Anda di halaman 1dari 11

GAYA GEMPA DINAMIS

KELOMPOK 2 & 6
FERDIN RENALDI DESWARA SEKAR KRISNA SOSANG
TIAS ADI PUTRA ANI RAMADHANI
JUNAIDI SUN YOGA KRESNA SUGIYANTO
TUJUAN PERSENTASI

MENGETAHUI DEFINISI MENGETAHUI TENTANG


GAYA GEMPA? GAYA GEMPA DINAMIS?
PENDAHULUAN
Gempa bumi adalah sebagian dari proses alam yang
membentuk permukaan bumi dan terbentuknya gunung ,
bukit dan lembah-lembah. Gempa bumi yang sering
terjadi adalah gempa tektonik yaitu terlepasnya energi
pada kerak bumi yang dilepaskan secara tiba-tiba sehingga
menimbulkan arah gaya yang tidak beraturan/acak
kesegala arah.
GAYA GEMPA
Pada prinsipnya gaya gempa bekerja sebanding
dengan berat massa bangunan dan dapat dirumuskan
dengan hukum Newton ; F = m.a (m = massa
bangunan, a = percepatan yang dihasilkan). Sehingga
semakin berat massa bangunan semakin besar gaya
gempa yang bekerja pada bangunan tersebut. Hal ini
sangat berpengaruh pada konsep dasar perencanaan
bangunan untuk dapat bertahan terhadap gaya
gempa yang timbul.
Gaya gempa Gaya Horizontal
Gaya Vertikal yang bekerja Gaya ini bekerja pada
Gaya ini berpengaruh pada elemen bangunan akibat
terhadap elemen respons bangunan dan
bangunan pendukung struktur dapat sistem pondasinya dan
gaya normal, seperti dibedakan bukan disebabkan oleh
kolom-kolom, jenis menjadi dua percepatan gerakan
balok kantilever dan tanah. Muatan gempa
dinding-dinding horizontal dianggap
pendukung. Terutama bekerja dalam arah
pada bagian kantilever, sumbu-sumbu utama
gaya gempa vertikal ini bangunan yang pada
sangat berpengaruh bangunan bertingkat
karena akan tinggi gaya yang lebih
mengakibatkan ayunan menonjol adalah gaya-
pada pada kantilever gaya dorong yang
tersebut. berasal dari tiap lantai.
Penyaluran gaya gempa dengan arah horizontal akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk atau
“deformasi” yaitu karena terjadinya tegangan-tegangan pada seluruh bangunan terutama pada elemen-
elemen pendukungnya.
Ada 4 jenis deformasi yang terjadi pada struktur bangunan akibat gaya horizontal
• Deformasi Lentur Terjadi pada struktur bangunan yang mempunyai massa yang terbagi rata. Misalnya ;
bangunan-bagunan dengan komposisi dinding-dinding masif dan solid antara lain seperti dinding geser
(shear wall), dinding pendukung beban vertikal (bearing wall).
• Deformasi Geser Terjadi akibat getaran horizontal kolom-kolom bangunan bertingkat banyak disertai
dengan sistem plat lantai yang kaku. Umumnya terjadi pada sistem struktur rangka baja yaitu dimana
plat-plat lantai kaku (sebagai diafragma).
• Deformasi Torsi Terjadi akibat “twisting” dari massa bangunan yang mempunyai kekakuan yang
berbeda sebagi satu kesatuan. Misalnya pada bangunan dengan banyaknya perbedaan distribusi
kekakuan pada bagian-bagiannya. Bangunan terpatah-patah pada arah vertikal. Setiap bagian
bangunan mempunyai reaksi yang berbeda-beda.
• Deformasi Guling “Over Turning” Terjadi efek guling akibat bagian dsar bangunan jauh lebih kaku dari
bagian diatasnya. Sebagai contoh pada bangunan-bangunan dengan sistem balok-balok transfer yang
kuat dan sangat kaku; pada podium-podium yang sangat kokoh, sementara bagian bangunan yang
menjulan tinggi tidak menyatu utuh dengan dasarnya atau dudukannya.
METODE GEMPA DINAMIS
• Gaya Lateral
Getaran gempa bumi akan menimbulkan gaya lateral pada dasar struktur
berupa gaya geser dasar bangunan (base shear, V), dan akan terdistribusi pada
tiap lantai bangunan sebagai gaya lateral tingkat (gaya horisontal tingkat, F).
Besarnya V dan F dapat ditinjau berdasarkan pembebanan gempa nominal
statik ekuivalen maupun dinamik, yang diatur dalam SNI 1726:2012.
Struktur bertingkat banyak/tinggi harus dirancang memiliki stabilitas yang
memadai dan mampu menahan gaya lateral. Sistem struktur penahan gaya
lateral terletak pada kekakuan kolom yang dapat menahan gaya lateral, sehingga
deformasi/simpangan yang terjadi tidak melebihi persyaratan yang ditentukan.
• Metode Statik Ekuivalen
Menurut tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, SNI
1726:2012, beban geser dasar nominal statik ekuivalen V yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung dengan
persamaan 1 sampai 4.

1. 𝑉 = 𝐶𝑆 . 𝑊
𝑆𝐷𝑆
2. 𝐶𝑆 = 𝑅
𝐼𝑒

𝑆𝐷1
3. 𝐶𝑆 = 𝑅
𝑇 𝐼
𝑒

4. 𝐶𝑆 = 0,0004 . 𝑆𝐷𝑆 . 𝐼𝑒 ≥ 0,01

V = Geser dasar seismik 𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang perioda pendek (0,601 g)

R = faktor modifikasi respons (Rx=Ry=8.0)


Cs = koefisien respons seismic

Le = faktor keutamaan gempa (le=1.0)


W = berat seismik efektif

T = waktu
Untuk perencanaan struktur gedung melalui analisis dinamik Time History terhadap pengaruh Gempa Rencana pada taraf pembebanan gempa
nominal, percepatan muka tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan ke taraf pembebanan gempa nominal tersebut, sehingga nilai percepatan
puncaknya A menjadi:

𝑨𝟎 .𝑰
𝑨= 𝑹

A = nilai percepatan puncak

Ao = Percepatan puncak muka tanah (Tabel 1).

R = faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang bersangkutan, sedangkan I adalah Faktor Keutamaan.

I = Faktor Keutamaan
Nilai akhir respon dinamik struktur gedung terhadap pembebanan
gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu
tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respon ragam pertama, maka gaya
geser tingkat nominal akibat pengaruh gempa rencana sepanjang tinggi
struktur gedung hasil analisis harus dikalikan dengan faktor skala.

0.8𝑉1
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = ≥1
𝑉𝑡
V1 = gaya geser dasar nominal sebagai respon dinamik ragam pertama saja

Vt = gaya geser dasar maksimum yang diperoleh dari hasil analisis dinamik yang sudah dilakukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai