Anda di halaman 1dari 28

DASAR PETERNAK

PENI PATRIANI, S.Pt, MP


PERKEMBANGBIAKAN/PERKAWINAN TERNAK
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
persilangan/perkawinan dan seleksi pada ternak

Capaian Pembelajaran :
• Setelah mengikuti perkuliahan 1 semester mahasiswa
Program Studi Peternakan USU diharapkan mampu
menjelaskan tentang dasar peternakan terhadap
pemeliharaan ternak sebagai sumber pangan hewani,
kemananfaat ternak secara ekonomi serta prospek dan
perkembangan peternakan di Indonesia
PERKAWINAN PADA RUMINANSIA
1. Kawin Alam (KA)
2. Inseminasi Buatan (IB)
 KA biasanya menghasilkan keturunan
yang kurang baik
 IB menjanjikan menghasilkan
keturunan yang baik karena
perkawinan dengan IB menggunakan
sperma dari sapi pejantan unggul
Point Penting dalam perkawinan
 Supaya terjadi kebuntingan, perkawinan harus
dilakukan pada saat sapi betina birahi (minta kawin).
 Apabila tidak bunting dan tidak ada kelainan, sapi
betina akan birahi setiap 18-21 hari (satu siklus) dan
pada kambing-domba 18-21 hari
 Dalam perkawinan sebaiknya dihindari perkawinan
keluarga, yaitu perkawinan antara induk dengan
pejantan yang masih ada hubungan keturunan yang
sama.
TANDA TERNAK BIRAHI
Tanda-tanda sapi birahi, yaitu :
a. Sapi gelisah dan tidak tenang
b. Sapi sering menguak/melenguh
c. Sapi mencoba menaiki ternak lain
d. Sapi akan tetap diam kalau dinaiki sapi lain
e. Pangkal ekor sering terangkat
f. Keluar cairan jernih dari alat kelamin
g. Alat kelamin bengkak dan berwarna kemerahan
h. Nafsu makan turun
 Sapi betina pertama kali dikawinkan sebaiknya pada
umur 18-24 bulan, kambing-domba 10-12 Bulan

 Setelah umur 6-8 tahun atau sudah beranak 4-5 kali


sapi betina jangan digunakan sebagai induk lagi.

 Sapi jantan mulai dapat digunakan sebagai pejantan


pada umur 24-28 bulan, domba dan kambing 12
bulan

 Setelah umur 5-6 tahun sapi jantan jangan


digunakan sebagai pejantan lagi.
Pengaturan Perkawinan
Agar sapi dapat menghasilkan pedet setiap tahun (11-
14) bulan), maka harus dilakukan pengaturan
reproduksi seperti :
 Induk menyusui tidak lebih dari 7 (tujuh) bulan.
 Maksimal 3 (tiga) bulan setelah beranak, induk
harus sudah dikawinkan lagi
 induk diberi pakan dengan kandungan protein dan
energi cukup tinggi. Hal ini untuk mendukung
kondisi badan sapi menjadi cukup bagus saat
beranak dan selama beberapa bulan awal menyusui.
PELAKSANAAN PERKAWINAN
• ketepatan mengawinkan sapi betina.
• Pelaksanaan perkawinan yang tepat
sekitar 10-14 jam sejak tanda-tanda birahi.
• Apabila sapi birahi pada pagi hari, maka
paling lambat sapi dikawinkan pada sore
hari,
• apabila sapi birahi pada sore hari, maka
paling lambat sapi dikawinkan pada pagi
hari pada hari berikutnya.
MENENTUKAN KEBUNTINGAN
 Kebuntingan dapat diamati 21 hari setelah perkawinan.
 Kalau tidak ada tanda-tanda birahi, maka kebuntingan telah terjadi, namun
apabila tanda-tanda birahi muncul lagi, maka perkawinan perlu diulang.
 Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan perabaan, yang hanya dapat
dilakukan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman.
 Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi 3-4 bulan setelah
melahirkan.
 Sapi bunting harus dipisahkan dari sapi yang lain. Kondisi ini dilakukan untuk
menjaga kebuntingan.
 Pakan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi untuk sapi
bunting.
MEMPERSIAPKAN KELAHIRAN
 Ambing membesar dan kencang.
 Urat daging di sekitar vulva mengendor dan di kanan-kiri pangkal
ekor kelihatan legok.
 Beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah. Apabila tanda-
tanda tersebut muncul, kadang harus dibersihkan dari kotoran dan
diberi alas dengan jerami kering.
 Setelah melahirkan, induk sapi akan membersihkan lendir yang
menempel pada pedet yang baru dilahirkan dengan lidah.
 Apabila induk lemah maka kita perlu menolong membersihkan,
terutama yang mengganggu lubang pernafasan.
 Supaya kelahiran berjalan lancar, induk sapi yang akan beranak
diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang
melahirkan.
kelahiran
Tanda-tanda kambing dan domba telah bunting
adalah :
• Induk lebih tenang, nafsu makan baik, badanya gemuk
• Kalau dilepas ia berusaha menyendiri
• Berahi tidak nampak lagi, warna rambutnya lebih
mengkilat.
• Perut sebelah kanan makin lama makin lebih menonjol
dan menggantung
• Jumlah anak yang dilahirkan dapat 1 – 4 ekor tetapi
kebanyakan 2 ekor
• Anak kambing disapih atau dilepas susu pada umur 3 – 5
bulan
INSEMINASI BUATAN

