Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

MENINGOENCEPHALITIS TB

Pembimbing : dr. Hj. Rini Sulviani, Sp. A, M. Kes


Presentan : Maria Emmanuelle 201706010125

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA


ATMA JAYA RSUD R. SYAMSUDIN, S.H., SUKABUMI
PERIODE 7 JANUARI – 16 MARET 2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. A
• Tanggal lahir : 19-10-17
• Alamat pasien : Gunung puyuh
• Usia : 1 tahun 3 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• BB : 7 kg
• PB : 70 cm
• Tanggal masuk : 20-01-2019
• Tanggal periksa : 5-02-2019
• Caregiver : Ayah
IDENTITAS IBU
• Nama : Ny. R
• Usia : 27 th
• Alamat : Gunung puyuh
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Pendidikan : SMP
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
IDENTITAS AYAH
• Nama : Tn. T
• Usia : 31 th
• Alamat : Gunung puyuh
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Penghasilan : +- Rp5.000.000/bulan
• Pendidikan : SMP
• Suku : Sunda
• Agama : Islam
ALLOANAMNESIS dengan
Ayah pasien
• Keluhan Utama :
▫ Muntah setiap pemberian susu lebih dari 60 ml melalui
NGT

• Keluhan tambahan :
▫ Demam sejak 1 hari SMRS
▫ Mata tidak dapat menutup sejak 20 hari SMRS
▫ Penurunan kesadaran sejak 20 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak pertengahan November 2018 pasien sering
muntah-muntah. Dikatakan muntah dengan frekuensi
+- 4x/hari berisi makanan dan cairan. Pada tanggal 2
Desember pasien mengalami muntah sebanyak 5x di
pagi. Muntah berisi makanan dan cairan. Darah dan
lendir (-).

• Muntah-muntah tersebut didahului oleh batuk yang


berdahak namun sulit dikeluarkan. Dahak dapat keluar
saat pasien muntah dan berisi lendir yang kental
berwarna putih. Batuk terjadi tidak sering dan
berlangsung kurang lebih 1 minggu
• Lalu pasien dibawa ke RS Secapa dan dirawat. Saat
dirawat, pasien mengalami panas tinggi (nafas menjadi
cepat, cuping hidung kembang kempis, rewel (+),
kemerahan pada kulit (-).

• Pada 2 Desember pasien juga mengalami kejang


kelojotan selama kurang lebih 5 menit dan diberikan
obat anti kejang. Setelah kejang berhenti pasien tidak
rewel dan cenderung tidur. Pasien dirujuk ke RSUD
Syamsudin SH. Pasien kemudian dirawat di dibangsal
Tanjung RSUD Syamsudin SH selama 1 hari. Kebiruan
pada bibir atau kuku pasien saat kejang disangkal.
• Pasien dilakukan pemeriksaan scan otak dan pungsi
lumbal dan dinyatakan mengalami radang selaput
otak. Pasien lalu dipindahkan ke PICU. Kesadaran
pasien membaik dan dipindahkan ke bangsal
Tanjung. Di bangsal dirawat dan keadaan pasien
membaik dimana pasien sudah dapat menyusu
sehingga pasien dipulangkan.

• Pada hari kedua ketika dimasukkan obat ke mulut


pasien, pasien langsung muntah dan setelah itu
pasien tidak dapat lagi minum, muntah-muntah
setiap diberikan susu, dan mengalami penurunan
kesadaran. Pasien kemudian dirawat kembali di
bangsal Tanjung.
• Setelah dirawat di bangsal tanjung selama 6 hari,
pasien dipulangkan dengan selang NGT. Namun
setelah 2 minggu, pasien datang ke IGD RSUD
Syamsudin SH tanggal 20 Januari 2019, dibawa
oleh ayah pasien dengan keluhan muntah setiap
pemberian susu lebih dari 60 ml melalui NGT sejak
1 hari SMRS. Muntah dirasakan setiap pemberian
susu dengan frekuensi >5x/hari. Lendir (-), darah (-
). Muntah menyemprot disangkal.
• Pasien mengalami demam 1 hari SMRS. Demam
dirasakan tinggi oleh perabaan tangan ayah, tidak
diukur suhunya. Nafas pasien menjadi lebih cepat (+),
ada kemerahan pada kulit (-), hidung kembang kempis
saat bernapas (-), menggigil (-). Demam dirasakan
terus menerus.

