Uu No 44
Uu No 44
44 th 2009 Ttg
RS & Hospital Bylaws
Peraturan Internal RS / Hospital Bylaws
Pelayanan Kes.perlu Peraturan Internal RS /PIRS/
Hospital Bylaws dan peraturan Internal Staf Medis/
Medical Staff Bylaws. Ini ditegaskan oleh Persi pd
seminar Nasional IV dan Hospital Expo XIV 2001
di Jakarta.
Diperkuat dgn Kepmen Kes.No
772/Menkes/SK/VI/2002 ttg Pedoman PIRS serta
Kepmenkes No. 631/Menkes/SK/IV/2005 ttg
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical
Staff Bylaws di Rumah Sakit.(PISM)
Hal ini akib.RS dari pelayan.sosial menjadi pelyan
sosial-ekonomi dgn manajemen yg rumit.
PIRS dan PISM dibuat rinci utk kebutuhan RS ybs
(tailors made) sbg bahan rujukan sbg penyelesaian
adanya konflik
Akreditasi RS, isi PIRS dan PISM jadi bahan
pertimbangan dlm penilaian.
Hilman (2004) sbg ketua PERSI menyatakan:
. Tanpa PIRS Kode Etik RS tidak punya arti
. Tanpa PIRS RS rawan thd konflik & KKN
. Tanpa PIRS, konflik di RS sulit selesai/cegah
. Tanpa PIRS, RS ditentukan “siapayg kuat”,
pemilik, Direktur atau para dokter
. PIRS belum ada, bukan berarti tak berbuat, tapi
jadkan “aturan intern” sbg modal awal PIRS
. PIRS perlu utk jamin RS sbg lembaga profesi yg
self governance & tegaknya wibawa.
PIRS dan PISM merup.perpanj.ketentuan hkm
berisi peraturan yg sistematis oleh RS atur semua
manajemen dlm RS itu sendiri.
Ada 3 pilar utama utk pengaturan hub. Yaitu:
Pemilik; Pimpinan dan staf medis perlu
aturan jelas ttg; peran, tugas, kewajiban,
wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja
dari berbagai pihak agar tercipta good
governance
Pemilik RS, memp.otoritas pemanduan; Pimpinan/
Direksi/ Bdn eksekutif fungsinya sbg motor
penggerak; Staf medis sbg pelaku utama (core
business) jumlah dan jenis spesialisasi ber(+) dan
berkembang
Utk capai corporate governance, kerja sama
corporate leadership dgn clinical governance
mell.Komite medik dlm komunitas staf medik hrs
harmonis
Kerangka dasar yg diatur adalah:
1. kontitusi korporasi (AD,ART dari PT/ Yayas,
aset RS dll.
2. Peraturan per-undang2 RS Hospital law
3. Kebijak.kes Pemerintah setmp (Dinkes)
4. Peraturan Internal RS (Statuta, Hosp.Bylaw)
5. Kebijak./Peratur.Penyelenggara RS (Standard
Operating Procedure tiap bag./pelayan, Job
description dll.
6. Aturan HKM umum(KUHP, KUH-Per, UU Tenaga
kerja dll.
“RS dari pendekatan manajemen
strategis” pemilik perlu memp.Visi RS yang
dikaji analisis situasi baik extern, internal
dan kecendrungan(trend) yankes sesuai
perkemb. serta Misi dan tujuan
keberadaan RS disertai strategi dan
kebijakan yg ditempuh.
Inti esensi PIRS adalah atur pembag.tugas
kewajiban,wewenang secara jelas, tegas
dan proporsional antara ke 3 komponen.
Fungsi PIRS
1. Acuan utk pemilik RS melakuk. Pengawasan
2. Acuan utk Direktur dlm mengelola RS
3. Acuan utk Direktur menyusun kebijakan
operasional
4. Sarana utk jamin efektifitas, efisiensi dan mutu
pelayanan
5. Acuan perlindungan hukum semua pihak yg
terkait dgn RS.
6. Acuan dlm menyelesaikan konflik di RS
PIRS bukan peraturan teknis operasional, SOP
dan peraturan2 dari Direksi RS.
PIRS hanya mengatur ttg komponen
administratif(administrative bylaw) Yi: pembagian
tugas, kewajiban,wewenang dan tanggung jawab
antara pemilik, government body (majelis wali
amanah), pimpinan atau direksi RS.
PISM (Medical staff Bylaws), tergolong dlm PIRS,
penyusunannya terpisah karena staf medis
memp.ciri tersendiri di RS. Staf medis
merup.pengelola core bussines di RS.
