Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Skizofrenia Paranoid (F20.0) &


G3P2A0 Hamil 20 minggu

Pembimbing : dr.Idawati Waromi, Sp.KJ

Oleh: Ary Winanti Putri, S.Ked


1
STATUS EPIDEMIOLOGI
 No. Catatan Medik : 0000930
 Nama : Ny.YT
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 23 Tahun
 Pendidikan : SD Kelas 3
 Status Perkawinan : Belum Kawin
 Suku/ Bangsa : Lani
 Agama : Kristen Protestan
 Pekerjaan :-
 Alamat : Jl. Pasir Sentani
 Ruang Perawatan : Kronik Wanita (GMO)
 Tanggal Pemeriksaan : 7 Juni 2018
 Yang Mengantar : Kakak Kandung
 Alamat : Jl. Pasir Sentani
 Pemberi Informasi : Kakak Kandung

2
Bab I
Laporan Kasus

3
RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis Alloanamnesa

 saya habis jalan-jalan lalu  Tidak bisa tidur


saya dibawa sama keluarga  suka marah-marah
ke rumah sakit lagi karena  jalan-jalan tanpa tujuan.
obat habis.

4
RPS:
• menikah dan beraktifitas seperti biasa,
• bergaul dengan sekitarnya seperti orang-orang pada umumnya.
• Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 1 anak, dan biasa mengerjakan pekerjaan rumah
2011 • Pasien juga sering membuat noken (GAF 100-91)

•mulai menunjukan perubahan perilaku


•Sebelumnya terjadi masalah dalam keluarganya
•±1 bulan  mengamuk, bicara sendiri, merontak jika dipegang oleh keluarga, suka menyanyi sembarang-sembarang, sulit tidur, dan sering
kali berusaha untuk kabur dari rumah, pasien sering mendengar ada yang berbisik namun tidak ada orangnya, sering melihat bayangan orang
2016 yang tidak dilihat oleh keluarganya.
•(GAF MRS = 55, GAF keluar RS = 80)

• oktober pasien putus obat dan tidak pernah control ke polik


• pasien mulai menunjukan perubahan perilaku berupa bicara sendiri.
2017 • akhirnya januari tahun 2018 pasien dibawa ke RSJ untuk diperiksakan. (GAF 70)

• kembali ke RSJ karena 1 minggu.


• selalu tidur jam 21:00 dan terbangun jam 4 pagi berjalan keluar dari rumah tanpa tujuan dan tidak bisa
pulang sendiri ,
2018 • sering bicara sendiri, menangis sendiri, marah-marah, kadang suka marah dgn memegang kayu namun
tidak sampai melukai orang lain,  dirawat di RSJ. (GAF=50)

5
RPS

Riw. Ggn Psikiatri Riw. Ggn Fisik

 Pasien merupakan pasien  Riw. kejang (-), riw. trauma


lama. Sempat rawat inap kepala (-), riw. alergi (-)
dan kembali lagi karena riw. asma (-),
tidak kontrol polik  HT (-), DM(-),
sehingga putus obat. Awal  TB Paru dan HIV (-),
dirawat tahun 2016.
Riwayat malaria (-)

6
Riwayat Penggunaan Zat
 Riw. merokok (-)
 Riw. konsumsi minuman beralkohol (-)
 Riw. penggunaan ganja dan penggunaan zat adiktif (-)

7
Riw. Premorbid

• Pasien dilahirkan secara normal oleh ibunya


Riwayat Prenatal dan
pada saat usia 9 bulan kehamilan dibantu oleh
Perinatal
dukun beranak.

• Kakak pasien mengatakan bahwa pasien


Masa kanak-kanak awal
tumbuh sehat dan normal seperti anak
( 0 sampai usia 3 tahun)
seusianya dan jarang terkena penyakit.

Masa kanak-kanak
• Kakak kandung pasien mengatakan pasien
pertengahan (usia 3 –
putus sekolah pada kelas 3 SD.
11 tahun

8
Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)

 Hubungan dengan keluarga : hubungan baik


 Riwayat sekolah : putus sekolah kelas 3 SD
 Hubungan sosial : Baik dengan keluarga
 Perkembangan motorik dan kognitif : Tidak ada data
 Masalah fisik atau emosional : Pasien memiliki masalah
dengan suaminya pada tahun 2015
 Selama belajar disekolah : kakak pasien tidak tau
bagaimana keadan pasien disekolah.
 Hubungan sosial : sebelum sakit, pasien biasa
bersosialisasi seperti orang pada umunya.
 Perkembangan motorik dan kognitif : Tidak ada data

9
Masa Dewasa

 Riwayat pendidikan
Pasien tidak melanjutkan sekolahnya.
 Riwayat pekerjaan
Pasien tidak memiliki pekerjaan
 Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dengan suaminya tahun 2011
 Riwayat hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
 Riwayat kehidupan keluarga
Pasien anak ke 7 dari 9 bersaudara, hubungan dengan keluarga
baik, tapi sejak gangguan jadi tidak baik.

10
11
12
Pemeriksaan Fisik Umum

Status Internus
 Keadaan Umum : Tenang
 Kesadaran
Kualitas : Compos Mentis
Kuantitas : GCS 15 (E4V5M6)
 Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu badan : 36,6 °C

13
 Kepala / Leher : Rambut hitam keriting, Konjungtiva Anemis (-/-), Sclera
Ikterik (-/-), Pembesaran KGB (-).
 Thorax :
Inspeksi : Simetris, Ikut Gerak Napas, Retraksi (-)
Palapasi :Vocal Fremitus Dextra = Sinistra
Perkusi : Paru-paru: Sonor; Jantung: Pekak
Auskultasi : Suara Nafas Vesikuler, rhonki (-/-),wheezing (-/-), BJ I-II
reguler.

 Abdomen :
Inspeksi : tampak cembung, sesuai usia kehamilan.
Palapasi : TFU 25cm, H/L tidak dapat dievaluasi
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bising usus (+) Normal

 Ekstremitas : Akral Hangat, Edema (-/-)

14
Status Neurologis
 Refleks Fisiologis : BPR (+/+), TPR (+/+), KPR
(+/+), APRR (+/+)
 Refleks Patologis : Babinsky (-/-), Schaefer (-/-),
Chaddok (-/-), Oppenheim (-/-), Gonda (-/-), Gordon (-/-)

15
16
STATUS PSIKIATRI

 Penampilan  Emosi
Seorang wanita berusia 23 tahun Mood = Eutimik
dengan perawakan sesuai usianya, Afek = Apropriate
kulit coklat , sedang hamil,
memakai baju kaos lengan pendek
berwarna biru dan celana panjang,  Bicara
memakai sendal jepit. Kebersihan Pembicaraan jelas, pasien menjawab
dan kerapihan cukup. Roman muka pertanyaan dengan jelas, tapi tidak
tampang tenang nyambung dengan pertanyaan
 Kesadaran: Kompos mentis pemeriksa, bicara spontan, intonasi
 Perilaku dan aktivitas psikomotor: suara cepat, volume suara tidak
Selama pemeriksan berlangsung meningkat, kualias sedang dan
pasien dalam keadaan tenang. kuantitas sedang.
 Sikap terhadap pemeriksa  Gangguan Persepsi

Kontak = ada Halusinasi:Auditorik = tidak ada ;


Visual = Tidak Ada
Raport = baik
Ilusi : Tidak terdapat ilusi.

17
Gangguan Berpikir Memori
 Bentuk : flight of idea  Segera : baik
 Arus pikiran: inkoheren (+),  Jangka pendek : baik
asosiasi longgar (+) jawaban  Jangka panjang: baik
relevan (+), neologisme
 Immediate memori: tidak dapat
 Isi pikiran : pikiran kompulsi dievaluasi
(+)
 Waham : waham (-)
Pikiran abstrak
Fungsi Kognitif
 Sangat abstrak
 Konsentrasi dan perhatian :
cukup
 Orientasi
Kecerdasan dan Intelegensia
 Tidak dievaluasi
Waktu : Cukup
Tempat : Cukup
Orang : Baik

18
 Tilikan
 Tilikan 5, menyadari sakitnya dan factor yang berhubungan
dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilakunya.