• Pasien mengalami penurunan kesadaran sejak 20 hari


SMRS dimana pasien menjadi tidak respon terhadap
sekitar, tangan dan kaki pasien yang menjadi kaku
serta pasien tidak berbicara.
• Keluhan penurunan berat badan tidak diketahui oleh
ayah pasien. Mata menjadi cekung, kulit dan bibir
menjadi kering disangkal oleh ayah.

• Pembuatan susu dikatakan oleh ayah sudah sesuai


dengan merebus botol dengan air mendidih dan
membuat susu dengan menggunakan air matang.
Ayah juga rajin mencuci tangan dengan sabun
sebelum membuat susu pasien.
• Riwayat benjolan pada perut, sering muntah
dari lahir disangkal. Keluhan lain seperti pasien
menjadi kuning, kekurangan asupan sebelum
terjadi penurunan kesadaran, trauma kepala,
meminum obat dalam dosis banyak, bengkak
pada tubuh atau wajah, BAK berdarah atau BAK
menjadi sedikit disangkal

• Riwayat terjadinya demam tinggi pada


lingkungan sekitar, riwayat berpergian 2 minggu
terakhir, kemerahan pada kulit, perdarahan,
keluhan BAB BAK disangkal
• Kemerahan pada bagian punggung, panggul,
dan lutut (-). Benjolan pada daerah leher atau
ketiak (-). Tampak pasien menjadi sesak napas
hebat (-). Perut menjadi besar dan tampak
kembung (-)

• Ketika ditanyakan kepada ayah dan nenek


pasien, diketahui pasien memang sering
berkontak dengan Ibunya yang pernah
menjalani pengobatan paru sebelumnya dan
sudah tuntas namun kambuh kembali dan
didiagnosis sebagai TB MDR.
• Pasien sedang menjalani pengobatan paru yang
sudah berjalan selama 2 bulan (KDT dengan
dosis 1 tablet) namun tidak ada perbaikan
sehingga pengobatan dihentikan sejak masuk
rumah sakit dan diganti dengan streptomisin
injeksi.

• Di RS pasien diberikan cairan infus,


parasetamol, antibiotik, dan obat mual.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
• Riwayat dirawat di RS sebelumnya : (+) di RS Secapa dan dirujuk
ke RSUD Syamsudin
• Riwayat batuk 1 minggu dan jarang terjadi batuk
• Riwayat alergi susu disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
• Riwayat kejang sebelumnya disangkal
• Riwayat trauma kepala disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat Ibu TB kasus kambuh kembali (+)
• Riwayat alergi makanan disangkal
• Riwayat kejang disangkal
• Riwayat asma disangkal
Riwayat Pengobatan

• IVFD 2A 700cc/24 jam


• OAT dilanjutkan
IGD RSUD • Paracetamol 4 x 80 mg IV
Syamsudin •

Ondansetron 2 x 1 mg IV
Gentamisin salep mata
• Cefotaxime 2 x 175 mg IV
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

• Keadaan ibu saat hamil: baik, tidak ada komplikasi


• ANC : rutin 9x kali, di puskesmas, oleh bidan dan dokter.
• Imunisasi TT : ibu pasien tidak ingat
• Obat rutin saat kehamilan : vitamin dan obat penambah
darah
• Konsumsi rokok, alkohol dan napza selama hamil
disangkal.
RIWAYAT KELAHIRAN
• Tempat kelahiran : Puskesmas
• Penolong kelahiran : Bidan
• Cara persalinan : Per vaginam
• Hambatan persalinan : Tidak ada
• Masa gestasi : Cukup bulan, 8-9 bulan
• Imunisasi pasien : Lengkap menurut kemenkes
• Keadaan bayi :
• BBL: 2400 gram
• PBL: 48 cm
• LKL: ibu pasien tidak ingat
• Pasien merupakan anak satu-satunya



