Anda di halaman 1dari 18

PENATALAKSANAAN

STROKE HEMORAGIC
klasifikasi
Tanda dan gejala

Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 166


Skor siriraj
(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen,
2=stupor atau koma
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada
D diastolik
A ateroma dimana 0=tidak ada, 1=salah satu atau lebih
penyebab lainnya: DM, angina, penyakit pembuluh darah.
<-1: infark serebri
-1 s.d. 1 meragukan
>1: perdarahan supratentorial
Soertidewi L, Tiksnadi A. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta: Departemen
Neurologi FKUI/RSCM.
Stroke hemoragic
• Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial
,dapat terjadi spontan (i.e., non-traumatik) intrakranial,
dengan lokasi di epidural, subdural, intraparenkimal, atau
interventrikular

subarachnoid intraserebral

Stroke
hemoragic
Stroke hemoragic
Perarahan intracerebral
 Perdarahan serebral terjadi karena
pecahnya pembuluh darah otak di dalam
parenkim otak.
 Pecahnya pembuluh darah disebabkan
kerusakan dinding akibat arteriosklerosis,
peradangan, trauma, kelainan kongenital (
malformasi ).
 Hal ini dipermudah bila terjadinya
peniggian tekanan darah secara tiba- tiba.
 Perdarahan intracerebral sering timbul
akibat pecahnya mikroaneurisma akibat
hipertensi lama dan lokasi yang sering
terjadi adalah di daerah subkorteks,
serebelum dan pons.
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarachnoid
Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh perdarahan
subarakhnoid.
Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma atau
malformasi arteriovenosus, tetapi pada 20% kasus
penyebab pastinya tidak ditemukan.
Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset
penyakit yang dapat disertai mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan
status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan
dalam waktu
Diagnosa

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang fisik

anamnesa
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis

2. Terapi umum (suportif)

a. stabilisai jalan napas dan pernapasan

b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi

c. pemeriksaan awal fisik umum

d. pengendalian peninggian TIK

e. penanganan transformasi hemoragik

f. pengendalian kejang
g. pengendalian suhu tubuh

h. pemeriksaan penunjang
PIS

Terapi Reversal
hemosttik anticoagulan

pembedahan
PSA
a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II (H&H PSA):

 Identifikasi yang dini dari nyeri kepala hebat merupakan


petunjuk untuk upaya menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas.
 Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam
ruangan dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila
perlu diberikan O2 2-3 L/menit.
 Hati-hati pemakaian obat-obat sedatif.

 Pasang infus IV di ruang gawat darurat dan monitor ketat


kelainan-kelainan neurologi yang timbul.
PSA
a. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA),
perawatan harus lebih intensif: 1
 Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protocol
pasien di ruang gawat darurat.
 Intubasi endotrakheal untuk mencegah aspirasi dan
menjamin jalang nafas yang adekuat.
 Bila ada tanda-tanda herniasi maka dilakukan intubasi.
• Hindari pemakaian sedatif yang berlebhan karena aan
menyulitkan penilaian status neurologi.
KOMPLIKASI
• Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah
komplikasi yang paling ditakutkan pada perdarahan
intraserebral.
PROGNOSIS
• Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan
stroke dan lokasi serta ukuran dari perdarahan.
• Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan
mortalitas yang lebih tinggi.
PENCEGAHAN
 Mengatur pola makan yang sehat
 Melakukan olah raga yang teratur
 Menghentikan rokok
 Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet
dan obat
 Pemakaian antiplatelet

Anda mungkin juga menyukai