Anda di halaman 1dari 15

PENGUJIAN KUAT TEKAN TANAH LEMPUNG

DENGAN CAMPURAN SEMEN PORTLAND UNTUK


PEMBANGUNAN JEMBATAN DI DISTRIK WAYAU

DISUSUN OLEH
FERDIN RENALDI DESWARA
2015 22 201 066
• LATAR BELAKANG
• RUMUSAN MASALAH
• TUJUAN PENELITIAN
• MANFAAT PENELITIAN
• BATASAN MASALAH
PENDAHULUAN • SISTEMATIKA PENULISAN

• LANDASAN TEORI
• KETELITIAN DAN KEBIASAN
TINJAUAN
PUSTAKA

• TINJAUAN UMUM
• BAHAN UJI
METODE • CARA KERJA

PENELITIAN
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Tanah lunak adalah tanah yang jika tidak dikenali dan MANFAAT PENELITIAN
diselidiki secara berhati-hati dapat menyebabkan masalah
1. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan peneliti khususnya
ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak pada pekerjaan infrastruktur.
dapat ditolerir; tanah tersebut mempunyai kuat geser yang
rendah dan kompresibilitas yang tinggi. Tanah lunak terbagi 2. Sebagai salah satu ide dalam pengembangan ilmu
menjadi dua, yaitu tanah lempung lunak dan tanah gambut pengetahuuan sehingga menambah wawasan khususnya pada
(Panduan Geoteknik 1 Proses Pembentukkan dan Sifat-Sifat kekuatan-kekuatan tanah untuk pembangunan infrastruktur.
Dasar Tanah Lunak, 2002).

BATASAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH Batasan-batasan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
Tanah yang dipakai tanah lempung dari distrik wayau.
1. Melakukan pengujian penstabilisasian tanah Uji index properties
lempung. tanah asli untuk mengetahui sifat fisis tanah yang
2. melakukan pengujian kuat tekan tanah dilakukan pada awal penelitian, meliputi:
• Uji Kadar Air
lempung • Uji Berat Jenis Tanah
3. pengujian kadar air tanah lempung • Uji Nilai Atterberg (batas-batas konsistensi)
• Uji Distribusi Butiran atau Analisa Saringan.

TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui sifat fisik (index properties) dari
SISTEMATIKA PENULISAN
tanah asli. Bab I: Pendahuluan
untuk mengetahui kuat tekan dari tanah tersebut ketika Bab II: Tinjauan Pustaka
didirikan sebuah bangunan. Bab III: Metodologi Penelitian
untuk mengetahui kadar air di tanah lempung.
TINJAUAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang
“menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengna air” (Grim, 1953). Partikel-partikel tanah
berukuran yang lebih kecil dari 2 mikron (=2μ), atau <5 mikron menurut system klasifikasi yang lain, disebut saja
sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut lempung saja. Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya
berukuran koloid (<1μ) dan ukuran 2μ merupakan batas atas (paling besar) dari ukuran partikel mineral lempung.
Untuk menentukan jenis lempung tidak cukup hanya dilihat dari ukuran butirannya saja tetapi perlu diketahui mineral
yang terkandung didalamnya. ASTMD-653 memberikan batasan bahwa secara fisik ukuran lempung adalah partikel
yang berukuran antara 0,002 mm samapi 0,005 mm.
a. Metode Pengujian Kuat Tekan Bebas
1. Ruang Lingkup
Metode pengujian ini meliputi pekerjaan pengujian untuk mendapatkan nilai kuat tekan
benda uji campuran tanah semen yang dicetak dalam cetak silinder setelah benda uji tersebut
diperam.
2. Acuan Metode
Acuan Metode ini mengacu pada ASTM D-1633-1994 : Standard Test method for
Compressive Strength of Model Soil-Cement Cylinders.
3. Istilah dan Definisi
Kuat tekan adalah besarnya tekanan maksimum pada waktu pengujian kuat tekan sampai
contoh benda uji mengalami keruntuhan.
4. Prinsip
a) Metode ini menentukan kuat tekan tanah semen menggunakan benda uji yang dipadatkan dalam
bentuk silinder diperam menurut ASTM D 1632. Terdiri dari 2 metode, yaitu :
• Metode A, benda uji mempunyai diameter 101,6 mm dan tinggi 16,4 mm atau rasio tinggi
terhadap diameter 1,15.
• Metode B, benda uji mempunyai diameter 71 mm dan tinggi 142 mm atau rasio tinggi terhadap
diameter 2,00.
• Penyiapan benda uji.
benda uji metode A disiapkan dengan cara ASTM D 559. Metode D 559 ini terdiri dari 2
metode yaitu :
• metode A untuk material lolos saringan no.4 (4,75 mm).
• metode B untuk material lolos saringan 19,0 mm.benda uji metode B disiapkan dengan
cara ASTM D 1632.
5. Penggunaan
1. Metode A menggunakan peralatan pemadatan dan cetakan yang sama dengan yang ada di laboratorium dan
digunakan untuk pengujian tanah semen yang lain. Biasanya metode ini menghasilkan kekuatan yang lebih
tinggi dari pada metode B.
2. Pada metode B berhubung perbandingan tinggi terhadap diameter lebih besar (2,0) secara teknis
memberikan nilai kuat tekan yang lebih baik, karena dapat mengurangi kerumitan kondisi tekanan seperti
yang terjadi pada metode A.
3. Secara praktis metode A lebih sering digunakan, akibatnya lebih umum mengevaluasi atau
menspesifikasikan nilai kuat tekan dengan angka-angka yang ditentukan oleh metode A. Faktor untuk
mengkonversi nilai-nilai kuat tekan berdasarkan perbandingan tinggi terhadap diameter.
6. Peralatan.
a. Mesin Penguji Tekan
Mesin ini boleh terdiri dari berbagai macam jenis asal mempunyai kapasitas dan pengukur kecepatan
pembebanan seperti diuraikan dalam sub pasal 9.1.a.3) yang harus sesuai dengan ketentuan sub pasal 15 dari
ASTM E4. Mesin penguji dilengkapi dengan 2 blok landasan baja dengan permukaan diperkeras (lebih baik bila
permukaan landasan untuk pengujian tekanan tanah semen mempunyai kekerasan tidak kurang dari 60 HRC).