Perkembangan sesuai KPSP
usia 12 bulan




Imunisasi belum lengkap


menurut KEMENKES 2017
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Sesuai usia

RIWAYAT MAKANAN

0 - 15 bulan : Susu formula 8x60 mL


PEMERIKSAAN FISIK 5/2/19(HR
: 17 di PICU)
• Keadaan umum: tampak sakit berat
• Kesadaran : Koma (E1M2V1)
• Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 128/75mmHg (N : 90-105/55-70)
Laju nadi : 145x/ menit, teratur, kuat, penuh
(N:80-125)
Laju napas : 30x / menit (N:20-30)
Suhu : 36,5 derajat celcius (N:36,5-37,5)
SpO2 : 90% dengan NRM 5 lpm (N : >=
95%)
ANTROPOMETRI

Berat Badan : 7 kg • WFA : (-2) – (-3)


• LFA : (-2) – (-3)
Panjang Badan : 70 cm
• WFL : (-1) – (-2)
Lingkar kepala : 47 cm • LK : (1) – (2)

Kesimpulan : Status gizi baik menurut WHO


PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Hasil Pemeriksaan Fisik
Organ
Kepala : Normosefali, deformitas -, UUB datar

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), konjungtivitis (+/-),


edema palpebra (+/-), mata cekung (-/-), RCL +/+, RCTL +/+,
pupil isokor 2mm/2mm, strabismus (-/-), pemeriksaan funduskopi
tidak dilakukan
Wajah : Simetris
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), nasal flaring (+)

Telinga : Meatus akustikus eksternus (+/+), deformitas (-), sekret (-/-),


darah (-/-), membran timpani intak/intak
Mulut : Mukosa oral basah, faring hiperemis (-), T1/T1 hiperemis (-)
Leher : Trakea teraba di tengah, limfadenopati (-), pembesaran KGB
leher (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Organ Hasil Pemeriksaan Fisik
Paru
• Inspeksi : Gerakan napas tampak simetris, retraksi subcostal (+/+),
intercostal (+/+) , suprasternal (-/-), barrel chest (-)
• Palpasi : Gerakan napas teraba simetris, vocal fremitus kiri = kanan
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS III
• Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Organ Hasil Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• Inspeksi : Tampak cembung
• Auskultasi : BU (+) 3x/menit
• Palpasi : Supel, hepatomegali (-), splenomegali (-),
turgor kulit abdomen baik
• Perkusi : Timpani pada semua regio abdomen
Punggung : Alignment vertebra baik
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <3 detik,
edema (-/-/-/-)
Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora, sekret (-)
Kulit : Rash (-), turgor kulit baik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus kranialis
N. I : tidak dapat dinilai
N. II : visus tidak dapat dinilai, funduskopi tidak dilakukan
N. III, IV, VI : pupil isokor 2mm/2mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+), nystagmus (-/-), strabismus (-/-), gerakan bola mata
(-) ke segala arah, ptosis (-/-), lagoftalmus (+/+)
N. V : refleks kornea (+/+)
N. VII : wajah simetris, gerakan wajah tidak dapat dinilai
N. VIII : tidak dapat dinilai
N. IX, X : refleks muntah (+)
N. XI : tidak dapat dinilai
N. XII : deviasi lidah, atrofi lidah, fasikulasi tidak dapat dinilai
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Motorik
• Spasme dan rigiditas pada semua ekstremitas
• Otot dalam kondisi hipertonus

Sensorik
• Tidak dapat dinilai

Otonom
• BAK (+) dengan kateter, BAB (+), Keringat (+)

