Anda di halaman 1dari 39

POTENSI BAHAN GALIAN LOGAM EMAS

DAERAH TOPO, KECAMATAN UMAPA,


KABUPATEN NABIRE, PAPUA BARAT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Eksplorasi emas di dunia umumnya dan Indonesia
khususnya meningkat tajam seiring dengan
membaiknya harga logam emas.
Kegiatan eksplorasi semakin SULIT, MAHAL dan
BERESIKO TINGGI.
Kerumitan dalam eksplorasi dapat dikurangi atau
diperkecil dengan menggunakan metode survey
yang akurat dan analisis yang memadai.
Dalam eksplorasi logam emas dimungkinkan
pengeluaran dana yang cukup besar tetapi lokasi
yang diteliti bisa jadi tidak memiliki prospek dan
nilai ekonomi yang memadai.
Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian :
Mengetahui potensi kandungan logam
utamanya emas yang meliputi jenis,
sebaran, kualitas dan kuantitas.
Tujuan penelitian :
a. Mendapatkan gambaran secara
menyeluruh kondisi geologi dan
formasi/satuan batuan pembawa
endapan emas.
b. Pengelolaan dan pengembangan bahan
galian logam bagi industri dan
kemajuan ekonomi lokal/global.
Luas, Lokasi dan Pencapaian Daerah

Daerah penelitian memiliki luas ± 1000 ha dengan asumsi


luas area prospek deposit emas ± 300 ha sepanjang aliran
sungai yang terletak di Daerah Topo, Kecamatan Umapa,
Kabupaten Nabire.
Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi Telitian
Kesampaian lokasi daerah penelitian dapat
dicapai dengan menggunakan pesawat reguler dari
Jakarta ke Manokwari dilanjutkan dengan kapal
laut menuju Nabire.
Perjalanan dari Nabire ke lokasi
mempergunakan kendaraan darat ditempuh ± 3
jam, selanjutnya dilanjutkan dengan berjalan kaki
atau dapat menggunakan helikopter dengan
membangun helipad terlebih dahulu.
DEMOGRAFI DAN IKLIM

Kabupaten Nabire merupakan daerah terbuka


dengan penduduk terdiri dari warga asli papua dan
warga pendatang.
Kehadiran warga pendatang dikarenakan program
transmigrasi, berdagang, swasta, mendulang emas
dan pegawai negeri sipil.
Kabupaten Nabire beriklim tropis basah dengan
curah hujan antara 24º - 32º Celcius sedangkan di
pedalaman pada umumnya berbeda secara gradual
menurut ketinggian yaitu rata-rata 0.5º Celcius
untuk setiap kenaikan ketinggian 100 meter diatas
permukaan laut. Variasi temperatur antara musim
hujan dan musim kering relatif kecil.
Hujan sering terjadi sepanjang tahun di semua
daerah di Nabire. Hampir seluruh daerah
Kabupaten Nabire tertutup hutan hujan, kecuali
daerah perkotaan dan wilayah transmigrasi.
KENDALA TEKNIS

Kendala teknis yang dihadapi adalah kurang


tersedianya data sekunder yang berhubungan dengan
kondisi geologi daerah telitian.
Data sekunder tentang potensi dan
formasi/satuan batuan pembawa emas umumnya
diperoleh dari situs internet secara terbatas.
Pengambilan data primer dilakukan di lapangan
sesuai dengan metode yang baku.
PELAKSANAAN DAN WAKTU
Kegiatan penelitian lapangan dilaksanakan selama 2 bulan/60 hari oleh 8 orang
Geologist dengan monitoring 1 orang Senior Geologist.
Pekerjaan laboratorium dan penyusunan laporan akhir/final memerlukan waktu
selama 2 bulan/60 hari.
METODOLOGI

Data Sekunder

 Berupa data dan informasi yang dilaksanakan


sebelum dan sesudah kegiatan lapangan.