b. Cetakan
• Cetakan untuk metode A
Cetakan Ini merupakan silinder logam dengan kapasitas (944 ± 11) cm3 dan diameter dalam adalah
(101,60 + 0,41) mm, cetakan dilengkapi dengan leher dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi 63,5
mm; cetakan dapat berupa tipe belah yang terdiri dari dua potongan setengah bulat dan potongan pipa
dengan satu sisi belah tegak lurus keliling pipa
• Cetakan untuk metode B
Cetakan diameter dalam (71 ± 0,25) mm tinggi 229 mm untuk membuat benda uji dengan diameter 71
min tinggi 142 mm.
piston bawah dan piston atas dengan diameter 0, 13 mm lebih kecil dari cetakan. penyambung cetakan
yang panjangnya 152 mm. klip pengatur lempeng pemisah diameter 70,6 mm tebal 1,54 mm paling
sedikit dua buah. Cetakan yang baik mempunyai kekerasan kira-kira 85 HRB. Benda uji berukuran (71 x
142) mm dapat diuji dengan mesin tekan triaksial, dapat juga untuk pengujian tekan bebas.
c. Penumbuk
• Penumbuk manual.
Terdiri dari logam dengan potongan bundar diameter (50,80±0,13) mm berat (2,49±0,01) kg dilengkapi
dengan selubung untuk mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi (3045,8 + 1,6) mm di atas elevasi
tanah semen; selubung harus sedikitnya mempunyai 4 buah lubang udara di setiap ujung yang
berdiameter minimum (9,5 ± 6) mm dengan porosnya tegak lurus satu sama lain, berjarak 19 mm dari
kedua ujung; selubung harus cukup longgar sehingga penumbuk dapat jatuh bebas.
• Penumbuk mekanis.
Alat penumbuk mekanis dari logam dengan diameter (50,80 ± 0,13) mm dan berat fabrikasi (2,49 ± 0,01)
kg; berat operasi penumbuk mekanik harus ditentukan dengan kalibrasi dengan metode ASTM D. 2168;
penumbuk harus dilengkapi dengan pengatur tinggi jatuh bebas (304,8 ± 1,6) mm dari atas elevasi tanah-
semen.
Pengeluaran Benda Uji.
Berupa dongkrak atau alat lain yang dirancang untuk tujuan mengeluarkan
benda uji dari cetakan.
a) Saringan 50 mm, 19,0 mm no. 4 (4,75 mm), dan no. 16 (1,18 mm).
b) Timbangan kapasitas 12 kg dengan kepekaan 0,0045 kg dan timbangan kapasitas 1000 gram
dengan kepekaan 0,1 gram.
c) Oven dilengkapi dengan termostat yang dapat mempertahankan suhu pada (110 ± 5)°C.
d) Pengeluar benda uji.
e) Batang pemadat yang mempunyai ujung persegi dengan diameter 12,7 mm.
f) Alat-alat bantu misalnya sekop, spatula, pan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk
mencampur tanah-semen dengan air, pengukur air, kaleng wadah air, dan sebagainya.
Perhitungan
Perhitungan Kadar Air dan Pemadatan. Hitung kadar air (w), berat isi (gd) dan kuat tekan dengan rumus
sebagai berikut :
Kadar air (w) = {(B – C) / (C – D)} x 100
Berat isi (γd) = { γm / (w + 100)} x 100
Kuat tekan :
P
Metode A= ---- di mana A = 101,6 mm
A
P
Metode B = 1,1 X = ---- di mana A = 101,6 mm
A

w = kadar air (%) m = berat isi basah tanah padat (gram/cm3)


