Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

TORCH (TOXOPLASMA, RUBELLA, CYTOMEGALOVIRUS,


HERPES SIMPLEX AND OTHERS)
PADA KEHAMILAN

PEMBIMBING
DR. ALI SAMHUR, SP.OG

DISUSUN OLEH :
HAFIDZ DESTA F S.KED J510185002
PENDAHULUAN

Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap


infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak
mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin
dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat,
bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex and Others)
Infeksi kelompok TORCH mengakibatkan kelainan
kongenital diantaranya gangguan pertumbuhan
intrauteri dan gangguan pertumbuhan fisik janin.
Infeksi TORCH merupakan kontributor
utama kecacatan dan kematian prenatal,
perinatal, dan postnatal. Bukti infeksi
dapat dilihat pada saat lahir, bayi, atau
beberapa tahun kemudian.
TOKSOPLASMOSIS
DEFINISI
• Toksoplasmosis merupakan infeksi yang
diakibatkan oleh sejenis parasit toksoplasma
gondii yang biasa terdapat pada bulu kucing dan
hewan peliharaan rumah lainnya. Makanan yang
terkontaminasi kotoran kucing dan masakan
yang kurang matang menyebabkan oosit
toksoplasmosis
Epidemiologi
•Toksoplasma gondii menginfeksi 3-
6 per 1000 wanita hamil. Dari
tahun 1988 sampai 1994,
seroprevalens toksoplasmosis
pada wanita usia subur adalah
15%
Etiologi
Toxoplasma gondii

trofozoit

kista

ookista
Patogenesis

Ookista matang
Ookista menjadi
parasit dalam tertelan tikus,
matang dan
usus kucing dikeluarkan burung, babi,
infektif dalam
menghasilkan bersama tinja kambing, sapi dll
waktu 3-5 hari di
ookista yang merupakan
tanah.
hospes perantara
Bila infeksi akut dialami ibu selama kehamilan
yang telah memiiiki antibodi antitoksoplsma
karena sebelumnya telah terpapar, risiko bayi
lahir memperoleh infeksi kongenital adalah
sebesar 4 - 7/1.000 ibu hamil. Risiko meningkat
menjadi 50/1.000 ibu hamil bila ibu tidak
mempunyai antibodi spesifik.
Takizoit yang terlepas
darah ibu yang masuk akan berproliferasi
Infeksi parasit dapat
ke dalam plasenta dan menghasilkan
ditularkan ke janin
akan menginfeksi fokus-fokus nekrotik
secara vertikal
plasenta yang menyebabkan
nekrosis plasenta
ibu Neonatus

• lesu, demam, nyeri • berat lahir rendah,


otot, dan kadang hepatosplenomegali,
ruam maculopapular ikterus dan anemia
• limfadenopati • hidrosefalus
serviks posterior • mikrosefalus
DIAGNOSIS
Pemeriksaan serologis

• titer IgG yang meningkat atau sebesar 1/512 dianggap infeksi aktif.

Melakukan biopsi jaringan

• pewarnaan dengan Giemsa atau Wright

Antibodi IgM+

Titer IgG yang tinggi ≥1/1024 (ELISA)

Aviditas IgG ≤200.


Kombinasi pyrimethamine (antagonis asam folat) dan
golongan sulfa (sulfadiazine atau triple sulfonamides)
TERAPI

Spiramisin pada orang dewasa diberikan 2-4 g/hari


per oral dibagi dalam 4 dosis untuk 3 minggu,
diulangi setelah 2 minggu sampai hamil aterm

Jika dengan pemeriksaan prenatal terdiagnosis


adanya infeksi janin, digunakan pirimetamin,
sulfonamide, dan asam folinat
Dianjurkan memakan semua sayur-sayuran dan daging yang
PENCEGAHAN
dimasak. Ookista mati dengan pemanasan 90° C

Skrining serologik pramarital yang dilanjutkan skrining bulanan


selama kehamilan bagi ibu hamil dengan seronegatif.

Makanan harus ditutup rapat supaya tidak dijamah lalat atau


lipas.

Sayur-mayur sebagai lalap harus dicuci bersih atau dimasak.