• Merupakan suatu cara atau teknik untuk


memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah
dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang
berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan
alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.
Inseminasi buatan
Inseminasi Buatan
KEUNTUNGAN IB
• Dapat menghasilkan keturunan anak yang baik dan berkualitas karena menggunakan
sperma dari pejantan yang unggul.
• Peternak tidak perlu memelihara pejantan sehingga biaya pakan maupun waktu untuk
memelihara pejantan dapat digunakan untuk keperluan lain.
• Dapat menghindari cacat pada kelahiran anak.
• Mencegah terjadinya penularan penyakit yang disebarkan melalui perkawinan alami.
• Dapat memperpendek jarak kelahiran (calving interval)
• Menghindarkan ternak sapi betina mengalami kecelakaan dalam melakukan perkawinan
alami bila pejantan yang digunakan terlalu besar.
• Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
• Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
• Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama;
Tujuan Inseminasi Buatan

• Memperbaiki mutu genetika ternak;


• Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa
ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
• Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul
secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
• Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
• Mencegah penularan/ penyebaran penyakit kelamin.
KERUGIAN IB
• Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB
tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan;
• Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku
yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan
yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan /
breed kecil;
• Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan
semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang
lama;
• Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek
apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan
baik (tidak melalui suatu progeny test).
Intensifikasi kawin alam (IKA)
Upaya peningkatan populasi ternak sapi dapat
dilakukan dengan intensifikasi kawin alam melalui
distribusi pejantan unggul terseleksi dari bangsa
sapi lokal atau impor dengan empat manajemen
perkawinan, yakni:
a) perkawinan model kandang individu,
b) perkawinan model kandang
kelompok/umbaran,
c) perkawinan model rench(paddock) dan
d) perkawinan model padang pengembalaan.
Perkawinan di kandang invidu

• Kandang individu adalah model kandang


dimana setiap ekor sapi menempati dan
diikat pada satu ruangan
• Kandang invidu di peternak rakyat,
biasanya berupa ruangan besar yang
diisi lebih dari satu sapi, tanpa ada
penyekat tetapi setiap sapi diikat satu
persatu
Perkawinan kandang kelompok
• Kandang terdiri dari dua bagian, yaitu
sepertiga sampai setengah luasan bagian
depan adalah beratap/diberi naungan dan
sisanya di bagian belakang berupa areal
terbuka yang berpagar
• Ukuran kandang (panjang x lebarnya)
tergantung pada jumlah ternak yang
menempati kandang, yaitu untuk setiap
ekor sapi dewasa membutuhkan luasan
sekitar 20 – 30 m2.
Pola usaha ternak sapi rakyat masih sering muncul
beberapa permasalahan. Hal ini terjadi karena pola
perkawinan yang kurang benar maka sebaiknya :
• pengamatan birahi dan waktu kawin tidak tepat,
• rendahnya kualitas atau kurang tepatnya pemanfaatan
pejantan dalam kawin alam
• rendahnya pengetahuan peternak tentang kawin suntik
atau Inseminasi Buatan (IB)
• kurang terampilnya beberapa petugas IB sehingga sering
gagal
TEKNIK PERKAWINAN
• Ciri-ciri pejantan sesuai dengan bangsa yang diinginkan, misalnya sapi Bali; Sapi Bali
jantan berwarna hitam kemerahan dengan warna putih pada bagian pantat sampai
perut dan lutut sampai ke tumit.
• Bila diketahui catatan produksi dan asal usul/keturunan (recording), pilih ternak
yang memiliki pertumbuhan di atas rata-rata. Berat berkisar 250 Kg atau lingkar
dada sekitar 157 cm.
• Rangka badan besar dan panjang dengan tulang besar, dada lebar
• Buah zakar lonjong dan besar dan simetris, seimbang antara kiri dan kanan
• Libido sex tinggi, dapat mengawini 3 betina sehari
• Memiliki temperamen yang tenang
• Nafsu makan tinggi
• Bebas dari penyakit
Kambing pejantan unggul
Sapi Pejantan unggul PO

Anda mungkin juga menyukai