19
FORMULASI DIAGNOSTIK

 Aksis I. Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang


epilepsi dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental
organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Pasien tidak menggunakan zat
psikoaktif misalnya alkohol, opioid, kokain, stimulansia, halusinogen,
hipnotik sedatif, dan volatile agent sehingga diagnosis gangguan
mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat
disingkirkan.

hasil wawancara ditemukan adanya masalah yang muncul yang


mengakibatkan perubahan sikap, perilaku dan emosi pada pasien.
Perubahan pola perilaku dan psikologis  mengarah pada kriteria
diagnostik F20.0 Skizofrenia Paranoid sesuai dengan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi ke
III.
20
 Aksis II, Gangguan kepribadian emosional campuran
(F.61.0)
 Aksis III, Tidak ada diagnosis
 Aksis IV, Masalah keluarga
 Aksis V, penilaian kemampuan penyesuaian diri
mempergunakan skala GAF menurut PPDGJ III didapat
saat pemeriksaan (current) : 70-61 dengan beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.

21
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

 Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid


 Aksis II : F.61.0 (Gangguan kepribadian emosional
campuran )
 Aksis III : Belum ada diagnosis
 Aksis IV : Masalah keluarga (ditinggal pergi oleh
suaminya)
 Aksis V : GAF 70-61

22
DIAGNOSIS BANDING

 F22.0 Gangguan waham


 F22.8 Gangguan waham lainnya

23
FARMAKOTERAPI
Farmakoterapi selama di IGD:
 Trihexiphenidyl 2 mg (0-0-1)
 Haloperdol 5mg (1/2-0-1)

Psikoterapi
 Terhadap pasien:
 Penjelasan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping pengobatan.
 Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol setelah pulang dari perawatan.
 Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari secara bertahap.

24
Terhadap keluarga
 Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga
mengenai gangguan yang dialami pasien sehingga dapat
mendukung kearah kesembuhan.
 Menyarankan kepada keluarga agar lebih berpartisipasi
dalam pengobatan pasien yaitu membawa pasien kontrol
secara teratur, dan memperhatikan pasien agar minum
obat secara teratur dan memberi dukungan agar pasien
mempunyai aktivitas yang positif.

25
Prognosis

26
BAB II
PEMBAHASAN

27
Bagaimana mendiagnosis pasien pada kasus ini ?

F.20 Skizofrenia
 ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek
yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.

28
Pedoman diagnostik :
Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas:
 “thought echo”
 thought insertion or withdrawal”
 “ thought broadcasting”

 “delusion of control”
 “delusion of influence”
 delusion of passivity”
 delusion perception

29
Halusinasi auditorik:
 suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau
 mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
 jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh

waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya


setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,.

30
Atau min.2 gejala :
 Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
 Arus pikiran yang terputus (break)
 Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah
 Gejala negatif seperti sikap apatis, dll

31
 Adapun gejala khas tersebut diatas telah berlangsung
selama kurun waktu ≥1bulan
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa
aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed
attitute), dan penarikan diri secara sosial.

32
F 20.0 Skizofrenia Paranoid

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.


 Sebagai tambahan:
Halusinasi dan atau waham harus menonjol.
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan


serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
menonjol.

33
DIAGNOSA BANDING

F22.0 Gangguan Waham (Paranoid)

Pedoman diagnostik :
 Waham-waham
 Gejala-gejala depresif
 Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak
 Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja
ada dan bersifat sementara.
 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dsb).

34
F22.8 Gangguan waham menetap lainnya
 Kategori sisa untuk gangguan-gangguan waham menetap
yang tidak memenuhi criteria untuk gangguan waham
(F22.0).
 Gangguan waham ygberlangsung >3 bulan lamanya, tidak
memenuhi criteria skizofrenia harus dimasukkan dalam
kode F23.- (gangguan psikotik akut dan sementara)

35
Apakah Tatalaksana pada Kasus Ini Sudah Tepat atau
Belum ?

 Terapi Psikologis (Psikoterapi) dan Dukungan Sosial


(Sosioterapi)
 anti-psikotik tipikal obat golongan Butyrophenone yaitu
Haloperidol dan Trihexyphenidyl Hcl sebagai
antikolinergik untuk mengurangi efek samping obat
Haloperidol.

36
Terima Kasih ..

37

Anda mungkin juga menyukai