Anda di halaman 1dari 54

J. A.Shagana, M. Dhanraj, Ashish R. Jain, T.

Nir osa

Hypovolemic Shock
Review

1. Syok dijelaskan sebagai hipoksia


jaringan akibat gangguan
perfusi yang diklasifikasikan
sebagai hipovolemik,
kardiogenik, obstruktif, dan
distributif. 2. Pada syok hipovolemik,
terjadi penurunan volume
darah yang bersirkulasi
akibat hilangnya cairan
intravaskular.
Introduction
• Syok hipovolemik
menyebabkan disfungsi organ
multipel. Ini disebabkan oleh
kehilangan cairan intravaskular
yang biasanya berupa whole
blood atau plasma.
• Penurunan volume intravaskular
dapat terjadi karena kondisi apa
pun yang menyebabkan
kehilangan cairan ekstraseluler
yang berlebihan dengan atau
tanpa kehilangan protein
plasma.
Etiologi
• Perdarahan,
• Muntah,
• Diare,
• Luka bakar parah,
• Keringat berlebih.
Efek Gangguan Pada
Sirkulasi Regional
• Sirkulasi Serebral
• Sistem Kardiovaskular
• Sistem Pernapasan
• Sistem Ginjal
• Sistem Neuroendokrin
Sirkulasi Serebral
• Pasien tanpa gangguan serebrovaskular
primer dapat mendukung fungsi otak
dengan baik sampai tekanan arteri rata-
rata turun di bawah sekitar 50-60
mmHg.
• Pada titik ini, cedera iskemik yang
ireversibel dapat terjadi pada area otak
yang paling sensitif, yaitu korteks
serebral dan daerah tulang belakang.
Sistem
Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merespon syok
hipovolemik dengan meningkatkan
denyut jantung, menyempitkan pembuluh
darah perifer, dan meningkatkan
kontraktilitas miokard.
Sistem Pernapasan
Adanya stimulasi perifer dari reseptor
paru dan kemoreseptor badan karotis
serta hipoperfusi dari pusat pernapasan
meduler meningkatkan frekuensi napas
(takipnea dan hiperpnea), hipokapnia, dan
alkalosis respiratori primer. Dalam kondisi
ini rasio ventilasi dan perfusi juga
meningkat.
Sistem
Neuroendokrin
Terjadi peningkatan hormon antidiuretik
yang bersirkulasi merespons syok sebagai
respons terhadap penurunan tekanan
darah dan penurunan konsentrasi
natrium.
Diagnostik
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Radiologi
• Pewarnaan Gram
Tatalaksana
• Memaksimalkan pengantaran
oksigen
• Mengontrol kehilangan darah lebih
lanjut
• Resusitasi cairan
Tatalaksana
• Kateter arteri pulmonalis
• Monitoring status hemodinamik dan
tekanan darah.
• Perangkat pemantauan non-invasif
lainnya termasuk pulse oximetry,
Near-infrared spectroscopy
Tatalaksana
• Infus cepat cairan
• Obat-obatan kardiotonik seperti
glikosida digitalis dan isoproterenol
untuk mendukung tekanan arteri.
• Obat-obatan seperti dopamin,
dobutamin, epinefrin, dan
norepinefrin untuk meningkatkan
BP dan CO.
Kesimpulan
• Secara umum, orang yang mengalami
syok dengan tingkat yang lebih ringan
cenderung lebih baik. Karena bahkan
dengan penanganan medis segera, syok
hipovolemik yang berat dapat
menyebabkan kematian.
• Syok yang terjadi pada orang dewasa
cenderung memiliki hasil yang buruk.
• Kematian akibat syok hipovolemik
tergantung pada penyebab dan
lamanya perawatan.
Thank You
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik
60mmHg. HR 142 kali per menit,
lemah, tidak kuat angkat. RR 40 kali
per menit. CRT > 2 detik. Urin output
tidak ada.
• Dx?
• Tx?
• Pemfis → jejas hipokondrium kiri
dan kanan
• Etiologi?
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
2. Tatalaksana?
Laki-laki
25 tahun
BB 50 kg
RR 40 x

