunakan
iptekdok belum teruji, melanggar SPO/ SPM, kelalaian dan
pradok diluar kompetensinya
Kelalaian (Negligence)
 Maksudnya: lengah, kurang ingat, tdk mau tahu,
acuh, tidak hati2, tidak menghiraukan, tidak
menghindahkan (kewajiban & pekerjaan)
 Medical Negligence: suatu sifat kurang hati2,
kurang waspada terhadap pelayanan atau tindakan
medis pd pasien, shg dapat menimbulkan celaka
atau kesalahan (culpa) ringan sampai berat
 Jenis kelalain: Culpa lata = kesalahan berat; Culpa
levi = kesalahan biasa; culpa levissima = kesalahan
ringan
 Ada 4 unsur kelalaian dlm hukum yaitu unsur 4 D.
Kelalaian dpt terjadi dlm 3 bentuk
1. Malfeasance: melakukan tindakan yg melanggar hukum
atau tdk tepat/layak (unlawful atau improper) mis;
lakukan tindakan medis tanpa indikasi
2. Misfeasance: melakukan pilihan tindakan medis yg
tepat, tapi dilaksanakan dgn tidak tepat (improper
performance) yaitu melakukan tindakan medis salahi
prosedur.
3. Nonfeasance: tdk melakukan tindakan medis yg
merupakan kewajiban baginya.
Bentuk kelalaian ini = bentuk2 error (mistakes, slips and
lapses). Error tdk selalu akibatkan kerugian. Malah
latent error tdk secara lsg timbulkan dampak buruk.
Kelalaian Medik
 Kasus penuntutan thd dokter atas dugaan kelalaian
medik /malpraktek terus meningkat
 DKI: thn 1999 MKEK hanya layani 7-13 kasus
2000-2004, hanya 15-25 kasus
2005 – sekarang; lebih 200 kasus
 Australia: pengajuan klaim 11,8/1000 angg/thn
 Singapura: 10,7/1000 anggota/thn, ganti rugi
25.000 sampai 2,55 juta dolar Singapur.
 Terjadi krisis malpraktek thn 1975 dan thn 2000 di
AS
Alasan Tuntutan
 Kalangan dokter berpendapat, keberanian ajukan
tuntutan pd dokter, ok: motivasi finansial; adanya
UU konsumen dan peranan penesehat hukum.
 Men. Tan Soo Yong, 4 alasan terjadinya fenomena
tsb:
1. Pendidikan masy.lebih baik, juga sikap asertif
masy.thd kesadaran ttg sistem hkm & Kedokt.
Mereka sadar, dokter juga dpt bertindak lalai dlm
jalankan profesinya & bertanggung jawab atas
kelalaian, akibatkan cedera atau kerugian
2. Meningkatnya....
2. Meningkatnya harapan masy.atas atas hasil tindakan
medis. Sosialisasi pencapian IPTEK di bidang
kedokteran mell.media masa, ternyata tak sesuai dgn
pencapaian dlm praktek
3. Komersilisasi upaya pelayanan kedokteran, di sertai erosi
kualitas hubungan dokter-pasien. Pendidikan dokter yg
mahal & dibayar sendiri, terlupakan pendidikan etik &
sikap empati. RS dibolehkan ber-orientasa profit &
kompititif tak sehat antar providers
4. Biaya yankes meningkat & pembiayaan mell.Asuransi
masih sedikit.
Fakta: semakin tinggi seseorang hrs membayar suatu layanan,
maka semakin tinggi pula intoleransinya thd tidak
sempurnanya layanan tsb
Tindakan salah dlm profesi (professional misconduct)
 Tindakan tenaga kesehatan yg salah dlm pelaksanaan
profesi kedokteran dsbt: malpraktek medis(medical
malpractice)
 Tiap profesi berlaku norma etika dan norma hk, maka
kesalahan dlm praktek dpt diukur atau dilihat dari sudut
pandang dr kedua norma tadi. Kesalahan sudut pandang
etika dsbt ethical mal- practice dan sdt pandang hkm:
legal malpractice
 Etika dan hkm ada perbedaan, mk ukuran normatif utk
tentukan ethical malpractice & legal malpractice juga
berbeda. Tidak setiap ethical malpractice merup. legal
malpractice, tetapi semua bent.legal malpractice sdh pasti
merupakan ethical malpractice (sejalan yg dikatakan Lord
Chief Justice Coleridge dlm kasus R.v. Instant, thn 1893)
Professional misconduct
 Merupakan kesengajaan dlm bentuk:
a. pelanggaran ketentuan etik (kodeki)
b. pelanggaran ketentuan disiplin profesi
c. pelanggaran hkm adm, hkm pidana & perdata
d. pelanggaran konfidensialitas
e. aborsi ilegal, euthanasia
f. penyerangan seksual, misreprentasi
g. praktek tanpa izin
 Adanya malpraktek, bukan dilihat dari hasil
tindakan medis pd pasien, tapi hrs ditinjau, bgm
proses tindakan medis tsb dilaksanakan.
 Bbrp kemungkinan, hasil yg tidak diharapkan di
bidang medik di akibatkan oleh:
a. Hasil dr suatu perjalanan penyakitnya sendiri,
tak berhub.dgn tindakan medis yg dilakukan
dokter
b. Hasil dr suatu resiko yg tak dpt dihindari yaitu
resiko yg tak dpt diketahui sebelumnya
(unforeseeable)
c. Hasil dari suatu kelalaian medik
d. Hasil dari suatu kesengajaan
Legal Malpraktek Ada:

1. Criminal Malpractice(malpraktek pidana)


2. Civil malpractice (malpraktek perdata)
3. Administrative malpractice (malpraktek
TUN)
1. Malprakt. Pidana, bila penuhi delik pidana
 Perbuatan tsb positive act ataupun negative act dan
perbuatan tercela (actus reus)
 Dilakukan dg sikap batin salah (mens rea) yaitu
berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan
(recklessness) atau kealpaan (negligence)
Contoh Intensional:
- lakukan Aborsi tanpa indikasi medis
- melakukan euthanasia
- membocorkan rahasia kedokteran
- membuat tdk benar; visum et Repertum, srt
ket.dokter
Contoh recklessness:
- lakukan tindakan medik, tidak lege artis
- lakukan tindakan medik tanpa imformed consent
Contoh negligence:
- alpa(kurang hati2), shg tinggal gunting dlm perut
pasien (Res Ipsa Liquotur)
- alpa/kurang hati2 shg pasien derita luka2/cacat
atau meninggal dunia.
Pada criminal practice, tanggung jawab individual
(bukan korporasi), tapi yg melakukan. Jadi tidak
bisa dialihkan pd orang lain atau pd Rumah Sakit
2. Malpraktek Perdata
 Bila dokter tidak melaksanakan kewajibannya
(ingkar janji); tdk berikan prestasinya yg telah
disepakati: Contoh:
- Tdk melakukan (negative act) yang menurut
kesepakatan wajib dilakukan
- Melakukan (positive act) yg men.kesepakatan
wajib dilakukan, tapi terlambat
- Melakukan yg men.kesepakatan wajib
dilakukan, tapi tdk sempurna
- Melakukan yg men.kesepakatan tdk seharusnya
dilakukan
- Pd malpraktek perdata, tanggung gugat (liability)
dpt bersifat individual atau korporasi
- Dapat juga dialihkan pd pihak lain berdasarkan
principle of vicarious liability. RS dpt ber-
tanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan
dokter2nya, bila tindakan dokter dlm rangka
me- laksanakan kewajiban RS.
- Doktrin ini baru diterapkan di AS sejak kasus
Darling v. Charleston Community Memorial
Hospital th 1965
Sebelumnya tdk pernah RS membayar ganti rugi
atas dasar doctrine of charitable immunity,
sebab bila RS di hukum akan mengurangi
kemampuan menolong masy.