Refleks fisiologis:
• Bisep : ++ | ++
• Trisep: ++ | ++
• Patella: ++ | ++
• Achilles: ++ | ++
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk +
Tes kernig -/-
Brudzinski I –
Brudzinski II -/-

Refleks patologis:
• Babinski (+/+)
• Chaddock (-/-)
• Oppenheim (-/-)
• Gordon (-/-)
• Schaeffer (-/-)
• Klonus (-/-)

Refleks primitif:
• Rooting reflex (-)
• Plantar dan palmar grasping (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriks 6/2/19 4/2/19 26/1/19 21/1/19 20/1/19 27/12/1 20/12/1 13/12/1 6/12/18 5/12/18 4/12/18
aan 8 8 8

Hemoglo 8.4 12.5


15.9 12.3 10.5 10
bin

Hematoc 25 46
46 41 35 31
rit

Leukosit 5900 14.200


7700 14.500 8800 5800

Trombosi 302000 244.000


t 265000 470.000 457000 581000

Eritrosit 4 6.8
6.8 6.1 5.5 5.2

MCV 67 62 67 67 64 60

MCH 23 21 18 20 19 19

MCHC 35 34 28 30 30 32
6/2/1 4/2/1 26/1/ 21/1/ 20/1/ 27/12 20/12 20/12 13/12 6/12/ 5/12/ 4/12/
9 9 19 19 19 /18 /18 /18 /18 18 18 18
GDS 97 234 90 112

SGOT 364 942

SGPT 403 926

Ureum 24 14

Kreati 0.57
0.44
nin
Na 129 147 140 126
131

K 2.5 3.5 4.7 4.5


4

Cl 86 102 90
89

Ca 8.1 10.9 10.2


10.2
Cairan Tubuh 6/12/18

Warna Kuning jernih


Bekuan darah Negatif
PMN -
MN -

Volume 3
Jumlah sel leukosit
6

Nonne negatif
Pandy negatif
Glukosa cairan
12

Protein cairan
90
Mikrobiologi 28/1/19 27/12/18 15/12/18

Waktu dahak pagi


pagi

Visual dahak Nanah Nanah


lendir lendir

hasil Negatif hasil


pemeriksaan TCM Negatif hasil Negatif hasil
MTP NOT pemeriksaan TCM pemeriksaan TCM
MTP NOT MTP NOT
DETECTED
DETECTED DETECTED
(NEGATIF) (NEGATIF) (NEGATIF)

Jenis sampel sputum


sputum Bilasan lambung
Hasil pemeriksaan BNO 3 posisi –
21 Januari 2019

Kesan : susp. Ileus


obstruktif letak rendah
dd/ hirschprung disease
• Hasil pemeriksaan CT scan kepala tanpa
kontras – 5 Desember 2018
• CT scan kepala 16 slice tanpa kontras potongan
axial, sagital, koronal didapatkan kesimpulan:
Hydrocephalus communicans ditandai dengan
pelebaran sisterna ventrikel lateralis kanan dan
kiri, ventrikel 3 dan 4, sulcy dan gyri
disekitarnya menyempit. Lainnya dalam batas
normal.
Hasil pemeriksaan Rontgen
thorax – 19 Oktober 2018
RESUME
An. A, 1 tahun 3 bulan

An. A usia 1 tahun 3 bulan datang ke IGD RSUD Syamsudin SH tanggal 20


Januari 2019, dengan keluhan muntah setiap pemberian susu lebih dari 60 ml
melalui NGT, demam 1 hari SMRS, dan penurunan kesadaran sejak 20 hari.
Tangan dan kaki kaku serta pasien tidak berbicara.

Riwayat meningitis pada Desember 2018. Riwayat keluarga pada Ibu


menderita TB Paru kasus kambuh.