Resusitasi Awal O2 6-8 lpm via NRM

• Oksigenasi
• Akses vaskular 2 jalur dengan IV kateter
no. 18G
• Resusitasi cepat
• Pemeriksaan fisis
• Respon resusitasi cepat
Laki-laki
25 tahun
BB 50 kg
Fluid challenge RR 40 x
20-30cc/kgBB

Resusitasi Awal 20 x 50 = 1000cc


habis dalam 1 jam
330tpm
• Oksigenasi
• Akses vaskular 2 jalur dengan IV kateter
no. 18G
• Resusitasi cepat
• Pemeriksaan fisis 70 x 50 = 3500
40% x 3500 = 1400
• Respon resusitasi cepat
4200 kristaloid
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
2. Tatalaksana?
3. Pemeriksaan fisis?
Penilaian Kegawatan
Sistem Organ
B1 → Breath B4 → Bladder
• Frekuensi napas • Urin output
• Gerakan dada B5 → Bowel
• Suara napas • Mual-muntah
• Obstruksi jalan napas • Peristaltik
B2 → Blood • Nyeri
• Tekanan darah B6 → Bone
• Frekuensi nadi • Fungsi motorik
• Perfusi jaringan perifer • Fraktur
B3 → Brain (5-6 menit tidak mendapat
oksigen gangguan perfusi sel otak rusak -
ensefalopati)
• Kesadaran
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
2. Tatalaksana?
3. Pemeriksaan fisis?
Jejas pada hipokondrium kiri dan kanan
Nyeri tekan (+)
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
2. Tatalaksana?
3. Pemeriksaan fisis?
Jejas pada hipokondrium kiri dan kanan
Nyeri tekan (+)
4. Etiologi?
Penyebab
Laki-laki. 25 tahun. KLL. BB 50 kg.
Kesadaran menurun. BP Sistolik 60mmHg.
HR 142 kali per menit, lemah, tidak kuat
angkat. RR 40 kali per menit. CRT > 2
detik. Urin output tidak ada.
1. Diagnosis?
Syok Hipovolemik Kelas IV
2. Tatalaksana?
3. Pemeriksaan fisis?
Jejas pada hipokondrium kiri dan kanan
Nyeri tekan (+)
4. Etiologi?
Syok hipovolemik et causa trauma tumpul
et causa suspek ruptur hepar, kandung
empedu dan limpa
Kontrol Perdarahan
• Tensi dengan MAP 70 tidak
mengharuskan normal asal tidak
<65
• Bebat tekan sumber perdarahan
dengan arteri harus masih
berdenyut artinya perfusi masih
ada. Pembuluh darah bikin
konstriksi. Bila sumber
perdarahan diketahui
Laki-laki
Diberikan bila sudah terkontrol perdarahannya
25 tahun
BB 50 kg
RR 40 x
Routine Maintanance
• Maintanance perempuan
40cc/kgBB/24jam
• Maintanance laki-laki
50cc/kgBB/24jam
Dengan cairan RL
50 x 50 = 2500cc/24jam
= 104cc/jam
= 34 tetes per menit
Monitoring
• Kesadaran
• Tekanan darah
• Nadi
• Pernapasan
• Urin output
• CRT
++
• Syok -> ketidakseimbangan
suplai maupun kebutuhan
oksigen yang menyebabkan
gangguan perfusi
• Pasien dengan hipovolemi
tidak anemia krn yg keluar
sama plasma dengan
cairannya
• Cairan tubuh di pengaruhi
tekanan hidrostatik (berpindah
ke yg tekanannya lebih
rendah) dan onkotik
(intravskular)
• Fraksi O2 100% VTP dengan
bag valve mask
++
Jenis Syok
Jenis Syok
Jenis Cairan
Respon Resusitasi
Cairan
Support
`
`
`
`

Anda mungkin juga menyukai