 Data sekunder, meliputi kondisi geografi,


demografi, kondisi geologi regional dan daerah
telitian, mineralisasi, potensi bahan galian logam
dan sejarah kegiatan pertambangan.
Data Primer dan Pemercontoan,

Berupa pengumpulan data dan sampel batuan di


lapangan.

Metoda kegiatan lapangan meliputi:


•Pemetaan geologi/geokimia
•Pemercontoan konsentrat dulang/pan
•Pemercontoan tanah
•Pemercontoan sedimen sungai
•Pemercontoan batuan
POTENSI ENDAPAN EMAS

Keterdapatan endapan emas bervariasi, meliputi:

a. Emas sebagai recent alluvial deposit


Butiran emas yang didapatkan langsung pada
aliran/tubuh sungai.
b. Emas sebagai ancient alluvial deposit
Butiran emas yang terdapat pada dinding-
dinding sungai atau daerah dataran yang rendah
dan datar.
c. Emas sebagai scree deposit
Butiran emas yang terdapat pada longsoran
batuan dari tempat yang jauh dan tercampur
dengan lumpur serta material halus lainnya dan
terbawa sepanjang longsoran.
d. Emas sebagai primary deposit
Adanya kandungan emas sebagai akibat
intrusi, emas epitermal (mengikuti struktur
patahan) dan emas orogenik (endapan
hidrotermal emas yang terjadi bersamaan
dengan pengangkatan dan metamorfisme)
GEOLOGI REGIONAL
Daerah Nabire terdiri dari :
Formasi Tipuma, Formasi Ultramafik (?),
Amphibolite, Batulumpur Bumi, Batugamping
Legare, Formasi Derewo, Konglomerat Teras,
Intrusi Diorit Utawa.
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Nabire
CONTOH EMAS TELITIAN

Emas hasil penambangan di lokasi terdekat


Daerah Topo
Emas hasil penambangan di lokasi terdekat
Daerah Topo
INTERPRETASI GEOLOGI
Analisis
 Daerah telitian merupakan daerah
persimpangan sungai yang
membawa endapan emas plaser
yang bersumber dari batuan-
rombakan Intrusi Diorit Utawa,
Ultramafic, Amphibolite (KTpa) dan
Batu Lumpur Bumi (TQbm).
 Indikasi emas yang tersingkap
sebagai endapan sekunder.
Interpretasi Endapan Emas Sekunder

- Perlu pemetaan recent alluvial, ancient alluvial


dan scree debris deposit.
- Endapan emas sekunder didapatkan dalam
jumlah terbatas sesuai kedalaman aluvial atau
scree yang ada.
- Waktu penelitian geologi singkat dan biaya tidak
besar.
- Pengeboran dengan mesin kecil.
SURVEY GEOLOGI

Pendahuluan Geologi
a. Pemetaan formasi/satuan batuan mengandung
emas.
b. Pemetaan struktur geologi, recent and ancient
alluvial dan scree debris deposit.
c. Identifikasi kemungkinan adanya intrusi.
d. Pengambilan contoh terpilih batuan, tanah,
sedimen sungai, konsentrat dulang/pan.
SURVEY GEOKIMIA SEMI DETIL

a. Interpretasi data dan anomali geokimia sampel


terpilih dari survey geologi.
b. Pemetaan geologi/geokimia detil,
c. Pemetaan struktur geologi dan studi
batuan/mineralisasi.
d. Pengambilan contoh terpilih batuan, tanah,
sedimen sungai, konsentrat dulang/pan dengan
sistem gradding.
Analisis Laboratorium

 Analisis Unsur Kimia (AAS)


