Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anatomi
KLASIFIKASI
Cedera tumpul
Mekanisme Cedera
Cedera tembus
Fraktur kranium
Perdarahan
Morfologi
Cedera difus
Kontusio
MEKANISME CEDERA
Fraktur Konveksitas
Berdasarkan (kubah tengkorak)
lokasi fraktur Fraktur Basis
Kranii
Fraktur Kranium
1. Fraktur Linear Sederhana
Fraktur berupa garis tunggal/ stellata pada tulang
tengkorak, mengenai seluruh ketebalan tulang
kepala, tidak ada pergeseran.
Rontgen : gambaran garis
radiolusen.
Terapi : observasi, tidak ada
penanganan khusus.
2. Fraktur Diastasis
Fraktur pada sutura tulang tengkorak sehingga
menyebabkan pelebaran sutura.
Lebih sering pada bayi dan balita karena sutura
belum menyatu sempurna.
Rontgen : gambaran radiolusen
pada daerah sutura.
3. Fraktur Kominutif
Fraktur tulang tengkorak
lebih dari 1 fragmen tulang.
Tatalaksana : fraktur tertutup
tanpa lesi intrakranial tidak
perlu diterapi khusus.
Namun, luka terbuka maka
perlu penanganan ahli
bedah saraf untuk
debridement dan menutup
defek.
4. Fraktur depressed
Fraktur yang disertai dengan fragmen patahan tulang terdorong
kedalam.
Fraktur dapat menyebabkan penekanan atau laserasi pada
duramater dan jaringan otak.
Rongten : gambaran double contour.
CT Scan : diperlukan untuk menentukan kedalaman penekanan dan
menyingkirkan hematom intrakranial
atau kontusio.
Fraktur Basis Cranii
Fraktur yang mengenai dasar tulang
tengkorak.
70% fossa anterior, 20% fossa media, 10%
fossa posterior.
Raccoan eyes
Gejala :
1. Ekimosis periorbital (Raccoon eyes)
2. Ekimosis retroaurikular (Battle’s sign)
3. Rhinorea atau Otorea
4. Gangguan N. VII dan N. VIII
Battle’s sign
Pemeriksaan penunjang : CT Scan dengan
gambaran bone window.
Tatalaksana : konservatif atau pembedahan.
Indikasi pembedahan :
1. Kebocoran LCS setelah trauma disertai meningitis.
2. Fraktur os pertosus yang melibatkan otic capsule.
3. Fraktur os temporal disertai dengan kelumpuhan otot
wajah.
4. Pneumocephalus
lebih dari 5 hari.
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
PERDARAHAN
PERDARAHAN PERDARAHAN
INTRASEREBRA
EPIDURAL SUBDURAL
L
PERDARAHAN EPIDURAL
•Pengumpulan darah diantara
tabula interna dan duramater
(ruang epidural)
• Fraktur linier laserasi A.
meningea media (tersering) atau
vena
•Gejala klinis khas : interval
lucid
• Gejala sakit kepala, mual,
muntah, penurunan kesadaran,
pupil mata anisokor, yaitu pupil
ipsilateral melebar, hemiparesa
kontralateral.
• Kesan CT-Scan: hiperdens
biconvex/lentikular
PERDARAHAN SUBDURAL
• Perdarahan yang
mengumpul diantara
duramater dan arachnoid
(ruang subdural)
• Robekan pembuluh darah/
vena-vena kecil di
permukaan korteks serebri.
• Biasanya mengikuti dan
menutupi hemisfer otak
• Gejala: sakit kepala, mual,
muntah, papiledema, pupil
anisokor, sampai
penurunan kesadaran.
• Kesan CT-Scan:
hiperdensitas seperti bulan
sabit.
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
• Pengumpulan darah
fokal diakibatkan oleh
cedera regangan atau
robekan pembuluh-
pembuluh darah
intraparenkimal otak.
• Kebanyakan
dihubungkan dengan
kontusio serebri
• Gejala defisit
neurologis, sakit
kepala, muntah,
papiledema
PRIMARY SURVEY
AIRWAY
A •Periksa jalan nafas jika ada obstruksi atau benda asing, pasang
endotracheal Tube (ETT) atau pipa orofaring, suction
BREATHING
B
•Perhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu
respirasi normal berikan oksigen
CIRCULATION
C •Periksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut
nadi
DISABILITY
D
•Periksa GCS dan refleks pupil
EXPOSURE
E •Lepaskan pakaian mencari cedera lain yang mungkin ada,
dengan log roll
Secondary Survey
1. Inspeksi seluruh kepala meliputi wajah
2. Palpasi seluruh permukaan kepala meliputi wajah
3. Inspeksi seluruh laserasi pada scalp
4. Tentukan skor GCS dan respon pupil
5. Periksa tulang servikal
6. Catat adanya cedera neurologis
7. Periksa kembali pasien secara terus menerus
Pemeriksaan Penunjang
A. Foto Polos Kepala
B. CT Scan Kepala
Penatalaksanaan Cedera Kepala Ringan
Definisi : Pasien sadar dan berorientasi (GCS 13-15)
Pemeriksaan inisial
- Sama dengan pemeriksaan pasien CKR ditambah dengan
pemeriksaan darah sederhana.
- Pemeriksaan CT Scan Kepala pada semua kasus
- Dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah syaraf
Cairan Intravena Cairan IV, darah, dan produk darah untuk resusitasi dan mempertahankan kondisi normovolemia
Atasi hiponatremia
Hindari memberi cairan berlebihan
Tidak memberi cairan hipotonik
Tidak memberi cairan yang mengandung glukosa karena bahaya untuk otak yang trauma
SDH kronis
Terdapat penurunan kesadaran/defisit neurologis/kejang
Ketebalan lesi >1cm
Perdarahan GCS 6-8 dengan perdarahan parenkim otak pada daerah frontal atau temporal, volume
Intraserebral perdarahan >20cc, dengan pergeseran struktur midline ≥5mm dan atau kompresi pada sisterna
(Parenkim Otak) Perdarahan parenkim otak dengan volume perdarahan >50 cc
Terdapat tanda-tanda deteroriasi neurologis progresif, hipertensi intrakranial refrakter dengan
medikamentosa, didapatkan tanda efek massa pada CT Scan
TERIMA KASIH