Anda di halaman 1dari 21

Asuhan kebidanan pada BBLR

Keleompok IV
Nama:
1.SANNY TASANE
2.HELEN.M.BERUATWARIN
3.RIMA.BUTON
4.EMENDI.YOKTERI
5.ROSITNA.KAPITANHITU
6.HAMIDA.SUWAKUL
7.HAJIJA.KASTELA
8.FINA.LELATOBUR
9 YOTI.N.SAPULETE
Pengertian

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang
atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan
keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970),
Berdasarkan
klasifikasi

BBLR BB
Prematur
2500 GR

Berdasarkan
BBLRS BB
umur
1000-1500 GR
kehamilan

BBLARS BB
1000 GR
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat
1.prematur
badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK

Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat


badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat
terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
2.Dismatur
dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa
Kehamilan
B. ETIOLOGI
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature.
Faktor ibu yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR

Faktor
penyebab BBLR

1. Faktor Ibu
2.Faktor janin 3.Faktor
lingkunga
n
C. Tanda – tanda klinis
- Berat kurang dari 2500 gram
- Panjang kurang dari 45 cm
- Lingkar dada kurang dari 30 cm
- Lingkar kepala kurang dari 33 cm
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Kepala lebih besar
- Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
- Otot hipotonik lemah
- Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
- Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
- Kepala tidak mampu tegak
- Pernapasan 40 – 50 kali / menit
- Nadi 100 – 140 kali / menit D. Komplikasi pada BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat
badan lahir rendah, terutama berhubungan dengan 4
proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin
Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
Termoregulasi: Hipotermia
Hipoglikemia simtomatik
E. PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1

2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan
mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu 1 jam
F.DIAGNOSI
setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan
S anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang

Riwayat yang perlu ditanyakan pada


1. Anamnesis ibu dalam anamnesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan
factor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya BBLR:

a.Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil
a. Berat badan
2. Pemeriksaan b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi
fisik kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan
(bila bayi kecil untuk masa kehamilan

a. Pemeriksaan skor ballard


b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk
bayi kurang bulan
3. Pemeriksaan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan
penunjang
tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah
G. PENCEGAHAN