PF :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Coma (E1M2V1)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 128/75 mmHg
Nadi : 145x / menit teraba regular, kuat dan penuh
Laju Nafas : 42x /menit, ireguler, cepat
Suhu : 37o C, pukul 12.00: 40o C
SpO2 : 90% dengan NRM 5 lpm
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 80/60 mmHg
• RESUME
Laju nadi : 115x/ menit, teratur, kuat, penuh
Laju napas : 30x / menit
Suhu : 36,5 derajat celcius

Antropometri :
BB : 5,9 kg
PB : 60 cm
LK : 47 cm
Status gizi baik menurut WHO
• Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), nasal
flaring (+)
• Leher : Trakea di tengah, benjolan (-),
pembesaran KGB leher (-)
• Paru
• Inspeksi : Gerakan napas tampak simetris, retraksi
subcostal (+/+),
• intercostal (+/+) , suprasternal (-/-), barrel chest (-)
• Palpasi : Gerakan napas teraba simetris,
vocal fremitus kiri = kanan
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler (+/+),
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan neurologis
• Tanda peningkatan TIK:

Subjektif: Sakit kepala, pandangan kabur tidak diketahui


Objektif: bradikardi (-), hipotensi (-), takipneu (+)

• Rangsang Meningeal:
Kaku kuduk : Positif

• Nervus Kranialis
N. III, IV, VI : pupil isokor 2mm/2mm, refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), lagoftalmus (+/+)
N. V : refleks kornea (+/+)

• Motorik
Spasme dan rigiditas pada semua ekstremitas
Otot dalam kondisi hipertonus

• Refleks patologis:
Babinski (+/+)
DIAGNOSIS KERJA
• Meningoensefalitis TB
• Status gizi baik menurut WHO
• Status imunisasi tidak lengkap menurut
KEMENKES
Diagnosis banding
• Meningoensefalitis viral

Saran pemeriksaan :
Kultur CSF
Pemeriksaan BTA
CT Scan kepala
Uji resistensi obat pada TB
Tatalaksana umum
• Rawat dalam bangsal
• elevasi kepala 30 derajat
• IVFD KaEn Mg3 30 cc/jam
• O2 2 lpm via NRM
• Diet cair 560 kkal/hari (80 kkal/kg/hari)
Tatalaksana khusus
• OAT 2HRZE/10HR
• Prednison 4x5 mg (2-4 mg/kg/hari)
• Ampicilin 300 mg / 6 jam selama 10-14 hari
• PCT 70 mg IV k/p demam
Prognosis
• Quo ad Vitam : dubia ad malam
• Quo ad Fungsionam : dubia ad malam
• Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
Follow-up 5/2/19
Follow-up Kamis
HR 17 (PICU)
S -

O KU Tampak sakit berat


Kesadaran Koma (E1M2V1)
Berat badan 7 kg

TD 126/87

HR 131

RR 30

Suhu 37,6

A Meningitis TB
P  IVFD KaEN Mg3 20 cc/jam
 O2 2 LPM via NRM
 Diet cair 8 x 80 cc via NGT
 Ranitidin 2 x 10 mg IV
 Paracetamol 70 mg IV k/p demam
 Dexamethasone 3 x 2 mg IV
 Streptomisin 1 x 150 mg IM
 Ceftazidine 3 x 300 mg IV
Follow-up 7/2/19
Follow-up Kamis
HR 19 (Tanjung)  dipindahkan dengan alasan tanda tanda vital
relatif stabil

S -

O KU Tampak sakit berat


Kesadaran Koma (E1M2V1)
Berat badan 7 kg

TD 101/60

HR 145

RR 25

Suhu 36,8

A Meningitis TB
P  IVFD KaEN Mg3 6,6 cc/jam
 O2 2 LPM via NRM
 Diet cair 8 x 80 cc via NGT
 Paracetamol 70 mg IV k/p demam
 Dexamethasone 3 x 2 mg IV
 Streptomisin 1 x 150 mg IM
 Ceftazidine 3 x 300 mg IV
Follow-up 8/2/19
Follow-up Kamis
HR 20 (Tanjung)
S Ayah mengatakan pasien belum sadar, mencret (+)