Kucing peliharaan sebaiknya diberi makanan matang dan dicegah


berburu tikus dan burung.
SIFILIS definisi
• Sifilis merupakan infeksi sistemik kronis dan
melemahkan yang disebabkan oleh Treponema
pallidum spirochete dan ditandai dengan
eksaserbasi jarang namun berat dan bervariasi.
epidemiologi
• Sifilis kehamilan dan kongenital cenderung
terjadi pada anak muda, kulit putih, belum
menikah, miskin, penduduk dalam kota dengan
pelayanan antenatal tidak cukup.
ETIOLOGI

Treponema pallidum berbentuk spiral, gram


negatif dengan panjang antara 6-20 μm dan
diameter antara 0,09-0,18 μm. Pada umumnya
dijumpai 16-18 busur, yang terdiri atas membran
luar (outer sheath), ruang periplasma dengan
flagel periplasma, dan lapisan peptidoglikan.
Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari dan
selanjutnya menimbulkan penyakit sifilis primer.
Patogenesis
Sifilis ditularkan selama
hubungan seksual

Rata-rata masa inkubasi 21


hari, dengan kisaran 10-90 hari

Organisme menyebabkan
infeksi lokal dan akhirnya
menyebarkan secara luas
melalui drainase limfatik
Gejala klinik

Sifilis primer • nyeri, soliter, ulkus bulat indurated dengan margin merah terang

Sifilis sekunder • ruam non-iritasi ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki dengan limfadenopati nyeri
• Meningisme dan sakit kepala

• Riwayat sifilis sekunder yang diobati ditandai dengan resolusi spontan setelah periode 3-12 minggu

Sifilis laten • pasien sepenuhnya bebas dari gejala


• Sekitar 60 % pasien tetap laten selama sisa hidup mereka. Pada tahap laten awal, 25 % akan
kambuh dengan manifestasi sifilis sekunder

Late Sifilis (Sifilis • Tiga manifestasi utama sifilis late adalah kardiovaskular, gummatous, dan neurosifilis.

tersier)
DIAGNOSIS PADA IBU HAMIL

Veneral diseases
research
laboratory (VDRL)

Fluorescent
• Dengan mempergunakan lapangan gelap,
treponema
untuk membuktikan langsung terdapat
antibody spirokaeta Treponema pallidum.
absorption test.

Pungsi lumbal • untuk membuktikan neurosifilis


Penatalaksanaan
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini
mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada
triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin

penisilin G secara intramuskuler sebanyak 1 juta


satuan perhari selama 8-10 hari, obat- obat per
oral penisilin dan eritromisin.

Sifilis kongenital pada neonatus diberikan terapi


penisilin G 100.000 satuan per kg berat badan
sekaligus.
RUBELLA • Rubella merupakan salah satu infeksi paling teratogenik
Definisi yang dikenal dengan sekuele infeksi janin paling buruk
selama fase organogenesis.

• Wanita hamil dengan rubella mempunyai distribusi angka


cacat bawaan pada janin bergantung pada tuanya
Epidemiologi kehamilan. Triwulan I ke bawah 30-50%, triwulan II 6,8%
dan triwulan III 5,3%.

• Rubella disebabkan oleh virus RNA beruntai tunggal yang


etiologi merupakan anggota dari togaviridae.
Patogenesis
• Virus ini ada di dalam nasofaring dan menyebar
melalui sistem limfatik dan darah

• Infeksi janin terjadi jika terdapat viremia maternal


dan terjadi melalui transmisi plasenta

• Setelah menginfeksi plasenta, virus rubella menyebar


melalui sistem vaskular dari perkembangan janin
Ketika ibu infeksi/paparan terjadi pada trimester
pertama, tingkat infeksi janin mendekati 80%

turun menjadi 25% pada akhir trimester


kedua

trimester ketiga dari 35% pada usia kehamilan


27-30 minggu
GEJALA KLINIK

Pada orang dewasa


demam ringan disertai ruam makulopapular generalisata
yang dimulai diwajah dan menyebar ke badan dan
ekstremitas

Gejala lain adalah artralgia atau arthritis, limfadenopati


kepala dan leher, dan konjungtivitis.
Neonatus yang lahir dengan
rubella kongenital
Cacat mata-katarak dan glaucoma
kongenital

Penyakit jantung-duktus arteriosus


paten dan stenosis arteri
pulmonalis

Tuli sensorineural-cacat tunggal


tersering

Cacat susunan saraf pusat-mikrosefalus,


hambatan perkembangan, retardasi mental dan
meningoensefalitis

Retinopati pigmentasi

Purpura neonatus

Hepatosplenomegali dan ikterus

Penyakit tulang radiolusen


DIAGNOSIS
Kenaikan empat kali lipat titer rubela antibodi
IgG antara specimen serum akut dan konvalesen