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala


minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur
kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama
factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus
cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi H.PERAWATAN
pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama
kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR
dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan meliputi :
baik 1. Mempertahankan suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan oksigenasi
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA NY “N”
DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
DI RS BHAKTI RAHAYU AMBON
TANGGAL29 SEPTEMBER 2018
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas Bayi Dan Orang Tua
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny “N”
Tanggal Lahir : 29 September 2018 jam 19.59 wit
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : II ( dua)
 2. Identitas Orang Tua
 Nama : Ny”N” / Tn”D”
 Umur : 32 tahun / 36 tahun
 Nikah/ Lamanya : 1 kali
 Suku : Maluku
 Agama : Islam / Islam
 Pendidikan : SMA / SMA
 Pekerjaan : IRT / wiraswasta
 Alamat : Soya/ Soya
B. Data Biologis / Fisiologis
1. Riwayat Kehamilan
GII PII A0
HPHT tanggal 5 januari 2018
HTP tanggal 12 oktober 2018
Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali
Ibu mendapatkan imiunisasi TT sebanyak 2 kali pada tanggal 10 maret 2018
Ibu tidak ada riwayat penyakit hipertensi, DM dan lain-lain
2. Riwayat Persalinan Sekarang
N Menit
Bayi lahir tanggal 29 september 2018 Tanda/nilai 0 1 2 Menit 2
o 1
Tempat persalinan di RSUD H.PADJONGA DAENG NGALLE
1. Effernce Biru, Merah Seluruh
Penolong persalinan bidan dan mahasiswa (warna) puca muda, merah
2 2
Bayi lahir spontan segera menangis dengan apgar skor t ekstremitas muda
biru
2. Puse (denyut Tidak
<100 >100 2 2
jantung) ada
3. Gimance Tidak Menyering Bersin,
1 2
(reflex) ada ai batuk
4. Activity Tidak Ekstremitas Gerakan
1 2
(tonus otot) ada fleksi aktif
5. Resfiration Tidak Lambat, Menangis
(pernapasan) ada tidak kuat 2 2
teratur
SKOR 8 10
Perlangsungan persalinan
Kala I : 8 jam
Kala II : 1 jam
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Nutrisi / Cairan
-Reflex isap masih lemah
-Ibu belum pernah mencoba menyusui bayinya
Eliminasi
-BAK 3X dalam sehari (normal 4-6X /hari)
-BAB 2X dalam sehari
Personal Hygiene
-Bayi dibersihkan dengan menggunakan washlap
-Tali pusat masih basah
-Pakaian bayi diganti tiap kali basah
Kebutuhan Tidur
-Bayi lebih banyak tidur
-Ibu mengatakan bayinya selalu tidur dan menangis setiap popoknya basah
C. Riwayat Psikososial Ekonomi
1. Ibu mulai beradaptasi dengan bayinya
2. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
3. Ibu dan keluarga mendoakan agar bayinya normal
4. Biaya perawatan ditanggung oleh suami
D.Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
BBL : 2200 gram
PBL : 45 cm
Lingkar Kepala : 30 cm
Lingkar dada : 31 cm
LILA : 8 cm
TTV : S : 36,6o c, HR : 142 x/menit, P : 42 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada caput, sutura tampak jelas, kepala lebih besar dari badan.
Mata : sclera tampak putih dan tidak ikterus
Hidung : tidak terdapat secret dan tidak ada capung hidung
Mulut : reflex isap masih lemah, bibir tampak merah mudah, lida tampak bersih
Telinga : simetris kiri dan kanan, lekuk telinga kesan normal
Leher : tidak ada benjolan atau nyeri tekan
Dada : simetris kiri kanan, gerakan dada seirama dengan nafas bayi
Perut : tali pusat masih basah, tidak ada benjolan pada perut
Genetalia : vulva dan anus berlubang, dua buah testis sudah turun kedalam skrotum.
Ekstremitas atas bawah : simetris kiri kanan, jari-jari lengkap, pergerakan lemah
Kulit : warna kulit kemerah-meerahan, tidak ada bercak hitam, kulit tipis dan lemak subcutan
kurang
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : BBLR
DS : umur kehamilan ibu adalah 39 minggu
DO : bayi lahir tanggal 29 september 2018
 bayi lahir spontansegera menangis
 TTV : N : 142 x/menit, S : 36,6o C, P : 42 x/menit,
 LK : 32 cm
 LP : 31 cm
 reflex isap masih lemah
 BBL : 2200 gram
 PBL : 42 cm
 Analisa dan intervensi data
 Bayi dengan berat lahir rendah memiliki karakteristik seperti BB kurang dari 2500 gram dan PB
kurang dari 45 cm (ilmu kebidanan pengetahuan kandungan dan KB untuk pendidikan bdan 1
manuaba hal. 328)
 Bayi yang BBLR disebabkan oleh keadaan yang mengganggu pertukaran zat ibu ke janin sehingga
bayi mengalami reterdasi pertumbuhan intrauteri (synopsis obstetric patologi 2013)
 LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
 Diagnosa :
 1. Potensial terjadinya hipotermi
 DS : bayi baru lahir
 DO : BBL : 2200 gram
 PBL : 45 cm
 S : 36,6o c
 Lemak subcutan kurang
 Kulit tipis tampak kemerahan
3. Potensial terjadinya gangguan nutrisi
DS : bayi baru lahir
-bayi tidak mau mengisap puting susu ibunya
DO : reflex mengisap lemah
-bayi belum pernah menyusui pada ibunya
-ASI belum lancar
Analisa dan intervensi data
Bayi lahir membutuhkan nutrisi yang cukup, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
ASI mengandung zat gizi yang lengkap (colostrum) yang diberikan sebagai antibody yang dapat
mencegah infeksi pada bayi.
LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI
Tidak ada data yang menunjang
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Tujuan : bayi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan
tidak terjadi hipotermi dan infeksi tali pusat
tidak terjadi gangguan nutrisi
Criteria : TTV dalam batas normal
HR ( 120-160 x/menit)
S (36,5o C-37,5o C)
P (40-60 x/ menit)
Intervensi
1. Observasi TTV
Rasional : tanda-tanda vital merupakan salah satu indicator untuk mengetahui keadaan bayi
2. Timbang berat badan bayi setiap hari
Rasional : menimbang berat badan dapat mengetahui perkembangan bayi
3. Pertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat
Rasional : dengan mempertahankan suhu bayi tetap hangat maka tidak akan terjadi hipotermi pada bayi
4. Ganti pakaian bayi setiap kali basah dan selimut bayi supaya tetap hangat
Rasional : panas tubuh diambil oleh permukaan benda-benda disekitarnya yang suhunya lebih tinggi (hal ini
untuk mencegah kehilangan panas secara konduksi)
5. Berikan ibu HE tentang pentingnya ASI
Rasional : jika ibu tau tentang penting ASI maka ibu akan rajin menyusui bayinya
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI secara terus-menerus
Rasional : rangsangan isapan bayi yang lebih sering pada payudara menyebabkan adanya rangsangan untuk
memproduksi ASI
7. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan bergizi untuk menambah produk ASI
Rasional : asupan yang cukup pada ibu menyusui sangat mempengaruhi produksi ASI dan kuantitas ASI
8. Beri nutrisi selain ASI berupa nutrisi tambahan sebanyak 15 cc setiap 2 jam
Rasional : bayi BBLR membutuhkan nutrisi yang adekuat sehingga harus diberikan nutrisi untuk meningkatkan
berat badan
9. Berikan vit K dan HB0 saat bayi lahir
Rasional : dengan memberikan vit K pada bayi dapat mencegah perdarahan pada otak dan HB0 untuk
pencegahan hepatitis pada bayi
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 29 Agustus 2014 jam 06.00 wita
1. Mengobservasi TTV
Hasil : HR : 142 x/menit, S : 36,6o C, P : 42 x/menit
2. Menimbang berat badan bayi setiap hari
Hasil : BB : 2200 gram
3. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
Hasil : prosedur telah dilakukan
4. Menganti pakaian bayi setiap kali basah dan menyelimuti bayi supaya hangat
Hasil : prosedur telah dilakukan
5. Memberikan HE pada ibu tentang pentingnya ASI
Hasil : ibu mengerti tentang HE
6. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI secara terus-menerus
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Mengajarkan pada ibu untuk makan-makanan bergizi
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya
8. Memberikan nutrisi selain ASI berupa nutrisi tambahan sebanyak 15 cc setiap 2 jam
Hasil : prosedur sudah dilakukan
9. Memberikan vit K dan HB0 saat bayi lahir
Hasil : prosedur telah dilakukan
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 29 Agustus 2018 jam 06.05 wit
1. Bayi masih malas menyusui
2. Bayi kebanyakan tidur
3. Bayi masih dibantu dengan sendok dalam pemenuhan nutrisi
4. Tidak terjadi hipotermi karena bayi dirawat dalam keadaan hangat ditandai dengan
TTV : HR: 145x/menit
S : 36,6o C
P : 42 x/menit
5.Berat badan bayi 2200 gram
6. Reflex isap masih lemah

Anda mungkin juga menyukai