B = berat tanah dan cawan kadar air (gram) γ = kuat tekan (kPa)
C = berat tanah air dan cawan kadar air (gram) P = beban maksimum yang menyebabkan
D = berat cawan kadar air (gram) γ benda uji runtuh
d = berat isi kering tanah padat (gram/cm3) γ A = luas rata-rata benda uji.
METODOLOGI PENELITIAN
Umum
Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk
menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana data-data diperoleh dan
diolah sehingga diketahui sifat dan karakteristik yang ada, kemudian dilakukan analisa untuk pemecahan
masalah dari data tersebut. Dalam penelitian ini dibagi dalam lima tahap pekerjaan dengan urutan sebagai
berikut:
 tahap pengambilan sampel tanah
 tahap pengujian tanah asli
 tahap penentuan kadar air (OMC)
 tahap pengujian pH tanah
 tahap pengujian kuat geser dengan UCS
 tahap pengujian akhir untuk kembang susut tanah atau mencari nilai swell.
Pelaksanaan penelitian dikerjakan di lapangan (in situ) dan dilaboratorium. Dengan lokasi pengambilan
sampel tanah di daerah Wayau, Kabupaten Merauke dan Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Dan
Pertanahan sebagai laboratorium penelitian.
Bahan Uji
Pengambilan sampel tanah lempung dari daerah Rawa Pening, Kabupaten Semarang yang merupakan contoh
tanah terganggu (disturbed sample) dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) dari hasil borrow-
pitspada kedalaman 1,0 m, 1,5 m dan 2 m dari muka tanah setempat. Pada saat pengambilan sampel dicatat
mengenai jenis tanah, warna tanah, kondisi tanah dan tinggi muka air tanah.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data untuk studi tanah lunak ini, meliputi
 Data primer, data yang diperoleh secara langsung baik melalui penyelidikan di lapangan maupun
dilaboratorium, berupa hasil penyelidikan lapangan, hasil penelitian laboratorium.
 Data sekunder, data yang diperoleh melalui studi literatur sebagai atau pendukung dan pelengkap dari
data primer, berupa kondisi lapangan saat pengambilan sampel pada tanah di kedalaman 1m, 1,5 m, 2 m,
ketentuan-ketentuan dari standar pengukuran, dan buku-buku literatur.
1. Cara Kerja
 Ring untuk menaruh sampel diukur tinggi, diameter dan ditimbang beratnya.
 Tanah dimasukkan kedalam ring dan diratakan (jangan dipadatkan), lalu dilapisi kertas saring
untuk menjaga kejenuhan sampel tanah.
 Ring yang berisi tanah sebelum ditempatkan sesuai nomornya pada alat konsolidasi ditimbang
terlebih dahulu.
 Kemudian dipasang pada alat konsolidasi, dilakukan seating1 kPa selama 5 menit.
 Selanjutnya alat konsolidasi dikunci dan diberikan beban overburden Dimana perhitungan beban
overburden adalah sebagai berikut :
qu= γb x L keterangan :
= T / m2 qu : tegangan ultimate tanah
= 10-1kg / cm2 γb : berat volume basah
Beban = qux A L : kedalaman (m)
= kg A : luas penampang (cm2)
Beban overburden= Beban – berat tutup ring
 Sel konsolidasi diisi dengan air dan dijaga jangan sampai berkurang atau kering.
 Kemudian dibaca pengembangan sesuai waktu yang telah ditentukan ( 6, 12, 30 detik, 1, 2, 4, 8, 15,
30 menit, 1, 2, 4, 8, 24, 48, 72 jam ), sampai kondisi swell maksimal atau pembacaan hingga dial
berhenti.
 Setelah dial berhenti, maka untuk mengembalikannya ditambah beban sebesar minimal 2 kali beban
overburden dengan interval selama 24 jam, ini dilakukan sampai pembacaan kembali ke tempat
semula.
 Setelah tahap pembebanan dan pembacaan dial selesai, ring dan sampel diukur besar
pengembangannya dengan jangka sorong dan ditimbang berat sampel uji.
 Sampel uji dikeringkan dalam oven selama 24 jam dan kemudian ditimbang beratnya untuk
mengetahui kadar air tanah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai