Dedi Muhardi 1706101020010 Imelda Zain 1706101020004 Nur Fauziyah 1706101020036 Putri Hasraf 1706101020040 Yusril 1706101020055 Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum pada umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang di kenal dengan nama Rumus Alpha. Dalam rangka penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk subyektif tersebut, langkah- langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan skor-skor yang dicapai oleh masing-masing testee 2. mencari (menghitung) jumlah kuadrat item 1,2,3,4 dan 5: 3. Mencari (menghitung) varian dari skor 1,2,3,4,5: 4. mencari jumlah varian skor item secara keseluruhan 5. mencari varian total ( St2) dengan menggunakan rumus 6. mencari koefisien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus alpha 1. Single Test – Singel Trial Method pendekatan single test- single trial adalah merupkan pendekatan ‘serba single’ atau pendekatan ‘serba satu’ yaitu :satu kelompok subyek, suatu jenis alat pengukur, dan dan satu kali pengukuran; atau satu kelompok testee, satu jenis tes, dan satu kali testing. Dengan menggunakan pendekatan single test – single trial, maka tinggi rendahnya reliabilitas test hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya koefisien realiabilitas test, yang seperti hasil tes uraian, yang dilambangkan dengan (koefisien realibalitas tes secara total). Empat jenis formula itu sama-sama termasuk dalam kelompok pendekatan single trial : mengunakan formula Spearman-Brown, formula Flanagan dan formula Rulon, penggunakan formula Speaman Brown, formula Flanagan dan formula rulon sama-sama menggunakan Teknik belah dua, namun sasaran yang dijadikan landasan berpijak dalam menentukan reliabilitas tes terbukti tidak sama Formula kuder-Richadson dan formula C. Hoyt maka menentukan realibalitas tes hasil belajar bentuk obyektif tersebet tidak menggunakan Teknik belah dua. formula kuder-Richardson dan formula C. Hoyt sama- sama tidak menggunakan Teknik belah dua, sekalipun demikian diantara keduanya terdapat perbedaan prinsip. 1. Pendekatan single test-single trial method dengan mengunakan formula sperman-brown dalam penentuan reliabilitas tes, penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga masing-masing testee memiliki dua macam skor. Dengan demikian, penerapan formula Sperman-Brown akan menghasilkan dua buah distribusi skor dan bahwa korelasi antara distribusi skor belahan pertama dengan distribusi skor belahan kedua formula sperman-brown tersebut di atas, Sperman-broen mempersembahkan dua buah model yaitu Model Gasal Genap dan Model Kiri-Kanan. 2. single test-double trial method penentuan reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan teknik ulangan, dimana tester hanya menggunakan satu seri tes, tetapi percobaannya dilakukan dua kali.
3. Double Test- Double Trial
Penentuan reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan alternate form ini sering dikenal dengan istilah pendekatan bentuk paralel. Pendekatan jenis ketiga ini dipandang lebih baik ketimbang dua jenis pendekatan yang telah dikemukan