Anda di halaman 1dari 35

Oleh

Ninik Mas Ulfa


Farmakologi -2

AKADEMI FARMASI SURABAYA 2011 / 2012


ANTIEPILEPSI
Epilepsi : suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba
dan berkala disertai dengan perubahan kesadaran

Penyebab : pelepasan muatan listrik yang berlebihan (serentak


dan mendadak) dari neuron-neuron yang ada di otak

Alat utk mendeteksi pelepasan neuron-neuron otak : EEG


(Elektroencephalo Gram)

Gambaran klinik : Kejang / konvulsi parsial (pada satu bagian


otak) dan Kejang / konvulsi general (menjalar kesemua
bagian otak)
MEKANISME TIMBULNYA KONVULSI

1. Aktivitas GABA (gamma-aminobutiric acid) berkurang konvulsi


2. Reseptor Benzodiazepin &Barbiturat meningkatkan aktivitas GABA  antikonvulsi
Jenis-Jenis Epilepsi
1. Grand mal (Serangan tonis klonis generalized), artinya kontraksi
otot otonom yang bertahan lama, dengan gerakan yg liar dan
hebat dan kontraksi ritmis)  kejang kaku, lama, kejutan ritmis
kira-kira 1 - 2 menit, mulut berbusa, hilang kesadaran / pingsan.
Sadar kembali dengan perasaan kacau dan depresi
2. Petit mal , serangan hanya singkat sekali antara beberapa detik –
½ menit dengan penurunan kesadaran ringan tanpa kejang-
kejang
3. Temporal / psikomotor, kesadaran menurun sebagian tanpa
hilangnya ingatan, melakukan gerakan otomatis / tdk sengaja,
Ex: berjalan melingkar
* Status epileptikus : serangan kejang bertahan > 30 menit, serangan
berlangsung dg beruntun, cepat tanpa diselingi kesadaran
MEKANISME KERJA OBAT ANTIEPILEPSI
1. Stabilisasi membran sel sehingga meningkatkan ambang-
serangan  Asetazolamida & Felbamat
2. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal di
SSP  Fenobarbital & Klonazepam
3. Menghindari penjalaran hiperaktivitas muatan listrik pada
neuron otak  Klonazepam & Fenitoin
4. Memperkuat efek GABA dengan cara menghambat
perombakan GABA oleh transaminase  Valproat ,
Karbamazepin & Vigabtrin
5. Mengurangi neurotransmisi glutamat  Lomotrigin &
Topiramat
EFEK SAMPING OBAT ANTIKONVULSI
1. Nausea
2. BB turun
3. Rambut rontok
4. Hirsustisme
5. Kelainan psikis, darah, hati
6. Metabolisme vitamin D Penurunan Kalsium & Fosfat
dalam darah  gigi penderita mudah tanggal dan
peradangan gusi
7. Teratogenik pada bumil : As. Valproat, Karbamazepin,
Fenitoin, Fenobarbital  berupa spina bifida (tulang
belakang bercabang 2)
8. defisiensi asam folat  absorbsi as.folat menurun 
anemia makrositer
KARAKTERISTIK OBAT ANTIEPILEPSI
1. Indeks Terapi Sempit : perlu pengaturan dosis yang
seksama supaya kadar obat dalam darah tetap berada
pada rentang kadar terapi yang sama peningkatan dosis
sedikit saja menimbulkan toksis

2. Interaksi Obat : meningkatkan metabolisme enzym di hati


(Auto induksi pada CYP-450)  kadar obat dlm darah
turun, efek terapi berkurang  Ex : Fenitoin, Fenobarbital
+ oral Kontrasepsi , steroid, asetosal.
Terapi Antiepilepsi
 Pengobatan epilepsi harus berlangsung kontinyu /
terus-menerus selama 2 tahun
 Tappering doses : peningkatan dosis secara bertahap
dan penurunan dosis juga secara bertahap
 Monitoring ESO yang timbul
 Pemutusan obat secara cepat menimbulkan serangan
yang cepat pula
SEDATIVA - HIPNOTIKA
 Hipnotika : zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan untuk
meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan
mempermudah / menyebabkan tidur

 Sedativa : zat-zat yang dalam dosis terapi menurunkan


aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan
penggunanya.
Kriteria Obat-Obat Hipnotika
1. Lama bekerjanya obat dan berapa lama tinggal dalam
tubuh  t ½
2. Pengaruhnya pada kegiatan keesokan harinya
3. Kecepatan mulai bekerjanya
4. Bahaya timbulnya ketergantungan (ketagihan)
5. Efek “rebound” insomnia
6. Pengaruh terhadap kualitas tidur
7. Interaksi dengan obat-obat lain
8. Toksisitas, terutama pada dosis berlebihan
EFEK SAMPING UMUM HIPNOTIK-SEDATIVA
1. Depresi pernafasan, terjadi pada dosis tinggi
2. Tekanan darah menurun, terjadi pada gol. Barbiturat
3. Sembelit, terutama pada penggunaan lama gol.barbiturat
4. Hang over yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa
mual, perasaan ringan di kepala, pikiran tdk tenang
5. Gejala abstinensia (withdrawal symptoms) 
menghebatnya keluhan semula (insomnia, rasa takut),
tangan gemetar, pusing berkeringat, anoreksia, jantung
berdebar, blurred vision, sesak napas. Ex : Estazolam,
Midazolam, Triazolam
Penggolongan Obat-Obat Hipnotik-Sedativa
1. Barbiturat : Fenobarbital / Luminal, Butobarbital,
Siklobarbital
2. Benzodiazepin : Nitrazepam, Triazolam, Estazolam,
Midazolam
3. Gol. Lain : Morfin  hipnotik, Meprobamat, Buspiron 
tranquilizers
4. Obat-obat Obsolet : senyawa brom pada K/Na/NH4Br serta
turunan-turunan urea Karbromal & Bromisoval 
Hipnotik Lemah
Mekanisme Kerja
Obat Hipnotik-Sedativa
menembus CSS
mengikat
Reseptor Benzodiazepin Spesifik
Di permukaan neuron, kulit otak, otak kecil & sistem
limbis

Efek penghambatan neurotransmisi oleh GABA


PENYAKIT NEURODEGENERATIF
 Penyakit / Gangguan ini memang sering dijumpai pada
kelompok lanjut usia, akan tetapi, dapat juga dijumpai pad
usia yang lebih muda

 Jenis penyakit neurodegeneratif ini adalah :


1. Parkinson
2. Dimensia
3. Penyakit Motor Neuron
4. Penyakit Prion
GANGLIA BASALIS OTAK
Gambaran Umum
Penyakit Degeneratif
 Permulaan tidak jelas
 Penderita sebelumnya normal
 Perjalanan lambat dan progresif
 Lesi sering bilateral , simetris
 Sering bersifat familiar/herediter
 Pengobatan khusus, sampai saat ini sulit
 Patologi: bilateral selektif pada sistem neuron
tertentu
PARKINSON
 Merupakan penyakit neurodegeneratif pada ganglia basalis
 Dibedakan menjadi :
1. Parkinsonism : sindroma yang ditandai dengan resting
tremor,rigiditas,bradikinesia, hilangnya reflek posturalok
penurunan kadar dopamine oleh berbagai penyebab.

2. Penyakit Parkinson: degenerasi basal ganglia terutama


disubs.nigra pars kompakta yg.disertai inklusi sitoplasmik
eosinofilik [Lewy bodies] dengan keluhan & gejala seperti
pada parkinsonism
CT-Scan Otak Px Parkinson
GEJALA PARKINSON

GEJALA UTAMA
 T – remor
 R – rigiditas
 A – kinesia
 P - ostural Instabilty
GEJALA PARKINSON
Tremor:
 Resting tremor, postural tremor
 Kasar , 3 – 7 getaran / detik
 Di-tangan , kaki, badan, detik
 Pill – rolling movement
Rigidity :
 Cogwheel phenomena
 Di-leher , tangan, tungkai dan badan
GEJALA PARKINSON
Akinesia :
 Lama tidak bergerak atau menjadi lambat
(bradikinesia)
 Muka seperti topeng
 Gerakan volunter lambat, sulit, terutama
gerakan halus, seperti menulis, mengancing,
baju dll
 Gerakan asosiatif berkurang – jalannya khas:
marce a petit pas
Postural Instability:
 Mudah terjatuh, propulsi , lateropulsi
 Sulit / tidak dapat berbalik dengan cepat
GEJALA PARKINSON
GEJALA LAINNYA
Otonomik:
 Kulit kasar
 Air liur berlebihan / hipersekresi kelenjar ludah
dan komposisinya berubah
 Gangguan vasomotor (hipotensi ortostatik)
Mental / Emosional:
 Drive berkurang
 Intelegensi tidak berubah
 Afek berubah, cenderung depresi, cemas, melan-
kolia, bersamaan dengan isolasi yang bertambah
GEJALA PARKINSON
GEJALA LAINNYA
Okular:
 Blepharospasm
 Oculogirik krisis ( hanya parkisonism postencefalitik
dan pada penderita yang diberi neuroleptik)
Sensori:
 Spasm yang menyakitkan (muscle cramps)
 Kadang timbul gangguan sensorik
Gejala lainnya:
 Nyeri kepala, nggliyeng, imsomnia
 Akathasia (kegelisahan motorik berkelebihan)
 Tasikinesia (keinginan untuk bergerak tidak
terkontrol)
 Mikrografia
Blepharospasm
Cogwheel phenomena
PENYAKIT DEGENERATIF pada GANGLIA BASALIS
(beberapa obat untuk PP)
Klas Obat Dosis awal Dosis akhir
MAO inhib. Selegeline 5mg 5mg 2X/hr
Dopamine release Amantadine 100 mg q.d 100 mg 2/3 X /hr
facilitation

Dopamine precusor levodopa 25/100 tid variable

Sinemet CR 50/200 bid 50/200 qid


Dopamine agonist- Parlodel 1.25 mg bid 30-40 mg/hr
ergot derived

Dopamine Pramipexole 0.125 tid Sampai 4.5 mg/hr


agonistnon ergot
Antikolinergik Trihexylphenidil 1-2 mg/hari 2 mg interval 3-5
(parasimpatolitik) (amintersier sintetis) hari
MEKANISME KERJA
 Golongan Dopamin (Levodopa, Pramipexol, Parlodel)
Mekanisme kerja obat2 ini untuk anti parkinson desease’s
adalah meningkatkan kadar dopamin dalam otak,
menstimulasi receptor dopaminergik di basal ganglia dengan
jalan membuat keseimbangan antara aktivitas kolinergik dan
dopaminergik  bradikinesia & rigiditas dicegah

 Golongan Antikolinergik (Artane, Trihexylphenidyl)


Mekanisme kerja : menghambat secara langsung dan tidak
langsung efek sistem parasimpatis, sehingga timbul relaksasi
otot.  mengurangi tremor dan mencegah hipersalivasi
ludah yang berlebihan. ESO : Halusinasi
PSIKOFARMAKA

 Obat-obat yang bekerja pada SSP dengan mempengaruhi


fungsi psikis dan proses mental

 Psikofarmaka dibagi 2 yaitu :


1. Antipsikotik / neuroleptika / major tranquillizers
2. Antidepresiva
Penggolongan

1. Antipsikotik / neuroleptika / major tranquillizers,


bekerja sebagai sedativa. Untuk terapi schizofrenia
dan mania. Minor tranquillizers  anksiolitika
(kecemasan & gangguan tidur)