3. Malpraktek TUN (Tata usaha Negara)
 Bila dokter melanggar hukum tata usaha negara
 Dlm melaksanakan police power, pemerintah
berhak mengeluarkan berbagai peraturan dibid.
kesehatan; spt syarat nakes menjalankan profesi
medik,
 Bila aturan ini dilanggar, nakes ybs dpt
dipersalahkan
 Contoh:
Contoh:
- Jalankan praktek dokter tanpa izin atau lisensi
- Lakukan tindakan medik tdk sesuai izin yg ada
- Lakukan praktek dgn lisensi sdh kadaluwarsa
- Tidak membuat Rekam Medis
Setiap dokter lulus dan di wisuda sbg dokter tidak otomatis
boleh lakukan pekerjaan dokter. Ia hrs mengikuti ujian
kompetensi, lulus dpt sertifikat kompetensi utk lampiran
mengurus STR, baru mengurus lisensi, sesuai dgn basic
science. Tidak dibenarkan lakukan tindakan medik
melampaui batas kewenangannya. Walau ahli kandungan
dpt lakukan operasi amandel, lisensinya tdk mmbenarkan
ia melakukan tindakan medik tersebut.
Jika ketentuan ini dilanggar, dokter tsb dianggap
melakukan administrative malpractice, dpt dikenai sanksi
adm (pembekuan lisensi sementara waktu)
Malpraktek Etik
 Sbg manusia biasa dokter/drg atau tenaga kesehatan lain,
niscaya tidak luput dari kesalahan atau kelalaian; akib.kan
masyarakat sering menuding malpraktek.
 Malpraktek Etik terjadi bila dokter/drg melanggar kode etik
kedokteran
 Tujuan ilmu kedokteran adalah utk menyembuhkan,
mencegah penyakit dan meringankan penderitaan, ok itu
dr/drg harus menjalankan SPO dan SPM dg benar
 Dlm Mal. etik, dokter harus melakukan telaah issue etik dgn
4 KDM atau 4 KDB
Pembuktian Malpraktek
 Umumnya kesalahan profesi dokter, tdk mudah
dibuktikan oleh penegak hukum di pengadilan
 Malpraktek pidana dpt dibuktikan, tergtg jenis
kesalahanya dan ada unsur pidananya.
Professional misconduct, intensional,
recklessness, ada culpa lata, penderita luka
berat/mati, cacat; Bgm ttg PTMnya?
 Tdk setiap hasil pengobatan tdk sesuai harapan
pasien adalah malprak.,tapi adalah resiko
tindakan medik (unforeseeable = tdk dpt diduga
sebelumnya)
civil malpractice
1. Cara langsung: Unsur 4 D (= 4 unsur kelalaian)
- Duty (kewajiban)
- Derelection of Duty (menelantarkan kewajiban)
- Damage (luka,cidera atau rusaknya keseh.)
- Direct causation (ada hub.menelantarkan kewajiban dgn
rusaknya kesehatan)
2. Cara tak langsung:
- Cari fakta2 dasarkan doktrin Res Ipsa Loquitor (the
thing speaks for itself = faktanya telah berbicara)
- fakta ini harus memenuhi kriteria:
a. Fakta tdk mungkin terjadi jika dokter tdk lalai
b. Fakta yg terjadi memang dibwh tanggung jawab
dokter
c. Pasien tdk ikut menyumbang timbulny fakta itu
(contributary negligence)
- Bila misalnya gunting atau nald tertinggal dlm
perut pasien post operative,(Res Ipsa
Loguator), fakta kesalahan dokter,
mengingat:
- gunting atau nald tak mungkin tertinggal kalau
tidak ada kelalaian.