Dokter memiliki kemandirian & kebebasan profesi
dlm putusan klinis pd pasien, sesuai standar
profesi, kompetensi & standar pelayan medis,
faktanya staf medis tdk terikat pd satu unit kerja
saja, tapi dpt berpindah dari satu unit kerja spt
poliklinik, rawat jalan, rawat inap/ mungkin
operasi di unit lain. Jadi secara internal perlu
pengaturan sendiri.
Jaga mutu pelayan.dan tanggung jawab
medis staf medis hrs lakukan self governing,
self controlling dan self disciplining.
Staf medis dan dokter spesialis memiliki
otonomi kolektif bertanggung jawab
pelayanan ke pimpinan lewat Komite medik.
Jadi setiap dokter hrs mentaati semua
prosedur dan standar pelayanan yg berlaku.
Dalam Peraturan Internal Staf Medis diatur
tentang:
1. Nama dan Tujuan pengorganisasian staf
….
1. Nama dan Tujuan pengorganisasian staf
medis
2. Keanggotaan staf medis
3. Kategori staf medis; dokter tetap, tamu,
konsultan, staf pengajar, residen, serta
pengaturan wewenang dan tanggun
jawab
4. Pelayanan medik
5. Komite Medik
6. Pengaturan jasa medis
7. Mekanisme review dan revisi
8. Pengaturan terkait dg kewajiban dokter
dlm mengisi RM, PTM dan lain2
Pedoman PIRS & PISM Depkes RI (2002):
1. Nama, Tujuan dan filosofi RS
2. Pengatur ttg governing body.
3. Pengorganisasian
4. Mekanisme Pengawasan
5. Direktur RS
6. Mekanisme review dan revisi
7. Tujuan dan fungsi PISM
8. Keanggotaan, Kategori staf medis
9. Pelayan.medik liputi; jenis, mekanisme, tugas
dan tangg.jawab, peran pengampu, dan
residen
10.Upaya pe(+) mutu,a.l. clinical risk manajement,
audit medis, monitoring & evaluasi mutu
pelay.dan mekanisme pengawasan
11.Komite medik dan 12 . Jasa medis.
Hukum dan Etik R. Sakit
R. Sakit, tempat berkumpul sbgn besar nakes dan
menjalankan profesinya. Umumnya telah memp.etik
profesi yg hrs diamalkan anggotanya. Dmk juga RS
telah memp.Etika RS(Ersi). Ersi disusun oleh Persi
(Persatuan RS seluruh Indonesia). Untuk ini perlu lagi
wadah yaitu: Panitia Etik RS (PERS) di RS.
Kode Etik RS ada 4 kewajiban:
1. Kewajiban Umum RS
2. Kewajiban RS thd mayarakat
3. Kewajiban RS thd pasien
4. Kewajiban RS thd staf
Isi kewajiban tsb diatas dicari sendiri.
RS besar di Indonesia telah terbentuk PERS, di luar
negeri dsbt: “Hospital Ethical Comitte”
Manfaat dan tugas PERS
Manfaat:
a. Sumber informasi yg relevan utk selesai kan masalah
etik di RS.
b. Identifikasi masalah pelanggaran etik di RS & beri
pendapat penyelesaiannya.
c. Beri saran pada Direksi RS utk meneruskan atau tidak,
perkara pelanggaran etik ke MKEK.
Tugas:
Membantu para dokter, perawat & nakes lainnya di RS,
dlm masalah pelanggaran Etik maupun pemantapan
pengamalan kode etik masing2 profesi
Masalah Etik yg perlu diatur:
Rekam Medis
Keperawatan
Semua pelayanan yang ada di RS a.l:
- laboratorium, radiologi, medico-legal
- pasien dewasa, pelayanan kes.anak
- klinik, rehabilitasi medik, gawat darurat,
- anastesi, rawat intensif, gawat darurat
- kamar operasi, eutanasia, mediko legal
d.l.l.
Definisi RS: Sarana upaya kesehatan yg
menyelenggarakan kegiatan yankes serta dpt
dimanfaatkan utk pendidikan nakes dan
penelitian (Permenkes
no.159b/Menkes/per/II/88
Men.WHO: Suatu badan usaha yg
menyediakan pemondokan dan memberikan
jasa pelayanan medik jangka pendek &
panjang tda: tindakan
observasi,diagnostik,terapi, rehabilitasi bagi
penderita skt atau luka, melahirkan, ada
klinik berobat jalan, adakalanya tak ada.