O KU Tampak sakit berat


Kesadaran Koma (E1M2V1)
Berat badan 7 kg

TD -

HR 152

RR 35

Suhu 38,8

Mata Cekung

Kulit Turgor lambat kembali

A Meningitis TB + dehidrasi berat


P  IVFD KaEN Mg3 6,6 cc/jam
 Diet cair 8 x 90 cc via NGT
 Ranitidine 2 x 8 mg IV
 Paracetamol 70 mg IV k/p demam
 Dexamethasone 3 x 2 mg IV
 Streptomisin 1 x 150 mg IM
 Ceftazidine 3 x 300 mg IV
 Curliv 3 x 1 cth
Follow-up 14/2/19
Follow-up Kamis
HR 26 (Tanjung)
S -

O KU Tampak sakit berat


Kesadaran Koma (E1M2V2)
Berat badan 7 kg

TD -

HR 140

RR 24

Suhu 37,2

A Meningitis TB
P  IVFD KaEN Mg3 6,6 cc/jam
 Diet cair 8 x 70 cc via NGT
 Ranitidine 2 x 8 mg IV
 Paracetamol 70 mg IV k/p demam
 Dexamethasone 3 x 2 mg IV
 Streptomisin 1 x 150 mg IM
 Ceftazidine 3 x 300 mg IV
 Curliv 3 x 1 cth
Follow-up 18/2/19
Follow-up Kamis
HR 30 (Tanjung)
S Tidak ada muntah, tidak ada sesak, BAB 1x

O KU Tampak sakit berat


Kesadaran Sopor (E1M3V2)

Berat badan 7 kg

TD -

HR 142

RR 28

Suhu 37,5

A Meningitis TB
P  IVFD KaEN Mg3 6,6 cc/jam
 Diet cair 8 x 70 cc via NGT (mulai dinaikkan 10 cc setiap hari)
 Ranitidine 2 x 8 mg IV
 Paracetamol 70 mg IV k/p demam
 Dexamethasone 3 x 2 mg IV
 Streptomisin 1 x 150 mg IM
 Ceftazidine 3 x 300 mg IV
 Curliv 3 x 1 cth
 Fisioterapi wicara dan motorik
Tinjauan pustaka
DEFINISI

Meningitis tuberkulosis merupakan


peradangan pada selaput otak (meningen)
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberkulosis. Penyakit ini merupakan salah
satu bentuk komplikasi yang sering muncul
pada penyakit tuberkulosis paru.
Mycobacterium tuberculosis
• Bakteri batang gram positif
• Berukuran 0.4-3 µ
• Sifat tahan asam
• Hidup selama berminggu-
minggu dalam keadaan kering
• Lambat bermultiplikasi (setiap
15 sampai 20 jam).
BTA masuk tubuh

Patofisiolo Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna
gi ↓
Multiplikasi
Meningitis ↓
Infeksi paru / focus infeksi lain

TB ↓
Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain
Bila daya tahan tubuh menurun

Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS
Manifestasi Klinis

Stadium
Demam (tidak terlalu tinggi), nafsu makan
I menurun, nyeri perut, sakit kepala,
gangguan tidur, mual, muntah.

Stadium Adanya kelainan neurologik, disorientasi,


II bingung, kejang, tremor, hemiparesis dan
penurunan kesadaran.

Stadium Pernafasan irregular, edema papil, hiperglikemia,


III kesadaran semakin menurun, otot ekstensor
menjadi kaku dan spasme.
Kriteria Diagnosis
 Anamnesis : riwayat kejang atau penurunan
kesadaran (tergantung stadium penyakit), adanya
riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis .
 Pemeriksaan fisik : tergantung stadium penyakit.
 Pungsi lumbal selama 3 hari berturut-turut. Terapi
dapat langsung diberikan tanpa menunggu hasil
pemeriksaan pungsi lumbal kedua dan ketiga
 Foto toraks : dapat menunjukkan adanya gambaran
tuberkulosis.
TERAPI

Anda mungkin juga menyukai