- gunting atau nald tertinggal dibwh tanggung
jawab dokter
- pasien dlm keadaan terbius, shg tak mungkin
dpt memberi andil terhdp tertinggalnya alat
tsb
Analisis kasus: Pak Jamal pingsan setelah disuntik
Sore itu pak Jamal pergi kepraktek dr Baba, ok mengeluh panas
badan disertai flu dan batuk. Kmd dokter memeriksa tekanan darah,
tenggorokan dan dada pasien. Dikatakan oleh dr. Baba, pak Jamal
menderita radang tenggorokan. Kmd menulis resep, waktu mau pulang,
pak Jamal minta disuntik, spy panas badan turun, spt biasa kalau
berobat ke dokter lain. Meskipun sdh dijelaskan, keluhan akan
membaik meminum obat yg ada diresep, pasien masih minta disuntik,
akhirnya dr Baba menyuntik dgn Xylomidon.
Sesampai dirumah, kira2 ½ jam pak Jamal merasa kepala ber-
putar2, lemas akhirnya pingsan. Anak pasien jg mengantar, tahu
ayahnya pulang berobat dan dpt suntikan, bawa pak Jamal ke praktek dr
Baba dlm wkt 45 menit, pasien lsg diperiksa dokter, pasang infus dan
diberi suntikan adrenalin. Tapi kondisi os sangat lemah, tak lama kmd
pak Jamal hembuskan nafas terakhir.
Mengetahui kejadian tsb anak pak Jamal tak terima, krn telah salah
beri obat.
Siapa tanggung gugat, ok banyak nakes
terlibat dlm pelayanan medik?
1. Contractul liability: tanggung gugat timbul, ok tidak
dilaksanakan suatu kewajiban dlm hub. kontrak. Dlm
kedokteran kewajiban hrs dilaksanakan ialah
upaya(effort), bukan hasil (result). Karena itu health care
provider (RS, praktek per-orangan) hanya bertanggung
gugat atas upaya medik yg tdk memenuhi standar
2. Liability in tort: Tanggung gugat tdk atas contractual
obligation, tapi perbuatan melawan hukum. Pengertian
melawan hkm, tdk terbatas hanya berlawanan hkm,
kewajiban hkm diri sendiri atau kewajiban hkm org lain
saja, tapi juga berlawanan dgn yg baik atau berlawanan dg
ketelitian yg patut dilakukan dlm pergaulan hidup thd org
lain/ benda org lain
3. Strict liability:
3. strict liability: tanggung gugat tanpa kesalahan
(liability without fault), karena seseorang harus
bertanggung jawab meski tdk lakukan kesalahan.
Tanggung gugat spt ini hanya berlaku utk product
sold atau article of commerce.
4. Vicarious liability: tanggung gugat timbul krn
kesalahan sub-ordinate. Kaitan tanggung gugat
jenis ini, maka RS(sbg employer) dapat ber
tanggung gugat atas kesalahan yang dibuat nakes
(employee) yang bekerja di Rumah Sakit tsb.
Aspek perdata Malapraktek
 Sering dokter / Rum. Sakit digugat pasien, oleh
karena malpraktek medis, walau hanya culpa levis,
cukup membayar ganti rugi pada pasien
 Aspek perdata malpraktek medis bila ada unsur
a. menyimpang dr standar profesi medik
b. ada kelalaian/ kurang hati2 (culpa)
c. Ada kaitan kausal, tindakan medis dg kerugian
oleh tindakan tsb
 Pasal yang dipakai: 1365; 1366 Hk.Perdata; Pasal
1371 Hk Perdata; pasal 1370 Hk. Perdata serta
pasal 55 UU No.23 ttg Kesehatan
Aspek Pidana Malpraktek
 Perlu pembuktian Kelalaian (Negligence) walau
ada persetujuan (informed consent)
 Atau pembuktian unsur 4 D
 Pasal yang dipakai utk kelalaian adalah pasal 359,
360 dan pasal 361 KUHP
 Pasal yang dipakai dlm penganiayaan adalah:
pasal 351 dan pasal 352 KUHP
 Termasuk pasal 89 KUHP: membuat orang
pingsan atau tidak berdaya
Kerugian yg dapat digugat
 Tdk semua kerugian dialami pasien akibat
kesalahan providers; kerugian dpt timbul akibat:
a. perjalanan penyakit atau
b. resiko/komplikasi tindakan medik (medical
mishap) yg tak dpt dihindari (bukan ok kelalaian)
dokter tdk dpt diminta tanggung jawab ganti rugi
 Kerugian digugat ganti rugi adalah kerugian dsbk
kelalaian medik pasal 1370 & 1371 KUH Perdata
Kata kunci digunakan para hakim
1. Bhw kewajiban profesi dokter adalah
memberikan pelayanan dgn tkt pengetahuan &
keterampilan yg normalnya diharapkan akan
dimiliki oleh rata2 dokter pd situasi-kondisi yg
sama (reasonable competence)
2. Bhw tindakan dokter adalah masih layak dan di
dukung oleh alasan penalaran yg benar
(reasonable care)
3. Bhw dokter hrs memperoleh informed
consent utk tindakan diagnostik/terapi yg
dilakukan (reasonable communication).