Sejarah RS di Indonesia
Ada 3 periode
Periode I:
- Sebelum thn 1960, RS hampir murni utk amal
(charity)
- Periode ini bebas dr tuntutan hkm – kebal hkm, ok
biaya dari uang sumbangan khusus menolong org sakit,
tanpa imbalan
- Tak ada pikiran pasien utk menuntut RS atau dokternya
- Bila terjadi sesuatu tak terduga, merup. Takdir dari
Allah
- Berobat ke RS pemerintah tak perlu bayar, hanya beli
karcis yg begitu murah
Periode II :
- 1960 – 1990: RS Swasta mulai sukar mendpt dana
sumbangan.
- RS.mulai tekor utk tutupi pengeluarannya ok itu hrs
perhitungkan segi ekonomi dan finansialnya.
- RS, mulanya bersifat sosial, bergerak ke sosial-
ekonomi.
- Pd periode ini manajemen RS hrs pandai2 mengelola
RS utk keseimbangan faktor sosial & faktor ekonomi
(break event)
- Faktor sosial menonjol, RS bangkrut, mk dibuat kamar
VIP utk subsidi silang utk menunjang ketekoran kls III.
Periode III: 1990 – sekarang :
- Permenkes No.84/1990, terbuka peluang mendirikan
RS utk cari keuntungan; jadi ada : RS Non profit dan RS
utk profit.
- Kemajuan Iptek & globalisasi bid.kedokt dan
penerapannya di RS, sbbk kompleks nya manajmen RS.
Masy.makin kritis thd pelayanan RS
- Pd hakekatnya RS, suatu organisasi dibentuk badan
hkm (pemerintah,perjan, yayasan, PT atau
perkumpulan)
- Ada kemungkinan sebuah badan hkm bisa dituntut
hkm pidana (RUU KUHP)
Klasifikasi RS
1. Jenis RS: - RS Umum & RS Khusus.
RS Umum: Type- A : sub spesialistik luas
- B2 : subspesiaistik terbatas
- B1 : 11 spesialistik
- C : 4 spesialistik
- D : Pelayanan medik dasar
2. Jenis RS swasta:
a. RS swasta pratama: umum
b. RS swasta Madya: umum + 4 spesialis
c. RS swasta Utama: spesialistik + 2 subspesialistik
Fungsi RS
Menyelenggarakan pelayanan,perawatan,
rehabilitasi
Pencegahan (preventif)
Pendidikan dan latihan
Penelitian
Personel:
a. Tenaga kesehatan sarjana
b. tenaga kesehatan non sarjana
c. Pimpinan RS + Pemilik modal
Tanggung jawab RS
RS dibebani tanggung jawab(responsibility),agar
yankes terselenggara dg baik dan mutu dpt
dipertanggung jawabkan(accountable)
RS, selain pelayanan medis hrs mendukung
pendidikan, pelatihan dan penelitian serta
menjaga dan meningkatkan kes.komunitas
sekitarnya.
Membuat Hospital Bylaws (PIRS & PISM)
KUH per. 1367: Seseorg bukan hanya ber
tanggung jawab atas tindakannya, juga
bertanggung jawab atas tindakan2 orang2 dibwh
tanggungannya
Syarat Rs, lih. Pasal 7 UU.No 44 ttg Rs
Fungsi RS yg melayani pasien mempuny :
1. Kewajiban:
a. merawat pasien dgn mutu perawatan
se-baik2nya
b. pertolongan di UGD
c. siapkan sarana perawt umum &
perlatan medik sesuai tkt RS & urgensi
d. sarana & peraltan medik siap pakai
e. merujuk pasien ke RS lain bila
peralat yg dibutuhkan tdk ada
f. sediakan alat penangkal spt; alat
pemadam api; alt keselamatan darurat
lihat pasal 29. UU. No.44 ttg R.Sakit
2. Hak Rumah Sakit :
a. membuat Hospital Bylaws
b. memilih tenaga keseh.yg bekerja di RS
c. mensyaratkan pasien taati aturan RS
d. mensyaratkan pasien taati aturan dr.
e. dpt tuntut pihak yg lakukan
wanprestasi a.l. pasien, pihak ketiga
dan lain
lihat pasal 30 UU. No.44 ttg RS
UU.RI No.44 thn 2009 ttg RS
UMUM :
Kesehatan sbg salah satu unsur kesejahteran
umum hrs diujudkan mell berbagai Upaya Kes
dlm rangkaian pembangunan kes secara
menyeluruh dan terpadu yg didukung oleh suatu
sist KesNas.
Sejalan dgn amanat pasal 28 H ayat 1 UUDRI thn
1945 telah ditegaskan bahwa setiap org berhak
memperoleh yankes, kmd Pasal 34 ayat 3(tiga)
dinyatakan Negara bertangg jawab atas
penyedian fasilitas yankes dan fasilitas
pelayanan umum yang layak
UU.RI. No 44 thn 2009 ttg R. Sakit