Preskas DR Eriana
Preskas DR Eriana
Definisi
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan
stroma, terdapat di dalam endometrium ataupun di luar uterus. Bila jaringan
endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, bila brada di
luar uterus disebut endometriosis.
Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause,
sedangkan endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang
infertile (Sarwono.2007).
Implantasi endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamentum sakrouterina,
kavum dauglasi, ligamentum latum dan ligamentum rotundum, tuba fallopi,
dan pada tempat-tempat ekstra peritoneal ( serviks, vagina, vulva, dan
kelenjar-kelenjar limfe).
Etiologi
4.Endometriosis Retroservikalis.
Pada rectal toucher sering teraba benjolan yang nyeri pada cavum Douglas.
Benjolan-benjolan ini akan melekat dengan uterus dan rectum, akibatnya
adalah:
-Nyeri pada saat haid.
Nyeri pada saat senggam
e.Endometriosis Ekstragenital.
Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu pada organ tbuh tertentu
bersamaan dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya endometriosis. (
Baziad,Ali dkk.1993)
Patologi
e.Infertilitas
Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30%-40%
wanita dengann endometriosis menderita infertilitas. Factor penting yang
menyebabkan infertilitas pada endometriosis adalah apabila mobilitas tuba
terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya. Pada
pemeriksaaan ginekologik khususnya pemeriksaan vagina-rekto-abdominal,
ditemukan pada endometriosis ringan benda-benda padat seperti butir beras
sampai butir jagung di kavum douglas dan pada ligamentum sakrouterinum
dengan uterus dalam posisi retrofleksi dan terfiksasi. (Wiknjosastro,
hanifa.2007.)
Tanda
Secara klinis endometriosis sering sulit dibedakan dari penyakit radang pelvis
atau kista ovarium lainnya. Visualisasi endometriosis diperlukan untuk
memastikan diagnosis. Cara yang biasa dilakukan untuk menegakan
diagnose yaitu dengan melakukan pemeriksan laparoskopi untuk melihat
luka dan mengambil specimen biopsy. Pemeriksaan ultrasonografi pelvis bias
membantu untuk menilai massa dan bisa menduga adanya endometriosis.
Kadar antigen kanker 125 (CA-125) tinggi pada penderita endometriosis.
Adapun Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu :
a.Laparoskopi
Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan diagnosis
yang akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke rongga abdomen per
laparoskopi. Pada lapang pandang laparoskopi tampak pulau-pulau
endometriosis yang berwarna kebiruan yang biasanya berkapsul. Pemeriksaan
laparoskopi sangat diperlukan untuk mendiagnosis pasti endometriosis, guna
menyingkirkan diagnosis banding antara radang panggul dan keganasan di
daerah pelviks. Moeloek mendiagnosis pasien dengan adneksitis pada
pemeriksaam dalam, ternyata dengan laparoskopi kekeliruan diagnosisnya 54%,
sedangkan terhadap pasien yang dicurigai endometriosis, kesesuaian dengan
pemeriksaan laparoskopi adalah 70,8%.
b.Pemeriksaan Ultrasonografi
Secar pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka
pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat
tanpa gambaran yang spesifik untuk endometriosis.
Penatalaksanaan
A.Anamnesis
1.Identitas Pasien
Nama : Ny. C
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Bangak Kampung, Banyudono
Status Perkawinan : Belum menikah
Paritas : P0A0
Tanggal Masuk : 22 Januari 2019
No. RM : 01-41-19-xx
Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis)
1.Status Generalis
a. Keadaan Umum: E3V4M5
b. Tanda Vital :
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Frekuensi nafas: 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
c. Kepala : Mesocephal
d. Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
e. THT : Discharge (-/-)
f. Leher Kelenjar getah bening tidak membesar
g.Thorax:
1)Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
2)Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor// sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas tambahan
(-/-), wheezing (-)
h.Abdomen :
-Inspeksi : Dinding perut = dinding dada
-Palpasi : Teraba massa kistik (-)
-Perkusi : timpani
-Auskultasi : DJJ (-), bising usus (+)
j. Ekstremitas
- - : Edema Akral dingin
- -
- - - -
- -
- -
- -
- -
C.Pemeriksaan Penunjang
USG :
-VU terisi cukup
-Uterus bentuk dan ukuran normal
-Adnexa kiri tampak lesi hipoechoic dengan gambaran ground glass
appearance ukuran 10.4 x 7 x 6 cm
-Adnexa kanan sulit dievaluasi
-Lesi meyokong gambaran kista ovary sinistra
Simpulan
Seorang nona berusia 25 tahun dengan keluhan nyeri saat menstruasi dan
nyeri pinggang. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan selama
kurang lebih 6 bulan terakhir. Keluhan perdarahan jalan lahir disangkal.
Riwayat menstruasi normal. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan. Dari palpasi abdomen tidak teraba massa. Pemeriksaan genital
tidak didapatkan darah maupun discharge. Hasil USG menunjukkan adanya
lesi hipoechoic sinistra dengna gambaran ground glass appearance berukuran
10.4 x 7 x 6cm. Dari hasil laboratorium pasien didapatkan anemia,
peningkatan enzim hati, peningkatan kadar ureum darah, natrium darah, dan
penurunan chloride darah.
E. Diagnosis
Kista ovarii sinistra + riwayat laparotomy 7 tahun yang lalu
F. Prognosis
Dubia
G. Terapi dan Planning
1. Pro Kistektomi per laparoskopi 24 Januari 2019
2. KIE keluarga rencana dan tindakan terhadap pasien
H.Laporan Operasi
Dilakukan kistektomi sinistra dan miomektomi pada tanggal 24 Januari 2019 oleh dr. Eriana SpOG (K)
dengan hasil setelah dilakukan identifikasi dan eksplorasi:
1.Didapatkan uterus dengan bentuk dan ukuran normal. Tampak 4 mioma subserosa dengan ukuran 3-6 cm
2.Tuba dan ovarium kanan tidak tampak (riwayat operasi SOD th 2011)
3.Tuba kiri dalam batas normal
4.Ovarium kiri membesar dengan ukuran 10x10 cm, terdapat kista ovarii ukuran 10x5 cm dan 10x7 cm.
ditegakkan diagnosis kista ovarii sinistra dan mioma uteri subserosa.
5.Diputuskan dilakukan kistektomi sinistra dan miomektomi
6.Hasil kirim lab PA.
Diagnosa post operasi:
Post kistektomi sinistra + miomektomi per laparoskpi ai kista ovarii sinistra + mioma uteri subserosa
Terapi:
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
Inj. Ampicillin sulbactam 1.5 gr/8jam
Inj. Neurobion dalam 500 cc NaCl 0.9% 20 tpm
Mobilisasi bertahap
I.Follow Up (24 Januari 2019)