4. Bhw dokter hrs membuat RM yang baik
Peranan RM
 Seorg dokter mungkin saja telah bersikap dan
berkomunikasi dgn baik, membuat keputusan dgn
cemerlang dan atau telah melakukan tindakan diagnostik
dan terapi sesuai standar, namun kesemuanya tak memiliki
arti dlm pembelaannya bila tdk ada RM yg baik.
 RM yg baik adalah RM memuat semua informasi yg
dibutuhkan, baik dr psien, pemikiran dokter, pemeriksaan
dan tindakan dokter, komunikasi atar tenaga medis/keseh,
informed consent dan informasi lain utk dpt jadi bukti utk
y.a.d, disusun secara kronologis. Sebuah adagium
mengatakan: “good record good defence, bad record bad
defence, and no record no defence”
Hukum Kesehatan & Kedokteran Kehakiman
 Hukum Keseh. tdk berkaitan dg Forensic Med.
 Kedokteran Kehakiman memp.dokter Sp.F. yang
tunduk pada Hukum Kedokteran.
 Kuhap ps. 133:
ayat 1: Dalam hal penyidik utk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yg diduga karena peristiwa yg
merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya.
ayat 2 :
ayat 2 : Permintaan keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara
tertulis, yg dalam surat itu disebutkan dgn
tegas untuk pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
ayat 3 : Mayat yg dikirim kpd ahli kedokteran
kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dgn penuh
penghormatan terhdp mayat tsb dan diberi
label yg memuat identitas mayat, dilak dgn
diberi cap jabatan yg diletakan pada ibu jari
kaki atau bgn lain badan mayat.
 Dalam kasus pidana ada kalanya Dokter
diperlukan sebagai tenaga ahli, sejak Penyidikan,
sampai Hakim memutuskan perkara (palu
diketokkan).
Tahap I : Penyidikan Penyidik
Tahap II : Penuntutan oleh Penuntut umum
Tahap III: Pemeriksaan di sidang Pengadilan.
 Berita Acara Pemeriksaan (Penyidik), ke
Jaksa Penuntut Umum perlu 14 hari ; Penuntut Umum
ke Dakwaan ke Pengadilan perlu 7 hari
Dokter (SpF) Penyidik (Polisi)

Korban

Hidup: Mati:
- Keracunan Sp.PD pem. luar
- Perkosaan Sp.OG Pem.dlm
- Penganiayaan Sp.B
Visum et Repertum Visum et Reper
- Bila dokter ahli diatas tdk ada, bisa dokter umum
 Pemeriksaan luar; hanya diperiksa bgn luar dari
korban.
 Pemeriksaan dalam; dilakukan Autopsi
 Autopsi :
- Autopsi klinis: bedah mayat utk penelitian
penyakit.
- Autopsi Anatomis: bedah mayat utk
pendidikan
- Autopsi Forensic: bedah mayat utk penyebab
kematian.

Anda mungkin juga menyukai