2. Antidepresiva, memperbaiki suasana murung dan


putus asa pada keadaan depresi, panik dan fobia
Mekanisme kerja

1. Antipsikotik : mengurangi kadar dopamin di sel-sel saraf


otak ,

2. Antidepresiva : meningkatkan kadar serotonin dan


noradrenalin di celah sinaps dengan jalan menghambat
reuptake NA & 5-HT

 obat harus bersifat lipofilik spy mdh menembus CCS


(cairan cerebrospinal)
PENGGOLONGAN ANTIPSIKOTIK
Terbagi 2 golongan :
A. Antipsikotik Klasik  utk simtom positif
- Deivat Fenotiazin : CPZ, Perfenazin, Flufenazin
- Derivat thioxanthen : Truxal & Cisardinol
- Derivat butirofenon : Haloperidol, pipamperon
-Derivat butilpiperidin : Pimozida, Penfluridol
B. Antipsikotik Atypis  simtom negatif yg kebal thdp klasik
Ex : Klozapin, Risperidon, Sulpirida
Khasiat & Penggunaan Antipsikotik
1. Sebagai antipsikotik utk gangguan jiwa dg gejala
psikotis, Ex: Schizoprenia, mania dan depresi psikotis,
demensia
2. Sebagai Anxiolitis  meniadakan rasa bimbang, takut,
gelisah. Dosis rendah sbg Minor tranquillizers
3. Antiemetik  merintangi Neurotransmitter di CTZ
4. Analgetik kombinasi dg obat analgetik efek analgetik
kuat, Ex : Haloperidol, CPZ

*Haloperidol & CPZ  dosis rendah utk sedu (hiccup) yang


tdk henti-henti dan gangguan keseimbangan bila obat
yang lain kebal
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIS
1. Gejala EPS (Extra Pyramidal Syndroma)  adanya hambatan
pada dopamin, dengan gambaran klinik : parkinsonisme,
dystonia akut (kontraksi otot muka & tengkuk, gangguan
menelan, sukar bicara), akathasia (ingin bergerak,
menggerakkan kaki, tangan & tubuh), dyskinesia tarda (gerakan
tak sengaja pada otot muka & mulut)
2. Galaktorea
3. Sedasi
4. Hipotensi orthostatika
5. Efek antikolinergis : mulut kering, blurred vision, obstipasi
6. Efek antiserotonin : nafsu makan meningkat
7. Adiktif sakit kepala, anorexia, nausea-vomiting
PENGGOLONGAN ANTIDEPRESIVA
1. Antidepresiva klasik : menghambat absorbsi kembali serotonin dan
noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
- Zat-zat Trisiklis : Amitriptilin, Imipramin, desipramin
-Zat-zat Tetrasiklis : Maprotilin, Mianserin

2. Obat-obat generasi ke 2 :
- SSRI (Selective Serotonin Re-uptake inhibitor) & antiserotonin, Ex :
Trazodon, Citalopram, Paroxetin
- NaSA (Noradrenalin Serotonin Antidepressants), Ex : Mirtazapin &
Venflaxin  lebih efektik drpd SSRI

3. MAO – Blockers  menghambat enzym mono-amin-oksidase shg MAO tdk


diubah menjadi MAO –A dan MAO-B. Ex : Selegilin

4. Golongan Lain : Tryptofan, Piridoksin, Okstriptan


EFEK SAMPING
1. Efek pada jantung  Aritmia
2. Efek antikolinergik  hiperhidrosis (keringat berlebihan)
3. Sedasi  menghambat reseptor antihistamin paling kuat
efek sedasinya Amitriptilin
4. Hipotensi Orthostatik  efek antiadrenalin
5. Efek antiserotonin  nafsu makan meningkat
6. Kelainan darah  agranulocytosis, leukopenia
7. Gejala penarikan  spt adiktif : sukar tidur, nyeri kepala &
otot
8. Teratogenik pada ibu hamil, pada ibu menyusui

Anda mungkin juga menyukai