Untuk mengetahui unsur-unsur Au, Ag, Cu,
Pb, Zn, Ni, Co dan Cr. Tujuan untuk
mengetahui sebaran dan anomali unsur.
 Analisa direncanakan dengan jumlah 100
sampel sesuai dengan kebutuhan
mengikuti luasan daerah telitian
PENGOLAHAN DATA

a. Berupa Tabel, Histogram dan Kurva


b. Pembuatan Profil Stratigrafi
c. Pembuatan Sketsa Singkapan
d. Tampilan Foto dan Gambar
e. Peta Geologi Detil
f. Peta Struktur Geologi
g. Peta Geokimia Unsur
h. Pemodelan Geologi/Geokimia
LAPORAN

Berupa Laporan Tertulis, terdiri dari:


a. Laporan Harian
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Final/Akhir

Laporan Final/Akhir disertai Lampiran Peta


dan Data Laboratorium.
MODEL USAHA DAN PERIJINAN

a. Usaha Besar (Perseroan Terbatas), perijinan


pemerintah pusat.
b. Usaha Menengah (Wilayah Pertambangan
Rakyat/WPR), perijinan bupati.
c. Usaha Kecil (Perorangan, Ilegall Mining),
perijinan tidak ada.
ANGGARAN BIAYA
Untuk Daerah WPR ± 1000 ha dengan prospek ± 300 ha

No URAIAN Rp

1 Legalitas 1.607.500.000

2 Eksplorasi/Eksploitasi 36.434.000.000
3 Operasional 20.250.000.000

4 Total Pengeluaran 58.291.500.000


5 Total Penerimaan 93.000.000.000
KESIMPULAN

Kabupaten Nabire khususnya Daerah Topo


berpotensi memiliki bahan galian logam utamanya
emas, baik primer maupun sekunder.
REKOMENDASI
a. Kegiatan penambangan dilakukan pada endapan
sekunder dengan alasan konsentrasi emas tinggi, teknik
penambangan sederhana, modal kecil, pengembalian
modal cepat dan keuntungan cukup besar.
b. Luas daerah usaha ±1000 ha sesuai dengan WPR
dengan konsentrasi prospek ± 300 ha.
c. Model usaha Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR)
dengan ijin Bupati.
REKOMENDASI
d. Penambangan dilakukan dengan kombinasi sistem
mekanis dan pabrikasi/mini plant yang menyertakan
peralatan berat kecil.
e. Pengolahan emas dilakukan di instalasi pabrik di
area penambangan menjadi konsentrat atau material
logam emas 75,000 %.
f. Pemurnian 99,999% dilakukan di luar area
penambangan.
g. Investor memegang kendali keuangan,
pengelola/manajemen memegang kendali tambang.
ANALISIS EKONOMI

a. Umur tambang 30 bulan dengan asumsi rendah


kadar emas 1 ppm, volume cadangan hipotetik
2400 kg (cadangan terukur minimal 240 kg).
b. Modal Investasi Rp 7.500.000.000,- dan mulai
dikembalikan pada bulan ke 12.
c. Keuntungan usaha Rp 27.208.500.000,- atau
362,78%
d. Sharing Profit yang diusulkan, Investor 60%,
Pengelola (success fee) 30%, Penambang 10%
d. Profit dapat dibagi setiap 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew I Quarles van Ufford, 1996, Stratigraphy, structural geology


and tectonics of young forearc-continent collision, western central
range, Irian Jaya, Indonesia, The University of Texas at Austin.

Boyle, R.W., 2006, Gold general types of Auriferous deposits, El


dorado.

Foldvari Maria-Vogl, 1978, Theory and practice of regional


geochemical exploration, Akademiai Kiado, Budapest, p.22.

Kisman, 2010, Prospek Mineral Logam di daerah Topo dan


sekitarnya, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.

Widhiyatna D, Suprapto S.J., Ahdiat A, 2006, Inventarisasi potensi


bahan galian pada wilayah peti daerah Nabire, Provinsi Papua.
Contact Person :

Andinurrachman ST.
Email : andinurrachman@yahoo.com
Mobile Phone : +6281230601782

Ir. S. Kis Daryono, MT.


Email : kisdaryono36@yahoo.com
Mobile Phone : +6281381360390

Anda mungkin juga menyukai