Tes serologis positif untuk antibodi spesifik


IgM rubella

Kultur rubella positif (isolasi virus rubella dalam


spesimen klinis dari pasien)
Penatalaksanaan

Tidak ada terapi spesifik untuk rubella. Pasien


dianjurkan untuk berhati- hati menjaga percikan
ludah selama 7 hari setelah awitan ruam. Jika
dalam kandungan wanita terpapar virus rubella,
wanita harus diberi konseling mengenai risiko dan
konsekuensi dari virus ini.
Pencegahan

Pencegahan infeksi neonatus bergantung pada pencegahan


infeksi primer pada ibu, khususnya pada awal kehamilan

Tindakan-tindakan dasar misalnya hygiene yang baik

meningkatkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dan


memberikan pendidikan yang lebih baik sehingga dapat
melakukan peningkatan kesehatan lingkungan dan diri sendiri
CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
Definisi
• Cytomegalovirus (CMV) atau dikenal sebagai virus herpes 5 (HHV-5), adalah virus
yang terbungkus DNA untai ganda dan anggota keluarga herpesviridae.
Cytomegalovirus merupakan penyebab paling umum dari infeksi intrauteri, terjadi
pada 0,2 % sampai 2,2 % dari semua kelahiran hidup, dan penyebab umum gangguan
pendengaran sensorineural dan retardasi mental.

Epidemiologi
• Infeksi primer CMV terjadi pada 1-2% wanita hamil, diperkirakan bahwa sekitar 50 %
dari wanita usia reproduksi rentan terhadap infeksi CMV.
• lebih tinggi pada wanita yang status sosial ekonomi rendah atau yang memiliki
kebersihan pribadi yang buruk.
• 3-7 persen bayi mendapatkan kelainan kongenital.
ETIOLOGI

Cytomegalovirus (CMV) termasuk


golongan virus herpes DNA. Hal ini
berdasarkan struktur dan cara virus CMV
pada saat melakukan replikasi. Virus ini
menyebabkan pembengkakan sel yang
karakteristik sehingga terlihat sel
membesar (sitomegali) dan tampak
sebagai gambaran mata burung hantu.
Patogenesis

Infeksi rekuren
Infeksi primer (reaktivasi/rein
Infeksi CMV virus masuk ke menekan
berlangsung feksi) yang
yang terjadi dalam sel-sel respons sel terjadi
simptomatis dimungkinkan
karena dari berbagai limfosit T reaktivasi virus
ataupun karena
pemaparan macam sehingga dari periode
asimptomatis penyakit
pertama kali jaringan. timbul laten disertai
serta virus tertentu serta
atas individu Proses ini stimulasi berbagai
akan menetap keadaan
disebut infeksi disebut infeksi antigenik yang sindroma.
dalam jaringan supresi imun
primer laten kronis.
hospes yang bersifat
iatrogenik.
Cara penularan infeksi
Vertikal : Infeksi menuju
janinnya, terutama melalui
Horizontal : droplet, saliva dan
plasenta. 30-40% menimbulkan
barang lainnya., melalui tempat
kelainan kongenital.15-20%
perawatan atau sebagai
menimbulkan gangguan
sumber infeksi.
neurologis dan mental. 10-30%
akan mengalami kematian.
GEJALA KLINIK

Wanita dengan
PADA IBU gangguan BAYI
imunitas

Sebagian besar gangguan


miokarditis,
infeksi tidak pendengaran,
pneumonitis,
menimbulkan defisit neurologis,
hepatitis, retinitis,
gejala korioretinitis,

15% ditandai
gastroenteritis, retardasi
demam, faringitis,
atau psikomotor, dan
limfadenopati, dan
meningoensefalitis gangguan belajar.
poliarthritis
Diagnosis
• ditunjukkan dengan
adanya perubahan dari
serologik seronegatif menjadi
seropositif (tampak adanya
IgM dan IgG anti CMV)

• viremia maternal dapat


ditegakkan dengan
virologik menggunakan uji imuno
fluoresen
PENATALAKSANAAN

• Ganciclovir, Foscarnet, Cidofivir dan


Anti CMV
Valacidovir

• gansiklovir, Adenosin arabinosid,


Pengobatan
asiklovir, idoxuridin, sitosin
iinfeksi
arabinosid, leukosit interferon
Pencegahan

Pencegahan infeksi neonatus bergantung pada pencegahan infeksi


primer pada ibu, khususnya pada awal kehamilan. Tindakan-
tindakan dasar misalnya hygiene yang baik dan mencuci tangan
dan memberikan pendidikan yang lebih baik sehingga dapat
melakukan peningkatan kesehatan lingkungan dan diri sendiri.
HERPES SIMPLEX
Definisi
• Herpes simplex merupakan infeksi akut yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes
hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya
vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab
dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan

Epidemiologi
• lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria
• prevalensi infeksi HSV meningkat dengan usia,
mencapai puncak sekitar 40 tahun
Etiologi

Virus herpes simplex merupakan virus DNA beruntai ganda,


mempunyai enveloped, termasuk dalam keluarga
Herpesviridae ditransmisikan melintasi membran mukosa dan
kulit tidak utuh, yang bermigrasi ke jaringan saraf, di mana
mereka bertahan dalam keadaan laten.
Patogenesis
• Infeksi terjadi melalui inokulasi virus pada permukaan mukosa yang rentan

• Virus akanmelekat pada sel epitel kemudian masuk dengan cara meleburkan diri di dalam membran

• Virus juga memasuki ujung saraf sensorik. Virion kemudian ditransportasi ke intisel neuron di ganglia
sensorik

• Virion dalam neuron yang terinfeksi akan bereplikasimenghasilkan progeni atau virus akan memasuki
keadaan laten tak bereplikasi.

• Neuron yangterinfeksi akan mengirim balik virus progeni ke lokasi kulit tempat dilepaskannya
virionsebelumnya dan menginfeksi sel epitel yang berdekatan dengan ujung saraf, sehingga
terjadi penyebaran virus dan jejas sel.
• Infeksi oleh HSV-1 dan HSV-2 akan menginduksi glikoprotein yang berhubungan pada permukaan sel-sel
yang terinfeksi.

• Setelah terjadi infeksi, sistemimunitas humoral dan selular akan terangsang oleh glikoprotein antigenik
untuk menghasilkanrespon imun.

• Respon imun dapat membatasi replikasi virus sehingga infeksi akut dapatmembaik.

• Respon ini tidak dapat mengeliminasi infeksi laten yang menetap dalam gangliaseumur hidup pejamu

• Reaktivasi HSV-1 sering terjadi dari ganglion trigeminus, sedangkan HSV-2 dariganglion sakralis.

• Penularan lesi orolabial terjadi melalui droplet dan kontak langsung dengan lesi atausaliva yang
mengandung virus. Penularan lesi genital dimulai bila sel epitel mukosa salurangenital pejamu yang rentan
terpajan virus yang terdapat dalam lesi atau sekret genital orang yangterinfeksi.
GEJALA KLINIK

Pada wanita
ulserasi dan rasa panas
dari alat kelamin
Lesi ulseratif dan
eksternal dan serviks
vesikular paha dalam,
yang mengarah ke
bokong, perineum
nyeri vulva, disuria,
atau kulit perianal
keputihan, dan
limfadenopati lokal.
Pada bayi
mikrosefali
hepatosple ikterus, meningoen khorioretin
dan
nomegali petekie sefalitis itis
miokarditis
DIADNOSIS presentasi klinis memiliki
sensitivitas 40 % dan spesifisitas 99
% dan tingkat positif palsu 20 %

(1) teknik deteksi virus dan (2)


teknik deteksi antibodi

Teknik pengujian DNA virus utama


adalah kultur virus dan deteksi
antigen HSV oleh polymerase chain
reaction (PCR).
PENATALAKSANAAN

Wanita hamil dengan episode klinis pertama atau kambuh dapat


diobati dengan asiklovir atau valasiklovir
Pengobatan dengan asiklovir dan valasiklovir pada 36 minggu dari
kehamilan untuk mengurangi frekuensi manifestasi klinis,
penularan vertikal, penghapusan virus
Risiko tertinggi infeksi neonatal terjadi jika ibu hamil terinfeksi
HSV pada trimester ketiga kehamilan.13 Oleh karena itu
persalinan secara sectio sesaria merupakan keharusan pada
wanita hamil yang terinfeksi HSV primer maupun non primer
pada trimester akhir kehamilan. Selain itu, membatasi
penggunaan monitoring invasif pada wanita yang akan bersalin
dapat menurunkan kejadian infeksi neonatal
Pencegahan

Pencegahan antara lain dengan cara menjaga kebersihan


perseorangan dan pendidikan kesehatan terutama kontak dengan
bahan infeksius, menggunakan kondom dalam aktifitas seksual,
dan penggunaan sarung tangan dalam menangani lesi infeksius.
KESIMULAN
TORCH adalah infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV 1 dan
HSV 2, mengakibatkan kelainan kongenital diantaranya gangguan pertumbuhan
intrauteri dan gangguan pertumbuhan fisik janin, maka dari itu pentingnya pengetahuan
ibu utuk mengenali tenatang penyakit TORCH sejak dini selama masa kehamilan agar
Ibu dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan lebih dini agar tidak
berdampak pada kesehatan Ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai